Share

Cinta Palsu

Penulis: Reren Hurriyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 43

Cinta Palsu

POV Author

Silvi menangis tersedu di rumah yang baru beberapa bulan ia tempati itu, ia tidak menyangka rumah ini menjadi saksi hancurnya hati yang selama ini sudah retak.

Suami yang sangat ia cintai benar-benar meninggalkannya hari ini, matanya yang sayu berhiaskan gerimis tak berhenti menatap sebuah foto besar di kamar miliknya, ya itu adalah foto pernikahan dirinya dengan suami tercinta, Yogi.

"Kenapa, Mas? Kenapa kau tega meninggalkan aku? Kenapa kau tega menyakitiku? Kurang apa aku padamu, Mas?” Silvi merajuk.

Tangan lentiknya menyentuh wajah suaminya di potret itu. Dalam balutan busana pengantin Yogi terlihat tampan dan elegan berdampingan dengan dirinya yang tak kalah segar. Ia sadar betapa ia sangat mencintai Yogi saat pertama kali ia mengucapkan janji suci di depan saksi.

"Sah, sah, sah," terbayang ucapan para saksi saat ia menikah dengan Yogi.

Seketika tangan kanannya meraih jari manis yang berhiaskan cincin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Bayangan   Arman Yang Aneh

    Part 44Arman yang AnehCekrek... Silvi terpaksa harus tersenyum menerima satu ikat bunga mawar putih di tangannya, senyum yang ia torehkan hanya untuk menghargai sang pengirim paket karena Silvi belum tahu bunga itu dari siapa. "Udah, Mbak, makasi ya!" Ucap pengemudi ojol pembawa paket itu. Silvi merasa senang saat pengemudi ojol itu tersenyum bahagia. "Sama-sama, Pak.” jawab Silvi dengan ramah. Kepalanya mengangguk tanda hormat, ia kahawatir bapak-bapak ojol itu lebih tua usianya daripada usianya. Silvi menutup kembali pintu rumah yang terbuka, memperhatikan seikat bunga itu. Ia berharap ada sebuah kartu nama yang memberinya petunjuk siapa pengirimnya. Benar, satu buah kartu nama kecil berwarna merah jambu tertanam di antara batang bunga mawar itu, tangan lentiknya meraih kartu kecil bertuliskan sebuah kalimat indah untuknya."Meski aku kecewa padamu, aku berharap bunga ini adalah kiriman darimu, Mas.” ucap Silvi menutup mata seraya meng

  • Istri Bayangan   Cinta Monyet

    Part 45Cinta MonyetPOV SILVI“Bismillah...,” ucapku pelan. Kulangkahkan kakiku menuju rumah Allah dekat kediaman ibuku, udah satu minggu aku tinggal di rumah ibuku sejak Yogi menceraikanku. Tak ada kontak sama sekali aku tidak tahu dan tidak mau tahu Yogi pulang ke rumah atau tidak, yang kurasakan adalah sakit dan perih dalam hati saat kubayangkan Diamlah melangkahkan kaki bersama laki-laki itu. Gamis biru tua bersanding dengan kerudung lebar biru muda khas ukhti-ukhti aku kenakan dengan nyaman. Manset tangan yang bolong jempolnyapun aku pakai di kedua tanganku. Tak lupa kaos kaki berjempol juga ku kenakan menutup rapat kakiku, ya, aku hendak mengikuti acara pengajian ibu-ibu yang biasa dilaksanakan di kampungku, aku sadar bahwa aku harus menutup diriku karena saat ini aku dalam masa iddah."Sepertinya badanku makin kurus," Lirihku saat aku lihat bayang-bayang ku di kaca jendela rumah ibu. ringan rasanya langkah kaki ini, berat badanku akhir-a

  • Istri Bayangan   Lelaki Berdasi, Mengejutkan

    Part 46Lelaki Berdasi, MengejutkanKeesokan harinya aku mendengar kabar bahwa Andri telah berkelahi dengan Hendra. "Gawat, Vi, Si Andri babak belur gara-gara kamu Vi, hhh… hhh…,” kata Ema dengan nafas ngos-ngosan, ia berlari menghampiriku. Aku yang sedang menyapu halaman rumahku mengernitkan kening.“Gawat apanya sih, Ma? Kalau ngomong tuh yang jelas, jangan sepotong-potong gitu.” Tanyaku heran. Aku melanjutkan pekerjaanku menyapu halaman dengan santai, kulihat Ema menarik nafas panjang dan mulai berbicara.“Kamu tahu kan, si Andri suka sama kamu? dan kamu juga tahu kan, si Hendra juga sama suka sama kamu.” ucap Ema terburu-buru.“Teruuuus?” Jawabku dengan wajah yang datar.“Kamu ini Vi, belum ngerti juga, kayak yang belum cukup umur aja.” Ledek Ema. “Ya elah,” mataku melirik sinis. “Mereka berkelahi ngerebutin kamu tahu! ish... sok polos banget sih,” ucap Ema geram. "Astagfirullooh, masa iya, Ma?" Aku kaget. "Dimana, di m

  • Istri Bayangan   Lamaran Tak Terduga

    Part 47 Lamaran tak Terduga"Saya ingin melamar putri ibu,” ucap lelaki berdasi setelah di persilahkan masuk ke ruang tamu. “APA?” mata bu Teti membelalak. “Melamar putri saya?” bu Teti kaget dan balik bertanya. “Iya, Bu,” jawab lelaki itu. “Anda ini siapa? kok tiba-tiba datang melamar putri saya? Putri saya masih bersuami loh…,” hardik Bu Teti.“Hmmm. Tidak Bu, saya tahu putri anda sudah menjadi janda,” ucap lelaki itu lantang. “Jadi saya berniat untuk melamar putri ibu menjadi istri saya.” lanjut lelaki itu dengan percaya diri. “Jangan ngaco ya, putriku baru seminggu bercerai, itu pun belum diproses oleh pengadilan. jadi mohon maaf lamaran anda SAYA TOLAK.” Jawab Bu Teti dengan keras hingga para tetangga yang lewat dan hendak menuju masjid dibuatnya heran. “Apa benar Silvi itu sudah jadi janda?”“Pantesan saja dia betah di rumah ibunya. Ternyarta cerai toh?” Celoteh mulut-mulit usil mengusik hati bu Teti. “Apa Bu?

  • Istri Bayangan   Lamaran Tak Terduga 2

    Part 48Lamaran Tak Terduga 2 “Nah suratnya kita kasih kepada kak Fatih aja ya, biar seru,” kata kak Rena. Betapa kagetnya Silvi, saat suratnya malah di berikan pada orang yang berlawanan dengan kak Zais, kak Fatih yang jelek dan lebai itu sama sekali tidak ia sukai. “Silvi,” panggil ka Rena. “Silahkan kedepan podium!” suruh ka Rena.Dengan hati dag dig dug Silvi berjalan kedepan sambil menunduk. Entah apalah yang akan di lakukan para kakak tingkat ini, ia pasrah. Kak Fatih yang sejak tadi sudah memegang amlop suratnya telah siap membacakan surat di hadapan semua. “Ampuuun, gawat nih,” bisik Silvi pelan. Suratnya di bacakan dengan nada yang indah. “Dasar kakak tingkat jahil, nama Zais dia ganti denga namanya, menyebalkan.” Gerutu Silvi dalam hati. Sontak semua peserta bergemuruh tepuk tangan menyambut ke usilan kakak yang satu ini. Sembari berlutut di hadapan Silvi dan memegang mobil-mobilan di tangannya kak Fatih menembak Silvi.

  • Istri Bayangan   Resmi Talak 1

    Part 49Resmi Talak 1Zais terpaksa pulang dengan berat hati, lamaran yang ia bawa ditolak mentah-mentah. Bukan karena dirinya tidak sempurna tetapi wanita yang ia inginkan masihlah berstatus istri orang. "Kak Zais, Andaikan kau datang sebelum kehadiran Yogi dalam hidupku, aku pasti akan menjadi istri setia untukmu," Bisik Silvi. Silvi menatap punggung Zais yang kekar itu masuk ke mobilnya dan pergi berlalu meninggalkan rumah orang tuanya. Silvi tersenyum sendiri sangat disayangkan pria idamannya yang pernah ia sukai pergi begitu saja setelah lamarannya ya tolak.“Lho… kok aku lupa menanyakan padanya? Dari mana Zais tahu rumah ibuku? Dari mana dia tahu bahwa rumah tanggaku sedang goyah? Ini sungguh mencurigakan,” Silvi merasa aneh. “Apa mungkin, Zais terhubung dengan Arman yang selama ini selalu tahu keadaan Mas Yogi?” Silvi mengerutkan keningnya. “Arrgh…, ini sungguh membuatku frustasi, lebih baik aku ikut ibu ke masjid lagi,” Silvi

  • Istri Bayangan   Surat Undangan Pengadilan

    Part 50Surat Undangan PengadilanTatapmu bergulir nyata Tajam merasuk jiwa Cintamu mekar sepenggalan Belum pun sampai Sudah pun hilangKulabuhkan hati di Samudra cintamu Kukira indah ternyata semuKubungkam kata terlalu lamaTerpenjara di lembah dusta Bukan kuat bak dewa, tetapi ego kutahan juaNamun aku lelah di ujung kasihHingga hatiku berhenti mencintaMeski cinta tertancap dalam dan berakarJika ini dosa akan ku kubur dalam-dalamSepenggalan puisi tiba-tiba terlintas dalam benak Silvi setelah 1 bulan tinggal di rumah ibunya, dia tidak menyangka takdirnya menggores luka di dada.“Aku sangat mencintaimu, Mas, namun jodoh kita hanya sampai di sini. Aku harus ikhlas dan merelakan kepergianmu.” bisik Silvi pelan. Jemarinya memainkan balpoin dia atas kertas putih.Air matanya mengalir setiap hari mengiringi hari-harinya di rumah ibunya sendiri, kampung halamannya.“Paket… paket…,”

  • Istri Bayangan   Sidang Pertama

    Part 51Sidang Pertama"Apa benar anda pernah melihat Nyonya Silvi pulang sendiri tanpa diantar suaminya?” tanya jaksa Penuntut. "Benar, Pak, saya selalu melihat kakak sepupu saya ini pulang sendiri menggendong anaknya tanpa ditemani suaminya, awalnya saya tidak curiga sama sekali tapi lama-lama kalau dipikir-pikir… kakak sepupu saya ini kan punya suami, tapi kok kenapa suaminya sudah lama tidak pulang bareng ke rumah orang tuanya," papar Anwar anak sulung dari Paman Silvi. Hakim hanya menganggukkan kepalanya, Silvi terus saja menangis dari awal persidangan sampai saat ini, pasalnya ini adalah persidangan perdana perceraiannya dengan Yogi. Dia tidak menyangka bahwa pernikahannya akan berakhir di pengadilan. “Lalu apa anda pernah mendengar kabar bahwa suaminya itu betul mempunyai wanita lain?” tanya sang Jaksa. “Kalau masalah itu saya baru denger-denger akhir-akhir ini sih, saya tidak terlalu mencari tahu ya, karena saya tidak mau ikut campur dalam ma

Bab terbaru

  • Istri Bayangan   Amanat Pak Rahmat

    Bu Teti adalah seorang ibu yang penuh perhatian dan penyayang. Dia selalu hadir untuk mendukung putrinya, Silvi, dalam setiap langkah kehidupannya. Bu Teti memiliki peran penting dalam keluarga dan merupakan sumber kekuatan bagi Silvi."Suatu hari, ketika ayah?mu sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci, dia berdo'a dengan tulus. ayahmu sangat mengharapkan yang terbaik untukmu, Nak. Salah satu harapan terbesar yang dia sampaikan dalam do'a itu adalah agar kau mendapatkan pasangan hidup yang setia dan jujur." tutur bu Teti. "Ayahmu merasa sangat sedih ketika mengetahui bahwa suamimu, Yogi, telah mengkhianatimu. Ia ingin kau menemukan seseorang yang benar-benar mencintai dan setia kepadamu. Dia berharap agar kau dapat hidup bahagia dan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam pernikahan." lanjut bu Teti. "Ibu sangat memahami perasaan ayahmu dan merasa berempati terhadap perjuangannya di tanah suci. Dia berusaha untuk menjadi pendukung utama bagimu, Nak. Ia ingin memastikan bahwa putri

  • Istri Bayangan   Ikhlas

    Silvi kini dipenuhi dengan kesedihan, menghadapi situasi duka yang sangat menyedihkan saat upacara pemakaman ayahnya berlangsung. Dalam suasana yang hening dan penuh duka, Silvi mencoba menahan air mata yang mengalir deras di pipinya. Rasa kehilangan yang mendalam dan kekosongan yang dirasakannya begitu menghantamnya, membuat hatinya hancur dan terasa sangat berat."Pak..., " jerit bu Teti. ia jatuh tak sadarkan diri. "Bu, bu," warga membantu tubuh bu Teti yang terjatuh lemas ke tanah. Bu Teti, juga berada dalam keadaan yang sangat rapuh. Saat jasad suaminya disemayamkan dalam liang lahat terakhir, ia tidak mampu menahan emosi yang membanjiri dirinya. Beban kesedihan yang begitu besar membuatnya pingsan tak lama setelah upacara dimulai. Keadaan ini semakin memperdalam kepedihan Silvi dan menggambarkan betapa besar kehilangan yang dirasakan oleh keluarga mereka.Saat jasad pak Rahmat dimasukkan ke dalam liang lahat, suasana menjadi semakin hening. Suara tangis pecah dari antara kerab

  • Istri Bayangan   Selamat jalan, Ayah

    Silvi, seorang ibu yang penuh kasih, kini mengalami perubahan drastis dalam sikap dan kehati-hatiannya sejak kasus penculikan terhadap putrinya, Zahra, beberapa hari yang lalu. Kejadian tragis ini telah mengguncang kehidupan Silvi secara mendalam membangkitkan rasa takut dan kekhawatiran yang mendalam dalam dirinya.Sebelum kasus penculikan terjadi, Silvi mungkin memiliki kehidupan yang relatif normal seperti ibu-ibu lainnya. Namun, setelah insiden tersebut, semua perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Zahra. Ia tidak pernah melepaskan pandangannya dari putrinya yang berusia 7 bulan tersebut, khawatir bahwa bahaya mungkin mengancamnya kapan saja."Wanita itu berbahaya, aku tidak akan membiarkan dia menyakiti anak-anaku.Silvi tidak lagi merasa aman dalam lingkungan sekitarnya. Setiap gerakan, suara, atau kehadiran orang asing menjadi fokus perhatiannya. Ia berusaha melindungi Zahra dan Viyo dengan segala cara yang ia bisa, memastikan keamanan putra putrinya menjadi prioritas utama dalam

  • Istri Bayangan   Zena di Penjara

    Silvi kini penuh kekhawatiran dan kecemasan, ia merasa curiga pada Zena, seorang teman lama yang diyakininya telah menculik putrinya, Zahra. Curiga tersebut timbul karena ada beberapa kejadian yang mencurigakan dan petunjuk yang mengarah pada Zena. Meskipun saat kejadian tidak memiliki bukti yang konkrit, Silvi merasa yakin bahwa Zena adalah dalang di balik hilangnya Zahra.Kelegaan dan syukur memenuhi hati Silvi saat mengetahui bahwa Zahra, yang pada saat itu berusia 7 bulan, berhasil diselamatkan dan tidak terluka. Namun, rasa marah dan kebingungan tak terhindarkan saat mengetahui alasan di balik perbuatan Zena."Kenapa, ya, Zena tega melakukan ini pada putriku?" tanya Silvi termenung. sore itu Azam sudah pulang dan baru selesai mandi. "Maafkan aku, Vi," ucap Azam. "Maaf untuk apa, Mas?" tanya Silvi heran. Azam, suami Silvi, mengungkapkan kepada Silvi bahwa Zena melakukan perbuatan tersebut karena dendam yang tak terungkap. Azam menceritakan bahwa Zena sebenarnya telah mencintai

  • Istri Bayangan   Wanita Misterius

    Zena adalah seorang wanita yang memiliki dendam pada Azam karena telah menolak cintanya dulu sebelum menikahi Silvi ia berniat buruk dan melakukan penculikan terhadap Zahra, seorang bayi berusia 7 bulan. "Awas kalian, aku pasti akan menghancurkan rumah tangga kalian! Aku tidak akan membiarkan kalian hidup bahagia! " bisik Zena yang sedang memata-matai keluarga Azam. Kejadian itu terjadi di taman yang terletak dekat komplek perumahan, saat itu Silvi sedang pergi ke toilet. Pada saat itu, Zahra seharusnya dijaga oleh ayahnya, Azam, Namun, dalam kejadian yang tidak terduga, Azam malah berlari mendekati Viyo yang sedang bermain bola. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada Zena untuk menculik Zahra tanpa diketahui. Dengan niat buruk yang dimilikinya, Zena mengambil kesempatan ini untuk melaksanakan rencananya.Zena melarikan diri dari taman dengan Zahra dalam pelukannya, menjauh dari area perumahan. Tujuan Zena dalam menculik Zahra adalah agar Azam dan Silvi bersedih, dapat disimpulk

  • Istri Bayangan   Berolahraga Bersama

    Beberapa bulan kemudian saat usia Zahra sudah menginjak 7 bulan semua curahan kasih sayang tertumpah kan pada cucu ke dua Bu Teti ini, kakeknya Pak Rahmat sangat menyayangi cucunya terutama Zahra yang saat ini sedang lucu-lucunya. "Cucu abah cantik banget," ucap Pak Rahmat, "Siapa dulu dong, neneknya," balas bu Teti centil. "Ciluuuk..., baaa...," pak Rahmat sedang asyik bermain dengan Zahra. tiba-tiba Silvi datang menghampiri Pak Rahmat dan bu Teti. "Bu, aku pamit ya," ucap Silvi. "Lho... emang kamu mau kemana, Nak?" tanya bu Teti kaget. "Ini, mama Rohimah pengen ketemu Zahra, aku nggak lama kok, paling cuman 3 hari. mumpung sekolah Viyo lagi libur. mas Azam juga lagi libur." pinta Silvi. "Yah, cucu nenek yang cakep ini bakalan pisah sama nenek, pasti nenek bakalan kangen sama kamu." ucap Bu Teti gemas sambil memeluk cucunya. "Pergilah, Nak, bu Rohimah kan juga neneknya Zahra, sudah pasti ia juga rindu sama cucunya." kata pak Rahmat mengerti. "Makasi, Ayah." ucap Silvi sambi

  • Istri Bayangan   Syukur Nikmat

    Azam merasakan kebahagiaan yang tak terkatakan saat ia berjumpa dengan putri pertamanya yang baru lahir. Detik-detik tersebut memancarkan kehangatan dan cahaya dalam hati Azam, memberikan perasaan penuh kasih sayang dan kegembiraan yang meluap-luap.Ketika Azam mengadzani putrinya, air mata haru mengalir di pipinya. Setiap tetesan air mata itu merupakan ungkapan perasaan campur aduk dalam hati Azam yang begitu mendalam. Air mata tersebut adalah bukti dari kekuatan emosi yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Azam merasa sangat berterima kasih kepada Silvi, ibu dari putrinya, karena telah memberikan kehidupan baru yang tak ternilai harganya. Ia merasakan rasa syukur yang tak terbatas atas hadirnya sang putri, karena kehadirannya memberikan kehidupan baru yang penuh makna bagi Azam."Terimakasih, sayang," ucap Azam seraya mengecup kening istrinya. tangannya menggenggam tangan istrinya yang masih lemas terbaring di rumah sakit. Silvi tersenyum, dia bahagia bisa memberikan kebahag

  • Istri Bayangan   Kehadiran Buah Hati

    Silvi termenung sebelum pergi tidur, kehamilannya sudah memasuki usia hampir 9 bulan, ia merasa bayi dalam perutnya aktif, lama kelamaan merasakan kontraksi yang mengguncang perutnya. Tanda-tanda persalinan sudah jelas terlihat, dan waktunya untuk melahirkan semakin dekat. Namun, suaminya, Azam, sedang berada di luar kota karena pekerjaan yang tidak dapat dihindari.Dalam situasi ini, Silvi tidak merasa sendirian. Ia didampingi oleh ayah dan ibunya yang dengan segera mengambil tindakan. Meskipun hari sudah larut malam dan ada mitos yang mengatakan bahwa seorang ibu hamil tidak boleh keluar di malam hari, mereka memutuskan untuk segera pergi ke bidan terdekat.Keputusan ini dibuat demi keselamatan calon cucu mereka. Mereka menyadari bahwa mitos itu hanya cerita tanpa dasar ilmiah, dan yang terpenting adalah memastikan bahwa Silvi mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkannya saat ini. Mereka tidak ingin mengambil risiko dengan menunda perjalanan ke bidan hanya karena kepercayaan tak b

  • Istri Bayangan   Pak Rahmat Sakit

    Part 133Setelah meninggalkan toilet, Silvi dan Azam merasakan kelegaan saat tiba di kamar mereka. Mereka dapat merasakan betapa amannya lingkungan di sekitar mereka ketika aura mistis yang menyeramkan perlahan mulai memudar dan menghilang.Silvi, seorang wanita yang berambut panjang dan mata cerah, merasa dadanya menjadi lebih lega. Dia bisa bernapas dengan tenang, merasa bahwa ancaman yang terasa di toilet tadi telah ditinggalkannya jauh di belakang. Setiap langkah yang diambilnya kini terasa ringan, tanpa rasa takut yang menghantui.Sementara itu, Azam, seorang pria bertubuh tegap dengan senyum lebar, juga merasakan perubahan suasana yang sama di sekitarnya. Dia merasa ketegangan yang sebelumnya meliputi setiap serat ototnya perlahan-lahan mengendur. Pikirannya menjadi lebih jernih, dan ia dapat merasakan kembali kehangatan dan kenyamanan di dalam kamar.Saat mereka duduk di tempat tidur, Silvi dan Azam saling pandang dengan lega. Mereka tahu bahwa mereka telah melalui pengalaman y

DMCA.com Protection Status