Share

Bab 110. Mendengar Ocehan Gadis

"Dengan siapa?" Humaira nampak serius.

"Dengan pria berusia 30 tahun, hahaha …" tawa Fariz.

"Aiihhhhh Kak Fariz! Jangan om-om dong!" Humaira tidak terima.

Salma terkekeh mendengar suaminya juga iseng dengan Humaira. Tapi Salma perhatikan, satu tahun terakhirnya Humaira sudah sangat lebih baik.

"Humaira, tapi kamu jangan nikah dulu, deh."

"Loh, Kak Salma tadi bilang lebih baik menikah, kok berubah?"

"Kamu ngabdi dulu aja, kecuali memang disuruh menikah sama abah dan ummi," jawab Salma.

"Yaaa, iya sih. Menggali barokah ya, Kak. Tapi rasanya … kok ingin cepat pulang,"

"Nikmatin dulu masa kamu ini. Entar juga tetep pulang, kok."

"Aduh, semoga aja deh aku dijodohin sama beliau-beliau."

"Aamiin."

Fariz dan Salma terbengong namun juga ikut mengamini do'a sepupunya. Dia sangat terbuka dengan Salma, dan orang terdekat Salma. Jarang sekali ia tidak percaya diri dengan tindakannya.

"Sama om umur 30 tadi?" goda Fariz.

"Aduh! Kurang lengkap do'anya. Dijodohin dengan anak seusiaku, pint
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status