Ketika bulan Desember tiba, atmosfernya berubah menjadi adegan yang dipenuhi dengan keajaiban putih. Musim salju tengah menyapa kota Zyron, City Neuron.
Butiran-butiran kristal es melayang lembut dari langit, menari-nari di udara sebelum akhirnya mendarat di halaman-halaman dan jalanan.Seperti yang dikatakan semua orang, jika Negara City Neuron mempunyai empat musim. Dan kini musim salju telah tiba. Begitupun dengan waktu yang begitu cepat berlalu.Pernikahan Kenzo dan Kaylee sudah berjalan selama dua bulan. Sikap Kaylee sudah jauh lebih baik, dia menerima semuanya dan dia juga menerima jika nanti Kenzo membuangnya ketika kontrak berakhir.Yang jelas, semenjak Kenzo menjaganya ketika ia sakit, di saat itulah hati Kaylee luluh dan berusaha untuk menuruti perkataan suaminya, melakukan sesuatu dengan baik, meskipun suatu saat mereka harus berpisah."Masak apa?"Diva yang sedang sibuk itu seketika terperanjat melihat majikannya s"Bisakah Tuan sehari saja tak meminta itu dariku!" tanya Kaylee yang kini berada di dalam dekapan Kenzo. Keduanya baru saja menyelesaikan pertempuran mereka."Memangnya kenapa? Kamu sudah tidak mau melayaniku lagi? Bukankah aku membayarmu untuk ....""Ya, aku tahu Tuan, aku hanya istri 500 juta!" potong Kaylee dengan wajah ditekuk. Entah kenapa dia gampang sekali tersinggung. Tidak paham dengan apa yang di rasakannya saat ini. APA DIA SUDAH JATUH CINTA PADA KENZO?ITU TIDAK MUNGKIN TERJADI.DAN TIDAK BOLEH TERJADI!Karena ia menikah hanya untuk uang, dan tidak mungkin Kenzo akan membalas cintanya kalau sampai itu terjadi dalam dirinya."Kalau sudah tahu, kenapa terus bertanya?"Kenzo tertawa dalam hati setelah berkata seperti itu. Kaylee beranjak dan mengambil handuk yang berada di sebelahnya."Ini sudah siang! Aku mau mandi dulu, dan tolong ijinkan aku keluar, stok makanan sudah habis!"Tanpa
Dengan napas tersengal-sengal, Kaylee menutup matanya erat-erat, dipenuhi kecemasan yang memenuhi pikirannya."Bukalah matamu, kita baik-baik saja!" titah Kenzo membuat Kaylee tersadar.Setelah beberapa detik yang terasa seperti se-abad, ia akhirnya mengumpulkan keberanian untuk membuka mata perlahan-lahan.Pandangannya seketika terpaku pada pemandangan di sebelahnya. Pohon itu tumbang di atas mobil lain berada di sebelah mobil Kenzo. Hatinya berdegup kencang dalam ketakutan, takut jika terjadi sesuatu pada mereka."Apa mereka baik-baik saja!" tanya Kaylee sangat khawatir."Tidak apa-apa, mereka baik-baik saja! Tidak usah cemas!"Merasa lega bahwa pohon itu tidak terlalu besar sehingga hanya merusak kap mobil, dan mereka baik-baik saja."Bagaimana kita keluar dari sini! Langit semakin gelap? Aku, aku benar-benar takut berada di sini!" racaunya terus menggosok-gosokkan tangan."Aku sudah menghubungi polisi. Semog
Kenzo mengulas senyum penuh kepuasan setelah merasakan pelayanan istimewa dari istri kontraknya. Sementara wanita yang merupakan istrinya itu terus saja menekuk wajah, karena kesal pada Kenzo yang tidak tahu situasi dan kondisi.Bisa-bisanya setelah terjebak dalam badai salju, Kenzo masih meminta "jatah" padanya, dan tak membiarkannya istirahat sedikitpun."Aku pergi dulu! Tadi Vincent menghubungiku, katanya ada masalah lagi di kantor!" ucap Kenzo segera memakai pakaiannya. Kaylee masih berada di depan cermin, mengeringkan rambutnya setelah pertempurannya tadi di kamar mandi."Diluar cuacanya sangat dingin, Tuan yakin akan tetap pergi?" tanya Kaylee menoleh "Tentu saja! Itu adalah kewajibanku sebagai pemimpin perusahaan!" jawabnya tegas tanpa menoleh.Melihat pria yang berstatus sebagai suaminya itu terus bergelut dengan dasi, dan ponsel yang berada di telinganya. Dengan cepat ia menghampirinya dan mengambil alih untuk memakaikan dasi dengan benar.Kenzo menyimpan ponselnya ke dalam s
Kenzo keluar dari mobilnya dengan langkah mantap, memancarkan aura kepercayaan diri dan wibawa. Ketika ia melangkah menuju pintu masuk, langkahnya tegap, tanpa menoleh sedikitpun."Selamat pagi, Pak!""Pagi, Pak!"Para staff yang berada di sekitarnya dengan cepat memberikan hormat--membungkukkan tubuhnya. Kenzo tidak memperlihatkan kesan terkejut atau bangga dengan penghormatan tersebut, namun ia tetap menunjukkan sikap yang dingin dan penuh kekuasaan."Vincent, di mana Richardo?" tanya Kenzo ketika sudah sampai di ruangannya, dan Vincent baru saja masuk."Pak Richardo melarikan diri, Pak! Tadi saya belum sempat mengatakan ini, tapi Bapak sudah mematikan teleponnya!"Brak!"Brengsek!"Emosi Kenzo semakin menggebu ketika tahu, Richardo berhasil kabur. Seharusnya pria itu sudah ia jebloskan ke dalam penjara, namun karena Kenzo ingin memberi pelajaran padanya sendiri agar ia mengakui kesalahannya, tetapi malah ia s
Istri 500 juta chapter 31Brak!Kenzo membuka pintu kamar dengan kasar. Ia melonggarkan dasinya yang terasa mencekik leher. Ia kesal dan tak sabar ingin memberikan pelajaran pada Richardo, sepupunya."Lihat saja, sebentar lagi, kamu akan mendapatkan akibatnya!"Kenzo mencengkeram erat kedua tangannya dengan emosi yang menggebu. Segera menanggalkan pakaiannya dan duduk di pinggir ranjang. Namun, suara derit pintu kamar mandi terbuka mengalihkan pandangannya.Kaylee yang tak kalah terkejut melihat suaminya baru saja pulang hanya mampu mematung. Perlakuan Kenzo sebelum pergi membuatnya sakit hati. Dan itu membekas sampai saat ini"Ayo kaylee, bersikap seperti biasa. Jangan menaruh harapan lagi padanya. Dia tidak menyukaimu!" batin Kaylee menghibur diri.Wanita itu menghirup napasnya dan mengeluarkannya dengan pelan. Kemudian ia berjalan ke arah Kenzo yang msih memperhatikannya."Tuan sudah pulang?""Bagaim
"AAARGGH!"Richardo menjerit keras ketika mendengar suara tembakan yang menghantam keheningan. Tubuhnya membeku sejenak, namun dia tidak merasakan apapun dalam dirinya."Hah, aku masih hidup!""Aku masih hidup!"Ternyata, peluru itu tidak mengenainya, melainkan menembus dinding gedung di belakangnya. Kenzo tersenyum sinis saat melihat si pecundang yang begitu lega karena ia baik-baik saja."Jangan senang dulu!"Suara Kenzo di depannya membuat Richardo tersadar, jika bahaya masih mengintainya. "Padahal aku ingin sekali membunuhmu sekarang! Tapi, kasian peluruku harus menembus tubuh pecundang sialan sepertimu!""Lepaskan aku, Kenzo! Lepas!""Aku menyerah! Aku mohon, lepaskan aku!"Tubuh Richardo mulai menegang ketakutan. Kenzo tidak pernah main-main dengan ucapannya. Bodohnya, dia mengatakan semua rahasia yang sudah berhasil di tutupi kedua orang tuanya rapat-rapat. Membangkitkan amarah singa ya
"Tapi, aku bukan Pela__""Lebih baik kita bicara di ruang kerjaku!" ajak Kenzo pada Gabriella memotong ucapan Kaylee."Baiklah, sayang! Yuk!" Dengan suara manja, wanita itu tersenyum."Heh, kamu! Jangan lupa bawa koperku ke kamar tamu!" perintahnya seolah dia adalah Nyonya di rumah itu."Sialan! Apa-apaan ini. Kenapa Tuan lemari es itu diam saja. Siapa wanita itu?" geram Kaylee menghentakkan kakinya emosi.Dua orang yang membuatnya muak itu kini sudah masuk ke dalam ruangan kerja. Dengan kasar Kaylee menarik koper milik Gabriella dan menyeretnya ke kamar tamu. Bibirnya terus saja bersungut-sungut menahan segala emosi."Beraninya dia membawa wanita lain ke rumah ini! Dasar pria egois!"Kaylee tak berhenti mengumpat kesal melihat tingkah Kenzo yang diam saja dan tak membelanya. Ia semakin yakin jika pria itu tak tertarik sekditpun padanya dan hanya menganggapnya istri di atas kertas."Rasanya sudah tidak sabar Tuh
Kaylee yang hendak keluar setelah menangis itu pun mengurungkan niatnya saat melihat Kenzo dan Gabriella baru keluar dari rumah kerja.Ia mengintip di balik pintu kamar, masih dengan perasaan kesal yang menyelimuti dirinya."Istirahatlah, kamu pasti lelah!" titah Kenzo pada wanita yang ada disampingnya."Baiklah, aku mau ke kamar. Ngomong-ngomong dimana pelayan tadi. Suruh dia mengantarku!" tanya Gabriella mengedarkan pandangannya."Dia bukan pelayan!" sahut Kenzo.Kaylee yang ada dibalik pintu itu pun terkejut dengan jawaban suaminya. Sementara Gabriella mulai melipat baginya karena heran."Bukan pelayan? Lalu?" tanyanya."Dia istriku!" jawab Kenzo.Dan Kaylee yang ada di dalam kamar bersorak girang hingga melompat-lompat stelah mendengar pengakuan Kenzo."Istri, istri kontrak itu!"Sontak saja Kaylee menghentikan aksinya ketika Gabriella mengatakan itu. Ia kembali mengintip di balik pintu."Ya, istri kontrak. Sebentar lagi kontrak itu berakhir!" ucap Kenzo."Bagus lah, sebaiknya sege