Elang dan Gracia masih berada di tempat perteduhan mereka. Mereka berdua yang masih berteduh menunggu hujan reda."Mau sampai kapan kita berada di sini?" tanya Elang."Kenapa bertanya padaku. Kalau kau mau pergi, maka pergilah dan aku masih menunggu hujan reda," jawab Gracia dengan ketus."Aku bertanya bagus-bagus dan di jawab seperti itu," desisi Elang dengan kesal. Gracia sama sekali tidak peduli dengan ocehan Elang padanya.J-grree!" suara petir yang terdengar begitu kuat membuat Gracia kaget dan spontan memeluk Elang.Elang menautkan ke-2 alisnya melihat hal spontan yang dilakukan Gracia. Gracia yang terlihat tampak begitu ketakutan. Sampai Gracia menyadari apa yang telah dia lakukan dan langsung buru-buru melepaskan pelukan itu."Maaf, aku tidak bermaksud!" ucap Gracia dengan gugup."Tidak apa-apa. Baiklah! kalau begitu aku langsung pergi saja. Aku tidak bisa menunggu di sini," ucap Elang.Saat Elang ingin pergi dan tiba-tiba saja, tangannya di tahan Gracia yang membuat Elang men
"Adrian apa kamu kurang nyaman dengan ibu yang menceritakan tentang papa Greesel?" tanya Asti yang memperhatikan sejak tadi Adrian hanya diam saja. "Tidak, Bu, saya tidak masalah sama sekali. Greesel tidak pernah menceritakan tentang papanya kepada saya. Jadi Saya sedikit kaget saja," sahut Adrian. "Ini fotonya, kamu lihatlah!" Asti memberikan album foto tersebut kepada Adrian dan Adrian membuka perlahan. Adrian melihat kebersamaan Greesel dengan sang Papa yang terlihat begitu dekat, dari foto-foto saya Greesel kecil sampai dewasa. "Greesel adalah gadis yang sangat manja. Tetapi dia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sangat kuat ketika ditinggal oleh suami saya. Kepergian suami saya secara mendadak membuat luka terbesar di dalam hidup kami. Kami kehilangan sosok yang yang selalu bertanggung jawab kepada kami," ucap Asti yang curhat pada Adrian yang masih melihat foto-foto sang istri. "Kematiannya memang sangat tidak di sangka dan semua itu, karena perbuatan orang-orang yang t
Gracia yang terlihat begitu kesal memasuki kamar dengan duduk di pinggir ranjang."Lalu jika dia yang memberiku tempat, aku harus sembah sujud begitu dan berterima kasih kepadanya," ucap Gracia yang terlihat begitu kesal dengan Elang."Menolong, tetapi harus mengharapkan terima kasih. Apa itu namanya menolong. Itu sama saja dengan bohong!" umpat Gracia."Ahhhhh. Tapi syukurlah. Jika sekarang aku sudah berada di tempat aman. Paling tidak aku tidak perlu mengkhawatirkan hal lain. Aku juga tidak perlu takut dengan suara petir. Walau aku sedikit sangat was-was berada dalam satu tempat dengannya. Tetapi untung saja ada kamar yang sebagai pembatas. Jadi aku sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan apapun," ucap Gracia yang merasa jauh lebih tenang dari pada sebelumnya."Tapi apa dia akan baik-baik saja tidur di luar? tanya Gracia."Kenapa tidak baik-baik saja. Dia hanya tidur di luar saja dan sama sekali tidak ada hal yang salah. Dia berteduh dan perbedaannya hanya tidur di sofa. Mana mungki
Greesel yang mengajak Adrian untuk menonton dan malah dia sendiri yang tertidur di bahu Adrian. Greesel yang begitu sangat mengantuk yang yang padahal sebelumnya dia mengatakan jika dia masih belum mau tidur dan kenyataan yang berbalik dari apa yang sebenarnya.Dia sudah tertidur lelap. Adrian mengusap-usap pucuk kepala Greesel dan pasti karena hal itu juga yang membuat Greesel mudah tertidur."Kamu sudah tidur?" tanya Adrian yang menoleh ke arah sang istri.Dia memastikan saja, walau melihat istrinya memejamkan mata."Greesel!" tegur Adrian lagi.Tidak ada jawaban dari Greesel yang benar-benar nyata sudah tertidur lelap."Kamu yang mengajak menonton dan kamu juga yang tidur!" ucap Adrian dengan geleng-geleng kepala.Adrian melihat ke arah televisi dan Adrian yang langsung mengambil remote. Adrian tidak bisa melanjutkan untuk menonton. Karena Greesel yang sudah tertidur. Adrian langsung mematikan televisi tersebut dengan film yang belum selesai ditonton. Setelah itu, Adrian yang meng
Ternyata hubungan Gracia dan elang masih berlanjut. Bukan hanya berciuman panas di sofa, tetapi mereka berdua sudah berlanjut di dalam kamar. Pakaian yang terlihat berserakan di atas lantai dan terdengar suara desahan dari mulut Gracia. Bagaimana tidak jika pasangan itu sama-sama tanpa busana yang hanya tertutupi selimut dengan Elang yang berada di atas tubuh Gracia. Nafsu yang larut dalam hubungan mereka. Jika saat itu Gracia tidak sadar dengan apa yang terjadi padanya saat Elang menyentuhnya untuk pertama kali. Tetapi kali ini Gracia benar-benar sadar dan bahkan tidak menolak sama sekali. Dia benar-benar terhipnotis dengan Elang yang memberikan sentuhan kenikmatan. Mereka berdua benar-benar menghabiskan malam bersama untuk yang kedua kalinya dengan persetujuan masing-masing dan tanpa ada paksaan. Padahal, Gracia dan Elang sama-sama memiliki pasangan. Elang bahkan akan menikah. Tetapi ada momen yang membuat dia bersama Gracia dan momen tersebut ternyata mengantarkan merek
Pagi di kamar yang menjadi saksi hubungan Gracia dan Elang. Gracia yang masih tetap tanpa busana dengan ditutupi selimut yang sudah bangun dan duduk di atas ranjang bersandar di kepala ranjang. "Astaga Gracia, kenapa kau bisa kembali terjebak dalam hal ini. Kau benar-benar keterlaluan. Apa kau tidak sadar, siapa yang kau lakukan sama saja mengkhianati Adrian. Bagaimana jika Adrian tahu hal ini, dia pasti tidak akan memaafkan kamu," ucap Gracia menyibak rambutnya ke belakang yang sekarang baru menyesal. Setelah habis enak-enakan dan tidak sadar apa yang dia lakukan dan Elang adalah sebuah kesalahan dan setelah kejadian itu berakhir barulah ada penyesalan di wajah Gracia. Krrekkk. Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Gracia menoleh yang ternyata Elang sudah selesai mandi yang keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi berwarna putih. Seperti biasa setelah pasangan itu melakukan hal itu, mereka kan kembali merasa canggung satu sama lain. Padahal tadi malam santai-
Setelah menginap 1 hari di kediaman Alisha yang akhirnya Adrian dan istrinya berpamitan untuk pulang. Greesel memeluk ibunya itu begitu sangat erat dan begitu juga dengan Asti. "Greesel pasti akan sering-sering datang ke tempat Ibu," ucap Alisha. "Ibu senang, jika kamu akan terus mengunjungi Ibu. Tetapi kamu juga terlebih dahulu harus mendahulukan suami kamu. Kamu sudah sebagai istri dan kalau ingin datang berkunjung ke tempat Ibu. Kamu harus meminta izin," ucap Asti memberikan saran. "Hal itu pasti Ibu," sahut Greesel yang sudah melepas pelukan itu. "Baik, Ibu, kalau begitu Greesel pamit pulang dulu. Ibu dan Vano harus jaga kesehatan dan kalau ada apa-apa, langsung beritahu Greesel. Vano kamu juga jaga ibu dengan baik dan jangan sering tinggalkan Ibu," ucap Alisha yang memberikan pesan pada adiknya itu. "Itu pasti kak!" sahut Vano dengan menganggukkan kepalanya "Kamu dan Adrian baik-baik ya. Kamu jangan terlalu menyusahkan suami kamu dan Adrian, jika Greesel membuat ka
Seperti biasa pagi-pagi seperti ini Adrian akan berangkat ke Hotel. Tetapi kali ini Greesel yang tidak ikut dan hanya mengantarkan suaminya sampai mobil. Adrian mencium lembut kening Greesel, seperti biasa, semakin hari hubungan pasangan suami istri itu semakin romantis. Sudah seperti pasangan pada umumnya. "Jika aku menyuruh kamu untuk tetap di rumah, maka kamu harus menurut dan jangan pergi kemana-mana," tegas Adrian. "Memangnya aku mau kemana? aku mana berani pergi ke mana-mana. Jika bukan tanpa izin dari kamu," ucap Alisha. "Bagus kalau begitu. Kamu memang harus tetap di rumah," ucap Adrian. "Iya-iya, sudah sana buruan pergi, bukankah kamu mengatakan ada pertemuan penting dengan klien, kasihan nanti klien kamu akan menunggu," ucap Greesel mengingatkan. "Kamu suka sekali mengusir ku. Apa kamu jenuh melihatku terus berada di dekat kamu?" tanya Adrian dengan alis terangkat. "Mulai lagi deh," sahut Greesel menghela nafas. "Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Oh iya. G
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek