Pagi di kamar yang menjadi saksi hubungan Gracia dan Elang. Gracia yang masih tetap tanpa busana dengan ditutupi selimut yang sudah bangun dan duduk di atas ranjang bersandar di kepala ranjang. "Astaga Gracia, kenapa kau bisa kembali terjebak dalam hal ini. Kau benar-benar keterlaluan. Apa kau tidak sadar, siapa yang kau lakukan sama saja mengkhianati Adrian. Bagaimana jika Adrian tahu hal ini, dia pasti tidak akan memaafkan kamu," ucap Gracia menyibak rambutnya ke belakang yang sekarang baru menyesal. Setelah habis enak-enakan dan tidak sadar apa yang dia lakukan dan Elang adalah sebuah kesalahan dan setelah kejadian itu berakhir barulah ada penyesalan di wajah Gracia. Krrekkk. Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Gracia menoleh yang ternyata Elang sudah selesai mandi yang keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi berwarna putih. Seperti biasa setelah pasangan itu melakukan hal itu, mereka kan kembali merasa canggung satu sama lain. Padahal tadi malam santai-
Setelah menginap 1 hari di kediaman Alisha yang akhirnya Adrian dan istrinya berpamitan untuk pulang. Greesel memeluk ibunya itu begitu sangat erat dan begitu juga dengan Asti. "Greesel pasti akan sering-sering datang ke tempat Ibu," ucap Alisha. "Ibu senang, jika kamu akan terus mengunjungi Ibu. Tetapi kamu juga terlebih dahulu harus mendahulukan suami kamu. Kamu sudah sebagai istri dan kalau ingin datang berkunjung ke tempat Ibu. Kamu harus meminta izin," ucap Asti memberikan saran. "Hal itu pasti Ibu," sahut Greesel yang sudah melepas pelukan itu. "Baik, Ibu, kalau begitu Greesel pamit pulang dulu. Ibu dan Vano harus jaga kesehatan dan kalau ada apa-apa, langsung beritahu Greesel. Vano kamu juga jaga ibu dengan baik dan jangan sering tinggalkan Ibu," ucap Alisha yang memberikan pesan pada adiknya itu. "Itu pasti kak!" sahut Vano dengan menganggukkan kepalanya "Kamu dan Adrian baik-baik ya. Kamu jangan terlalu menyusahkan suami kamu dan Adrian, jika Greesel membuat ka
Seperti biasa pagi-pagi seperti ini Adrian akan berangkat ke Hotel. Tetapi kali ini Greesel yang tidak ikut dan hanya mengantarkan suaminya sampai mobil. Adrian mencium lembut kening Greesel, seperti biasa, semakin hari hubungan pasangan suami istri itu semakin romantis. Sudah seperti pasangan pada umumnya. "Jika aku menyuruh kamu untuk tetap di rumah, maka kamu harus menurut dan jangan pergi kemana-mana," tegas Adrian. "Memangnya aku mau kemana? aku mana berani pergi ke mana-mana. Jika bukan tanpa izin dari kamu," ucap Alisha. "Bagus kalau begitu. Kamu memang harus tetap di rumah," ucap Adrian. "Iya-iya, sudah sana buruan pergi, bukankah kamu mengatakan ada pertemuan penting dengan klien, kasihan nanti klien kamu akan menunggu," ucap Greesel mengingatkan. "Kamu suka sekali mengusir ku. Apa kamu jenuh melihatku terus berada di dekat kamu?" tanya Adrian dengan alis terangkat. "Mulai lagi deh," sahut Greesel menghela nafas. "Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Oh iya. G
Gracia yang duduk berhadapan dengan Greesel yang mana mereka berdua berbicara di taman belakang. Karena baru saja mengalami insiden yang membuat Greesel tampak kikuk di di hadapan Gracia dengan kepala sedikit tertunduk dan sejak tadi jari-jarinya saling memencet. "Apa aku sebegitu menakutkan Greesel?" tanya Gracia dengan alis terangkat. "Ti--tidak, Bu!" jawab Gracia dengan tersenyum tipis."Lalu kenapa kamu menunduk terus seperti itu kepadaku. Aku sedang berbicara di depanmu dan bukannya kamu melihatku, malah kamu terus melihat ke bawah. Kamu seperti orang yang melakukan kesalahan saja," ucap Gracia.Greesel yang terlihat membuang nafas perlahan dan mengangkat kepalanya yang akhirnya dia memberanikan diri saling menatap dengan Gracia."Maaf, Bu, Ibu hanya salah paham dengan apa yang terjadi antara saya dan Adrian," ucap Greesel yang langsung saja berbicara dengan intinya. "Kamu sekarang sudah tidak sungkan lagi pada Adrian dan seperti begitu rileks dan sangat terbiasa," sahut Graci
"Kita jangan terlalu tegang dalam pertemuan ini. Ini hanya duduk santai saja. Eyang belum pergi ke Grand Hotel. Elang ada di sini dan kamu juga Gracia. Greesel yang tidak ada kegiatan. Jadi tidak ada salahnya bukan kita berbincang-bincang sebentar," ucap Eyang."Memang apa yang ingin Eyang sampaikan dan kenapa tidak di hotel saja," sahut Elang yang sepertinya kurang nyaman dalam situasi Itu dan mungkin karena ada Gracia.Mungkin saja. Elang sebenarnya hanya memikirkan ketidaknyamanan Gracia yang terlihat gusar sejak tadi. "Eyang sudah mengatakan kepada kamu Elang. Ini hanya pembicaraan rileks dan tidak ada yang serius sama sekali," sahut Eyang.Elang menghela nafas dan meminum teh yang baru saja disuguhkan Bibi."Gracia bagaimana bekerjasama dengan Elang. Apa kamu mengalami kesulitan atau justru tidak cocok bekerja sama dengan Elang?Atau jangan-jangan Elang bukan orang yang bisa diajak kerjasama?" tanya Eyang dengan rasa penasaran."Tidak seperti itu Eyang. Semuanya baik-baik saja da
Ternyata Adrian pulang juga, walau dia sempat keluar kota. Walau sudah begitu larut malam. Tetapi Adrian tetap pulang. Tetapi mungkin karena pekerjaan yang begitu banyak membuat Adrian menjadi lelah dan langsung beristirahat. Greesel yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat sang suami yang sudah tertidur. Greesel menghela nafas dan menyelimuti Adrian."Dia pasti sangat lelah bekerja seharian," ucap Greesel yang turut perhatian pada suaminya itu.Greesel yang mengusap rambut Adrian dengan menatap sang suami. Sampai tangannya yang tiba-tiba saja dipegang Adrian yang ternyata Adrian telah menyadari keberadaan istrinya. "Kamu istirahatlah!" ucap Adrian dengan suara serak tanpa membuka matanya. "Maaf, aku sudah mengganggu kamu. Aku juga sudah mau istirahat," ucap Greesel yang akhirnya naik ke tempat tidur dan langsung dipeluk Adrian. "Kamu pasti lelah sekali hari ini. Seharusnya kamu tidak perlu pulang," ucap Greesel."Aku mana bisa tidak pulang. Aku tidak bisa jika tidak tahu
"Gracia bukankah saya sudah mengatakan kepada kamu, kalau tidak ada yang boleh menolak apa yang saya yang sudah saya tentukan. Ini bukan hanya sekedar perjalanan saja yang mana kita juga akan memeriksa beberapa proyek dan termasuk proyek yang kamu kerjakan," tegas Eyang.Gracia yang memang akhirnya setelah pulang dari bekerja mampir ke rumah Adrian yang khusus untuk bertemu dengan Eyang untuk membicarakan penolakan dirinya atas keberangkatan itu. "Tapi! Eyang Saya benar-benar tidak bisa pergi. Banyak sekali laporan yang harus saya kerjakan," ucap Gracia yang tetap memberikan alasannya. "Gracia! perjalanan yang kita lewati adalah perjalanan yang sangat menyenangkan dan juga memiliki fasilitas tempat. Jika memang kamu membutuhkan tempat untuk bekerja, maka juga ada tempat yang nyaman. Lagi pula saya bisa mengendalikan pekerjaan itu dan kamu bisa menunda laporan kamu. Bukankah yang punya kuasa atas semuanya adalah saya," ucap Eyang yang memberikan beberapa kelonggaran.Gracia terdiam y
Hari ini adalah perjalanan yang di adakan Eyang yang akhirnya dilaksanakan dengan waktu yang sudah ditentukan. Sherly juga sudah tiba di kediaman Eyang dengan membawa kopernya, karena mereka akan melakukan perjalanan beberapa hari. Begitu juga dengan Gracia yang sama sekali tidak punya pilihan untuk ikut dengan keluarga itu. Sherly, Gracia, Elang, Adrian dan Greesel yang sudah berada di ruang tamu dan tidak lama Eyang. "Apa kita langsung berangkat saja Eyang?" tanya Adrian. "Benar Eyang. Tetapi ayang belum memberikan tiket kepada kami. Kita juga tidak tahu mau naik pesawat seperti apa?" sahut Elang. "Kalian jangan banyak tanya, perjalanan kita akan segera dimulai dan transportasinya juga sudah ada di depan," ucap Eyang. Orang-orang yang ada di ruang tamu itu kebingungan dengan pernyataan yang diberikan Eyang. "Transportasi! maksud Eyang?" tanya Adrian. "Dari pada kalian penasaran dan bertanya-tanya seperti itu. Ayo! sekarang ikut Eyang dan bawa koper kalian masing-masing," uc
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk