"Kita jangan terlalu tegang dalam pertemuan ini. Ini hanya duduk santai saja. Eyang belum pergi ke Grand Hotel. Elang ada di sini dan kamu juga Gracia. Greesel yang tidak ada kegiatan. Jadi tidak ada salahnya bukan kita berbincang-bincang sebentar," ucap Eyang."Memang apa yang ingin Eyang sampaikan dan kenapa tidak di hotel saja," sahut Elang yang sepertinya kurang nyaman dalam situasi Itu dan mungkin karena ada Gracia.Mungkin saja. Elang sebenarnya hanya memikirkan ketidaknyamanan Gracia yang terlihat gusar sejak tadi. "Eyang sudah mengatakan kepada kamu Elang. Ini hanya pembicaraan rileks dan tidak ada yang serius sama sekali," sahut Eyang.Elang menghela nafas dan meminum teh yang baru saja disuguhkan Bibi."Gracia bagaimana bekerjasama dengan Elang. Apa kamu mengalami kesulitan atau justru tidak cocok bekerja sama dengan Elang?Atau jangan-jangan Elang bukan orang yang bisa diajak kerjasama?" tanya Eyang dengan rasa penasaran."Tidak seperti itu Eyang. Semuanya baik-baik saja da
Ternyata Adrian pulang juga, walau dia sempat keluar kota. Walau sudah begitu larut malam. Tetapi Adrian tetap pulang. Tetapi mungkin karena pekerjaan yang begitu banyak membuat Adrian menjadi lelah dan langsung beristirahat. Greesel yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat sang suami yang sudah tertidur. Greesel menghela nafas dan menyelimuti Adrian."Dia pasti sangat lelah bekerja seharian," ucap Greesel yang turut perhatian pada suaminya itu.Greesel yang mengusap rambut Adrian dengan menatap sang suami. Sampai tangannya yang tiba-tiba saja dipegang Adrian yang ternyata Adrian telah menyadari keberadaan istrinya. "Kamu istirahatlah!" ucap Adrian dengan suara serak tanpa membuka matanya. "Maaf, aku sudah mengganggu kamu. Aku juga sudah mau istirahat," ucap Greesel yang akhirnya naik ke tempat tidur dan langsung dipeluk Adrian. "Kamu pasti lelah sekali hari ini. Seharusnya kamu tidak perlu pulang," ucap Greesel."Aku mana bisa tidak pulang. Aku tidak bisa jika tidak tahu
"Gracia bukankah saya sudah mengatakan kepada kamu, kalau tidak ada yang boleh menolak apa yang saya yang sudah saya tentukan. Ini bukan hanya sekedar perjalanan saja yang mana kita juga akan memeriksa beberapa proyek dan termasuk proyek yang kamu kerjakan," tegas Eyang.Gracia yang memang akhirnya setelah pulang dari bekerja mampir ke rumah Adrian yang khusus untuk bertemu dengan Eyang untuk membicarakan penolakan dirinya atas keberangkatan itu. "Tapi! Eyang Saya benar-benar tidak bisa pergi. Banyak sekali laporan yang harus saya kerjakan," ucap Gracia yang tetap memberikan alasannya. "Gracia! perjalanan yang kita lewati adalah perjalanan yang sangat menyenangkan dan juga memiliki fasilitas tempat. Jika memang kamu membutuhkan tempat untuk bekerja, maka juga ada tempat yang nyaman. Lagi pula saya bisa mengendalikan pekerjaan itu dan kamu bisa menunda laporan kamu. Bukankah yang punya kuasa atas semuanya adalah saya," ucap Eyang yang memberikan beberapa kelonggaran.Gracia terdiam y
Hari ini adalah perjalanan yang di adakan Eyang yang akhirnya dilaksanakan dengan waktu yang sudah ditentukan. Sherly juga sudah tiba di kediaman Eyang dengan membawa kopernya, karena mereka akan melakukan perjalanan beberapa hari. Begitu juga dengan Gracia yang sama sekali tidak punya pilihan untuk ikut dengan keluarga itu. Sherly, Gracia, Elang, Adrian dan Greesel yang sudah berada di ruang tamu dan tidak lama Eyang. "Apa kita langsung berangkat saja Eyang?" tanya Adrian. "Benar Eyang. Tetapi ayang belum memberikan tiket kepada kami. Kita juga tidak tahu mau naik pesawat seperti apa?" sahut Elang. "Kalian jangan banyak tanya, perjalanan kita akan segera dimulai dan transportasinya juga sudah ada di depan," ucap Eyang. Orang-orang yang ada di ruang tamu itu kebingungan dengan pernyataan yang diberikan Eyang. "Transportasi! maksud Eyang?" tanya Adrian. "Dari pada kalian penasaran dan bertanya-tanya seperti itu. Ayo! sekarang ikut Eyang dan bawa koper kalian masing-masing," uc
Greesel dan Adrian yang berada di dalam kamar yang disediakan untuk mereka berdua."Ini sangat unik sekali," ucap Greesel dengan melihat ke sekitarnya."Kamu menyukai perjalanan dengan cara seperti ini?" tanya Adrian."Kenapa tidak! aku tidak pernah melakukan perjalanan seperti ini dan ini sangat asyik sekali. Melakukan perjalanan menggunakan bus yang didesain dengan rumah dengan fasilitas yang lengkap. Jadi begini kalau orang kaya gabut yang buang-buang uang," ucap Greesel."Apa yang membuang-buang uang Greesel. Tidak ada sama sekali. Bukankah ini sangat bermanfaat dan bukankah segala sesuatu yang bermanfaat tidaklah ditambahkan dengan membuang-buang-buang," sahut Adrian."Iya-iya. Ya sudah, aku sekarang ingin menyiapkan pakaian dulu memasukkan ke dalam lemari," ucap Greesel yang membuat Adrian mengangguk."Kamu juga akan membantuku bukan?" tanya Greesel."Aku pasti akan membantumu dan tidak akan membiarkan kamu bekerja sendirian," jawab Adrian."Baiklah!" sahut Greesel.Adrian yang
Tok-tok-tok-tok. Sherly mengetuk pintu kamar Gracia dan Gracia langsung membuka pintu kamar itu. "Ada apa?" tanya Gracia dengan wajah yang tampak biasa saja."Apa yang kau lakukan?" tanya Sherly."Apa maksud mu? apa yang aku lakukan?" Gracia menimpali pertanyaan itu. "Jangan pura-pura bodoh, aku tahu jika kau sedang mengincar tunanganku," ucap Sherly yang berbicara to the point sembari kedua tangannya dilipat di dadanya yang menatap sinis Gracia. Gracia mendengar hal itu menyunggingkan senyum dengan mendengus kasar."Kau terlalu percaya diri sekali, aku sama sekali tidak tertarik dengan tunanganmu, jadi jangan berpikiran jika aku telah mengincar dirinya," jawab Gracia. "Jika kau tidak memiliki ketertarikan kepada dia, kau tidak akan cari perhatian pada tunanganku," ucap Sherly."Aku tidak mencari perhatian pada tunanganmu. Aku sudah mengatakan jika aku tidak memiliki ketertarikan, jadi jangan salah paham!" tegas Gracia yang berusaha untuk santai.Sherly melipat kedua tangannya di
Krrekkk.Greesel melihat ke arah pintu yang mana pintu terbuka yang ternyata itu adalah Adrian. Greesel merasa begitu lega dengan kehadiranku suaminya itu."Pekerjaan kamu sudah selesai?" tanya Greesel."Tidak! Eyang menyuruhku untuk masuk dan menemui kamu. Dia khawatir kamu kenapa-napa, lagi pula tidak ada pekerjaan yang yang besar," jawab Adrian."Tapi aku tidak apa-apa sama sekali," jawab Greesel.Adrian melangkah mendekati Greesel dan duduk di samping Greesel dengan Adrian memebelai rambut Greesel."Kamu sepertinya merasa kurang nyaman berada dalam situasi ini?" tanya Adrian memastikan."Tapi sepertinya bukan hanya aku saja yang kurang nyaman, kamu juga, Bu Gracia juga," ucap Greesel."Kamu bisa tidak jangan memikirkan orang lain," ucap Adrian."Aku hanya tidak ingin, Bu, Gracia salah paham pada kita berdua. Aku tidak enak padanya," ucap Greesel."Greesel. Istriku itu adalah kamu dan bukan Gracia, kamu berhenti memikirkan Gracia!" ucap Adrian.Mendengar hal itu membuat Greesel me
Jarum jam terus bergerak yang mana Gracia dan Elang masih tetap fokus dalam pekerjaan mereka. Sampai akhirnya Gracia menghela nafas yang mana pekerjaannya sudah selesai dan terlihat menyusun tumpukan berkas-berkas tersebut. Elang memperhatikan pergerakan Gracia sampai akhirnya Gracia berdiri dan tempat duduknya.Gracia tidak jadi melangkah kalau pergelangan tangannya dipegang yang membuat Gracia menoleh yang mana Elang telah melakukan hal itu. "Ada apa?" tanya Gracia."Aku tidak tahu apa yang dikatakan Sherly kepada kamu dan mungkin karena perkataannya membuat kamu tidak nyaman. Aku minta maaf untuk semua itu," ucap Elang. "Kenapa harus kau yang meminta maaf. Ini permasalahan aku dan juga Sherly. Kau tidak perlu repot-repot minta maaf seperti itu," ucap Gracia."Aku tidak ingin kamu tidak nyaman. Jadi aku merasa memiliki kewajiban untuk meminta maaf padamu," jawab Elang."Kau tidak harus peduli dengan kenyamananku atau tidak," ucap Gracia yang melepaskan paksa tangannya dari Elang d
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek