Greesel dan Adrian yang berada di dalam kamar yang disediakan untuk mereka berdua."Ini sangat unik sekali," ucap Greesel dengan melihat ke sekitarnya."Kamu menyukai perjalanan dengan cara seperti ini?" tanya Adrian."Kenapa tidak! aku tidak pernah melakukan perjalanan seperti ini dan ini sangat asyik sekali. Melakukan perjalanan menggunakan bus yang didesain dengan rumah dengan fasilitas yang lengkap. Jadi begini kalau orang kaya gabut yang buang-buang uang," ucap Greesel."Apa yang membuang-buang uang Greesel. Tidak ada sama sekali. Bukankah ini sangat bermanfaat dan bukankah segala sesuatu yang bermanfaat tidaklah ditambahkan dengan membuang-buang-buang," sahut Adrian."Iya-iya. Ya sudah, aku sekarang ingin menyiapkan pakaian dulu memasukkan ke dalam lemari," ucap Greesel yang membuat Adrian mengangguk."Kamu juga akan membantuku bukan?" tanya Greesel."Aku pasti akan membantumu dan tidak akan membiarkan kamu bekerja sendirian," jawab Adrian."Baiklah!" sahut Greesel.Adrian yang
Tok-tok-tok-tok. Sherly mengetuk pintu kamar Gracia dan Gracia langsung membuka pintu kamar itu. "Ada apa?" tanya Gracia dengan wajah yang tampak biasa saja."Apa yang kau lakukan?" tanya Sherly."Apa maksud mu? apa yang aku lakukan?" Gracia menimpali pertanyaan itu. "Jangan pura-pura bodoh, aku tahu jika kau sedang mengincar tunanganku," ucap Sherly yang berbicara to the point sembari kedua tangannya dilipat di dadanya yang menatap sinis Gracia. Gracia mendengar hal itu menyunggingkan senyum dengan mendengus kasar."Kau terlalu percaya diri sekali, aku sama sekali tidak tertarik dengan tunanganmu, jadi jangan berpikiran jika aku telah mengincar dirinya," jawab Gracia. "Jika kau tidak memiliki ketertarikan kepada dia, kau tidak akan cari perhatian pada tunanganku," ucap Sherly."Aku tidak mencari perhatian pada tunanganmu. Aku sudah mengatakan jika aku tidak memiliki ketertarikan, jadi jangan salah paham!" tegas Gracia yang berusaha untuk santai.Sherly melipat kedua tangannya di
Krrekkk.Greesel melihat ke arah pintu yang mana pintu terbuka yang ternyata itu adalah Adrian. Greesel merasa begitu lega dengan kehadiranku suaminya itu."Pekerjaan kamu sudah selesai?" tanya Greesel."Tidak! Eyang menyuruhku untuk masuk dan menemui kamu. Dia khawatir kamu kenapa-napa, lagi pula tidak ada pekerjaan yang yang besar," jawab Adrian."Tapi aku tidak apa-apa sama sekali," jawab Greesel.Adrian melangkah mendekati Greesel dan duduk di samping Greesel dengan Adrian memebelai rambut Greesel."Kamu sepertinya merasa kurang nyaman berada dalam situasi ini?" tanya Adrian memastikan."Tapi sepertinya bukan hanya aku saja yang kurang nyaman, kamu juga, Bu Gracia juga," ucap Greesel."Kamu bisa tidak jangan memikirkan orang lain," ucap Adrian."Aku hanya tidak ingin, Bu, Gracia salah paham pada kita berdua. Aku tidak enak padanya," ucap Greesel."Greesel. Istriku itu adalah kamu dan bukan Gracia, kamu berhenti memikirkan Gracia!" ucap Adrian.Mendengar hal itu membuat Greesel me
Jarum jam terus bergerak yang mana Gracia dan Elang masih tetap fokus dalam pekerjaan mereka. Sampai akhirnya Gracia menghela nafas yang mana pekerjaannya sudah selesai dan terlihat menyusun tumpukan berkas-berkas tersebut. Elang memperhatikan pergerakan Gracia sampai akhirnya Gracia berdiri dan tempat duduknya.Gracia tidak jadi melangkah kalau pergelangan tangannya dipegang yang membuat Gracia menoleh yang mana Elang telah melakukan hal itu. "Ada apa?" tanya Gracia."Aku tidak tahu apa yang dikatakan Sherly kepada kamu dan mungkin karena perkataannya membuat kamu tidak nyaman. Aku minta maaf untuk semua itu," ucap Elang. "Kenapa harus kau yang meminta maaf. Ini permasalahan aku dan juga Sherly. Kau tidak perlu repot-repot minta maaf seperti itu," ucap Gracia."Aku tidak ingin kamu tidak nyaman. Jadi aku merasa memiliki kewajiban untuk meminta maaf padamu," jawab Elang."Kau tidak harus peduli dengan kenyamananku atau tidak," ucap Gracia yang melepaskan paksa tangannya dari Elang d
Gracia yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung pergi dan Greesel yang melihat kepergian Gracia."Apa hubungan mereka? jika tidak memiliki hubungan apa-apa, sangat tidak mungkin, Bu, Gracia berbicara seperti itu kepadaku. Dia juga terlihat begitu resah,'batin Greesel yang jadi semakin penasaran.Greesel yang melamun sampai tidak menyadari bahwa Adrian berdiri di belakangnya yang memperhatikan istrinya itu."Greesel!" tegur Adrian yang membuat Greesel kaget dan melihat ke arah Adrian."Iya, kenapa?" tanya Greesel dengan gugup."Kamu kenapa? kenapa kamu melamun seperti itu. Ada sesuatu yang kamu pikirkan?" tanya Adrian.Ti--tidak. Aku tidak apa-apa kok. Aku tidak melamun kok. Oh. Iya. Ini kopi kamu sudah selesai," ucap Greesel yang langsung memberikan pada Adrian."Ya. Sudah kalau begitu sekarang kita keluar, menikmati sarapan di luar," ajak Adrian.Greesel menganggukkan kepalanya yang menurut saja dengan dirinya yang tersenyum yang seolah tidak terjadi apa-apa dan padahal dirin
Adrian yang terlihat berdiri di bawah pohon yang rindang, Adrian terlihat gusar yang sedang memegang ponselnya dan memperhatikan istrinya yang sejak tadi berbicara dengan Eyang."Aku harus menelpon Tommy kembali," ucapnya yang ingin menggunakan kesempatan itu.Adrian terlihat begitu cemas yang mencoba untuk meng scroll ponselnya untuk mencari nomor Tommy. "Adrian!" hal itu tidak jadi dilakukan Adrian ketika suara Eyang memanggilnya yang membuat Adrian langsung menoleh. "Iya. Eyang!" sahut Adrian dengan menganggukkan kepalanya."Kamu sedang apa di sana?" tanya Eyang."Oh. Tidak apa-apa. Hanya mengecek pekerjaan saja," jawab Adrian yang terlihat bohong. "Kalau kamu tidak ada keperluan apa-apa. Kita langsung saja berangkat," ucap Eyang.Adrian melihat para pelayan memang sudah terlihat berkemas-kemas yang bahkan barang-barang saat mereka tadi makan juga sudah kembali dimasukkan ke dalam kendaraan itu. "Ayo! apa kamu sedang sibuk dan apa tidak bisa dikerjakan di dalam saja?" tanya Eya
Setelah mereka semua mengobrol satu sama lain dan tidak lama akhirnya sampai juga pada lokasi proyek pertama yang akan mereka cek. Bus itu terparkir di tempat yang strategis. Para pelayan pertama kali keluar untuk memasang terpal dan juga beberapa kursi lipat untuk sekedar bersantai. Adrian mengambil beberapa berkas, begitu juga dengan Elang dan Gracia. Ini saatnya bekerja. Jadi mereka harus siap siaga. Jika Eyang ingin membutuhkan data-data penting."Kamu sebaiknya istirahat saja, proyek ini sama sekali tidak berhubungan dengan kamu, jadi kamu tidak perlu ikut!" ucap Adrian pada Greesel."Tapi aku akan merasa jenuh jika hanya berada di dalam kamar. Lagi pula sejak tadi aku juga sudah tidur. Masa iya. Ketika sudah sampai dan mau tidur lagi," ucap Greesel dengan wajahnya yang cemberut. "Kalau kamu memang merasa jenong berada di kamar, kalau bisa duduk bersantai di luar. Kamu ingin memakan sesuatu, kamu bisa minta pada pelayan," ucap Adrian."Jadi aku tidak boleh ikut bersama kamu?" t
Greesel tersenyum ketika melihat Adrian yang berjalan menghampirinya. Adrian sepertinya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Sherly terlihat begitu kesal melihat ekspresi dari Greesel Padahal terlihat biasa saja yang menyambut sang suami pulang. "Kamu sudah selesai?" tanya Greesel yang berdiri dari tempat duduknya. Dia begitu semangat sekali menyambut Adrian. "Sudah selesai," jawab Adrian. "Mau aku buatkan makanan tidak?" tanya Greesel. "Makan siang maksud kamu?" tanya Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala. "Memang kamu tidak lapar?" tanya Greesel. "Aku sedikit lapar! tetapi alangkah baiknya bukan Pelayan saja menyiapkan makan?" tanya Adrian. " Sejak tadi aku begitu jenuh yang menunggu kamu. Aku sama sekali belum melakukan kegiatan apapun. Jadi aku ingin membuatkan makanan," ucap Greesel. Tubuhnya memang akan menjadi kaku, jika dirinya tidak bergerak sama sekali. "Ya. Sudah kalau begitu," sahut Adrian. "Ya. Sudah apa?" tanya Greesel. "Kamu ingin membuat makanan, ma
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk