Greesel tersenyum ketika melihat Adrian yang berjalan menghampirinya. Adrian sepertinya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Sherly terlihat begitu kesal melihat ekspresi dari Greesel Padahal terlihat biasa saja yang menyambut sang suami pulang. "Kamu sudah selesai?" tanya Greesel yang berdiri dari tempat duduknya. Dia begitu semangat sekali menyambut Adrian. "Sudah selesai," jawab Adrian. "Mau aku buatkan makanan tidak?" tanya Greesel. "Makan siang maksud kamu?" tanya Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala. "Memang kamu tidak lapar?" tanya Greesel. "Aku sedikit lapar! tetapi alangkah baiknya bukan Pelayan saja menyiapkan makan?" tanya Adrian. " Sejak tadi aku begitu jenuh yang menunggu kamu. Aku sama sekali belum melakukan kegiatan apapun. Jadi aku ingin membuatkan makanan," ucap Greesel. Tubuhnya memang akan menjadi kaku, jika dirinya tidak bergerak sama sekali. "Ya. Sudah kalau begitu," sahut Adrian. "Ya. Sudah apa?" tanya Greesel. "Kamu ingin membuat makanan, ma
"Greesel!" tegur Adrian yang tidak mendapatkan jawaban dari istrinya itu. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? memang apa itu menjadi tanggung jawab kamu atas kematian Papa adil atau tidak?" tanya Greesel heran.Adrian terdiam yang seolah terjebak dengan pertanyaan pilihan yang telah dia berikan. Bagaimana Greesel tidak heran. Karena menurutnya itu adalah sesuatu hal yang aneh."Hmmmm, aku hanya mencoba untuk memahami situasi perasaan kamu. Jad aku bukan bertanggung jawab untuk adil atau tidak adil dapat kematian papa kamu. Jika aku bisa melakukan sesuatu kenapa tidak. Jika itu membuat kamu bisa merasa adil," sahut Adrian yang terlihat begitu gugup dan bahkan menjawab sampai terbata-bata. "Adrian bukankah aku sudah mengatakan, aku saja tidak tahu apakah aku kematian Papa memang benar berdasarkan kesalahan Papa atau tidak. Jika kematian Papa juga tidak adil. Maka tidak akan ada yang bisa menggantikan rasa adil itu. Karena papa sudah tiada," jawab Greesel."Itu artinya kamu tidak akan m
Akhirnya, Gracia, Sherly dan Elang, menghampiri Eyang dan juga Adrian dan Greesel yang sudah duduk di meja makan dengan suasana outdoor. "Kalian sudah menunggu lama?" tanya Eyang menarik kursi dan langsung duduk. "Tidak Eyang. Aku juga baru saja kembalikan sebelumnya aku membantu Greesel untuk membuat makan siang," sahut Adrian. "Greesel kenapa kamu harus repot-repot membuat makan siang. Bukankah banyak sekali menu makanan yang sudah disiapkan pelayan?" tanya Eyang. "Tidak apa-apa. Eyang Greesel ingin saja melakukannya," sahut Greesel. "Karena aku juga sudah sangat merindukan masakan yang di masakkan Greesel," sahut Adrian. Ketika Adrian mengutarakan kalimat itu dan begitu juga Gracia yang datang. Adrian sepertinya sekarang sudah mulai cuek pada Gracia dan tidak mempedulikan apakah kata-kata yang manis terhadap istrinya itu akan melukai Gracia atau seperti apa. Tetapi tetap saja dalam suasana yang seperti itu. Greesel yang merasa canggung dan takut membuat Gracia salah paham.
Sesi foto prewedding antara Elang dan Sherly akhirnya dilaksanakan. Sherly terlihat mepet-mepet yang ingin memperlihatkan betapa romantisnya dia dengan Elang dan mungkin sekalian ingin menunjukkan kepada Gracia yang ternyata sudah bergabung dengan Adrian, Greesel dan Eyang.Sherly mungkin ingin membuat Gracia panas, padahal Gracia terlalu cuek. Tidak juga, Gracia memang terlihat kurang nyaman dan sejak tadi merasa resah. Bahkan dia tidak ingin melihat sama sekali pada pasangan yang masih bermesraan itu. Hanya Sherly yang terlihat excited dan sementara Elang seperti menjagakan sesuatu.Elang yang terlihat kurang nyaman dan bahkan matanya sejak tadi melihat ke arah Gracia, sampai-sampai Sherly harus memegang pipi kekasihnya itu untuk fokus melihat dirinya dan Sherly yang semakin memperlihatkan keromantisannya yang bahkan mengecup bibir Elang."Bagus!" sahut sang fotografer yang menyukai sesi foto yang seperti itu.Elang padahal tidak suka dan tidak mungkin juga menolak apa yang dilakuk
Greesel yang tampakkan dong memasuki kamar. Adrian yang melihat hal itu "Ada apa Greesel?" tanya Adrian. "Kenapa belakangan ini aku merasa sangat aneh dengan sikap Gracia kepadaku. Dia begitu sangat dingin kepadaku," ucap Greesel dengan sendu yang sembari duduk di pinggir ranjang. "Bukankah aku sudah pernah mengatakan kepada kamu untuk tidak pernah memikirkan Gracia," ucap Adrian."Kenapa kamu mengatakan hal seperti itu seolah tidak peduli dengan Bu, Gracia?" tanya Greesel."Aku hanya malas saja berurusan dengan dia memang tidak ada harus yang harus dipedulikan lagi," ucap Adrian."Maksud kamu?" tanya Greesel.Ting.Adrian melihat ponselnya dan melihat nanti pesan yang masuk. 'Tuan! apa saya bisa menelpon, saya mendapatkan informasi yang banyak,' tulisan pesan itu."Greesel, kamu fokuslah pada kandungan kamu. Jangan memikirkan apapun dan termasuk Gracia. Mau dia seperti apapun bersikap kepada kamu, itu tidak akan mempengaruhi apa-apa. Kamu jangan berpikiran yang tidak-tidak. Janga
Palembang.Perjalanan Adrian dan yang lainnya sudah memasuki daerah Sumatera Selatan. Ada proyek di sana yang memang menjadi salah satu yang akan mereka tuju. Seperti biasa bus perjalanan itu akan berhenti di tempat yang strategis yang tidak mengganggu pengendaraan lain atau mengambil parkir sembarangan. Greesel yang berada di dalam kamar heran melihat Adrian yang tampak siap-siap. "Bukankah ini sudah malam dan Eyang juga mengatakan besok baru mengecat proyek, lalu kamu mau ke mana malam-malam seperti ini?" Greesel dengan rasa penasaran."Ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan. Aku kebetulan ada pertemuan dengan klien," jawab Adrian."Bertemu dengan klien?" tanya Greesel "Benar sekali," sahut Adrian."Tumben!" ucapnya dengan pelan."Ya. Sudah Greesel. Kalau begitu aku pergi dulu. Bukankah Eyang juga mengajak kamu untuk jalan-jalan di sekitar sini. Jadi kamu gunakanlah waktu dengan sebaik mungkin. Aku harus mengurus banyak hal," ucap Adrian."Baiklah!" sahut Greesel.Sebelum beran
Sherly, Greesel dan Eyang yang berjalan-jalan di mall. Sherly yang terlihat begitu heboh yang sejahtera di mulutnya tidak berhenti berbicara sembari memilih apa yang dia mau. Sementara Greesel yang terlihat diam yang dari wajahnya terlihat penuh dengan pemikiran. "Greesel! apa kamu tidak berniat untuk mencari sesuatu yang kamu butuhkan?" tanya Eyang."Tidak Eyang. Greesel bingung mau beli apa," jawab Greesel."Kamu terkesan begitu terpaksa ikut dengan Eyang," ucap Eyang."Tidak sama sekali Eyang. Greesel tidak terpaksa kok. Hanya saja memang sedikit kurang bersemangat," jawab Greesel.'Dasar caper! dia memang setiap saat ingin sekali diperhatikan dan ditanya-tanya terus,' batin Sherly jadi kesal melihat Greesel."Ya. Sudah kalau begitu Kamu pilih saja apa yang kamu mau. Kamu juga Sherly. Nanti Eyang akan bayar," ucap Eyang."Eyang repot-repot sekali yang ingin meneraktir saya. Padahal itu tidak perlu sama sekali," sahut Sherly yang jual-jual mahal."Ini tidak repot sama sekali," sahu
Adrian dan Tomy yang mencari kesempatan untuk bertemu. Mereka berdua bertemu di salah satu Restaurant.Adrian yang terlihat begitu schok saat melihat beberapa lembaran dokument yang di perlihatkan Tomy."Kamu yakin dengan informasi ini?" tanya Adrian yang terlihat ragu."Benar tuan! ini informasi yang valid. Saya yakin dengan informasi ini dan saya juga sudah mencari kebenarannya," jawab Tomy dengan yakin."Jadi semua benar, sesuai dengan dugaan saya. Bahwa tuan Danu Prakasa sama sekali tidak bersalah dalam hal ini," ucap Adrian dengan suara yang terdengar begitu lirih. "Selama ini Danu Prakasa hanya dijadikan kambing hitam," ucapnya dengan menutup matanya yang terlihat sangat menyesali hal itu. "Saya juga kaget dengan kenyataan yang ada. Setelah saya memeriksa semua dokumen-dokumen yang terkait peristiwa 4 tahun lalu yang ternyata terbukti jika pemasok makanan untuk hotel tidak bukan kecurangan apapun dan justru semua adalah perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab!" jelas Tomm
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk