Setelah selesai makan Adrian dan Greesel kembali di ruang tamu dengan Adrian yang tampak mengajari Vano menggambar. Vano terlihat begitu nyaman kepada kakak iparnya itu yang tidak sungkan-sungkan pada Adrian.Adrian juga sangat ramah yang mengajari Vano dengan kemampuan yang dia miliki. Untuk Vano memiliki kakak ipar yang begitu baik. Greesel yang sejak tadi berada di sana melihat suaminya dan juga adiknya itu yang tampak akrab. Greesel tidak henti-hentinya merasa sangat begitu senang sekali, melihat Adrian yang sangat luar biasa baik sekali kepada Vano. Jadi Greesel juga pasti sangat senang sekali.Asti yang menghampiri ruang tamu dengan membawakan buah yang sudah dipotong."Ya. Ampun. Ibu. Kenapa tidak mengatakan kepada Greesel. Seharusnya Greesel saja yang memotongnya. Ibu tidak perlu melakukan hal ini. Sejak tadi Ibu sama sekali tidak ada lelah lelahnya," ucap Greesel."Apa yang harus Ibu lelahkan Greesel. Hanya memotong buah saja dan kamu sudah sangat berlebihan seperti itu," sa
Gresek dan Adrian sudah sama-sama memasuki kamar. Seperti apa yang dikatakan Asti sebelumnya. Jika kamar mereka sudah bersih. "Makasih ya, kamu sudah mau menginap di sini," ucap Greesel."Kamu sama sekali tidak perlu berterima kasih. Lagi pula aku sangat paham jika ibu kamu pasti sangat merindukan kamu. Jadi sangat wajar dia menginginkan kamu untuk menginap di sini. Lagi pula besok weekend dan aku juga tidak masalah untuk menemani kamu," sahut Adrian."Makasih kamu sudah peduli Pada Ibuku," sahut Greesel."Kamu tidak ada habis-habisnya mengucapkan terima kasih," sahut Adrian dengan geleng-geleng kepala."Soalnya aku tidak tahu lagi harus mengucapkan apa, selain ucapan terima kasih," ucap Greesel."Ya sudah, sebaiknya sekarang kita istirahat," ucap Asrian.Greesel menganggukkan kepalanya, "baju kamu waktu itu masih ada di sini. Jadi kamu bisa berganti pakaian sebelum tidur," ucap Greesel yang langsung menuju lemari untuk mengambilkan pakaian Adrian dan langsung memberikan pada Adrian.
Gracia mau tidak mau harus menyiapkan laporan yang diminta Elang. Gracia memang sudah menjanjikan pada Elang. Jadi mau tidak mau Gracia harus memberikan laporan itu. Gracia buru-buru mengerjakannya yang akhirnya selesai sampai malam juga. Setelah itu Gracia yang langsung menghampiri Elang yang menunggunya di luar tempat pembangunan proyek itu. "Ini!" ucap Gracia membuat Elang menoleh ke belakang. "Katanya menyiapkan sebentar dan apa yang sebentar. Ini sangat begitu lama," ucap Elang menghela nafas."Ambilah jangan protes. Sudah sukur Aku menyiapkan semua ini," ucap Gracia kesal."Ini memang tugas dan tanggung jawabmu," sahut Elang yang mengambil laporan itu.Byurrrr.Tiba-tiba saja hujan deras tanpa diundang yang membuat kedua orang itu sama-sama melihat ke atas. "Aisss! apa-apaan ini!" ucap Elang yang menentukan kepalanya dengan kedua tangan. Mereka berdua langsung berlari menuju teras proyek yang untung saja sudah diberi atap."Kenapa tiba-tiba hujan seperti ini!" umpat Elang de
Elang dan Gracia masih berada di tempat perteduhan mereka. Mereka berdua yang masih berteduh menunggu hujan reda."Mau sampai kapan kita berada di sini?" tanya Elang."Kenapa bertanya padaku. Kalau kau mau pergi, maka pergilah dan aku masih menunggu hujan reda," jawab Gracia dengan ketus."Aku bertanya bagus-bagus dan di jawab seperti itu," desisi Elang dengan kesal. Gracia sama sekali tidak peduli dengan ocehan Elang padanya.J-grree!" suara petir yang terdengar begitu kuat membuat Gracia kaget dan spontan memeluk Elang.Elang menautkan ke-2 alisnya melihat hal spontan yang dilakukan Gracia. Gracia yang terlihat tampak begitu ketakutan. Sampai Gracia menyadari apa yang telah dia lakukan dan langsung buru-buru melepaskan pelukan itu."Maaf, aku tidak bermaksud!" ucap Gracia dengan gugup."Tidak apa-apa. Baiklah! kalau begitu aku langsung pergi saja. Aku tidak bisa menunggu di sini," ucap Elang.Saat Elang ingin pergi dan tiba-tiba saja, tangannya di tahan Gracia yang membuat Elang men
"Adrian apa kamu kurang nyaman dengan ibu yang menceritakan tentang papa Greesel?" tanya Asti yang memperhatikan sejak tadi Adrian hanya diam saja. "Tidak, Bu, saya tidak masalah sama sekali. Greesel tidak pernah menceritakan tentang papanya kepada saya. Jadi Saya sedikit kaget saja," sahut Adrian. "Ini fotonya, kamu lihatlah!" Asti memberikan album foto tersebut kepada Adrian dan Adrian membuka perlahan. Adrian melihat kebersamaan Greesel dengan sang Papa yang terlihat begitu dekat, dari foto-foto saya Greesel kecil sampai dewasa. "Greesel adalah gadis yang sangat manja. Tetapi dia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sangat kuat ketika ditinggal oleh suami saya. Kepergian suami saya secara mendadak membuat luka terbesar di dalam hidup kami. Kami kehilangan sosok yang yang selalu bertanggung jawab kepada kami," ucap Asti yang curhat pada Adrian yang masih melihat foto-foto sang istri. "Kematiannya memang sangat tidak di sangka dan semua itu, karena perbuatan orang-orang yang t
Gracia yang terlihat begitu kesal memasuki kamar dengan duduk di pinggir ranjang."Lalu jika dia yang memberiku tempat, aku harus sembah sujud begitu dan berterima kasih kepadanya," ucap Gracia yang terlihat begitu kesal dengan Elang."Menolong, tetapi harus mengharapkan terima kasih. Apa itu namanya menolong. Itu sama saja dengan bohong!" umpat Gracia."Ahhhhh. Tapi syukurlah. Jika sekarang aku sudah berada di tempat aman. Paling tidak aku tidak perlu mengkhawatirkan hal lain. Aku juga tidak perlu takut dengan suara petir. Walau aku sedikit sangat was-was berada dalam satu tempat dengannya. Tetapi untung saja ada kamar yang sebagai pembatas. Jadi aku sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan apapun," ucap Gracia yang merasa jauh lebih tenang dari pada sebelumnya."Tapi apa dia akan baik-baik saja tidur di luar? tanya Gracia."Kenapa tidak baik-baik saja. Dia hanya tidur di luar saja dan sama sekali tidak ada hal yang salah. Dia berteduh dan perbedaannya hanya tidur di sofa. Mana mungki
Greesel yang mengajak Adrian untuk menonton dan malah dia sendiri yang tertidur di bahu Adrian. Greesel yang begitu sangat mengantuk yang yang padahal sebelumnya dia mengatakan jika dia masih belum mau tidur dan kenyataan yang berbalik dari apa yang sebenarnya.Dia sudah tertidur lelap. Adrian mengusap-usap pucuk kepala Greesel dan pasti karena hal itu juga yang membuat Greesel mudah tertidur."Kamu sudah tidur?" tanya Adrian yang menoleh ke arah sang istri.Dia memastikan saja, walau melihat istrinya memejamkan mata."Greesel!" tegur Adrian lagi.Tidak ada jawaban dari Greesel yang benar-benar nyata sudah tertidur lelap."Kamu yang mengajak menonton dan kamu juga yang tidur!" ucap Adrian dengan geleng-geleng kepala.Adrian melihat ke arah televisi dan Adrian yang langsung mengambil remote. Adrian tidak bisa melanjutkan untuk menonton. Karena Greesel yang sudah tertidur. Adrian langsung mematikan televisi tersebut dengan film yang belum selesai ditonton. Setelah itu, Adrian yang meng
Ternyata hubungan Gracia dan elang masih berlanjut. Bukan hanya berciuman panas di sofa, tetapi mereka berdua sudah berlanjut di dalam kamar. Pakaian yang terlihat berserakan di atas lantai dan terdengar suara desahan dari mulut Gracia. Bagaimana tidak jika pasangan itu sama-sama tanpa busana yang hanya tertutupi selimut dengan Elang yang berada di atas tubuh Gracia. Nafsu yang larut dalam hubungan mereka. Jika saat itu Gracia tidak sadar dengan apa yang terjadi padanya saat Elang menyentuhnya untuk pertama kali. Tetapi kali ini Gracia benar-benar sadar dan bahkan tidak menolak sama sekali. Dia benar-benar terhipnotis dengan Elang yang memberikan sentuhan kenikmatan. Mereka berdua benar-benar menghabiskan malam bersama untuk yang kedua kalinya dengan persetujuan masing-masing dan tanpa ada paksaan. Padahal, Gracia dan Elang sama-sama memiliki pasangan. Elang bahkan akan menikah. Tetapi ada momen yang membuat dia bersama Gracia dan momen tersebut ternyata mengantarkan merek
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk