Andreas dan Reyna akhirnya berangkat menuju ke club, tak sampai setengah jam keduanya bahkan sampai dan segera masuk ke dalam sana. Andreas mengangkat tangannya saat melihat Ken berada disana, sedangkan Reyna sudah asik masuk tanpa mengikuti Andreas yang juga tak menyadari bahwa Reyna tak berada di dekatnya. Andreas menghampiri teman temannya. “Datang sendiri?” tanya Ken pada Andreas yang menoleh ke belakang ketika ingin menunjukan bahwa dirinya tak benar benar datang sendirian. Namun ia malah kehilangan sosok Reyna. “Mungkin saja dia ingin bersenang senang sendirian.” Pikir Andreas yang mengingat bahwa Reyna yang sebetulnya ingin kemari karena merindukan tempat berisik ini. “Kenapa mengadakan pesta disini, kamu tahu aku tidak menyukai tempat seperti ini?” ujar Andreas pada Ken yang tersenyum seraya menunjuk Clara yang tengah duduk dengan seorang pria tampan. “Pacar barunya?” tanya Andreas seraya meminum segelas kecil alkohol yang ada di tangannya. Ken menganggukan kepalanya. “M
“Aku tidak mungkin menyukainya,” ucap Andreas tanpa berani menatap Ken.Ken tertawa kecil, saat mengetahui bahwa sahabatnya ini baru saja berbohong kepadanya. “Kamu yakin dengan ucapanmu?” tanya Ken. Andreas terdiam sesaat. “Damian, disini!” panggil Ken pada seorang yang baru saja masuk ke dalam club malam. Mendengar nama Damian Andreas terlihat menoleh dengan tatapan tak suka pada pria tersebut. “Kamu mengundangnya juga, tanpa memberitahuku?” tanya Andreas yang nampaknya terlihat sangat kesal pada Ken.“Apa salahnya, Damian ikut ke pestaku. Toh sebelumnya kamu baik baik saja dengan kehadirannya, aku juga baru tahu kalau Damian sedang mengejar Reyna,” ujar Ken. Andreas mengerutkan keningnya. “Jadi karena itu kamu sengaja mengundangnya kemari, bahkan menghubungi Reyna secara pribadi agar wanita itu juga ikut malam ini?” tanya Andreas pada Ken yang bertepuk tangan. “Selain yang paling kaya, ternyata kamu juga sahabatku yang paling pintar!” ujar Ken membuat Andreas merasa kepanasan.
Andreas terbangun dengan keadaan dirinya sudah berada di dalam kamarnya. Pria itu memegangi kepalanya yang ternyata di dahinya terdapat handuk putih yang sudah mengering. “Aku…, sakit?” pikir Andreas kala itu seraya mencoba untuk bangkit dari tidurnya. Andreas berjalan dengan kepala yang masih terasa berat, namun ia tak mendapati Reyna di dalam kamar wanita itu. Andreas kembali menuju ke dapur dan hanya menemukan sop rumput laut di atas kompor. “Reyna!” panggil Andreas kala itu. Namun Reyna tak kunjung datang kepadanya, hal itu membuat Andreas mungkin berpikir bahwa Reyna sedang keluar untuk membeli sesuatu. Andreas memilih duduk di atas sofa sembari menyalakan televisi, pikirannya mulai terbayang beberapa kejadian tadi malam yang tak bisa diingatnya dengan jelas. Sampai suara pintu apartemennya berbunyi, membuat Andreas langsung berdiri seraya menatap Reyna yang baru saja masuk. “Habis dari mana?” tanya Andreas ketika tangan Reyna penuh dengan belanjaan. Reyna terlihat meliri
Reyna meruntuki dirinya sendiri di dalam kamar, wanita itu terus memukuli kepalanya sendiri ketika dirinya menyesali apa yang baru saja terjadi. “Aku berniat mendiamkan Pak Andreas seharian karena alasan kemarin, tapi hanya karena diberikan tiket ke Jepang saja aku sudah bisa membalas panjang lebar ucapannya dengan senyuman pula,” gumam Reyna yang sangat kesal dengan dirinya sendiri. Mencintai memang terasa menyenangkan namun hal yang menyenangkan bisa lebih cepat berubah menjadi hal yang menyedihkan. “Padahal keberangkatannya masih di minggu depan, tapi kenapa rasanya jantungku tak bisa berhenti berdetak secepat ini,” pikir Reyna yang langsung menyimpan tiketnya di laci meja samping tempat tidur. “Ah, hampir saja aku menyatakan cinta pada Pak Andreas tadi malam,” gumam Reyna sendirian seraya menatap langit langit kamarnya. Reyna keluar kamar untuk menyeduh teh panas, lalu setelah itu ke balkon apartemen yang jarang sekali ia tempati. “Karena masih pagi, langit terlihat sangat nye
Andreas yang baru selesai mandi merasa kebingungan dengan penampilan Reyna yang telah rapih di dalam kamarnya. “Mau kemana?” tanya Andreas pada Reyna yang berada di atas sofa dalam kamarnya. “Saya mau ke rumah sakit jenguk Jeremy sebentar,” ucap Reyna yang terlihat senang karena memang ia baru saja dikabari oleh pihak rumah sakit tentang keadaan adiknya yang kian lama semakin membaik. “Pak Andreas, saya merasa sangat senang. Jeremy sudah bisa membuka matanya dan juga menggerakan beberapa sensorik di tubuhnya,” ucap Reyna pada Andreas yang ikut tersenyum melihat wanita di hadapannya nampak bahagia. “Oh, taksi saya sudah datang,” ucap Reyna seraya bangun dari duduknya dan hendak pergi keluar sendirian. Andreas yang merasa masih kebingungan, berusaha mencegah Reyna untuk keluar lebih dulu. “Tunggu, kamu kemari hanya ingin izin untuk pergi?” tanya Andreas yang diangguki Reyna dengan senyuman sebelum wanita itu benar-benar pergi meninggalkannya sendirian di kamar. Andreas cemberut. “S
"Pak Andreas," ucap Reyna ketika melihat penampakan Andreas di samping tempat tidur Jeremy yang terlihat sudah bisa tersenyum menatap ke arahnya.Andreas melipat kedua tangannya di dada ketika Damian terlihat masuk ke dalam ruangan itu. “Sejak kapan Pak Andreas ada disini?” tanya Reyna sembari mendekat pada sang adik yang memang berada di samping bosnya persis. “Dari mana saja kamu,” tanya Andreas pada Reyna yang langsung menjelaskan bahwa sedari tadi dirinya menemani Damian sarapan di kantin rumah sakit. “Selamat siang Pak Andreas,” ucap Damian menyapa Andreas yang berusaha untuk tetap membalas jabatan tangan pria tersebut. “Jeremy, kamu sudah bisa bicara?” tanya Reyna yang dibalas kedipan mata oleh sang adik. “Dia masih belum bisa bicara, tapi sudah mengerti dan bisa merespon dengan baik perkataanmu,” ucap Andreas menjelaskan kembali kalimat yang Dokter katakan sebelumnya padanya saat Reyna belum datang. “Ternyata adikmu sudah sebesar ini ya, saya pikir masih kecil. Jadi jangan
Reyna menggenggam tangan Andreas yang berada di bawah sana. “Di luar ada orang,” ujar Reyna dengan wajah yang nampak sudah sangat memerah karena perbuatan Andreas. Melihat wajah merah bercampur khawatir dari Reyna, Andreas akhirnya mau melepaskan tangannya dari miss v Reyna. “Kali ini saya ampuni,” ujar Andreas membuat Reyna semakin tidak mengerti sebetulnya ada salah apa dirinya dengan Andreas hari ini. Andreas merapihkan kembali pakaian Reyna yang sempat berantakan karenanya, lalu dilanjut dengan pakaiannya yang tidak terlalu berantakan. “Ayo keluar,” ucap Andreas pada Reyna yang menganggukan kepalanya. Sampai Reyna berhasil pas pasan dengan dua orang di depan pintu darurat, saat melihat keduanya masuk ke dalam membuat Reyna jadi merinding karena kembali membayangkan bagaimana jika dirinya masih berada di dalam sana bersama Pak Amdreas yang tengah melakukan hal mesum. “Kenapa wajahmu panik sekali?” tanya Andreas ketika mereka baru saja keluar dari lobi rumah sakit. “Memangnya
“Jangan berusaha untuk menggodaku,” ucap Andreas membuat Reyna menatap pria itu dengan pandangan yang nampaknya kebingungan.Reyna menggelengkan kepalanya. “Saya tidak sedang menggoda Bapak,” ujar Reyna dengan bibir yang sedikit celemotan karena ice cream. “Memang seharusnya begitu, jangan lakukan hal aneh seperti tadi,” ucap Andreas membuat Reyna yang tidak mengerti hanya menganggukan kepalanya saja. Reyna tidak mau ribut dengam bosnya yang kalau kesal terlihat sangat menyebalkan. “Cepat habiskan ice creamnya,” ucap Andreas membuat Reyna mengangguk untuk kedua kalinya. “Terimakasih karena telah meneraktir saya ice cream, saya sangat senang,” ucap Reyna membuat Andreas hanya terlihat menghela napas dengan berat. “Ada lagi yang kamu inginkan?” tanya Andreas pada Reyna yang nampaknya sedang berpikir tentang keinginannya yang selanjutnya, mumpung bosnya mau menemani dan membayarkannya. “Piknik malam hari, di tepi danau,” ujar Reyna. Andreas menoleh pada Reyna yang terlihat tersenyu
Satu tahun kemudian, reyna yang sedang menggelear fashion show dibutiknya sendiri terkihat sangat sibuk. Ia sampai tidak menyadari akan kehadiran seseorang di kursi bagian depan tempat duduk para tamu saat itu. Reyna yang baru kembali ke backstage merasa kebingugan dengan kiriman satu rangkaian Bunga besar yang katanya sengaja dikirimkan seseorang untuknya. Reyna mulai bertanya tanya dari siapa karangan sebesar ini, papa dan mama andreas sudah mengirimnya sebelum hari h, lalu rekan bisnis mana yang mengirimkannya tanpa nama. Tidak mungki juga ini dari robin, hingga nama reyna sudah dipanggil untuk segera ke atas panggung berikan sambutan. Lampu panggung mulai sengaja di matikan lalu lampu sorot pun mulai menyoroti reyna yang terlihat sangat cantik hari itu. Reyna mulai berbicara di depan kepada beberapa tamu yang datang ke acaranya tersebut. “terimakasih untuk semua yang telah menyempatkan datang ke acara pertama saya, saya benar benar tidak menyangka bisa menyelanggarakan acara se
Part dalam cerita ini hanyalah fiktifsatu tahun kemudian. “robin,” lenguh seorang pria dengan suara paraunya. Robin yang sempat ketiduran mulai membuka matanya ketika mendengar suara bosnya, robin berdiri dan berlari ke arah tempat tidur andreas. “ini bukan mimpi kan?” tanya robin pada dirinya sendiri saat melihat andreas akhirnya bangun dari komanya.Robin memencet tombol emergency untuk memanggil dokter agar menuju ke ruangan ini. “kepalaku pusing sekali,” ujar andreas yang terus memegangi kepalanya.Dokter akhirnya masuk ke dalam ruangan dan mulai memeriksa keadaan andreas, dokter mulai mengecek satu persatu organ serta indra andreas yang ternyata kedua kakinya merasa tidak bisa digerakan alias lumpuh. Robin yang melihat itu merasa sangat panik dan meminta dokter untuk segera memeriksa lebih lanjut apakah kaki bosnya cacat permanen atau hanya lumpuh sementara.Andreas hanya bisa menatap nanar kakinya yang tidak tahu apakah bisa berfungsi lagi atau tidak, dan lagi ia takut jika re
Reyna terbangun dari tidurnya, melihat kecelakaan suaminya secara langsung membuat reyna terbangun saat itu juga. “hah!hah!hah!” lenguh reyna yang di basahi oleh keringat. Reyna memegangi jantungnya, robin yang kini sedang berada di ruangan reyna langsung melaporkan pada dokter tentang reyna yang sudah sadar. Robin menatap sedih wajah reyna yang seakan menatap dirinya untuk memastikan bagaimana keadaan andreas saat ini. robin tidak bisa mengatakan kalimat apapun selain menggelengkan kepalanya pada reyna yang seakan mengatakan bahwa andreas tak dapat selamat. Reyna seketika lemas dengan wajah yang pucat pasi, reyna memegangi dadanya yang terasa amat sangat sakit. Jantungnya seakan berhenti dalam beberapa detik, air matanya tak dapat ia bending lagi dan akhir terjatuh begitu deras. “suamiku, suamiku,” gumam reyna yang mulai menjerit. Dokter yang baru datang mau tidak mau menyuntikan obat penenang untuk reyna. Robin yang kini berada di luar nampak masih acak-acakan, karena sudah dua
Part ini mengandung cerita fiktifandreas menjentikan jarinya di atas meja berkali kali, ia benar benar tidak menyangka selain melenyapkan perusahaan fernandes ayahnya juga berhasil melenyapkan pemiliknya yakni ibu dan ayah Raymond.Dikabarkan kedua orang tua Raymond melakukan bunuh diri karena korupsinya sudah terendus kepolisian, polisi yang hendak menyergap kedua orang itu di keidamnnya malah menemukan mayat keduanya yang di analisis keduanya sengaja bunuh diri karena tak mau menanggung malu jika harus masuk ke dalam penjara.Hartanya telah habis karena ditipu habis habisan, perusahaannya juga kini telah sepenuhnya bergantu kepemilikan atas nama Hilton. Kabarnya lagi cara bunuh diri mereka yang dianggap sadis dengan menembakan pistol api di kepalanya. Dilakukan secara bergantian sang istri lebih dulu lalu diikuti suaminya, Raymond yang masih cukup kecil melihat hal tersebut dan membuat dirinya memiliki trauma. Raymond dikabarkan juga sempat tinggal di panti asuhan hingga umurn ya
Reyna hari ini ada jawal yoga alhasil ia harus mandi dan bersiap lebih lagi dari hari biasanya ia berolahraga. Reyna pergi dengan taksi ke tempat yoga, sampai ke tempat reyna langsung menuju ke ruangan latihannya yang sudah di sambut oleh sang pelatih. Selesai yoga reyna mandi lagi seperti biasa lalu berniat untuk pulang, namun baru saja keluar dari tempat yoga dan menunggu taksi tubuh reyna di bekap lalu di seret ke dalam sebuah mobil hitam tanpa plat. Hal itu membuat body guard yang memang sudah andreas sewa sebanyak dua orang langsung menyusul mobil tersebut.Andreas yang tengah meeting mendaapatkan kabar dari suruhannya jika reyna baru saja terlihat di culik seseorang dan di masukan ke dalam mobil tak berplat sehingga mereka kesusahan untuk mencari informasi juga sulit untuk melapor ke pihak berwajib.Andreas mencoba menetralkan perasaan serta logikanya dahulu, ia memutuskan untuk menghentikan rapat kali ini dan meminta robin untuk segera ke ruangannya. “reyna, istriku baru saja
Keesokan harinya andreas bekerja lagi seperti biasanya, baru tadi malam dirinya merasa sangat bahagia karena bisa bersama lama dengan reyna namun kini ia harus kembaali kerutinitasnya yang sangat monoton setiap harinya.Melihat laporan, bertemu dengan klien dan sebagainya begitu pula dengan reyna yang nampaknya kini baru terlihat bangun dari tempat tidurnya. Seperti biasa reyna masuk ke dalam kamar mandi untuk bebersih selanjutnya mengganti bajunya untuk berjalan pagi. Tak lupa ia sudah meminum susu terlebih dahulu.Pagi ini reyna tak hanya jalan jalan melainkan melakukan beberapa pemanasan dahulu sebelum akhirnya berjalan kembali, di putaran ketiga saat dirinya sudah akan menyelesaikan olahraga reyna memutuskan untuk ke mini market sebentar untuk membeli air berion tinggi, saat hendak mengambil minuman gelang couplenya bersama andreas nampak jelas berada di tangannya. “cantik sekali,”gumam reyna sendirian.Setelah itu ia membayar dan baru saja hendak keluar dari mini market ia berpa
Part ini hanya fiktif⚠️Pagi harinya andreas dan reyna bersiap untuk pergi ke rumah sakit. “Sudah siap check up?” tanya andreas yang diangguki reyna penuh semangat.Andreas tersenyum lebar kala reyna terus memperhatikannya sedari malam seakan ia tak mau meninggalkan pandangannya pada suaminya barang sedetikpun. Sesampainya di ruang dokter, mereka sudah bisa dengan jelas melihat anak mereka yang masih sangat amat kecil di dalam perut. “Wah, sangat kecil,” guman reyna. “Apa mau test jenis kelaminnya hari ini?” tanya dang dokter yang dibalas gelengan oleh reyna. “Aku ingin menjadi kejutan saja saat hari h, bagaimana menurutmu?” tanya reyna pada andreas yang mengangguk setuju. Apapun yang diinginkan reyna selama itu baik baik saja andreas akan mendukung wanitanya. “Semuanya sehat ya, hanya saja kurang protein. Mungkin ibunya harus banyak banyak mengonsumsi telur rebus atau bisa meminum vitamin agar kandungan lebih kuat lagi,” ujar sang dokter pada reyna dan andreas yang menganggukinya
Andreas kebingungan dibuat reyna yang porsi makannya sudah lebih banyak dari sebelumnya, namun andreas segera memakluminya karena tahu jika istrinya itu tengah mengandung anaknya. Itu adalah alasan yang tepat untuk membiarkannya makan sebanyak itu.“kamu tidak makan dan sedari tadi aku melihatmu kamu hanya memperhatikanku saja?” tanya reyna membuat andreas mengangguk dan segera memakan makanannya.Andreas menatap wajah reyna yang begitu bahagia bisa memakan makanan yang diinginkannya. “aku seperti tidak pernah memberimu makanan enak, makanlah secara perlahan reyna,” ujar andreas yang diangguki reyna.Selesai makan andreas dan reyna kembali ke apartemen sedangkan andreas bersiap siap untuk gym di lantai atas karena sudah empat hari nampaknya ia belum gym lagi. “aku akan olahraga sebentar di atas sebelum berangkat kerja ya, jangan lupa kamu langsung mandi dan istirahat oke?” ujar andreas yang diangguki reyna.Andreas berolahraga seperti biasanya selama satu jam, lalu pria itu kembali la
“kamu tidak bekerja disinag hari?” tanya reyna pada Raymond yang langsung duudk di hadapannya sembari tersenyum lebar.Raymond menganggukan kepalanya. “aku bekerja di pagi hari, baru selesai dan mampir kesini untuk membeli minuman,” ujar Raymond membuat reyna menganggukan kepalanya.Raymond memberikan ponselnya seakan diirnya ingin menagih janji mereka sebelumnya yang mana reyna akan memberikan nomor ponselnya jika mereka bertemu kembali. Reyna menghela napas dan sedikit meragu ketika hendak mengetik nomornya, namun reyna tak melihat Raymond sebagai orang jahat selama ini jadi pada akhirnya ia menulsikan juga nomornya di kontak pria itu.Hingga ada seorang bibi yang paruh baya baru keluar dari mini market dengan tiga kantung plastic penuh, Raymond yang melihatnya saat itu juga langsung menawarkan bantuan yang sebelumnya di tolak nenek paruh bayah itu akhirnya sampai mau menerima bantuannya karena bujuk rayu Raymond yang ramah.Reyna tersenyum melihat kebaikan pria itu, sedangkan Raymo