Pukul lima sore, aku dan Askara baru saja tiba di rumahku, kami saling berpengan tangan di depan rumah, kami berencana akan menghadap orangtua dan meminta restu mereka untuk kembali bersama-sama lagi." Ayo sayang, kita pasti bisa" Ucapku pada Askara yang mematung di depan rumahku." Aku siap Sayang, apapun yang terjadi" Ucap Askara padaku.kami masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saat pintu dibuka, Ayah langsung marah dan menarik Askara, Ayah memukuli Askara tampa Ampun." Dasar Bajingan, berani kau datang kemari, setelah kau sakiti Ria, dan sekarang kau berani menampakan diri dihadapanku , kau memang Bangs*t, kau akan mati hari ini"aku yang kaget dengan sikap Ayah, segera berlari dan memeluk Askara untuk menghindari pukulan Ayah." Jangan Ayah kumohon jangan lakukan, Ayah, Askara tidak Jahat tolong jangan lakukan ini, pukul aku saja, kumoho jangan pukulo Askara Ayah" teriaku pada Ayah.Ayah menghentikan pukulannya, Bu Sofi dan Rayanza keluar rumah dan melihat pertikaian kami dengan mat
POV ASKARA" Sayang, kau sudah bangun, kau ketiduran sore tadi, ini pukul sembilan malam, ayo makanlah, aku sudah siapkan makanan untukmu" Ucap Istriku saat aku membuka mata, ya Tuhan Istriku benar benar seperti bidadari, cantik sekali." Kau cantik sekali sayang " Ucapku pada Ria yang mulai menyuapiku." Aku tidak menyangka akan ada laki-laki yang tidur dikamarku As," Ucap Ria sambil tersenyum." Ini kamar yang Indah, kau menatanya cantik sekali." pujiku pada Istriku karena kamarnya memang sangat nyaman." Kamar ini saksi bisuku, saksi semua curhatanku tentang perasaanku padamu, lihatlah pigura itu, semuanya siluet dirimu As"Aku melihat ke pajangan dinding Ria, semuanya memang siluet diriku, Ria sangat mencintaiku sedalam itu pantaslah tuhan menggagalkan pernikahanku dengan wanita licik seperti Anita, Tuhan menghadiahkan aku bidadari seperti Ria.aku tersenyum pada wanita cantik ini, ingin rasanya segera memeluknya, karena mencintai Ria sangat membahagiakan, dia tidak berhenti mengh
" Ria, Askara" suara pintu diketuk dengan keras, oh tidak aku dan Askara belum memakai pakaian, aku langsung membangunkan Askara dan mengenakan Pakaianku.Kubuka pintu, itu Ibu Sofi." Keluarlah, ada yang menunggu diruang tamu." Ucap Bu Sopi pada kami berdua.Aku dan askara ke ruang tamu dan kulihat ada beberapa orang yang memakai pakain Rapih, berdasi lengkap." Askara, ini Pengcara Hotma, dia yang akan membantu kita"" Pak Askara, silahkan duduk, saya Hotma dan ini teman teman satu Firma kami."" Boleh Pak Askara jelaskan semua tentang kejadian ini versi Bapak Askara." Anita dan Saya mengenal sejak Kuliah, kami berpacaran cukup lama, lalu memutuskan untuk menikah tahun lalu, sayangnya saya kecelakaan, tertabrak mobil dan terlindas, kaki saya sempat Patah, namun saya berhasil sembuh berkat bantuan Ria melalui proses yang panjang."" Bagaimana akhirnya anda bisa menghamili ibu anita"" pernikaha saya dan Anita batal, karena itu saya menikah dengan Ria, dan Ria yang kasihan pada Say
" Ria... Askaraaaa"Pintu diketuk terus menerus, aku yang masih menenangkan Askara membuka pintu itu." Riaa.." Ibu sambil berlinang Air mata berdiri mematung didepan pintu." Askaraa, ayoo keluar dulu" Ucap Ayah dengan nada yang berbeda.Aku dan Askara bingung dengan sikap mereka, saat aku aka keluar tiba-tiba kulihat sudah ada tiga orang polisi di rumah kami." Selamat Malam tuan Askara, mohon maaf ini surat perintah penangkapan Saudara. Silahkan Tuan Askara ikut Kami"" Noooooo.... tidakkk.... Ibu.. Ayahhh.... jangan biarkan mereka bawa Asakara,,, tolong,, Ibu.... Askaraa,,, jangan pergi,,,, jangan tinggalkan aku,,Askaraa...." Aku menangis dan menjerit jerit sambil memeluk Askara. Tidak bisa,, iki terlalu kejam, tega sekali mereka membawa Askara seperti itu." Askkarraaaa......( menangis dan menjerit)"Askara di borgol oleh petugas, seperti tidak bergeming tanpa perlawanan Askara menurut pada mereka." pak, aku ikut kalian tapi tolong ijinka aku pamit kepada Istriku dulu" Ucap Askar
Waktu terasa begitu singkat saat kita bersama orang yang kita cintai, aku dan askara benar-benar seperti sepasang kekasih yang saling merindukan.Sampai Askara kembali dijemput paksa oleh para polisi.Aku dan Askara telah menyusun banyak strategi dan membuat skenario sendiri, disamping pengacara yang mencoba membantu kami, aku dan askara berniat menyelidiki kasus ini juga. Tentu saja denga Bantuan Rayanza, bagaiamana pun keluarga Rayanza adalah keluarga kedua terkaya setelah Sanjaya, dan kini karena Sanjaya diusung tombak akan menjadi kemungkinan Rayanza lah pemegang kekuasaan tertinggi, tapi Rayanza berbeda, dia tidak suka dengan dunia bisnis dan politik, di lebih memilih menjadi dokter dan menolong orang.***Siang itu, aku akan langsung bertemu dengan orang penting, pembuat kekacauan Ini, Anita.Aku dan Rayanza ingin tahu, kenapa Anita memfitnah Askara, apa sebenarnya tujuan dia.Aku ragu untuk masuk ke sebuah Rumah sakit Jiwa, receptionis langsung mempersilahkan kami masuk karena
POV AUTHOR" Pak Hendro?"" Kenapa Gus, kok kamu seperti melihat hantu begitu."Ucap Hendro saat berpapasan Dengan Agustio di Parkiran, Manajer Umum itu seperti terbelalak kaget." Kami baru selesai Meeting Pak" Ucap agus dengan terbata-bata." Loh ko Meeting tidak bawa saya? Inikan Tender saya nilainya juga tidak kecil, saya sudah habiskan banyak tenaga fikiran dan Uang untuk memenangkan ini"Ucap Hendro seperti menahan Amarah." Yasudah Pak, Bapak temui saja Pak Heru dan Sani, mereka masih ada di ruang meeting" Agus lalu meninggalkan Hendro yang tampaknya sedikit Marah, tidak lama Hendro melihat Pak Baskoro dan Rombongan sebagai Custumer Projek barunya baru tiba di Parkiran, segera Hendro menyapa mereka." Siang Pak Baskoro" Ucap Hendro dengan Ramah sambil menjabat tangan Baskoro." Pak Hendro? " Ucap Baskoro kaget" Maaf Pak Hendro, tapi saya sudah mendengar semuanya, Kok tega sekali Bapak mengkhianati Pak Heru? saya sudah menyarankan Pak Heru untuk mencari Mitra yang jauh lebih J
****" Ibu Ria, silahkan Masuk, anda sudah ditunggu" Ria masuk ke sebuah ruangan, tidak disangka ruangan itu harus melewati berbagai lorong. sampailah disebuah pintu ruangan dalam yang terlihat sangat Rahasia." Silahkan Bu" Ucap polisi itu membukakan pintu untuk Ria. betapa terkejutnya saat masuk ternyata Askara ada disana, beberapa orang duduk di kursi denga meja panjang itu, kulihat ada satu wanita yang mungkin lebih tua dari Bu Sopi, ada pula tiga laki-laki yang berpakaian cukup rapih." Askara" Teriak Ria, begitu melihat suaminya.Askara memeluk istrinya itu, lalu memintanya duduk." Ria, kau anak Pak Herman bukan?" ucap perempuan yang ada disana. " Aku tidak menyangka, Herman rela mengorbankan cintanya sendiri untuk kalian berdua, kukira Herman akan menikahi Sofi" Ucap wanita itu kembali." Ada apa ini?" Ucap Ria menimpali." Aku Lina Gusti Pandawa, ini adalah Pak Furqan Jatmoko, dan Gusti Handayani, aku tahu akan sulit meninggalkan istri tercintamu Askara, apalagi perempuan
" Ria, kau pucat sekali, kau pasti kelelahan, " Ucap Rayanza saat melihatku masuk ke Mobilnya." Sepertinya kita harus membawanya pulang Za"ucap Erika di mobil itu." Ahh.. tidak aku baik-baik saja, aku hanya Dehidrasi Za, aku lupa bawa minum" Ucapku pada mereka.Rayanza membukakan air mineral yang ada di saku kursi mobilnya, aku meminumnya dengan sekali teguk satu botol habis." Kau benar-benar kehausan ya, pasti lapar juga, ayo kita makan dulu" Ucap Rayanza padaku.Kami berhenti di sebuah restauran, Rayanza membantuku keluar dari mobil, memapah aku. kulihat Erika melirik kami seakan tak suka, oh... Erika mungkin diam diam sebenarnya menyukai Rayanza. baguslah, Rayanza perlu sesekali dekat dengan Wanita. pikirku.kami memesan beberapa makanan minuman dan dessert, aku merasa agak sedikit lelah, mungkin karena kehamilanku ini jadi badanku rasanya cepat sekali lelah." Ria, kau benar-benar hebat, dalam kondisi kehamilanmu kau masih kuat melakukan ini semua" Ucap Rayanza padaku." Aku
" Rayanza, kau benar-benar ya, kenapa kau bilang keberadaan Ria pada Dokted Samuel, bagaimana kalau dia tidak bisa kita percaya, apa kau tidak takut mereka ternyata bersekongkol?" Ucap Erika dengan sangat marah pada rayanza." wow santai Sayang ada apa ini, kenapa tiba-tiba datang dan memarahiku"" kenapa panggilanku kau abaikan?" Ucap Erika marah." tidak ko wah banyak sekali ini ya panggilannya, aku sedang buat Topeng kau ingat,? Aku butuh konsentrasi, kenapa sih?"" Ria dan Tia sekarang sudah di penthouse milik dokter Samuel, bagaimana ini bisa terjadi, kau sengaja memberitahukan posisi itu pada dokter Samuel?"" Oke sebentar tarik nafas duduklah As, Sayang ayo kita bicara dulu"Erika dan Askara lantas duduk diruangan Rayanza. Rayanza memulai untuk menceritakan semuanya." Jadi, pagi tadi ada dokter Samuel mengatakan ada tangkapan CCTV Hotel yang menangkap gambar Ria, dan itupun belum dikonfirmasi, karena gambarnya sangat buruk. Jadi dokter sam kesana untuk mengecek hal tersebut.
" Kak Ria, "" Iya Tia,"" kakak, sayang sama kak Askara?" tanya Tia sambil membuka Kotak yang berisi buku buku tentang Askara. " Oh itu, itu bukuku memang isinya tentang keseharian Askara, kakak kadang berfikir kakak ini terlalu bodoh karena mencintai Askara terlalu seperti itu. banyak yang menyayangkan cara lak Ria menyukai Askara, tapi kakak tahu, tidak ada yang salah dengan berkorban untuk orang yang kita cintai,"" meskipun kak Askara tidak membalasnya sebanyak Kak Ria padanya?" " Aku saat ini berfikir demikian, kenapa aku lakukan itu, mungkin Askara bahkan risi dengankutapi aku juga tahu, tidak ada sesuatu yang sia-sia untuk mencintai seseorang. kita hanya perlu menyayanginya tulus, balasan itu kalau tidak dari orangnya langsung, bisa jadi dari tuhan, aku percaya itu semua." ucap Ria sambil tersenyum." Apa aku sudah bisa memanggilmu Evelyn?" tanya Ria." lalu aku panggil kaka siapa?" ucap Tia." Kau panggil aku Andini " ucap Ria sambil tersenyum." baik Kak Andini" mereka t
Askara memeluk pundak istrinya, rasanya sakit mendengar apa yang diceritakan Ria. Askara dengan tatapan penuh amarah berusaha untuk tetap menenangkan istrinya. " Sayang, dengar aku baik-baik, Anak memang pembawa kebahagiaan, tapi tidak berarti anak adalah segalanya, aku Bahagia bersamamu, dengan atau tanpa adanya seorang Anak. kita punya cukup untuk membesarkan Anak adopsi kalau kita mau. kau tidak perlu bersedih, banyak acara untuk mendapatkan anak" Ucap Askara." Kau sudah punya As, Anak yang ada dikandungan Anita." Ucap Ria" bukankah itu juga bisa jadi anakmu juga? Anak itu bahkan mungkin akan lebih mencintaimu nantinya, intinya bukan pada siapa dia dilahirkan tapi siapa yang membesarkan Anak itu penuh dengan kasih sayang dialah Ibunya, itulah seorang Anak Ria." " Askara, apa kau percaya kalau Pak Hendro adalah dalang kematian keluargamu ?"" Nah see lihat Ria, Ayahku ternyata bukan Ayah kandungku, dia yang tidak bisa punya Anak, tapi karena dia yang membesarkan aku penuh kasih
" Dokter Samuel? Kandungan? di Rumah sakit Hordwell? " ucap Rayanza dengan penuh penasaran" Iya Za, kau kenal dia. Dokter samuel mengataka kalau saat dia mengambil specialis, dia punya banyak teman dari Indonesia yang kuliah disini"" Dia dokter sam, Erika kau ingat Dokter yang kita temui di kantin itu Er, itu dokter Samuel, temanku, kami sangat dekat dulu, dia dan aku sering berbagi makan siang, bahkan Samuel mempelajari agama Islam dariku, aku yakin dia juga menganggap aku masih sahabatnya" Ucap Rayanza." Ria, apa saja yang dilakukan dokter Samuel kepadamu? Dia tidak mencoba menghancurkan peluang Transplantasimu kan? Mengingat aku rasa kemungkinan jika Anita telah mengarahkanmu pada dokter Samuel, dia mungkin telah disuap untuk melakukan hal yang tidak diinginkan "" tidak banyak, dia hanya memeriksaku beberapa kali. Dia bilang, aku sangat baik, dan jika terus menjaga pola hidupku, aku bisa melakukan Transplantasi rahim dengan sangat baik"" Kita harus temui dokter .Samuel As"
"tidakķkkkkkkk ayah Jangannnnnnn jangan lakukan itu pada Ayahku kumohon jangan lakukan, aku mohon tolongggggggg lepaskan Jangannnnn TIDAAAAAAAAKKKKKKK" Ria berteriak dan terbangun." Sayang..... kenapa, aku disini Sayang " Askara langsung memeluk Ria dan menenangkannya." Ini minumlah, kau tenangkan dulu dirimu ya, aku sudah bicara pada dokter kita bisa pulang sore ini, aku sudah pesan Hotel untuk kita menginap dan berlibur, kau pasti suka tempatnya sangat bagus. Aku mau kau kembali sehat sayang" ucap Askara sambil mengusap Ria.Ria hanya terdiam, matanya penuh dengan kemarahan, tatapannya sangat Tajam, Askara tau, ada kemarahan yang luar biasa dalam diri Ria.Askara menutup air mineral sambil melihat Tia yang masih tertidur. mereka memang sedang fase untuk istirahat, dari keadaan yang hampir merenggut nyawa mereka.***** " Ini Ranjangmu dan Tia, ranjangku yang satu itu. Jika masih lelah kau bisa beristirahat " Ucap Askara pada Ria yang masih terdiam dengan tatapan dingin." Askara"
" Sayang, Makan yah, aku membawakanmu makanan" Ucap Askara saat Melihat Istrinya kini sudah masuk ruang Perawatan.Erika dan Rayanza masuk kesana, Tia masih tertidur di ranjang sebelah Ria." As, apa tidak sebaiknya kita bawa Ria perawatan di Indonesia saja."" Tidakkkk,,, aku tidak mauu" teriak Ria begitu mendengar Rayanza mengatakan Indonesia." kenapa sayang, Indonesia rumahmu, kau setidaknya perlu datang bersama mereka."" kumohon As, aku tidak mau pulang, Mereka ada disana, aku tidak mau As." Ria langsung menangis histeris." Za, kroscek data penumpang selama 3 hari terakhir, apakah Syarif dan Lina benar-benar kembali ke Indonesia?" tanya Askara pada Rayanza. " Aku akan menelpon pamanku untuk informasinya " ucap Rayanza.Askara memeluk Ria yang masih menangis ketakutan, Trauma yang dalam telah menggoresnya." Ria, kami tidak akan meninggalkan kamu, kita semua disini ya" ucap Erika sambil memegang tangan Ria. "" Kita beruntung datang tepat waktu, dan Ria baik-baik saja As, " " K
Tubuh Pak Hendro di bawa oleh beberapa Pria bertubuh tegap." Kenapa ada, Manusia tidak berprikemanusiaan seperti kalian, kenapa tidak kalian tembak saja dia, kenapa membiarkannya seperti itu, kenapa sejahat itu, dia Ayahkuuuuuu.... dimana hati nurani kaliannnnn.... JAHATTTTTTTT KALIAN BIADABBBBB.... " Teriak Ria dengan Tangisan tiada henti." Kurasa anak ini perlu diberitahukan kenyataannya yang lebih lagi." Ucap Lina sambil menatap sinis pada Ria." Ria.... Ria... Ayah tercintamu itu, membunuh Ibumu. Hei panggil dokter itu." Tiba-tiba masuk seorang laki-laki paruh baya, berpakaian kusut, padahal awalnya dia pasti berpakaian baik." Hei tua Bangka, katakan kebenarannya atau kau ku habisi sekarang" ucap Lina pada lelaki tua itu." Aku bawa ini, ini dokumen persalinanmu Ria, Pak Hendro memintaku untuk Mengatakan pada Ibu Andini bahwa kehamilannya bermasalah dan dia harus memilih kematiannya atau dirimu. akhirnya Ibu Andini memilihmu, atas instruksi dari Pak Hendro setelah persalinan
Ria tersadar dari Pingsannya, samar-samar Ia lihat Syarif sedang memukuli seseorang, samar lagi dilihat, itu adalah. Ayah Ria Hendro." Ti...ti....tid.." " Oh lihat anak malangmu sudah bangun" Ucap Syarif sambil tertawa. Ria berusaha sekuat tenaga untuk bisa sadar, namun efek obat bius itu sangat kuat dia sangat lemah.Syarif mendekat dan memegang pipi Ria." Bangunlah, aku ingin kau melihat aku melakukan sesuatu pada Ayahmu. ayo cepat cepat ... BANGUUUUUUNNNN" Teriak Syarif pada Ria yang masih sayup dan lemah." lihat, lihat wajah itu... Kau mungkin tidak aka melihatnya lagi seumur hidupmu" Ucap Syarif dengan lantangnya."Syarif kenapa kamu lakukan ini ? Tolong jelaskan apa maksud dari semua ini, siapa kamu ? apa yang kamu mau sebetulnya dariku? Kenapa kamu lakukan ini ?" sambil menangis Ria mencoba bertanya kepada Syarif atas semua yang terjadi itu." kau benar-benar ingin tahu siapa aku Ria? Sebetulnya aku tidak tega melakukan ini padamu, apa yang terjadi sebetulnya tidak ada u
" Pagi As, aku bawakan kamu sarapan, aku buat sendiri, kau mau kan mencicipinya?" rengek Anita saat melihat Askara sudah rapih dengan pakain Kantornya." Baju itu bagus, aku memang suka warna Biru, kau tampan dengan setelah Biru itu As" Tambah Anita saat memperhatikan Askara memakai pakaian yang Ia siapkan di kasur Askara." Kau Gila atau apa sih? ada Bi Sari dan rukma kau fikir aku Gaji mereka buat apa ? kau ga perlu lakukan hal yang gaperlu."" Aku tahu As, tapi aku sudah belajar banyak cara menjadi Istri yang baik, aku lihat hal sederhana adalah menyiapkan apa yang kamu butuhkan, jadi aku lakukan semuanya. "" Dengar baik-baik Nona Anita. Istriku Ria, Riani Aditya Putri, bukan kau. kau sudah pernah kuberi kesempatan dan kau malah menjahatiku, kau fikir aku semudah itu menerimamu kembali, No.... " ucap Askara sambil berlalu meninggalkan Anita. tapi anehnya tanpa sedih Anita tersenyum dan Menarik tangan Askara. " sini, duduklah, biasanya kalau orang lapar suka berisik" ucap Anita sam