Kesurupan
Setelah perlakuan Sarah yang menepis tangan Jesica, teman satu timnya heran termasuk adikku Jack.
"Ha?" Dalam hati dia berpikir ada apa dengan Sarah.
Adikku Jack sesekali memandangi perilaku Sarah yang dilakukan terhadap Jesica. Dan juga Sarah sepertinya terlihat aneh wajahnya berubah seperti ada sesuatu dalam dirinya. Rasa yang janggal tidak bisa ditanyakan langsung, begitulah yang ada di benak adikku Jack. Selama mereka memecahkan sandi dan menuju tempat dimana benda itu di simpan raut wajah Sarah terpampang jelas seperti bukan dirinya. Alhasil secara tiba-tiba Sarah pergi ke jalur berbeda dari teman-temannya dia menyimpang ke arah berlawanan.
"Sarah kamu mau kemana?" Tanya adikku Jack.
Dia beralasan, "Aku mau buang air kecil"
"Baiklah jangan jauh-jauh, cepat kembali! Atau biar Jesica yang mengantarkan mu!"
"Tidak usah!" Jaw
Jam 2 malamPak Roni bertanya, " ada apa dengan dia!?" Tanya pak Roni kepada teman-teman satu timnya yang mengatakan dia untuk ditangani oleh guru.Alex pun menjawab dan menjelaskan apa yang terjadi. "Jadi begini pak....." Dia menjelaskan semuanya." Ya sudah teman kalian yang lainnya dimana? Kenapa mereka tidak kembali juga!""Kami akan tetap melakukan permainan ini sampai selesai pak. Meskipun Sarah tidak ikut kami akan semakin semangat untuk melaksanakan permainan ini!" Jawab Jesica.Yang kemudian di dukung oleh Alex. "Benar pak, kami sudah sepakat dan setuju untuk melanjutkan permainan ini. Demi Sarah kami akan melakukan semampu kami. Karena dia juga sangat menginginkan untuk memenangkan permainan ini!"Sarah pun sangat senang mendengar dan melihat teman-teman satu timnya sangat menyayangi dia. " Iya pak, benar apa yang mereka kata
Menghadapi Roh anak kecilSemua siswa berkumpul di posko utama, tempat awal saat mendengarkan arahan yang diberikan pak Roni. Diikuti oleh kami yang juga menyusul dari belakang mereka, karena kami memastikan tidak ada siswa/siswi yang tertinggal. Wajah mereka terlihat bahagia, mungkin saja karena mereka berkompetisi dengan seru-seruan. Termasuk adikku Jack, seperti yang terlihat mereka sepertinya membawa banyak benda, ini karena kerja sama mereka yang bagus.Pak Roni berdiri di depan dan memberikan kembali arahan. "Perhatian semuanya, bapak mau tau dulu apa kalian sudah semua kumpul di sini!?"Seluruh siswa dan siswi pun menjawab. "Siap, sudah pak""Coba diperiksa lagi kelengkapan alat-alat dan juga anggota masing-masing timnya! Bapak beri waktu 5 menit di mulai dari sekarang!"Mereka pun memulai memeriksa kelengkapan alat-alat dan juga masing-masing ang
. Kembali ke Dunia Mu!!!Mereka terdiam setelah mendengar pertanyaan pak Roni yang menyuruh seluruh siswa untuk berkata jujur atas kesalahan mereka.Pak Roni kemudian memberikan beberapa masukan. "Asal kalian tau kamu semua mendidik kalian dengan jujur dan tulus, agar karakter kalian terbentuk menjadi manusia-manusia yang memiliki rasa jujur yang lebih! Saat seperti ini kalian kami uji untuk melakukan hal yang benar. Meskipun kami tidak mengawasi kalian secara utuh saat kalian melakukan permainan ini, kami sudah tau pasti ada yang akan melanggar! Hal itu membuat kami kecewa. Kami merasa gagal akan apa yang telah kalian lakukan. Sekarang bapak hanya meminta kalian untuk berkata jujur, tapi ini tidak bisa kalian lakukan! Bapak kecewa kepada kalian!"Setelah perkataan itu suasana menjadi hening, semua tertunduk menghadap bumi dimana mereka berpijak. Beberapa menit masih saja hening, membisu tidak ada yang mengeluarkan bunyi-bunyian dari ma
Datang dengan damai, pergi dengan damaiBerbagai rasa senang yang dipancarkan oleh wajah seluruh siswa yang dimana mereka mendapatkan apresiasi dari hasil kerja mereka. Terutama bagi yang juara, tentu saja yang menjadi juara tahun ini adalah tim adikku Jack. Mereka sangat bahagia mendapatkan gelar sebagai juara perkemahan tahun ini. Mengapa tidak, karena seluruh siswa pasti memperebutkan gelar ini, selain dari Hadiah yang menarik itu akan menjadi sebuah kebanggaan bagi diri sendiri. Segala bentuk selebrasi mereka lakukan karena kebahagian itu. Mereka juga tidak lupa mengabadikan momen ini dengan mengambil potret foto sebagai pertanda kenang-kenangan untuk mereka semua yang telah melaksanakan perkemahan dengan serius.Definisi bahagia adalah kondisi emosi dengan karakter rasa senang, penuh syukur, dan puas. Hal ini memang bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Hanya saja, karakteristik utamanya adalah kepuasan terhadap hidup atau momen yang seda
KembaliSeketika arwah jahat berperawakan seram itu datang, dia membuat hembusan angin cukup kencang sehingga dedaunan, abu berterbangan yang membuat mataku kelilipan. Mataku terasa perih, karena dimasuki abu yang berterbangan dan juga serpihan daun menutupi pandangan ku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana Sarah yang masih dirasuki oleh roh anak kecil itu, kembali di bujuk oleh roh jahat tersebut. Rencana yang telah kususun gagal karena roh jahat itu datang disaat aku belum sempat menyentuh Sarah. Sungguh sial sekali."Kau jangan dengarkan manusia picik ini! Dia hanya akan membuat kamu tidak bisa mencapai balas dendam mu kepada kedua orang tua yang telah membiarkan kau terbunuh disini!" Begitulah suara yang kudengar dari perkataan roh jahat itu yang mencoba membujuk roh anak kecil yang ada di tubuh Sarah. Karena aku mendengar perkataan roh jahat itu dengan refleks aku menyahuti perkataannya, "jangan kau membodohi dia! Dia ti
Pergi dengan tenangSeketika arwah jahat berperawakan seram itu datang, dia membuat hembusan angin cukup kencang sehingga dedaunan, abu berterbangan yang membuat mataku kelilipan. Mataku terasa perih, karena dimasuki abu yang berterbangan dan juga serpihan daun menutupi pandangan ku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana Sarah yang masih dirasuki oleh roh anak kecil itu, kembali di bujuk oleh roh jahat tersebut. Rencana yang telah kususun gagal karena roh jahat itu datang disaat aku belum sempat menyentuh Sarah. Sungguh sial sekali."Kau jangan dengarkan manusia picik ini! Dia hanya akan membuat kamu tidak bisa mencapai balas dendam mu kepada kedua orang tua yang telah membiarkan kau terbunuh disini!" Begitulah suara yang kudengar dari perkataan roh jahat itu yang mencoba membujuk roh anak kecil yang ada di tubuh Sarah. Karena aku mendengar perkataan roh jahat itu dengan refleks aku menyahuti perkataannya, "jangan kau membodohi
Sekarang!POV Adrew___________Sekarang aku sudah berumur 20 tahun setelah kejadian-kejadian yang terjadi kepadaku. Semuanya terasa seperti terhempas begitu saja. Kini aku merasa saat-saat dimana aku merasa bosan dengan kekuatan yang aku miliki ini, namun dukungan dari keluarga ku sangat membantu aku untuk tetap berprinsip dan berpegang teguh untuk tetap melakukan hal-hal yang baik.Hari-hari aku jalani seperti terasa sudah biasa saja, hampir tiap hari arwah-arwah penasaran selalu bermunculan. Ada yang merupakan arwah bekas pembunuhan, bunuh diri, atau alasan lainnya. Dan nasib malang yang menimpa mereka itulah yang membuat hatiku juga tetap berjuang keras untuk selalu mau menolong mereka yang datang kepadaku.Aku berdiri di jendela kamarku menatap keluar, alam yang sungguh indah. Matahari juga sudah bersinar indah di atas bumi. Hari ini adalah keputusan ku unt
. Apa yang harus aku katakan?POV Andrew____________Setelah Jack pergi kerumah temannya untuk melakukan pertemuan sekaligus perpisahan teman sekelas mereka.Aku yang masih berdiri memandangi luar rumah dari balik jendela yang terbuka, melihat betapa indahnya hari ini. Namun hari ini adalah hari dimana aku akan memutuskan apa yang akan kulakukan kepdepannya. Aku sudah menaruh janji kepada ayah dan ibu untuk melanjutkan perkuliahan. Waktu itu aku mengatakan jika aku akan kuliah setelah adikku Jack tamat dari SMA, karena aku ingin bersama dia di kota yang sama. Akan tetapi sekarang aku malah merasa berubah pikiran dan tidak berniat untuk melanjutkan perkuliahan, sebaliknya justru aku menekuni dan juga menikmati pekerjaan ku selama ini, yaitu petugas keamanan di kantor ayah ku dulu bekerja. Meskipun gajinya tidak seberapa, akan tetapi pengalaman yang ku dapat cukup banyak. Di samping itu sahabatku Tommy, sudah
Paman Paul ikut membantu melepaskan Jack dari penculikan.Mereka berenam mulai menyusun rencana bagaimana agar bisa meloloskan Jack dari tahanan para penculik sialan itu.Mereka memikirkan bagaimana caranya agar tidak memberikan kitab itu kepada para penjahat tersebut. Karena Andrew mengingat apa yang dikatakan oleh pamannya Paul agar dia menjaga kitab tersebut dengan hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Apalagi penjahat yang coba-coba untuk meneror ketenangan keluarga mereka."Aku punya ide, bagaimana sebaiknya aku mengabari paman Paul saja?" Seru Andrew memberikan pendapatnya kepada mereka semua."Paman Paul? Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya Andrew? Kenapa kau tidak pernah menceritakan tentang paman Paul kalau kau punya seorang paman.""Maafkan aku soal itu"Seorang penjaga yang bernama Clark yang mengenal tentang paman ya Andrew mengatakan, "Tuan Paul, sudah lama ak
"Aku lupa menanyakan dia mengenai tanda lahir yang dia miliki.""Tidak apa-apa, masih ada lain kesempatan untuk menanyakannya," Peter menepuk pundakku."Tapi bagaimana jika dia tidak bisa datang karena, orang tuanya...""Sudah jangan terlalu khawatir, biarkan terjadi secara alami nak.""Alami apanya, itu akan mengulur waktu saja ayah.""Tenang. Jangan berlebihan nak."***POV AuthorDisisi lain Layla mengahadapi masalah baru.Dia dicurigai oleh ayahnya."Dari mana saja? Ayah cari kamu kemana-mana tapi tidak kelihatan.""A... aku baru dari luar ayah," jawab Layla dengan kepalanya menunduk."Ikut ayah.""Baik ayah," mereka menuju sebuah ruangan khusus."Kemana kau seharian ini?"
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
Karena Layla belum juga pulang, ibu menyuruh aku untuk mengajak Layla menghabiskan waktu berdua.Aku membawa dia kesamping rumah, karena suasananya disana cocok untuk mengobrol empat mata dengannya. Juga disamping rumah ada taman kecil dan juga ayunan dan kolam ikan punya paman Paul."Wah ini tempat yang bagus. Boleh kita duduk disana saja?" dia menunjuk kearah ayunan."Oke baiklah kalau kau mau duduk disana," jawabku. Aku membawanya kesana. Dia duduk dengan tersenyum. Mungkin dia teringat dengan masa kecilnya."Jadi apa tujuanmu sebenarnya ke sini?" tanyaku pada Layla,"Sebenarnya aku kesini ingin bertemu denganmu.""Kenapa?""Hemm, aku hanya ingin memastikan saja ini alamat rumahmu yang sebenarnya atau tidak.""Memangnya kamu tidak percaya dengan alamat yang aku berikan?"
"Permisi!"Tuk... tuk... tuk..."Permisi!"Suara perempuan memanggil dari luar."Tunggu sebentar!"Teriakku dari dalam.Tumben ada suara perempuan yang mengetuk rumah. Biasanya tamu selalu membunyikan bel. Mungkin dia tidak melihat tombol bel di sana.Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Layla."Hey, kenapa kamu datang ke sini?""Kebetulan aku lewat dari sebelah sini," dia mengibaskan rambutnya."Oh, kalau begitu ayo masuk," aku mengajak dia masuk kedalam rumahku."Tunggu sebentar ya," dia melepaskan sepatunya."Ti... tidak usah dibuka...""Udah nggak apa-apa""Siapa nak?" tanya ibu."Tamu bu," Jawabku."Ibu dengar sepert
"Oh iya kalau alamat kamu?""Alamat aku ya?" Jawabku dengan ragu-ragu."Kenapa ragu begitu?""Kau tau kan?""Tau apa?""Kalau keluarga Morgan, selalu membenci kami," jawabku."Oh, masalah itu. Tenang saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada keluargaku""Baiklah," kemudian aku menuliskan alamat lengkap rumahku. "Ini.""Memangnya keluargamu pernah disakiti keluarga Morgan?""Sebenarnya...""Tidak apa-apa. Aku tidak bermaksud begitu," Layla menyentuh tanganku.Sedangkan aku hanya bisa merasakan tangan lembutnya sekali lagi. Dan ada sesuatu yang terasa aneh dengan diriku saat tangan Layla menyentuhku.Tiba-tiba aku merasa tenang sekali, yang biasanya aku seakan-akan menggebu-gebu dengan kekuatan yang aku miliki. Tapi ini berbeda, pe
Berhari-hari apa yang dikatakan keluarga maupun orang-orang yang ada di acara pesta pernikahan paman dan bibi, masih terngiang-ngiang di kepalaku.Pertanyaan yang menghujani aku sama saja. "Kamu sudah punya pacar?"Kepalaku terasa penuh dengan kata-kata mereka.Hanya paman Paul, Peter dan Jack yang tidak menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun cara yang aku lakukan untuk menghindar, disitu juga ada orang dengan pasangannya masing-masing. Malah membuat aku merasa kesal dengan sendirinya. Benar-benar kena mental aku dibuat kata-kata mereka.Hari ini kebetulan aku dan paman, akan menemui perempuan yang bernama Layla.Aku masih bingung apa yang harus aku katakan kepada Layla. Pasti rasanya akan canggung dan akan terasa susah untuk mengungkapkan sepatah katapun kepada dia.Tidak terasa ternyata aku dan paman sudah setengah perjalanan me
Seminggu sudah sejak peristiwa dengan hantu jahat. Dan kini sekarang aku harus menghadapi sebuah kenyataan, mengetahui kalau Amalia benar-benar sudah lenyap.Hari ini adalah pesta pernikahan anak paman dan bibiku.Aku memakai setelan jas hitam, dengan daleman menggunakan baju berwarna putih.Aku terlihat sedikit iri dengan yang lainnya. Hampir semua anak muda memiliki pasangan masing-masing. Lain halnya denganku. Aku masih kosong melompong, tidak ada seorangpun yang aku jadikan pasangan.Kebetulan aku duduk menyendiri, tanpa ada seseorangpun yang menemani aku. Aku hanya menghindari kebanjiran pertanyaan-pertanyaan dari keluargaku."Hey bro. Kamu sudah punya pacar belum?" Tanya seorang yang sejak dari tadi berada di meja tepat dibelakangku."Belum bro hahah" jawabku dengan terkekeh.&