Sekarang!
POV Adrew
___________
Sekarang aku sudah berumur 20 tahun setelah kejadian-kejadian yang terjadi kepadaku. Semuanya terasa seperti terhempas begitu saja. Kini aku merasa saat-saat dimana aku merasa bosan dengan kekuatan yang aku miliki ini, namun dukungan dari keluarga ku sangat membantu aku untuk tetap berprinsip dan berpegang teguh untuk tetap melakukan hal-hal yang baik.
Hari-hari aku jalani seperti terasa sudah biasa saja, hampir tiap hari arwah-arwah penasaran selalu bermunculan. Ada yang merupakan arwah bekas pembunuhan, bunuh diri, atau alasan lainnya. Dan nasib malang yang menimpa mereka itulah yang membuat hatiku juga tetap berjuang keras untuk selalu mau menolong mereka yang datang kepadaku.
Aku berdiri di jendela kamarku menatap keluar, alam yang sungguh indah. Matahari juga sudah bersinar indah di atas bumi. Hari ini adalah keputusan ku unt
. Apa yang harus aku katakan?POV Andrew____________Setelah Jack pergi kerumah temannya untuk melakukan pertemuan sekaligus perpisahan teman sekelas mereka.Aku yang masih berdiri memandangi luar rumah dari balik jendela yang terbuka, melihat betapa indahnya hari ini. Namun hari ini adalah hari dimana aku akan memutuskan apa yang akan kulakukan kepdepannya. Aku sudah menaruh janji kepada ayah dan ibu untuk melanjutkan perkuliahan. Waktu itu aku mengatakan jika aku akan kuliah setelah adikku Jack tamat dari SMA, karena aku ingin bersama dia di kota yang sama. Akan tetapi sekarang aku malah merasa berubah pikiran dan tidak berniat untuk melanjutkan perkuliahan, sebaliknya justru aku menekuni dan juga menikmati pekerjaan ku selama ini, yaitu petugas keamanan di kantor ayah ku dulu bekerja. Meskipun gajinya tidak seberapa, akan tetapi pengalaman yang ku dapat cukup banyak. Di samping itu sahabatku Tommy, sudah
Aku Tidak ingin lanjut kuliah!"Nak, sekarang ayah dan ibu mau tahu bagaimana keputusan dari mu. Apakah kamu mau lanjut kuliah sama adik kamu!?"Mendengar pertanyaan ayahku yang nyaring terdengar di telingaku membuatku terdiam sejenak.Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.Setiap keputusan mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda.Keputusan biasanya memiliki empat tingkatan yaitu keputusan otomatis,keputusan yang bedasarkan informasi yang diharapakan,keputusan yang bedasarkan pertimbangan,serta keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda. Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan sangat sederhana.Contohnya seorang pen
Tommy kritis dan tidak sadarkan diriSesampainya aku rumah sakit, aku langsung menelepon adiknya Tommy. Dan dia juga sedang menuju ruang tunggu dimana aku menantikan kedatangan adiknya untuk membawaku ke ruangan tempat Tommy di rawat.Seorang laki-laki seumuran dengan adikku Jack datang menemui ku di ruang tunggu."Apakah abang namanya Andrew?""Iya benar itu saya,""Saya adiknya bang Tommy!" Dia menyodorkan tangannya dan kami bersalaman."Bagaimana dengan abangmu?!""Lebih jelasnya sebaiknya abang melihat saja sendiri. Aku tidak bisa menjelaskan semuanya!""Baiklah," dia sepertinya tidak bisa menceritakan bagaimana kondisi abangnya, karena dia sangat sedih mengingat hal itu.Kami berdua berjalan menuju ruang rawat Tommy. "Kenapa tidak dimasukkan ke UGD dek?""Tadi dokte
Tommy didiagnosis mengalami gangguan fungsi saraf otak"Carles! Andrew!" Tommy hendak bangun dari tempat tidur nya."Tenang dulu pak, bapak belum bisa bergerak banyak!" Perintah dokter yang menangani dia."Ta.., tapi..""Sudah ga usah membantah dulu bang! Nanti badan nya makin drop. Tunggu istirahat dulu bentar lagi juga pulih!""Iya, iya, kamu masih sama aja cerewet nya"Dokter akhirnya meninggal kan kami bertiga di dalam ruangan. "Ya sudah bapak-bapak sekalian kami tinggal dulu. Nanti kalau terjadi apa-apa tinggal panggil suster ya!""Baik pa Dokter!""Terimakasih ya Dok!""Iya sama-sama. Satu lagi jangan terlalu dipaksakan untuk mengingat kejadian yang dia alami ya!""Baik, dok. Terimakasih!"Dokter dan juga suster meninggal kan kami berti
Tommy dan Carles tinggal serumah dengan kami!Mendengar semua yang telah di jelaskan oleh ayah. Suasana menjadi hening sejenak.Hati siapa yang tidak khawatir?. Tidak satupun yang tega mendengar semua penyakit yang diderita oleh Tommy.Ibu seolah tak bisa berkata apa-apa lagi "Sungguh malang sekali nasib Tommy!""Iya mah, ayah juga ga tau harus bilang apa lagi. Yang penting kita rawat saja dia dengan baik!"Hati kedua orangtuaku sangat mulia. Mereka tidak segan-segan untuk merawat Tommy samapi sembuh. Dan aku juga sangat senang akan hal itu, sebab dia juga sudah ku anggap seperti abangku sendiri, jadi itu adalah hal yang sangat pantas untuk dilakukan.Beberapa saat kemudian Carles datang dari toilet. Dia melihat kami bertiga duduk di kursi ruang tunggu.Belum juga dia duduk dia langsung menanyakan keadaan abangnya Tommy
kentangnya terlalu kecilKami bertiga masuk ke dalam rumah dengan membawa satu ember kentang. Semoga ibu tau maksud dan tujuan kentang kecil yang ada di ember kecil ini."Bu, ini kentangnya! Apa Andrew bersihkan lagi?!""Tidak usah sayang, sudah letakkan saja di bawah wastafel biar ibu yang bersihkan""Sudah sini biar ayah yang bersihkan" kemudian ayah mengambil kentang yang telah kami ambil tadi dan di bersihkan. Aku melihat ayah seolah bingung kenapa kentangnya kecil seperti itu. Kemudian dia menunjukkan kepada ibu. Ops-- bisa jadi ayah dan ibu tau apa yang terjadi dengan kentang itu."Ya sudah Andrew mandi dulu ya bu!""Iya, iya kamu ajak tu adik kamu si Carles!""Oh iya bu, "Hingga akhirnya makan malam tiba. Kami semua berada di satu meja makan yang sama. Hidangan yang disajikan oleh ibu dan ayah sangat spesial. Aroma yang mengg
kegiatan pada hari ketiga perkemahan.Setelah pembagian dan juga arahan dari pak Roni selaku penanggung jawab dalam perkemahan ini, baik aturan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap siswa dan siswi. Mereka diberikan arahan dengan hanya mengikuti tanda yang ada yang telah di berikan dan di buat di lokasi yang dituju sebagai lokasi dari pencarian benda yang akan mereka kumpulkan, bagi kelompok yang memiliki benda yang dibutuhkan berarti . mereka juga berhasil dalam memecahkan sandi yang disediakan sebelum mengambil benda yang mereka cari, karena sandi itu merupakan sebuah klu dimana benda itu disembunyikan memang tidak jauh dari letak sandi yang harus mereka pecahkan.“Oh, syukurlah akhirnya pak Roni mengatakan nya juga”“Iya benar sekali. Atau apa kita juga harus memberitahu pak Roni juga mengenai lokasi itu Tom!?”“Menurutku kita beri tahu saja.
Rasa Sayang Seorang Ayah.Bagi seorang ayah pasti memiliki tugas yang berat. Terutama bagi keluarga kecilnya, dan juga keluarga besarnya. Setiap ayah juga pasti memiliki cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikan masalah yang sedang melanda rumah tangga mereka.Memang tidak semua ayah, akan mengambil keputusan itu semua. Juga tentunya didukung oleh istrinya juga dalam mengambil keputusan-keputusan yang akan di ambil.Mungkin begitulah cara seseorang ayah untuk membuat kehidupan keluarga yang dia miliki bahagia. Begitupun dengan Alex yang merupakan kepala keluarga dari keluarga kecilnya yang merupakan keturunan Paxly.Dia memutuskan mengambil keputusan untuk anaknya yang dai sayangi yaitu Andrew. Yang merupakan anak sulungnya. Melihat kejadian yang menimpa anaknya itu dia tidak tahan lagi. Belum lagi ditambah dengan istrinya Emma yang baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena mendapat luka temba
Paman Paul ikut membantu melepaskan Jack dari penculikan.Mereka berenam mulai menyusun rencana bagaimana agar bisa meloloskan Jack dari tahanan para penculik sialan itu.Mereka memikirkan bagaimana caranya agar tidak memberikan kitab itu kepada para penjahat tersebut. Karena Andrew mengingat apa yang dikatakan oleh pamannya Paul agar dia menjaga kitab tersebut dengan hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Apalagi penjahat yang coba-coba untuk meneror ketenangan keluarga mereka."Aku punya ide, bagaimana sebaiknya aku mengabari paman Paul saja?" Seru Andrew memberikan pendapatnya kepada mereka semua."Paman Paul? Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya Andrew? Kenapa kau tidak pernah menceritakan tentang paman Paul kalau kau punya seorang paman.""Maafkan aku soal itu"Seorang penjaga yang bernama Clark yang mengenal tentang paman ya Andrew mengatakan, "Tuan Paul, sudah lama ak
"Aku lupa menanyakan dia mengenai tanda lahir yang dia miliki.""Tidak apa-apa, masih ada lain kesempatan untuk menanyakannya," Peter menepuk pundakku."Tapi bagaimana jika dia tidak bisa datang karena, orang tuanya...""Sudah jangan terlalu khawatir, biarkan terjadi secara alami nak.""Alami apanya, itu akan mengulur waktu saja ayah.""Tenang. Jangan berlebihan nak."***POV AuthorDisisi lain Layla mengahadapi masalah baru.Dia dicurigai oleh ayahnya."Dari mana saja? Ayah cari kamu kemana-mana tapi tidak kelihatan.""A... aku baru dari luar ayah," jawab Layla dengan kepalanya menunduk."Ikut ayah.""Baik ayah," mereka menuju sebuah ruangan khusus."Kemana kau seharian ini?"
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
Karena Layla belum juga pulang, ibu menyuruh aku untuk mengajak Layla menghabiskan waktu berdua.Aku membawa dia kesamping rumah, karena suasananya disana cocok untuk mengobrol empat mata dengannya. Juga disamping rumah ada taman kecil dan juga ayunan dan kolam ikan punya paman Paul."Wah ini tempat yang bagus. Boleh kita duduk disana saja?" dia menunjuk kearah ayunan."Oke baiklah kalau kau mau duduk disana," jawabku. Aku membawanya kesana. Dia duduk dengan tersenyum. Mungkin dia teringat dengan masa kecilnya."Jadi apa tujuanmu sebenarnya ke sini?" tanyaku pada Layla,"Sebenarnya aku kesini ingin bertemu denganmu.""Kenapa?""Hemm, aku hanya ingin memastikan saja ini alamat rumahmu yang sebenarnya atau tidak.""Memangnya kamu tidak percaya dengan alamat yang aku berikan?"
"Permisi!"Tuk... tuk... tuk..."Permisi!"Suara perempuan memanggil dari luar."Tunggu sebentar!"Teriakku dari dalam.Tumben ada suara perempuan yang mengetuk rumah. Biasanya tamu selalu membunyikan bel. Mungkin dia tidak melihat tombol bel di sana.Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Layla."Hey, kenapa kamu datang ke sini?""Kebetulan aku lewat dari sebelah sini," dia mengibaskan rambutnya."Oh, kalau begitu ayo masuk," aku mengajak dia masuk kedalam rumahku."Tunggu sebentar ya," dia melepaskan sepatunya."Ti... tidak usah dibuka...""Udah nggak apa-apa""Siapa nak?" tanya ibu."Tamu bu," Jawabku."Ibu dengar sepert
"Oh iya kalau alamat kamu?""Alamat aku ya?" Jawabku dengan ragu-ragu."Kenapa ragu begitu?""Kau tau kan?""Tau apa?""Kalau keluarga Morgan, selalu membenci kami," jawabku."Oh, masalah itu. Tenang saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada keluargaku""Baiklah," kemudian aku menuliskan alamat lengkap rumahku. "Ini.""Memangnya keluargamu pernah disakiti keluarga Morgan?""Sebenarnya...""Tidak apa-apa. Aku tidak bermaksud begitu," Layla menyentuh tanganku.Sedangkan aku hanya bisa merasakan tangan lembutnya sekali lagi. Dan ada sesuatu yang terasa aneh dengan diriku saat tangan Layla menyentuhku.Tiba-tiba aku merasa tenang sekali, yang biasanya aku seakan-akan menggebu-gebu dengan kekuatan yang aku miliki. Tapi ini berbeda, pe
Berhari-hari apa yang dikatakan keluarga maupun orang-orang yang ada di acara pesta pernikahan paman dan bibi, masih terngiang-ngiang di kepalaku.Pertanyaan yang menghujani aku sama saja. "Kamu sudah punya pacar?"Kepalaku terasa penuh dengan kata-kata mereka.Hanya paman Paul, Peter dan Jack yang tidak menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun cara yang aku lakukan untuk menghindar, disitu juga ada orang dengan pasangannya masing-masing. Malah membuat aku merasa kesal dengan sendirinya. Benar-benar kena mental aku dibuat kata-kata mereka.Hari ini kebetulan aku dan paman, akan menemui perempuan yang bernama Layla.Aku masih bingung apa yang harus aku katakan kepada Layla. Pasti rasanya akan canggung dan akan terasa susah untuk mengungkapkan sepatah katapun kepada dia.Tidak terasa ternyata aku dan paman sudah setengah perjalanan me
Seminggu sudah sejak peristiwa dengan hantu jahat. Dan kini sekarang aku harus menghadapi sebuah kenyataan, mengetahui kalau Amalia benar-benar sudah lenyap.Hari ini adalah pesta pernikahan anak paman dan bibiku.Aku memakai setelan jas hitam, dengan daleman menggunakan baju berwarna putih.Aku terlihat sedikit iri dengan yang lainnya. Hampir semua anak muda memiliki pasangan masing-masing. Lain halnya denganku. Aku masih kosong melompong, tidak ada seorangpun yang aku jadikan pasangan.Kebetulan aku duduk menyendiri, tanpa ada seseorangpun yang menemani aku. Aku hanya menghindari kebanjiran pertanyaan-pertanyaan dari keluargaku."Hey bro. Kamu sudah punya pacar belum?" Tanya seorang yang sejak dari tadi berada di meja tepat dibelakangku."Belum bro hahah" jawabku dengan terkekeh.&