"Kurasa keberadaan kalian berdua di sini hanya untuk mendapatkan Baju Besi itu?" Ketika mereka bertemu, pria paruh baya itu tampak menyerahkan dua buah tiket kepada keduanya."Kau adalah?" Tanya dan Tyr langsung mengambil tiket yang di sodorkan dan menatapnya dengan tatapan yang sangat curiga.“Oh, namaku Ralf, dan sampai jumpa di Golden Hydra Club yang ada di Wilayah Laut Selatan malam ini.” Usai memperkenalkan diri, Ralf tidak lagi mengatakan apa-apa. Dia hanya berbalik dan kemudian pergi.Tyr kembali melihat tiket yang ada di tangannya dengan ekspresi wajah yang tampak bingung. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud Ralf dengan hal itu.“Tempat seperti apa Golden Hydra Club itu?” Tyr bertanya dengan wajahnya yang serius sambil memegang kedua tiket yang ada di tangannya.Tanya yang sedari tadi berdiri di sebelahnya tampak tertegun. Kesadaran mulai muncul dalam benaknya, "Itu pasti adalah sebuah clubhouse yang berada di wilayah Laut Selatan!"Tanya tiba-tiba tersenyum dengan wajah
Golden Hydra Club adalah sebuah tempat hiburan terbesar dan paling mewah di seluruh Wilayah Laut Selatan. Lantai dasar berfungsi sebagai bar, sedangkan lantai atas menawarkan layanan pijat dan spa lainnya.Di lantai atas, ada juga tempat makanan yang mewah dan panggung pertunjukan. Selebriti dari seluruh penjuru negeri juga sering tampil di sini. Pada hari kerja, lokasi itu dijadikan tempat berkumpulnya penduduk Laut Selatan yang kaya untuk menghabiskan uang mereka.Sudah ada banyak orang yang berkumpul di Golden Hydra Club ketika Tyr dan Tanya tiba.Tyr dapat mengingat banyak wajah mereka karena dia telah bertemu ketika dia berada di rumah keluarga Pandai Besi sore ini. Orang-orang ini datang dari berbagai tempat yang ada di tanah air. Mereka juga datang ke Wilayah Laut Selatan untuk mencari Baju Besi itu."Ayo kita harus cari tempat untuk duduk dan minum bersama."Tanya membawa Tyr kearah meja yang ada di sisi bar. Kemudian dia meminta dua buah nampan dan sebotol anggur merah da
"Tyr, aku belum cukup bersenang-senang malam ini," ucap Tanya sambil berdiri. "Ketika kami kembali, maka kau harus bermain denganku."Tyr merasa jijik saat mendengar ucapannya. "Mengapa aku tidak mempertemukan kalian berdua dan memintanya untuk bermain denganmu nanti?" balas tyr.Ekspresi Tanya langsung berubah dalam sekejap. Dia meremas pinggang Tyr dengan keras dan mulutnya tampak mencaci maki, "Nak, beraninya kau mengolok-olokku!""Kaulah yang menggodaku!" Tyr membalas, dia merasa tidak bisa berkata-kata.Keduanya langsung bergegas keluar dari Golden Hydra Club satu demi satu. Tyr dapat merasakan saat ini sepasang mata tengah tertuju padanya dengan aura permusuhan yang sangat kental saat mereka berusaha untuk mendekati pintu. Tiba-tiba, Tyr menoleh dan melihat ke arah sudut bar. Saat itu tertangkap sosok Vlad yang tengah menatap tepat ke arahnya.Tyr, sebaliknya, tidak merasa begitu peduli. Ekspresi jijik tampak tersirat dengan jelas di seluruh wajahnya, dan dengan lembut dia b
Kelompok pria berpakaian serba hitam tengah duduk di seberang mereka. Mereka hanya mengeluarkan pedang yang mereka bawa dan langsung menyerang ke arah sekelompok pria berwajah gelap.“Brengsek! Ayo singkirkan mereka sekarang juga!”Pria berpakaian kulit itu meraung sambil menggenggam belati yang ada di tangannya dengan erat. Pertempuran antara dua kelompok seketika berlangsung pecah.Namun, pertarungan itu hanya berlangsung sekitar satu atau dua menit sebelum berakhir.Sekelompok pria berpakaian serba hitam itu tetap berada di jalan setelah upacara itu selesai, sementara semua pihak musuh telah terjatuh ke dalam genangan darah mereka sendiri. Ketua pemimpin dari, seorang pria berpakaian serba hitam, saat ini tengah memandang para korban, yang tergeletak di tanah, dengan sikapnya yang acuh. Setetes darah menetes dengan keras dari ujung pedangnya."Aku sudah memberikan dirimu kesempatan!"Pria berbaju hitam itu mulai mendekati pria berwajah gelap dan mengarahkan pedang yang tajam i
Dua sosok pria tampak berjaga-jaga saat bersiap untuk mendekati keempat orang pria itu dari suatu tempat yang tidak jauh.Sosok itu terdiri dari seorang lelaki tua dan seorang bocah lelaki. Pria tua itu berusia sekitar enam puluhan dan memiliki sosok tubuh yang ramping, sedangkan bocah lelaki itu berusia sekitar tujuh atau delapan tahun dan wajahnya tampak lumayan tampan. Dia membawa kotak pedang sepanjang hampir satu meter di balik punggungnya.Orang tua itu memegang tangan anak bocah itu dan segera membawanya ke ladang.Keduanya jelas adalah sosok orang tua buta dan anak laki-laki kecil tadi. Namun, mata lelaki tua buta itu dapat melihat dalam ilusi ini, sementara mata bocah lelaki itu tertutup rapat seolah-olah bocah lelaki itu telah memberikan penglihatannya kepada lelaki tua buta itu setelah mereka memasuki alam ilusi Nebulous. Pria tua itu juga dikenal sebagai sosok Pendekar Pedang Nebulous.“Kakek, mengapa setiap kali kita memasuki Nebulous Illusion ini, lagu itu selalu berp
Anak laki-laki kecil itu mengayunkan belati di tangannya segera setelah suara itu menghilang. Kemudian, dia menembakkan energi pedang lainnya ke arah pria berpakaian hitam itu. Pria itu tidak dapat menghindari serangannya kali ini. Dalam sekejap, bekas luka yang telah telah mongering kini kembali muncul di dadanya.Pada saat yang sama, anak kecil itu mulai merentangkan tangannya selebar-lebarnya. Embusan angin bertiup sangat kencang. Bunga rapeseed yang tak terhitung jumlahnya tampak melayang diatas udara dan menyatu menjadi sebilah pedang. Ujung pedang diarahkan tepat ke arah pria berbaju hitam.Kulit pria berbaju hitam itu seketika berubah menjadi pucat seperti selembar seprai putih. Tiba-tiba, dia merasa seolah-olah kematian akan segera menjemput dirinya.***Sepuluh menit yang lalu, di dalam kamar hotel Tyr.Karena kegelisahan dari sosok Pedang Surgawi, Tyr hanya duduk bersila diatas tempat tidur dan tampak bermeditasi. Sebelum dia menyadarinya, bahwa waktu sudah beranjak pagi
Tyr merasa terkejut dengan tatapannya yang datang secara tiba-tiba itu. Pedang Surgawi, yang berada di sebelahnya, kembali bergetar dengan hebat.Ketika Vlad menggerakkan tangannya, Pendekar Pedang Nebulous seketika terbang ke arah telapak tangannya dalam sekejap. Kemudian, dia mulai mengangkat senjatanya. Dengan satu kali tebasan, belati itu tampak menembus gelapnya langit malam, ditembakkan ke arah Tyr.Jepret! Jepret!Rantai besi yang melilit permukaan kotak besi itu langsung putus. Celestial Blade, yang sudah gelisah sejak awal, langsung ditembakkan ke tangan Tyr. Tyr mengepalkan cengkeramannya pada Pedang Surgawi dan memblokir pedang di depan dadanya.Dalam sekejap, belati itu memantul. Tyr mundur selangkah. Vlad, yang berdiri di jalan, mundur selangkah juga."Itu dia!" Vlad tampaknya telah menebak identitas Tyr. Dia menyipitkan matanya dan menuju ke hotel.Tyr, di sisi lain, menjaga auranya tetap terkendali sambil memegang Pedang Surgawi di tangannya. Nafsu perang langsung
"Oke."Mereka berhasil mencapai pintu gerbang dari rumah keluarga Pandai Besi dengan berjalan kaki. Begitu mereka memasuki kediaman, Asger dan sekelompok orang rampak keluar dari dalam. Dia langsung menyapa Tyr dan juga Tanya sambil tersenyum. Namun, rasanya tampak sedikit pahit dan terlalu dipaksakan.“Suasana hatimu sepertinya tidak begitu baik, Saudara Asger,” ledek Tanya dengan nadanya yang sambil bergurau."Nona Tate, jika ini terjadi pada Anda, apakah Anda masih dalam suasana hati yang baik?" Asger bertanya dengan senyum pahit di wajahnya."Hehe! Itu benar. Acara ini seharusnya melibatkan lembaga lelang,” jawab Tanya. “Namun, lembaga pelelangan juga telah dimanipulasi untuk menjadi acara eksklusif sebelum dimulai. Jangan marah, jika Asger masih bisa jalan d lapangan. Maka pedang kita jelas lebih berharga daripada harta yang ditawarkan oleh orang lain. Di satu sisi, seharusnya kau tidak harus melalui semua kesulitan dapat menentukan pemenang akhir.”Tyr memiliki kotak besi y