Kelompok pria berpakaian serba hitam tengah duduk di seberang mereka. Mereka hanya mengeluarkan pedang yang mereka bawa dan langsung menyerang ke arah sekelompok pria berwajah gelap.“Brengsek! Ayo singkirkan mereka sekarang juga!”Pria berpakaian kulit itu meraung sambil menggenggam belati yang ada di tangannya dengan erat. Pertempuran antara dua kelompok seketika berlangsung pecah.Namun, pertarungan itu hanya berlangsung sekitar satu atau dua menit sebelum berakhir.Sekelompok pria berpakaian serba hitam itu tetap berada di jalan setelah upacara itu selesai, sementara semua pihak musuh telah terjatuh ke dalam genangan darah mereka sendiri. Ketua pemimpin dari, seorang pria berpakaian serba hitam, saat ini tengah memandang para korban, yang tergeletak di tanah, dengan sikapnya yang acuh. Setetes darah menetes dengan keras dari ujung pedangnya."Aku sudah memberikan dirimu kesempatan!"Pria berbaju hitam itu mulai mendekati pria berwajah gelap dan mengarahkan pedang yang tajam i
Dua sosok pria tampak berjaga-jaga saat bersiap untuk mendekati keempat orang pria itu dari suatu tempat yang tidak jauh.Sosok itu terdiri dari seorang lelaki tua dan seorang bocah lelaki. Pria tua itu berusia sekitar enam puluhan dan memiliki sosok tubuh yang ramping, sedangkan bocah lelaki itu berusia sekitar tujuh atau delapan tahun dan wajahnya tampak lumayan tampan. Dia membawa kotak pedang sepanjang hampir satu meter di balik punggungnya.Orang tua itu memegang tangan anak bocah itu dan segera membawanya ke ladang.Keduanya jelas adalah sosok orang tua buta dan anak laki-laki kecil tadi. Namun, mata lelaki tua buta itu dapat melihat dalam ilusi ini, sementara mata bocah lelaki itu tertutup rapat seolah-olah bocah lelaki itu telah memberikan penglihatannya kepada lelaki tua buta itu setelah mereka memasuki alam ilusi Nebulous. Pria tua itu juga dikenal sebagai sosok Pendekar Pedang Nebulous.“Kakek, mengapa setiap kali kita memasuki Nebulous Illusion ini, lagu itu selalu berp
Anak laki-laki kecil itu mengayunkan belati di tangannya segera setelah suara itu menghilang. Kemudian, dia menembakkan energi pedang lainnya ke arah pria berpakaian hitam itu. Pria itu tidak dapat menghindari serangannya kali ini. Dalam sekejap, bekas luka yang telah telah mongering kini kembali muncul di dadanya.Pada saat yang sama, anak kecil itu mulai merentangkan tangannya selebar-lebarnya. Embusan angin bertiup sangat kencang. Bunga rapeseed yang tak terhitung jumlahnya tampak melayang diatas udara dan menyatu menjadi sebilah pedang. Ujung pedang diarahkan tepat ke arah pria berbaju hitam.Kulit pria berbaju hitam itu seketika berubah menjadi pucat seperti selembar seprai putih. Tiba-tiba, dia merasa seolah-olah kematian akan segera menjemput dirinya.***Sepuluh menit yang lalu, di dalam kamar hotel Tyr.Karena kegelisahan dari sosok Pedang Surgawi, Tyr hanya duduk bersila diatas tempat tidur dan tampak bermeditasi. Sebelum dia menyadarinya, bahwa waktu sudah beranjak pagi
Tyr merasa terkejut dengan tatapannya yang datang secara tiba-tiba itu. Pedang Surgawi, yang berada di sebelahnya, kembali bergetar dengan hebat.Ketika Vlad menggerakkan tangannya, Pendekar Pedang Nebulous seketika terbang ke arah telapak tangannya dalam sekejap. Kemudian, dia mulai mengangkat senjatanya. Dengan satu kali tebasan, belati itu tampak menembus gelapnya langit malam, ditembakkan ke arah Tyr.Jepret! Jepret!Rantai besi yang melilit permukaan kotak besi itu langsung putus. Celestial Blade, yang sudah gelisah sejak awal, langsung ditembakkan ke tangan Tyr. Tyr mengepalkan cengkeramannya pada Pedang Surgawi dan memblokir pedang di depan dadanya.Dalam sekejap, belati itu memantul. Tyr mundur selangkah. Vlad, yang berdiri di jalan, mundur selangkah juga."Itu dia!" Vlad tampaknya telah menebak identitas Tyr. Dia menyipitkan matanya dan menuju ke hotel.Tyr, di sisi lain, menjaga auranya tetap terkendali sambil memegang Pedang Surgawi di tangannya. Nafsu perang langsung
"Oke."Mereka berhasil mencapai pintu gerbang dari rumah keluarga Pandai Besi dengan berjalan kaki. Begitu mereka memasuki kediaman, Asger dan sekelompok orang rampak keluar dari dalam. Dia langsung menyapa Tyr dan juga Tanya sambil tersenyum. Namun, rasanya tampak sedikit pahit dan terlalu dipaksakan.“Suasana hatimu sepertinya tidak begitu baik, Saudara Asger,” ledek Tanya dengan nadanya yang sambil bergurau."Nona Tate, jika ini terjadi pada Anda, apakah Anda masih dalam suasana hati yang baik?" Asger bertanya dengan senyum pahit di wajahnya."Hehe! Itu benar. Acara ini seharusnya melibatkan lembaga lelang,” jawab Tanya. “Namun, lembaga pelelangan juga telah dimanipulasi untuk menjadi acara eksklusif sebelum dimulai. Jangan marah, jika Asger masih bisa jalan d lapangan. Maka pedang kita jelas lebih berharga daripada harta yang ditawarkan oleh orang lain. Di satu sisi, seharusnya kau tidak harus melalui semua kesulitan dapat menentukan pemenang akhir.”Tyr memiliki kotak besi y
Sebuah patung perunggu besar muncul di hadapan mereka saat ini. Patung itu berdiri setinggi hampir dua puluh meter. Seekor kura-kura perunggu besar duduk di bawahnya, dan Scylla yang hidup juga tampak duduk di atasnya. Kura-kura itu merupakan bahan baku Utama dari baju besi, makhluk mistis yang juga merupakan dewa keluarga Pandai Besi.“Kabarnya bahwa keluarga Pandai Besi telah mendapat sepotong cangkang penyu hitam pada saat itu. Hewan Itu adalah merupakan langkah awal dari penempaan yang dilakukan oleh top legendaris di dunia seni bela diri kuno yang ada di Kerajaan Surgawi. Saat ini, keluarga Pandai Besi terus menganggap adan mengatakan bahwa penyu hitam itu merupakan sosok dewa, jadi aku hanya ingin tahu apakah legenda dari cangkang penyu hitam itu benar,” ucap Tyr sambil merenung saat menatap patung dari perunggu besar hitam yang ada di depannya."Ini bukanlah legenda, melainkan fakta," bisik Tanya di telinga Tyr. “Tidak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa armor yang mereka bu
Tyr tidak merasa ragu untuk langsung menyerahkan Pedang Surgawi kepada Vulcan.Vulcan mengambil Pedang Surgawi yang ada di tangannya. Dengan ringan dia mencoba untuk mengelusnya, merasakan pedang itu di tangannya untuk sementara waktu. “Ada desas-desus yang mengatakan bahwa Pendekar Pedang memiliki dua senjata pusaka yang ada di tangannya. Salah satunya adalah Pedang Surgawi, dan yang lainnya adalah Pedang Karunia,” katanya dengan enggan sambil menyerahkan pedang itu kembali ke Tyr. "Apakah kau memiliki informasi tentang keberadaan dari Pedang Karunia, Tyr?"Tyr tidak menyimpan informasi itu untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, dia menyatakan dengan datar, "Ini adalah Ksatria Pedang, Dillon White.""Dillon White, keturunan kesembilan dari keluarga White?"“Ya.” Tyr mengangguk. “Tapi keberadaan Dillon tidak diketahui sejak dia mendapatkan Pedang Karunia itu.” “Sayang sekali, tapi aku tidak pernah menyesal dalam hidupku, karena aku baru saja menyaksikan Pedang Surgawi dengan mataku s
Kedua bola mata Vulcan tampak mengecil, senyumnya tampak dipenuhi dengan berbagai macam pemikiran dan itu tertulis dengan jelas di wajahnya. “Salah satu pedang itu harus dihancurkan agar kita dapat menentukan siapa pemenangnya.” Ungkap Vulcan."Apa?" Tanya dan yang lainnya semua tampak tercengang ketika mereka mendengar ucapan dari Vulcan."Tuan Vulcan, bukankah kau terlalu cepat mengambil kesimpulan?" Tanya hanya bisa menggelengkan kepalanya hingga berulang kali. “Baik Pedang Surgawi maupun Willbreaker yang merupakan senjata sakti merupakan senjata yang tiada taranya. Bagaimana mereka bisa dihancurkan dengan cara yang mudah seperti itu?”Ketika Ralf dan yang lainnya mendengar tentang masalah ini, wajah mereka tampak berkerut.“Pedang surgawi yang secara alami tak akan pernah bisa terkalahkan saat dia berperang melawan senjata biasa,” jawab Vulcan. “Tapi ini merupakan pertarungan yang terjadi antara dua senjata pusaka. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya?”“Jika sala