Tyr memutar matanya ke arah Naga Hijau dan tak lama dia mulai mencaci maki, “Saat ini kau telah bergabung dengan Pasukan Naga, tetapi mengapa kau masih saja pelit? Lihat saja hidangan yang kau pesan ini! Seberapa menyedihkan porsinya?” Tyr mengambil kembali daftar menu dan memesan beberapa hidangan khas yang disajikan dari rumah makan tersebut.Naga Hijau melihatnya dan membacanya dengan sekilas, "Apakah makanan ini untukmu?""Haha..." Otot-otot wajah Tyr mulai berkedut ringan karena menahan perasaan kesal.Sesaat kemudian, minuman anggur dan beberapa hidangan telah disajikan di atas meja satu per satu. Keduanya saling bersulang satu sama lain.“Kapan keduanya Pasukan Naga dan Cendekiawan Tua saling berhubungan satu sama lain? Senior Baxter telah mengirimku ke Kota Bale untuk membantunya menjalankan misi, tetapi dia tidak memberi tahu apa yang harus aku lakukan saat aku tiba disini. Jadi Naga Hijau, apa saja sudah yang kau lakukan di Kota Bale akhir-akhir ini?”Tyr menambahkan, “B
Naga Hijau tampaknya terkejut ketika Tyr mengucapkan kata-kata itu. Pria itu segera bertanya, “Dillon akan terbang ke Kota Bale untuk terlibat dalam masalah ini? Siapa yang mengutusnya ke sini?”Tyr menjelaskan, “Senior Baxter. Dillon dan aku sebelumnya telah menjelajahi makam dari Pahlawan Perang. Kami juga berhasil mewarisi bilah dan pedang dari tempat itu. Namun, karena sifat jahat yang dimiliki dari senjata tersebut, Senior Baxter kemudian menyitanya. Dia berjanji untuk mengembalikan senjata itu kepada kami saat kami berhasil memasuki Alam Setengah Dewa.”Dia melanjutkan, “Baxter Senior telah memutuskan untuk mengembalikan senjata itu kepada kami terlebih dahulu sebagai imbalan untuk menjalankan misi ini. Dillon juga menyebutkan bahwa dia akan datang ke sini, jadi aku sepakat untuk menerima tugas yang diberikan ini.”Naga Hijau tampak terjatuh ke dalam pemikirannya yang mendalam. Butuh waktu lama baginya sebelum perlahan dia mulai berbicara, “Kau dan Dillon adalah sosok yang jen
Adelie menatap wajah Tyr dengan galak, permusuhan itu terlihat jelas di sorot matanya. Seluruh tubuhnya tampak gemetar tanpa sadar saat dia mencengkeram bantal di lengannya dengan kuat.Dia menjerit dengan keras, “Pergi! Keluar dari sini! Menjauhlah dariku! Jangan berani-berani menyentuh anakku! Menjauhlah dari kami!”Tyr buru-buru menarik tangannya.Ketika Seren menyadari apa yang sedang terjadi, dia bergegas maju dan memeluk istrinya dengan cara yang sangat menghibur, “Tenang saja, sayang! Jangan takut! Dia adalah dokter yang aku minta untuk mengobatimu…”“Bawa dia pergi dari sini sekarang juga! Usir dia sekarang! Dia datang untuk mengambil anak kita. Mengapa aku harus membutuhkan dokter jika aku tidak sakit?”Seren menjelaskan, “Kau tidak sakit. Aku tidak bilang kalau kau sakit, tetapi bayinya baru saja lahir, dan kita perlu memberinya ASI. Namun, karena kau tidak dapat memproduksi ASI, aku telah memberanikan diri untuk menyewa seorang ahli prolaktinisme professional untuk meng
"Apakah kau sudah menonton video CCTV pada saat kejadian itu?" Tyr bertanya kepada Naga Hijau.Pria itu hanya mengangguk. “Tentu saja, aku sudah menontonnya. Bahkan, aku sudah menontonnya lebih dari sekali, tetapi tak ada satupun petunjuk yang aku temukan.”"Oh."Saat Naga Hijau berkata demikian, Tyr juga mulai merasa khawatir karena kemampuan pria itu hampir setara dengannya.Di dalam ruang observasi, para pelayan mulai mengeluarkan video rekaman kejadian hari itu. Sedikit mengesankan bahwa kamera pengintai itu benar-benar menutupi area yang sangat luas. Hari dimana peristiwa itu terjadi kembali diputar seperti layaknya tayangan film. Hari persalinan Adelie yang tengah di dokumentasikan.Ternyata, proses persalinan Adelie tidak terekam dalam kamera CCTV. Peristiwa itu justru direkam oleh sebuah kamera khusus karena pasangan itu ingin merekam momen yang paling penting dalam hidup mereka.Cuaca di Kota Bale pada saat ini tidak sedingin bulan lalu. Lebih tepatnya sore hari, ketika
Saat itu, pria lain bertopeng hitam masuk ke dalam rumah, dia langsung bergegas menuju ruang bersalin Adelie.Wanita tersebut kebetulan masih dalam posisi terbaring lemah di atas tempat tidur. Selyf ada di sebelahnya, dia tampak cantic secantik boneka porselen.“Selamat, atas kelahiran bayimu, Nona!”Bidan yang membantu persalinan dengan gembira memberi tahu Adelie bahwa dia telah melahirkan seorang putra. Wajah lelah Adelie tampak berseri-seri dengan balutan senyumnya yang bahagia saat mendengar kabar baik yang dia terima.Pintu kamar dibuka secara paksa. Saat itu, rumah tersebut telah dibobol oleh sekelompok pria bertopeng."Siapa kau?" Bidan itu berteriak dengan sangat ketakutan.Para penyusup itu tetap diam. Sebagai gantinya, salah satu dari mereka malah menggunakan pedangnya untuk memenggal kepala si bidan.“Arghhh…”Saat itu Adelie menjerit ketakutan dan secara reflex dia berusaha untuk melindungi anaknya dengan kedua lengannya saat dia berbaring diatas tempat tidur. Tapi
Naga Hijau buru-buru menjawab, “Bukan aku yang memintamu untuk datang ke sini, sobat. Kau dapat memberikan informasi ini kepada Kaisar Perang dan berdiskusi dengannya jika kau merasa keberatan dengan jadwal yang diberikan kepadamu.”“Persetan denganmu! Jangan mengambil keuntungan yang diperoleh dengan cara yang buruk seperti itu!” Trine langsung menatap Naga Hijau dengan sorot matanya yang tajam. Tapi tak lama kemudian, ketiganya mulai tertawa terbahak-bahak.“Kau kembali pada waktu yang tepat. Kalian berdua harus mengawasi jadwal kedatanganku agar bisa kembali bertemu dengan kalian, bukan? Aku baru saja selesai memasak rebusan daging sapi ini, sekarang aku akan mulai memanaskan anggurnya. Kakak Summers, terakhir kita bertemu kurang lebih setahun yang lalu, jadi kita perlu merayakannya dengan minum-minum.”"Haha, tidak apa-apa!"Tyr ingin sekali menyantap hidangan yang telah di masaknya. Sejujurnya, dia sudah lapar ketika dia mencium aroma rebusan daging sapi.Trine mulai mengiris
Astaga!Cahaya pedang putih itu mulai menembus kekuatan batin biksu tua yang kuat hingga menembus ke dadanya.“Argh!”Wajah biksu tua itu tampak meringis kesakitan. Dia ingin menggunakan telapak tangannya untuk menahan serangan Dillon. Sayangnya, serangan itu terlalu kuat untuk dapat ditangani. Biksu tua itu merasa seperti sedang melawan sebuah kereta yang melaju dengan kecepatan tinggi.Boom!!!Pada akhirnya, biksu tua itu telah gagal menahan serangan dari pedang Dillon. Cahaya pedang itu telah berhasil menembus ke dalam tubuhnya dan menghancurkan pintu biara yang ada di belakangnya. Biksu tua itu tampak berlutut dan tewas dalam sekejap.Dillon tidak perlu repot-repot untuk memeriksa kondisinya. Dia hanya berusaha meraih pedangnya dan terus bergerak maju.Kemudian pria itu kembali dikepung oleh para biarawan dari segala arah. Para biarawan itu bergidik ketakutan ketika mereka melihat insiden yang terjadi.“Tujuannya ke sini untuk merampok harta karun itu! Hentikan dia!" Salah
Srett! Srett!Kemudian Dillon mulai menebas tubuh orang itu dengan pedangnya hingga beberapa kali. Hasilnya masih sama seperti sebelumnya, tidak peduli seberapa dalam luka yang dia berikan pada lawannya, namun anehnya tidak ada setetespun darah yang mengalir dari lukanya. Kecepatan dan kekuatan dari pihak musuh sungguh tidak terpengaruh sedikit pun.Orang itu bukan manusia, mungkinkah dia zombie.Dillon tampak sedikit bingung. Pada saat yang sama, pihak lawan mulai mengayunkan pedangnya ke arah Dillon dan dengan bilahnya yang panjang dia berhasil menghantamkan tinjunya ke atas dada Dillon, menyebabkan seluruh tubuhnya terhempas oleh pukulan kuat itu. Kemudian dia mulai merasakan sesak di dalam dadanya sebelum akhirnya dia memuntahkan darah segar dari dalam mulutnya.Faktanya, Dillon telah berhasil menebas tubuh pria itu lebih dari dua belas kali sepanjang pertarungan. Meskipun demikian, sosok pria itu tampak mengabaikan cedera pada tubuhnya dan kembali menyerang Dillon."Pedang Du