Home / Romansa / Imperfect Love / Perempuan Manja

Share

Imperfect Love
Imperfect Love
Author: Kanietha

Perempuan Manja

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2022-08-03 18:18:31

“Mas By!”

Byakta tersentak dari lamunannya. Sepanjang hari memikirkan Mai, membuat Byakta tidak bisa berkonsentrasi dengan semua ritual sakral yang sudah dijalaninya sejak dini hari. Sampai detik di mana Byakta sudah berada di kamar pengantin bersama sang istri, ia masih belum mendengar kabar apapun dari sang Permaisuri hati.

Kira-kira, bagaimana kondisi Mai saat ini. Apakah persalinannya berjalan lancar? Apakah, ibu dan bayinya sehat-sehat saja? Apakah, Mai masih memikirkan dirinya?

Ah, sepertinya Byakta terlalu bodoh jika masih mempertanyakan hal tersebut. Tentu saja Mai sudah tidak lagi memikirkan Byakta sama sekali. Wanita mandiri nan arogan itu sudah memiliki suami seperti Raj di sisinya. Seorang pria yang jelas-jelas melebihi Byakta jika dilihat dari sisi mana pun. Jadi, wajar saja rasanya jika Sinar ngotot menjodohkan putrinya dengan Raj.

Jika hendak membandingkan diri dengan Raj, tentu saja Byakta bukanlah siapa-siapa. Untuk itu, Byakta haruslah sadar diri dan mundur dengan teratur.

“Ya, Yas?” Byakta menelan ludah. Seluruh tubuhnya menegang, ketika melihat dua buah hanger yang dipegang oleh gadis yang sudah sah menjadi istrinya. Seorang gadis yang sifatnya sangat bertolak belakan dengan Mai, dan tidak ada sedikit pun kesamaan di antara keduanya.

“Mas By suka yang warna apa? Merah atau hitam?”

Byakta melihat wajah Yasmen bersemu merah. Ia bisa melihat banyak binar bahagia, yang terpancar dari kedua bola mata bening gadis yang selalu terlihat ceria itu.

Byakta lantas beranjak dari sofa. Ia menghampiri Yasmen yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih terbungkus dengan handuk di atas kepala. Kedua tangan Byakta terangkat, lalu menurunkan kedua hanger dengan lingerie yang tergantung di sana.

“Malam ini, tolong pakai piyamamu,” pinta Byakta dengan tersenyum lembut pada Yasmen. “Aku masih capek, dan sebaiknya kita tidur malam ini.”

Yasmen tetap memasang senyum walau terpaksa. Malam pertama yang sudah sering ia bayangkan bersama Byakta, kini musnah seketika. Namun, ia mencoba berbesar hati. Mungkin, pria yang sudah dicintainya sejak bertahun-tahun lalu itu, memang sangat lelah karena prosesi pernikahan mereka.

“Tidur.” Yasmen hanya berceletuk, tapi sebenarnya tidak membutuhkan jawaban dari Byakta.

“Ya.” Byakta mengangguk dan tetap mempertahankan senyumnya. “Masih ada hari besok, kan? Dan kamu juga butuh istirahat karena pasti kecapekan.”

Ingin rasanya Yasmen berteriak jika dirinya tidak merasa lelah. Rasa cintanya yang begitu besar pada Byakta, membuat Yasmen terkadang bisa lupa diri dan menjadi bodoh.

“Tapi aku nggak bawa piyama tidur, Mas.”

Byakta yang baru hendak melangkah menuju kamar mandi, langsung terpaku. Entah mengapa, di kepalanya saat ini langsung terlukis visual Yasmen, memakai lingerie merah yang masih dipegang oleh gadis itu.

“Aaa … yaaa, pake baju yang lain.” Tenggorokan Byakta tercekat. Bagaimanapun juga, Byakta adalah pria normal. Meskipun hatinya berada di tempat lain, tapi tubuhnya bisa saja berkhianat jika ia khilaf malam ini. Apalagi, status mereka sudah halal dan keduanya bisa melakukan apapun sebebas-bebasnya.

“Nggak ada.” Yasmen mengerjap polos menatap Byakta. Yasmen mengerti jika pria itu belum mencintainya, tapi, tidak bisakah Byakta melakukan kewajibannya sebagai seorang suami malam ini? Paling tidak, Yasmen ingin sekali merasakan bibir Byakta menempel di atas bibirnya.

Semenjak melihat dan mengenal Byakta, otak Yasmen benar-benar tercemar dengan banyak adegan dewasa yang hanya ingin ia lakukan dengan pria itu. Di mata Yasmen, hanya Byakta seoranglah yang paling tampan di dunia. Bahkan, ketampanan para pria yang merupakan bibit unggul di keluarga besar Sagara, lenyap seketika karena kehadiran Byakta.

Dari Bira, Pras, Nando, sampai Qai pun … semua lewat!

“Nggak ada, baju lagi?” Byakta ingin menegaskan sekali lagi. Siapa tahu saja, Yasmen lupa. “Terus, buat dipakai besok pagi?”

“Ada dress buat kita ke bandara besok, jadi nggak mungkin aku make itu, kan, Mas.”

“Kopermu?” buru Byakta.

“Koper kita maksudnya?” ralat Yasmen. “Udah dipindah ke ruangan lain, jadi sudah nggak ada apa-apa di sini.”

“Di ruang mana?” Byakta membalik tubuh memunggungi Yasmen. “Biar aku ambilkan piyama tidur—”

“Aku juga nggak bawa piyama di koper.” Yasmen menggigit bibir bawahnya lalu memberanikan diri memangkas jarak dengan Byakta, setelah menjatuhkan kedua lingerienya begitu saja. Kedua tangan Yasmen langsung melingkar erat di tubuh berotot sang suami, dan menyandarkan sisi wajahnya pada punggung Byakta. Untuk pertama kali dalam hidup Yasmen, ia akhirnya bisa memeluk pria di luar garis keturunan keluarga Sagara.

“Koperku isinya cuma lingerie, pakaian dalam, sama dress sama perlengkapan lain.”

Otak Byakta mulai kacau. Memikirkan, berapa banyak lingerie yang dibawa Yasmen untuk mereka bulan madu selama lima hari di negeri Singa. Byakta yang hanya membatu ketika sang istri memeluknya dari belakang, kemudian menggeleng kecil. Mencoba mengenyahkan pikiran kotor yang ada dikepala.

Akan tetapi … sekotor-kotornya otak Byakta, bukankah tidak masalah jika ia melakukan semuanya bersama Yasmen?

Namun, Byakta merasa seperti pria munafik jika berani melakukan hal tersebut pada Yasmen. Byakta sama sekali tidak memiliki rasa sedikit pun pada gadis itu. Selama ini, Yasmen hanya seperti seorang adik kecil bagi Byakta. Adik yang selalu bersikap ramah, dan banyak tanya setiap keduanya bertemu.

Mengapa harus Bira yang meminta Mario agar Byakta menikahi Yasmen. Kenapa bukan Pras saja yang memintanya?

“Mas, kok, diem?” Yasmen menghidu dalam-dalam aroma tubuh Byakta yang akhirnya bisa ia dekap sedekat ini.

“Yas …” Byakta menyentuh kedua tangan Yasmen, dan melepas pelukan hangat itu dari tubuhnya. Ia berbalik, dan berusaha bersikap tenang. “Aku mau mandi. Jadi, kamu … tidurlah duluan.”

“Terus, aku tidur pake baju apa?” tanya Yasmen dengan polosnya.

“Ah! Kamu bisa …” Byakta berjalan cepat menuju closet room yang berada pada lorong menuju kamar mandi. Byakta menggeser pintu lemari dinding, dan berniat mencari pakaiannya sendiri. Namun … kosong.

Byakta mengumpat sejadi-jadinya, tapi hanya di dalam hati. Siapa gerangan yang memiliki ide seperti ini? Baik Yasmen maupun Byakta, tidak memiliki baju ganti sama sekali untuk dipakai. Bahkan, Yasmen yang ia tinggalkan di kamar barusan, masih memakai bathrobe seusai mandi beberapa saat yang lalu.

“Nggak ada apa-apa, kan?” celetuk Yasmen yang segera menyusul Byakta. “Mereka nggak nyisain baju ganti buat dipakai.”

“Aaa … kalau gitu aku mandi dulu.” Kepala Byakta mulai memanas. Untuk itu, ia harus segera mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. “Kamu, bisa tidur dengan bathrobe itu sementara,” tunjuknya pada balutan kain yang menyelimuti tubuh sang istri.

“Nggak pake bathrobe juga nggak papa, kan, Mas?” ungkap Yasmen kembali menghabiskan jarak dengan Byakta. “Kita juga sudah suami istri.”

“Yas …” Byakta mengusap wajah lelah berkali-kali lalu menyugar rambut hitamnya ke belakang. Lebih baik, ia berterus terang pada Yasmen tentang semua hal. “Please, kasih aku waktu untuk menyesuaikan diri. Kamu tahu, kan, kalau kita mendadak dijodohkan dan—"

“Raya,” putus Yasmen sudah lama tahu tentang hubungan Byakta dengan mantan tunangannya. Wajah manja nan ceria yang ditunjukkan Yasmen sedari tadi, kini musnah hanya dalam hitungan detik. “Cewek matre seperti dia, nggak pantes buat kamu ingat, Mas! Dia bahkan jalan sama mas Raj, padahal kalian waktu itu sudah lamaran. Untung aja waktu itu mas Raj belum nikah sama mbak Mai. Coba kalau sudah nikah, terus aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, aku langsung minta papi untuk—”

“Aku mau mandi.” Wajah Byakta pun seketika berubah dingin, karena mengingat hubungan peliknya dengan Raya. “Dan satu yang harus kamu ingat, Yas. Raya bukan perempuan matre, dia itu perempuan mandiri dan pekerja keras. Dan Raya bukan perempuan manja yang bisanya cuma nadahin tangan ke ke orang tua seperti kamu. Jadi, paham, kan, di mana letak beda, antara kamu … dan Raya.”

~~~

Hai, hai ... buat pembaca baru, bisa baca My Arrogant Lawyer yang season dua dulu yaa. Yang sudah baca, cuss hyuk, ngumpul sini buat meramaikan kisah Mas By, sama Yasmen.

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Rema Melani
jatuh cinta sama tulisanmu,.. mbaaa,. #kanietha,.. kisss
goodnovel comment avatar
Ratna Sari
maaf ya Thor, infoin dong sebenarnya anak sinar dgn Pras ada brp sih ? soalnya di novel dearest cahaya cuma di ceritain ada 3 yaitu sikembar sama Rendra. gk ada diceritain ttg yg cewe.
goodnovel comment avatar
mega silvia
oh pantesan....aku blm baca sampai habis kisah sinar ma Pras jd blm nyambung ..........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Imperfect Love   Hidup Itu Pilihan

    Byakta segera mengusap wajah dengan kasar, karena sudah salah bicara. Beginilah yang ia khawatirkan jika menikah dengan wanita dari kalangan yang berbeda dengannya. Meskipun dirinya saat ini adalah seorang kepala rumah tangga, tapi dari berbagai sisi, Byakta dan keluarganya sangat berutang budi pada keluarga Sagara. Terutama Pras yang sudah menjadi bos Mario sejak dahulu kala. Belum lagi, semua biaya pendidikan Byakta dari kecil hingga dewasa, seluruhnya dibiayai oleh Pras.“Tolong jangan salah paham.” Byakta ingin meluruskan semua hal yang terucap barusan. “Aku bukannya mau membandingkan kamu dengan dengan Raya, tap—”“Mas By masih cinta sama Raya?” putus Yasmen mulai mengerucutkan bibir. Yasmen tidak cemburu, karena tahu Raya bukanlah tandingan sepadan untuk dirinya. Ditambah, Yasmen yakin sekali jika Byakta tidak akan mungkin bermain di belakangnya. Jika bicara cinta, tentu saja semua rasa cinta Byakta bukanlah untuk Raya. Namun, tidak mungkin jika Byakta mengungkapkan isi hatiny

    Last Updated : 2022-08-11
  • Imperfect Love   Camkan Itu

    Sinar membuang napas lelah. Benar-benar lelah karena karena energinya hampir habis terpusat pada May dan Sila sekaligus, sejak kemarin. Beruntung, rumah sakit yang ditempati anak dan menantunya itu berada di tempat yang sama, hingga ia tidak perlu bolak-balik pergi ke sana kemari. Untuk yang satu ini, Sinar memang harus berterima kasih pada sang suami arogannya, yang selalu bisa memaksakan kehendak pada siapa saja.Kemudian pagi ini, Sinar kembali harus dihadapkan dengan Byakta dan Yasmen yang tidak jadi berangkat bulan madu ke Singapura. Namun, di mana ada Sinar di situ pastilah ada Pras yang akan sebisa mungkin berada di sisi istrinya jika sedang tidak mengurus masalah pekerjaan.Pras bersedekap sambil mengusap dagu. Melihat Byakta dan Yasmen, yang duduk berdampingan di hadapannya. Sementara Bira dan sang istri, juga duduk berdampingan di sisi lainnya. Sebenarnya, Pras kurang setuju ketika Bira ingin menikahkan putrinya dengan Byakta. Karena Pras tahu benar, jika Mai dan Byakta pern

    Last Updated : 2022-09-06
  • Imperfect Love   Cium Aku Dulu

    Byakta memandang Yasmen yang sibuk mengumpat, ketika tahu aplikasi mobile banking di ponselnya sudah tidak bisa diakses sama sekali. Gadis itu menggeram kesal, lalu membuang ponselnya dengan kasar di atas ranjang. “Yas, kalau hapemu jatuh terus rusak, aku nggak akan beliin kamu hape baru seharga itu,” tunjuk Byakta pada benda persegi yang untungnya tidak jatuh, dan terbentur lantai kamar hotel. Ponsel Yasmen memang tidak akan langsung rusak bila jatuh ke lantai, tapi, sekali ini Yasmen memang perlu diberi peringatan agar tidak bersikap semaunya.Seperti kata Pras, Yasmen saat ini adalah tanggung jawab Byakta. Oleh karena itu, Byakta akan sungguh-sungguh mendidik Yasmen agar bisa menjadi wanita dewasa yang mandiri.Yasmen melirik tajam dan kesal pasa sang suami. Kenapa Byakta bisa berubah 180 derajat seperti itu, ketika mereka sudah menikah? Yang Yasmen tahu, pria itu selalu bersikap baik dan loyal kepadanya.“Kenapa Mas By jadi berubah pelit gini?” protes Yasmen separuh berteriak lal

    Last Updated : 2022-09-16
  • Imperfect Love   Memudar

    Byakta menahan napas, ketika melihat Yasmen begitu mudah mencondongkan wajah padanya. Gadis cantik itu pun sudah menutup mata, dan tinggal menunggu Byakta untuk melakukan permintaan Yasmen.Entah mengapa Byakta merasa canggung untuk melakukannya bersama Yasmen. Padahal, ia sudah seringkali melakukan hal tersebut bersama Raya dahulu kala. Apa mungkin, karena Yasmen merupakan adik sepupu dari wanita yang dicintainya, karena itu Byakta memiliki sebuah rasa yang mengganjal di dalam dada.Byakta baru saja hendak mengangkat tangan untuk menyangga wajah Yasmen, dan hendak melakukan permintaan gadis itu. Namun, dering ponselnya membuat Byakta akhirnya berdiri, dan tidak dipungkiri jika hatinya merasa sedikit lega karena tidak jadi mencium Yasmen.Mendengar suara ponsel yang berdering di kamarnya, Yasmen seketika membuka mata. Melihat Byakta yang sudah berjalan menjauh menuju sofa. Ada rasa kesal, marah, dan ingin rasanya Yasmen berteriak karena panggilan yang masuk di ponsel Byakta sungguh t

    Last Updated : 2022-09-26
  • Imperfect Love   Perkenalan

    “Kenapa nggak jadi ke Singapur?”Raj berdiri bersedekap, di samping ranjang pasien yang digunakan sang istri. Menahan secuil rasa kesal, karena kedatangan Byakta dan Yasmen untuk menjenguk bayi yang baru saja dilahirkan oleh Mai. Dari sikapnya saja, Raj dapat melihat jika kedua orang yang baru saja datang itu, tidak tampak seperti sepasang suami istri.Raj pun dapat melihat segurat kepalsuan, dalam senyum yang disematkan Byakta ketika mengunjunginya. Pria itu, pasti masih menyimpan rasa untuk Mai, tapi dengan terpaksa harus memendamnya dalam-dalam.Akan tetapi, satu hal yang masih belum bisa dicerna oleh otak Raj. Kenapa Byakta mau menikahi Yasmen? Kenapa, pria itu justru tidak maju untuk memperjuangkan Mai dahulu kala?Di sinilah letak kecurigaan Raj, yang membuatnya tidak bisa berpikir positif dengan Byakta.“Ya, nggak jadi aja,” jawab Yasmen tidak ingin kekisruhan rumah tangganya di dengar oleh orang lain. Mengingat, Pras sudah mewanti-wanti agar semua hal terkait rumah tangga mere

    Last Updated : 2022-09-29
  • Imperfect Love   Inisiatif

    “Jangan bilang, malam ini Mas By mau tidur di sofa lagi.”Sungguh, bukan seperti ini bayang pernikahan yang ada di kepala Yasmen. Bukan ingin membandingkan, tapi Yasmen melihat kehidupan pernikahan seluruh keluarga besarnya sangatlah bahagia. Dari Viona, Pras, maupun Bira yang merupakan ayah Yasmen sendiri. Belum lagi, kehidupan kedua sepupunya yang sudah lebih dulu menikah, yaitu Qai dan Mai. Mereka sungguh terlihat amat bahagia dan mesra, di mana pun berada.Byakta yang baru saja keluar dari kamar mandi, berdiam diri sejenak setelah menutup pintu. Ia memandang Yasmen yang duduk di tepi ranjang, dengan menggunakan hotpants dan tanktop. Gadis itu menatap cemberut, dengan tangan bersedekap rapat di bawah dada.“Yas—”“Tidur di ranjang,” potong Yasmen tidak ingin mendengar alasan apapun dari mulut Byakta. Setidaknya, hubungan mereka akan maju satu langkah jika keduanya sudah tidur di ranjang yang sama. Walaupun, tidak ada yang keduanya lakukan selain tidur. Paling tidak, Yasmen bisa mem

    Last Updated : 2022-10-04
  • Imperfect Love   Di ... Sini

    Yasmen membuka mata dan mendapati Byakta tidak berada di sampingnya, memeluknya. Melihat jendela kamar yang masih tampak gelap, Yasmen pun membalik tubuh untuk melihat jam digital yang berada di nakas. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul setengah lima pagi. Itu artinya, pagi ini Yasmen dan Byakta akan memulai rutinitas baru di Casteel High sebagai sepasang suami istri.Kira-kira, apa yang akan dipikirkan karyawan kantor jika melihat mereka berdua langsung masuk bekerja, padahal baru saja melangsungkan pernikahan yang sangat mewah. Para karyawan di perusahaan, pasti akan bergosip tentang mereka berdua.Kalau sudah begini, Yasmen merasa bodoh sendiri karena keputusan yang diambilnya ketika tengah marah dan ngambek dengan Byakta.Namun, di sisi lain Yasmen kembali teringat dengan kejadian tadi malam. Akhirnya, hubungan mereka mengalami sedikit kemajuan. Karena inisiatifnya, akhirnya ciuman pertama itu sukses mendarat dengan sempurna di bibir Yasmen malam tadi.Ternyata, rasanya begitu …

    Last Updated : 2022-10-06
  • Imperfect Love   Jangan Melebihi Batas

    “Pagi Papi.”Bira hanya melirik datar, pada sapaan Yasmen yang terlihat semringah dengan sorot mata yang berbinar-binar. Detik selanjutnya, tatapan Bira beralih pada Byakta yang tidak menampilkan ekpresi berbeda dari biasanya. Semuanya terlihat sama, dengan senyum dan anggukan formal.“Pagi Pak Bira,” sapa Byakta menyusul ucapan Yasmen.Bira balas mengangguk hanya pada Byakta. “Pagi.”“Sapaan aku, kok, nggak dibalas, Pi?” protes Yasmen lalu berdiri ditengah-tengah Bira dan Byakta yang tengah menunggu lift. Sementara karyawan lain yang sudah, dan tengah menuju lift tersebut segera beralih ke lift yang berbeda.“Saya bukan papi kamu kalau di sini!” Mata Bira membola lebar sambil menghardik pelan putri kesayangannya. Bagaimanapun juga, Bira harus bisa menjaga wibawanya selama berada di perusahaan.Meskipun gosip nepotisme di keluarga Sagara santer terdengar di telinga, tapi bukan berarti mereka pilih kasih dalam mempekerjakan seseorang. Baik Pras maupun Bira, tetap memperlakukan dan men

    Last Updated : 2022-10-07

Latest chapter

  • Imperfect Love   Give Away ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak Imperfect Love : ArPi Kim : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Mulya Purnama : 750 koin GN + pulsa 150 rb Elin land : 500 koin GN + pulsa 100 rb Miss Ziza Ziza S : 350 koin GN + pulsa 50 rb Ziza Ziz S : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari Minggu, 2 April 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari Senin ke pihak GN. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Bee and Hunny ~~ Kita ketemu lagi di GN, Insya Allah habis lebaran yaaa .... Kissseeess …..

  • Imperfect Love   Bon~Bira 5

    Apa ini? Asisten nyonya besar keluarga Sagara tiba-tiba menelepon dan meminta Arista datang ke kediaman atasannya. Bukan di rumah jabatan yang ditempati saat ini, tetapi di rumah pribadi kediaman Sagara. Bahkan, Arista dijemput langsung oleh salah satu sopir keluarga tersebut. Arista seperti di sidang. Duduk seorang diri dan menghadapi empat orang yang mentapnya dalam diam. “Maaf, Bu Aida.” Daripada hanya didiamkan, Arista akhirnya membuka mulut. “Kenapa saya dipanggil ke sini? Apa ada masalah, atau butuh bantuan saya?” Tatapan Arista tertuju sekilas pada Bira yang duduk paling ujung, di samping Pras. Jangan-jangan, pertemuan kali ini adalah buntut dari pembicaraan Arista dan Bira malam itu. Jangan-jangan, semua ucapan yang dikatakan Bira saat itu bukan hanya gurauan belaka. Jangan-jangan … Semakin dipikirkan, Aristas semakin sakit kepala karena takut menebak-nebak jawabannya. “Saya minta maaf kalau harus minta kamu datang mendadak seperti sekarang.” Aida berujar dengan sikap ang

  • Imperfect Love   Bon~Bira 4

    Arista mengerjap dengan mulut yang terbuka. Berdiri mematung pada celah pintu mobil yang sudah dibuka Vincent sebelumnya. Mendengar perkataan Bira dan wajah serius pria itu, Arista jadi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. “Becanda, Ris.” Bira spontan tertawa saat melihat Arista membeku dengan wajah tegang. Wanita itu mungkin syok akibat mendengar ucapan Bira barusan. “Buruan masuk, aku sudah lapar.” “Ahh …” Mulut Arista ikut melempar tawa, garing. Ia mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil dan menggeser bokongnya ke sisi pintu yang lain, karena Bira jelas akan duduk di sebelahnya. “Jangan terlalu tegang,” kata Bira setelah menutup pintu. “Kerja sama aku memang harus serius, tapi santai aja.” “Iya, Mas.” Arista kembali tertawa, terkesan dipaksakan. “Lagian, masa’ buaya dipercaya.” Bira tertawa. “Eh, tapi aku serius masalah yang tadi. Aku memang lagi nyari istri, soalnya lagi pusing disuruh nikah terus sama nyonya besar.” Arista berdecak. “Cewek-cewek di Casteel High, kan, banyak

  • Imperfect Love   Bon~Bira 3

    “Kenapa belum pulang?” Bira menatap layar komputer yang dipandang Arista. Wanita itu memandang situs web yang berisikan berbagai video, yang bisa diunggah oleh penggunanya di berbagai belahan dunia manapun asal memiliki akses internet.“Hujan deras, Mas,” kata Arista sembari mengangkat wajah, menatap Bira yang berdiri di sampingnya. Dari pria itu datang ke kantor di pagi hari, sampai pulang di sore hari, atau malam sekali pun ketika mereka lembur, wangi parfum Bira tetap setia menempel di tubuh pria itu. Intensitas wanginya tidak berubah sedikit pun. “Saya nggak bawa jas hujan.”“Terus kenapa belum pulang?” ulang Bira kembali mempertanyakan hal yang sama. “Kita nggak lembur, dan kamu sebenarnya bisa pulang duluan.”“Hujan deras, Mas.” Arista juga mengulang jawaban yang sama, dan mulai menahan kekesalannya.“Aku tahu sekarang hujan deras, tapi kenapa kamu belum pulang?” tanya Bira sekali lagi. “Pesan taksi, kek! Gajimu di sini lebih besar dari Firma Sagara, masa’ bayar taksi buat pulan

  • Imperfect Love   Bon~Bira 2

    Pagi itu, Bira berhenti di depan meja sekretarisnya sebelum memasuki ruang kerja. Perangkat komputer di meja Arista tampak belum menyala, pun dengan kursi kerja yang masih rapi menempel rapat dengan sisi meja.Bira mengeluarkan ponsel. Melihat notifikasi yang masuk di dalamnya. Tidak ada nama Arista di sana. Itu berarti, wanita itu tidak memberi info sama sekali tentang ketidakhadirannya, atau mungkin keterlambatannya. Kalau begitu, biarlah Bira menunggu kabar dari wanita itu sembari melakukan pekerjaannya.Saat Bira baru membuka pintu, hawa sejuk pendingin udara langsung menerpa wajahnya dengan suhu seperti biasa. Itu artinya, sudah ada seseorang yang menyalakan pendingin ruangannya lebih dulu, dan itu pasti Arista.“Mas Bira!”Bira terkejut mendengar seruan yang dilontarkan dengan nada kesal padanya. Namun, entah mengapa seruan tersebut juga terdengar sedikit manja. Sedikit mengusik indra pendengarannya.“Arista? Kamu kenapa?”“Mas Bira pasti tahu kalau pak Lex sudah nikah sama bu

  • Imperfect Love   Bon~Bira 1

    Bira berhenti melangkah di depan meja sekretaris barunya. Ia bersedekap, lalu menghela saat melihat paras manis itu memanyunkan bibirnya.“Pagi, Mas Bira.” Arista tidak mengerti, mengapa ia harus dipindahkan dari Firma Sagara ke Casteel High seperti sekarang. Sejak awal menginjakkan kaki di dunia kerja, Arista sudah berada di firma hukum tersebut dan semua karyawan yang ada di sana sudah seperti keluarga baginya.Namun, perintah tiba-tiba dari Pras membuatnya tidak bisa mengajukan protes. Memangnya, karyawan mana yang berani membantah titah seorang Pras? Arista mungkin masih bisa bernegosiasi bila Lex yang memberinya perintah. Akan tetapi, sayangnya orang tersebut adalah Pras.Pria arogan yang selalu saja bertindak sesuka hati.“Pagi.” Bira berdecak, karena Pras benar-benar mengganti sekretaris lamanya dengan Arista. Apapun alasan yang ada di balik itu, Bira harus tetap menutup mulut dan tidak boleh membocorkannya pada siapapun. Jika Arista bertanya, maka Bira cukup mengatakan semua i

  • Imperfect Love   Bulan Madu yang Tertunda

    “Rajaaa.” Hari masih terbilang masih pagi, tapi Yasmen mulai mengeluarkan “tanduknya” karena baru saja menginjak sebuah lego yang membuat telapak kakinya nyeri seketika. Padahal, Yasmen sudah berulang kali memberitahu putranya, agar selalu membereskan semua mainannya ketika sudah selesai bermain. Namun, berapa kali pun Yasmen berujar dan memberi perintah, hasilnya tetap saja sama. Setelah bermain, bocah yang sudah berusia lima tahun itu, langsung meninggalkan semua mainannya begitu saja. Alhasil, Susilah yang akan membersihkan semuanya seperti biasa dan Yasmen hanya bisa mengelus dada. Anehnya, Raja akan selalu bersikap patuh bila sudah berada di rumah Pras. Mana berani bocah itu menghambur mainannya yang ada di sana. Seusai bermain, Raja akan selalu membereskan semua barangnya pada tempatnya, walaupun dalam keadaan yang tidak sempurna. Ternyata, merawat dan mendidik anak tidak semudah bayangan Yasmen. Keinginan untuk memiliki banyak anak pun Yasmen urungkan seketika, karena itu sem

  • Imperfect Love   Biarin

    Ternyata, semua tidak seperti yang ada di bayangan Yasmen. Setelah sebulan tinggal di rumah Bira, akhirnya Yasmen mengerti bagaimana perasaan Byakta. Mungkin hampir sama seperti yang dirasakan Yasmen saat ini, ketika memutuskan tinggal di rumah Mario.Bukan … kedua mertua Yasmen bukanlah sosok mertua kebanyakan, yang ada di sinetron maupun novel-novel online yang bertebaran di jagat maya. Justru sebaliknya. Mario dan Miskah bahkan terlalu baik, hingga membuat Yasmen semakin merasa tidak nyaman berada di rumah tersebut. Ditambah, tidak adanya asisten rumah tangga di rumah Mario, membuat Yasmen yang terbiasa memerintah jadi semakin segan berada di rumah mertuanya.Tidak mungkin, kan, Yasmen menyuruh mertuanya untuk membuatkannya ini dan itu? Belum lagi, Yasmen mau tidak mau harus tahu menempatkan diri. Ia harus berusaha bangun lebih pagi, walaupun, semalam hanya tidur beberapa jam karena putranya yang terus meminta ASI. Dan masih banyak hal lain yang membuat Yasmen semakin tidak enak ha

  • Imperfect Love   Siapa Namanya

    Akhirnya, Yasmen bisa pulang dari rumah sakit dan langsung menuju ke rumah orang tuanya. Yasmen sudah menetapkan hati, untuk tidak menambah anak lagi. Ditambah dengan proses menyusui yang penuh dengan drama, semakin membuat Yasmen enggan untuk hamil, dan melahirkan di masa mendatang. “Apa itu, Bu?” Yasmen melihat Susi membawa sebuah nampan ketika memasuki kamarnya. “Sayur bening, tapi pake daun katuk,” jawab Susi meletakkan satu mangkok sayur di nakas. Setelahnya, ada sebuah piring yang sudah berisi nasi dan ayam goreng bagian dada dengan potongan besar di atasnya. Susi juga meletakkan segelas air putih, dan segelas susu. “Di suruh makan sama ibu. Pelan-pelan aja, yang penting dihabisin.” “Tapi aku sudah makan tadi di rumah sakit, Bu.” Yasmen melihat boks bayi yang letaknya tidak sampai satu meter dari tempat tidurnya. “Mbak Yasmen sekarang menyusui, jadi makannya harus banyak dan bergizi biar ASInya juga lancar,” terang Susi kemudian bergeser ke samping boks bayi untuk melihat bay

DMCA.com Protection Status