Share

16. Ide Gila

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-23 21:59:09

Zahira menutup pintu kamar perlahan, tatapan Fajar tadi seakan meyakinkan hatinya jika suaminya itu tahu norma agama. Setelah memakai cream malam Zahira membaringkan tubuhnya di atas kasur, matanya sulit terpejam. Suara manja Akila membuatnya ingin muntah, dia lalu menutup telinganya dengan headset lalu memutar sholawat pengantar tidur.

Di luar Akila masih enggan masuk ke dalam kamar walau Fajar sudah menyuruhnya berulang kali.

“Cepatlah tidur!”

“Aku masih ingin bersamamu!” Rengek Akila dengan manja.

“Masih ada waktu besok sayang.”

Fajar terus membujuk Akila agar segera masuk ke dalam kamar, melihat tingkah Akila yang terus-terusan nempel padanya membuatnya takut kebablasan.

“Oh ya, terkait permintaan ibumu, kira-kira apa solusinya?” tanya Akila saat dia teringat perkataan Fajar sebelumnya.

“Nantilah kita pikirkan jalan keluarnya, masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu!” Fajar terlihat enggan membahas masalah anak.

“Aku punya usul!”

“Apa?”

“Bagaimana jika kita melakukan insemi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   17. Jepit rambut

    Zahira harus ekstra sabar menghadapi dua pasangan kekasih ini, andai bukan karena aturan agama maka dia tak akan perduli apapun yang dilakukan oleh dua sejoli itu. Dia tak ingin kecipratan dosanya.Zahira kembali membersihkan piring kotor yang di tinggalkan begitu saja oleh sepasang kekasih itu. Setelah menaruh piringnya di tempat cucian Zahira kembali ke ruang makan untuk menikmati sarapan pagi.Tengah menikmati sarapannya, Fajar datang bersama Akila dengan saling bergandengan tangan. "Aku akan ke kantor, kemungkinan sore baru pulang!" Zahira tak bersuara dan hanya mengangguk pelan, dia sebenarnya ingin melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri tapi melihat Akila yang bergelayut manja membuatnya terus mengunyah makanannya."Sayang, dasimu sedikit bengkok. Sini aku perbaiki!" ucap Akila.Zahira melirik dengan sudut matanya, lalu tertawa. Tentu saja hal itu membuat Akila tersinggung."Dasar udik, belum pernah melihat orang pakai dasi ya? Huh!" Sindir Akila.Zahira tak mau kalah, "O

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   18. Tempat sampah

    Pandu bangun dari tidurnya dan segera keluar dari kamar, wajahnya terlihat cerah. "Mama...aku sudah sembuh!" kata Pandu sambil berlari memeluk ibunya.Nagita meraba dahi anaknya, ternyata benar panasnya sudah turun."Alhamdulillah, berarti kita gak perlu ke dokter lagi!" ucap Nagita."Sebaiknya tetap ke dokter ma, mungkin dokter bisa meresepkan vitamin untuknya!' saran Zahira."Memangnya Pandu sakit apa?" tanya Fajar yang segera melonggarkan dasinya.Dia berniat untuk tak kembali lagi ke kantor, dia tak ingin ibunya mencurigainya. Biarlah Akila ngambek sedikit saja dari pada menghadapi kemarahan ibunya itu malah lebih fatal."Aku gak mau ke dokter ma, kan ada kak Ira. Aku mau kak Ira ikut kita ke rumah dari pada di sini, kak Fajar mengabaikannya!"Anak kecil saja bisa membaca situasi apalagi Nagita. Fajar mendelik gusar ke arah adiknya, ingin rasanya dia menjitak kepala adiknya itu agar tak sok tau."Ya kalau nggak mau ya sudah, nanti mama hubungi dokter keluarga kita. Pandu kan deka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   19. Pilih Aku atau Dia

    Sebagai seorang istri, Zahira ingin menjalankan perannya dengan baik walau satu yang tak bisa dilakukannya yaitu melayani suami di tempat tidur. Dia tahu hukum agama, tapi diapun memegang teguh perjanjian yang mereka sepakati bersama.Sikap Akila yang terlalu berlebihan membuat Zahira jengah, jika di tanya dia sama sekali tak menyukai Fajar walau pria itu sangat tampan. Zahira punya dunianya sendiri, dia terobsesi ingin menghasilkan uang sendiri dan membantu perekonomian keluarga.Kini menghadapi intimidasi dari Akila membuatnya harus bertindak, saat ini dia adalah nyonya rumah. Dia mau lihat bagaimana reaksi Fajar jika dia mengusir Akila.Saat sedang memasak, Akila datang mencari masalah lagi."Rupanya kau memang cocok tinggal di dapur!"Zahira menoleh, "Oh ya? Setidaknya istri yang baik itu selain mahir di dalam kamar juga harus mahir di dapur!""Oh kau pikir bisa menjadi nyonya Fajar? Hahaha...ngaca penjual pakaian bekas, kau sangat tidak level dengannya!" kata Akila sambil berkaca

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   20. Dia Suamiku

    Fajar memilih nongkrong di taman sebelah apartemen, dia mengirim pesan pada Zahira agar jangan terprovokasi dengan Akila. Zahira yang membaca pesan suaminya merasa lucu, mereka adalah pasangan yang sah tetapi kini mereka bagaikan sepasang selingkuhan. [Jangan khawatir kak, aku akan berdiam diri di dalam kamar sampai kau kembali].Fajar merasa aneh dengan dirinya, di sisi lain dia sangat mencintai Akila namun di sisi lain dia mengkhawatirkan Zahira.[Satu hal lagi, kalau mau keluar jangan berdandan seperti tadi lagi].Hah? Zahira tertawa tanpa suara, antara senang karena suaminya memperhatikannya dan merasa risih dengan statusnya.[Iya...pulanglah kak, ku dengar Akila mencari kakak].Mendapat balasan seperti itu membuat hati Fajar menjadi tidak enak. Rasanya dia ingin ngobrol berdua dengan Zahira, mungkin harus di mulai dengan saling berkirim pesan seperti ini. Tapi kenyataannya Zahira seakan merasa terganggu dengan pesannya.Menjelang malam Fajar kembali ke apartemen, dia di sambut d

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   21. Ketahuan Mertua

    Fajar tak konsentrasi mengerjakan tugas kantor, akhirnya dia hanya mengirimkan pesan pada Zahira. Lucu sekali, mungkinkah aku menyukainya? pikir Fajar. Zahira yang nyaris tertidur mendengar bunyi notifikasi di ponsel segera bangun.[Maaf atas kelalainku padamu, jika kau merasa tidak nyaman kau boleh meminta cerai].Zahira yang merasa bingung dengan pesan itu akhirnya hanya membalas.[Terserah, mana yang terbaik bagimu].Fajar menjadi serba salah, ingin rasanya dia masuk ke dalam kamar Zahira namun dia melihat pintu kamar utama yang masih terbuka membuatnya hanya bisa menarik nafas panjang dan mengirimkan pesan lagi pada Zahira.[Bukan itu maksudku, jangan salah sangka. Bolehkah aku tidur denganmu malam ini?]Pesan Fajar membuat mata Zahira terbelalak, dia bergidik ngeri. Gadis cantik ini mengutuk sendiri dirinya yang sengaja menggoda suaminya dengan berdandan cantik seperti tadi. Zahira tak tahu cara membalas pesan yang baik, takutnya dia keceplosan dan akan membuat suaminya tersinggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   22. Hikmah pagi

    Fajar tiba di apartemen tepat waktu, seperti ditinggalkannya seperti itu pula suasana yang di temui Fajar malam ini. Belum ada yang bergerak dari tempat duduknya. Zahira terlihat sedang meremas-remas tangannya, dia terlihat menahan kantuk. "Duduk!"Fajar duduk di samping Zahira."Papa dan mama tak ingin kejadian ini terulang kembali, kau sudah besar dan tahu mana yang baik dan mana yang tidak!"Fajar menunduk, "Maafkan aku!""Minta maaflah pada istrimu sebelum terlambat, kau akan sulit menemukan istri seperti Zahira!" kata tuan Handoko.Fajar mengakui hal itu, Zahira adalah sosok wanita yang unik. Walau dia belum mencintai gadis ini tapi dia akan berusaha untuk menjadi suami yang baik."Karena ini sudah larut, mama dan papa akan tidur di kamar belakang. Zahira pindah saja ke kamar utama!""Hah?" Zahira tercengang, ini bukan sesuatu yang dia harapkan.Nagita mengerling ke arah suaminya, keduanya segera berdiri menuju ke kamar belakang. Zahira hendak bicara namun Fajar segera mencegahn

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   23. Dipermalukan

    Kedua orang tuanya segera pamit pulang setelah memastikan tausiah mereka menyentuh hati Fajar dan Zahira. Keduanya sebelum keluar dari pintu apartemen sempat berpesan pada anak dan menantunya."Jaga diri kalian baik-baik, jangan pernah mengulangi kesalahan yang hanya akan merugikan kalian berdua. Selama seminggu papa sudah mengajukan cuti untukmu, semua pekerjaanmu akan di kerjakan oleh Kevin asisten papa. Temani Zahira ke rumah sakit pagi ini!"Kini hanya tinggal pasangan suami istri itu di rumah, sama-sama canggung tak tahu harus bagaimana."Bersiap-siaplah, kita akan ke rumah sakit!" kata Fajar.Zahira mengangguk, dia segera masuk ke kamar mandi. Terdengar dering telepon, Fajar melihat panggilan dari orang tua Zahira. Dia mengangkatnya dan memberitahu jika Zahira sedang mandi. Beberapa saat kemudian Zahira keluar dari kamar mandi, dia yang melihat Fajar sedang berdiri menatapnya membuatnya jengah."Bolehkah kau keluar? Aku mau ganti pakaian!"Fajar merasa lucu dengan permintaan Zah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   24. Membangun Kebersamaan

    Zahira tiba di rumah dan langsung menaruh tas belanjaan di dalam kamar utama tanpa sama sekali menyentuhnya. Dia lalu keluar menuju kamar belakang."Mau kemana?" "Ke kamarku!""Kamarmu di sini, ntar lagi kita pindahkan semua pakaianmu ke kamar ini!"Zahira mengabaikannya dan melangkah masuk ke kamarnya terpaksa Fajar menyusulnya."Kau tidak membenahi tas belanjaan itu?" tanya Fajar dengan sabar. Dia tahu jika Selama ini dia salah makanya sikap Zahira yang ketus seperti ini di maklumi nya."Itu kan belanjaan mu!" jawab Zahira dengan ketus."Bukankah sebagai istri kau harus merapikannya?"Zahira akhirnya keluar lagi menuju kamar utama, sikap Fajar yang mulai melunak padanya malah membuatnya marah. Dia meraih tas belanjaan itu dan terkejut saat membukanya. Ini adalah lingerie dan gaun pesta yang tadi di sentuhnya. Dia berbalik dan melihat Fajar sudah berdiri di pintu kamar sambil tersenyum memandangnya."Aku tidak menginginkannya, kembalikan saja!" Zahira melipat kembali belanjaan itu d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02

Bab terbaru

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   34. Kematian mendadak

    Ayam berkokok bersahutan menandakan sudah waktunya bangun pagi diiringi dengan kumandang azan subuh, seperti biasa Zahira dan ibunya bangun disusul ayahnya dan Fajar. Setelah menunaikan shalat subuh berjamaah Zahira membantu ibunya memasak menu sarapan pagi."Kakek dan nenek sudah bangun?" tanya Zahira pada ibunya saat dia tak melihat keduanya."Iya juga ya, biasanya ibu mertua sudah bangun, cobalah tengok mereka di kamar," pinta Naning.Zahira bergegas ke samping, rumah ini tidak terlalu besar hanya terdapat tiga kamar tidur. Sejak Mulyono dan Naning tinggal di rumah ini kakek dan nenek tinggal di kamar belakang.Tok...tok...!"Nek....nenek....kakek....!" Zahira terus memanggil bahkan dia membesarkan volume suaranya.Fajar dan Mulyono yang mendengar teriakan Zahira datang menghampiri."Kenapa kau berteriak? Tidak sopan tau, mungkin saja mereka sedang sholat!" Tegur Fajar.Zahira memanyunkan mulutnya, "Perasaanku tak enak!"Mulyono mengetuk pintu kamar dan memanggil ayah dan ibunya na

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   33. Dentuman di Atap Rumah

    Di kamar sebelah, Naning terus-terus mencium Zahira seakan mereka akan berpisah untuk selamanya. Naning terlihat sangat merindukan anaknya sehingga dia memeluk Zahira dengan erat dan tak ingin melepaskannya. "Ih...mama kenapa sih aku gak bisa bernafas loh, peluknya jangan kekencangan!" Akhirnya Naning melepaskan pelukannya, lalu dia tidur telentang dan memandang langit-langit kamar. "Mama kenapa? Jika punya masalah ceritakan padaku, siapa tahu aku bisa membantu!" Kata Zahira. "Bagaimana kehidupan rumah tanggamu nak, apa Fajar memperlakukanmu dengan baik?" "Ih..mama kok nanyanya aneh, kan mama sudah lihat bagaimana sikap kak Fajar padaku tadi. Jangan bilang jika mama menduga itu hanya akting!" "Tidak juga, setidaknya mama akan merasa sangat lega jika anak semata wayang mama sudah ada yang menjaganya!" Zahira mencoba mencerna kata-kata ibunya, dia berusaha menebak sebenarnya apa sih yang sedang di pikirkan ibunya ini. "Ma, ayo cerita padaku ada apa?" Naning terdiam cukup lama,

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   32. Gosip Tetangga

    Untunglah Naning memberi tahu keberadaan mereka pada Zahira, sehingga saat keluarga Fajar ke Jawa Timur mereka mampir ke rumah kakek dan Nenek Zahira."Pandu sekarang sudah di pondok, sebaiknya kita ke rumah nenekmu!" kata Fajar.Zahira mengangguk, dia segera menelpon ibu dan ayahnya."Hallo, oh benarkah...ya Allah terima kasih, mama dan papa sudah lama merindukanmu nak. Mama nanti akan mengirimkan alamatnya!" Naning sangat antusias mendengar suara anaknya."Pa, Zahira bersama suaminya akan datang ke sini!" kata Naning pada suaminya setelah ponselnya di matikan."Mereka berdua saja?" tanya Mulyono."Kurasa bersama mertuanya!""Siapkan makanan untuk menyambut mereka, segera beritahu kabar ini pada mama dan papa di kebun belakang!"Naning segera bergegas memberitahu mertuanya akan kedatangan anak dan besannya.Kakek da nenek Zahira segera berdiri membantu Naning. Rumah mereka sangat sederhana namun cukup bersih. Kedatangan tamu dari jauh membuat para tetangga saling berbisik dan ingin

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   31. Permintaan Armando

    Resepsi berakhir dengan sangat menyebalkan bagi Akila namun dia tak menunjukkannya pada Armando, dia sangat iri karena semua tamu lebih memilih memuji Zahira ketimbang dirinya. Apalagi Fajar bahkan tak meliriknya sama sekali."Tunggu Fajar, aku akan membuatmu menderita bersama Zahira mu itu!" tekad Akila di dalam hati.Tuan Handoko dan nyonya Nagita tetap memperlakukan mereka dengan baik, Akila bahkan tak pernah di izinkan untuk ke dapur walau hanya sekedar menyiapkan sarapan untuk suaminya. Semua sudah disiapkan maid."Ma, aku sebaiknya masuk pesantren saja tahun ini!" pinta Pandu tiba-tiba.Nyonya Nagita tentu saja terkejut dengan permintaan putra bungsunya itu, padahal semula mereka yang menawarkannya masuk ke sekolah pesantren namun anak itu menolak."Benarkah? Bukankah sebulan lagi pengumuman kelulusan, pesantren mana yang kau inginkan nak?""Aku ke pesantren di Jawa Timur saja!" "Jauh sekali? Tapi tak apa nak, mama nanti akan beritahu papa!""Aku ingin berangkat Minggu depan, a

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   30. Resepsi yang di nanti

    Handoko tetap berusaha memenuhi janjinya sebagai seorang kakak, dia menyiapkan acara resepsi yang cukup mewah untuk Armando dan Akila yang di gelar di rumahnya atas permintaan Armando.Nampak kesibukan di sana sini, Wedding Organizer yang membantu penyelenggaraan pesta malam ini. Handoko segera mengirimkan pesan pada Armando. Dan tak lama kemudian kedua pasangan itu tiba.Nagita telah menyiapkan kamar khusus untuk kedua mempelai itu, Akila tersenyum bahagia. Kini di berhasil masuk ke rumah mewah itu tanpa harus menikah dengan Fajar."Sayang, aku sungguh bahagia. Ini adalah kado terindah bagiku. Aku ingin tinggal di rumah ini selamanya!'" Kata Akila sambil menatap kagum kamar besar yang kini mereka tempati."Kau akan memiliki rumah ini sayang!" jawab Armando.Acara resepsi akan di gelar malam nanti sehingga mereka berdua masih memiliki waktu yang cukup untuk berbincang."Kau sangat optimis, memangnya seberapa besar andilmu terhadap rumah ini?" tanya Akila sambil tangan nakalnya mulai b

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   29. Kejutan untuk keluarga Handoko

    Waktu yang di nanti Armando akhirnya datang juga, ini baru permulaan selanjutnya akan ada pertunjukkan yang sangat menarik. Dengan dendam yang membara dia akan melemparkan saudara tirinya itu ke jalanan.Penghulu sudah siap, begitu juga kedua mempelai."Apa sudah bisa di mulai?" tanya pak penghulu."Tunggu beberapa menit lagi pak, saudara saya pasti sebentar lagi tiba!" pinta Armando.Benar saja, terdengar suara mobil yang berhenti di depan kantor urusan agama, Fajar dan Zahira tiba lebih dulu setelah itu kedua orang tuanya."Apa benar paman Armando menikah hari ini?" tanya Fajar saat ayah dan ibunya turun dari mobil."Iya, ayo kita lihat!" jawab Handoko."Pandu nggak ikut ma?" tanya Zahira."Sudah di ajak tapi dia lebih memilih menggambar di kamarnya!"Keempatnya berjalan beriringan, Fajar tak sengaja melihat ibu Kinara dari kejauhan."Sedang apa ibu Kinara di sini?" gumamnya dalam hati."Mereka sudah tiba!" bisik Sehan.Armando tak memalingkan wajahnya sedikitpun, dia menunggu kakak

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   28. Meminta Restu

    Pemberitahuan mendadak dari Akila kepada kedua orang tuanya membuat mata mereka terbelalak."Apa kau gila? Siapa pria itu dan apa pekerjaannya?" tanya ibu tiri Akila yang bernama Kinara.Akila dan Armando yang sepakat ingin menikah hari ini juga meminta restu kedua orang tua Akila. Armando masih mampir membeli cincin sebagai mahar untuk Akila sehingga membiarkan calon istrinya itu pergi lebih dulu ke rumah orang tuanya."Dia laki-laki pilihanku Bu!" jawab Akila."Lalu Fajar?""Dia mengkhianatiku, dia sudah menikah Bu!" jawab Akila sendu.Tak lama kemudian mobil Armando berhenti di halaman rumah Akila, dengan santainya Armando turun dari mobil lalu mengucapkan salam ketika masuk ke rumah Akila."Pria ini?" tanya Kinara sambil matanya melirik ke sebuah mobil yang cukup mewah di depan rumahnya. "Kenalkan nama saya Armando!" Armando mengulurkan tangan untuk berjabat.Lalu Akila mempersilakan Armando untuk duduk. Kinara seakan pernah melihat sosok pria ini tetapi dia lupa dimana pernah be

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   27. Ayo kita menikah

    Armando tak melihat Akila, dia lalu meletakkan baju yang baru saja di belinya itu di dalam kamar, dan satunya lagi di simpannya di lemari. kemudian dia keluar. Matanya melihat album foto di lemari telah bergeser, pastilah Akila sudah melihatnya. Armando menuju ke kamarnya dan mandi lalu mengganti bajunya dengan kaus oblong dan celana pendek, sesaat dia menatap tubuhnya di cermin. Senyum tipis tersungging di bibirnya, hari ini dia berencana untuk menemui seseorang yang suatu saat akan bisa merubah hidupnya. Saat ini Armando belum ingin mengingat masa lalu, dia segera bergegas keluar dan menemukan Akila yang sudah duduk dalam diam sambil mengenakan baju yang tadi di belinya."Kau sudah siap rupanya, ayo aku akan mengantarmu pulang!"Akila malah memilih duduk di ruang tengah sambil memperhatikan sekeliling."Kenapa?" tanya Armando lalu duduk di samping Akila."Maaf aku tadi sempat membuka album fotomu!""Oh itu, tidak apa-apa!""Apakah kau tinggal sendirian? Sepertinya aku pernah meliha

  • Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!   26. Pria Bertato

    Akila tak terima dengan apa yang baru saja di dengarnya, ini tidak mungkin. Semudah itukah Fajar melupakannya dan malah memilih gadis penjual baju bekas. Dendam kini bersemayam di hati gadis itu, dia pulang dengan amarah yang meluap. Akila melampiaskan amarahnya dengan pergi ke club malam."Hallo cantik, sepertinya kau sedang putus cinta!" tegur seorang pria bertato tatkala melihat Akila menenggak beberapa gelas minuman keras.Akila melirik sesaat pria yang duduk begitu saja disampingnya."Jangan ganggu aku...dia sudah merebutnya....huhuhu...!" "Kau mabuk sayang, mari aku akan mengantarmu pulang!" tawar pria itu.Akila menolaknya dia masih ingin menghabiskan minuman di meja namun pria itu segera menyingkirkannya. "Hei...kembalikan!" Teriak Akila saat minumannya di singkirkan. Dia berdiri memukul pria itu namun tangannya hanya bisa terkulai dan dia jatuh ke dalam pelukan pria bertato itu.Pria bertato bernama Armando, dia membopong tubuh Akila menuju mobilnya. Akila terus meracau."Z

DMCA.com Protection Status