Share

The Lost Assets

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-16 07:28:37

Nur mengendarai motor bututnya dengan kecepatan tinggi. Jalanan masih sepi pagi itu. Dia ingat betul jam berapa dia berangkat, jam enam kurang lima belas. Dia sudah tidak sabar ingin segera bertemu Celo, selain itu, dia juga penasaran ada apa Celo memintanya untuk segera ke bengkel.

Nur telah sampai di bengkel. Baru ada Aston Martin punya Celo dan motornya sendiri. Setelah memarkir motor, Nur dengan setengah berlari menuju ruangan Celo. Belum ada yang datang. Bengkel masih sepi. Pintu ruangan Celo sudah terbuka lebar.

Dari pintu, Nur melihat Celo sedang duduk di kursi kerjanya. Nur mengetuk pintu tersebut sambil berkata, “Ada apa?”

Dengan sudut matanya, Nur melihat jam dinding di ruangan itu, jam enam lebih lima belas menit.

“Masuklah dan tutup pintunya.”

Nur tidak percaya atas apa yang dia dengar. Dia tidak paham kenapa Celo memintanya menutup pintu ruangannya. Nur pun menuruti perintah Celo. Setelah Nur menutup pintu, Nur

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • If I Could Not Have You No One Could   Bom Waktu

    Nur pulang sore hari itu. Pikirannya kacau dan kalut. Apa yang terjadi pagi tadi mengguncang dunianya, mengguncang tatanan kehidupan yang sudah berjalan baik sejak dia menjadi wakil ketua.Nur melepas helm dari kepalanya, rambutnya kusut sekusut pikirannya. Dia pandangi motor butut itu. Satu pernyataan timbul dalam pikirannya, “Sepertinya kamu akan menemaniku lebih lama?” Dia lalu menepuk-nepuk jok motor itu.Nur menggaruk dahinya. Dia ambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat pula. Sore itu dia merasa capek secapek-capeknya. Nur merasa bahwa dia seperti habis bekerja menaikkan batu-batu besar dari sungai dan mengangkatnya ke atas bukit hanya bermodalkan tangan dan kakinya saja.Semua hal yang terjadi hari ini diluar perkiraanya. Nur merasa menang atas Pak Anwar kemarin. Dia pikir Pak Anwar sudah tidak bisa mengganggunya. Apa lacur, hari ini dia belajar bahwa Pak Anwar benar-benar orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • If I Could Not Have You No One Could   Kaboom

    Setelah makan malam, Nur kembali meletakkan punggungnya di sofa tamu. Dia pikir, hari ini sudah selesai. Dia tidak sempat memikirkan jalan keluar untuk permasalahan yang sedang dihadapinya. Setelah melakukan semuanya sore ini di rumah, dia sudah tidak berdaya lagi untuk berpikir jernih.Nur sendirian di ruang tamu itu. Dara sedang menemani Wahid di dalam kamar depan. Sekilas tadi Nur melihat Dara sedang sibuk dengan ponselnya dan tidur-tiduran di kasur. Dia merasa kesepian dan ditinggalkan. Nur ingin menyusul mereka berdua ke dalam kamar. Tapi niat itu diurungkannya. Kasur itu terlalu sempit untuk ditiduri bertiga. Oleh sebab itu, Nur tetap bertahan di ruang tamu.“Alangkah enaknya jika Dara mendaatangiku dan menemaniku di sini. Alangkah indahnya jika aku bisa berbagi beban semuanya dengan Dara. Paling tidak kalau Dara tidak bisa memberikan solusi, dia mau mendengarkan dan tidak menyalahkan.” pikir Nur. Pikiran Nur melayang lagi, “Itu ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • If I Could Not Have You No One Could   Tembang Cinta UKM Mapala (Part I)

    Dara masih terduduk di sofa ruang tamu. Dirinya terguncang hebat. Air matanya masih mengalir dengan deras membasahi pipinya. Dirinya sesenggukan. Hidungnya penuh dengan cairan yang membuatnya susah bernafas.Dara tidak pernah menyangka kejadian ini. Lelaki yang dicintainya mengatakan hal-hal yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Lelaki itu, untuk pertama kalinya, berkata-kata kasar kepadanya. Untuk pertama kalinya pula, lelaki yang dicintainya itu membuat dirinya menangis.Dara pun bangkit menuju kamar mandi. Dia tidak ingin Wahid mengetahui hal tersebut. Wahid tidak boleh tahu kalau dirinya sedang menangis. Dia tidak ingin Wahid mengetahui bahwa papanya telah menyakiti mamanya. Dara membasuh mukanya dengan air, mneghilangkan semua jejak tangisan dari wajahnya. Hal itu akan menyakiti hati Wahid dan berdampak pada dirinya nanti disaat Wahid sudah dewasa.Setelah Dara dari kamar mandi, dia mengintip Wahid. Syukurlah, Wahid masih tertidur pulas. Wahid tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • If I Could Not Have You No One Could   Tembang Cinta UKM Mapala (Part II)

    Dara merasa aman dari Mas Nur. Meskipun Mas Nur bisa membombardirnya dengan pesan singkat sehari tiga kali, tapi Mas Nur tidak bisa menemuinya. Hanyalah Mapala yang bisa membuat mas Nur dan dirinya bertemu. Oleh karena itu, niat Dara untuk segera keluar dari Mapala semakin besar. Dara ingin segera jauh dari Mas Nur. Dara tidak ingin dekat dan mengenal Mas Nur lebih jauh. Toh, jika pesan singkat itu selalu tak diacuhkannya, Mas Nur lama-lama akan menyerah juga.Kenyataan tidak seindah harapan. Sekitar dua bulan setelah malam pengenalan, entah bagaimana caranya Mas Nur mengetahui tempat Dara dan Dila biasa makan. Padahal mereka berbeda jurusan dan fakultas, Mas Nur jurusan Mesin, sedangkan dirinya jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Bahkan jarak gedung kuliah mereka jauh. Dara biasa makan di warung belakang kampus yang dekat dengan gedung kuliahnya. Sedangkan, gedung mesin berada di depan kampus.Saat itu Mas Nur datang dengan teman-teman sekelasnya datang ke warung terse

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • If I Could Not Have You No One Could   Tembang Cinta UKM Mapala (Part III)

    Kegiatan lintas alam sudah harus dilaksanakan kembali. Kali ini Dara bukan lagi menjadi peserta, namun menjadi panitia. Lintas alam ini dilaksanakan dengan mendaki Gunung Lawu yang berada di Kabupaten Magetan dan direncanakan selama tiga hari. Seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok berisi lima orang, dua senior dan tiga junior, dan akan mendaki dan menuruni gunung tersebut.Karena menjadi panitia inilah dia jarang berinteraksi selama kegiatan dengan Mas Nur selama kegiatan, karena Dara dan Mas Nur berbeda kelompok. Dara tidak bisa bertemu Mas Nur pada siang hari, namun pada malam hari Dara melepaskan rindunya dengan melihat Mas Nur sepanjang sore sebelum berangkat tidur. Tentu saja, Dara memperhatikan Mas Nur dengan sembunyi-sembunyi, jangan sampai Mas Nur tahu.Tapi, selama sore dan malam di titik temu, Dara dibuat tambah muak lagi dengan Mas Nur. Bukan muak sebenarnya, tapi lebih ke rasa cemburu. Meski, Dara menyangkal dengan keras apa yang d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • If I Could Not Have You No One Could   Manuskrip Cinta

    Mas Nur sudah menyatakan perasaannya tidak kurang dari 3 kali dalam waktu setahun sejak peristiwa kaki keseleo. Namun, disetiap pernyataan perasaan tersebut, Dara selalu menyatakan bahwa dia tidak ingin menjalin hubungan asmara. Dara selalu beralasan bahwa dia ingin fokus terhadap kuliahnya dahulu.Dalam setiap pernyataan cinta tersebut, Dara selalu berbunga-bunga. Perasaannya terbang membubung tinggi. Tetapi, rasa gengsi masih membebani hatinya. Dara sudah malu terlebih dahulu karena membenci Mas Nur. Dara tidak bisa menerima kenyataan karena dia jatuh cinta pada orang yang dia benci.Dalam tempo waktu tersebut, Dara juga menyadari satu kualitas dari Mas Nur. Mas Nur bukan orng yang gampang menyerah. Misalkan, Mas Nur mengajak Dara untuk makan malam bersama, satu kesempatan Dara menolak. Dan Mas Nur masih terus berusaha untuk mengajak Dara keluar makan bersama. Mas Nur juga masih setiap hari mengirimi Dara pesan singkat, meski biaya untuk mengirim satu pesan singkat m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • If I Could Not Have You No One Could   Firasat Papa Dara

    Mobil travel itu menurunkan Dara tepat di depan rumahnya. Rumah megah bertingkat dua dengan arsitektur modern yang becat putih. Rumah tersebut berada di kawasan Surabaya barat. Dara menarik kopernya dan masuk ke rumahnya.“Sepi, seperti biasa.” batin Dara. Dara memasukkan anak kunci pintu rumah, memutarnya, dan mendorongnya. Begitu Dara masuk rumah, Dara menghirup nafas dalam-dalam.“Home sweet home.” kata Dara pada dirinya sendiri.“Assalamualaikum.” Dara berteriak. Dari belakang, sesosok perempuan yang sudah tua berlari-lari kecil menghampirinya.“Masya Allah, Mbak Dara. Ko enggak nyuruh saya saja untuk buka pintu?”“Ah, saya bisa ngerjain sendiri Mbok. Mbok Tur sehat?” kata Dara sambil tersenyum.“Alhamdulillah Mbak Dara, saya sehat. Mbak Dara sendiri bagaimana? Sehat? Sekarang Mbak Dara kurusan. Jarang makan disana? Bagaimana kuliahnya?”Dara tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • If I Could Not Have You No One Could   Reap What You Sow

    Dara mengusap air matanya yang masih mengalir di pipinya. Air mata itu mengalir dengan deras tanpa disadarinya, tidak dapat dia bendung. Baru kali ini, Mas Nur membuatnya sedih dan menangis. Dara masih belum percaya bahwa Mas Nur tega berkata-kata kasar dan menyakiti hatinya. Dara menangis tanpa suara.Dara masih duduk di kursi meja makan. Badannya pun masih bersandar di kursi. Kepalanya masih mengadah menatap langit-langit rumahnya. Dadanya masih sesak. Berkali-kali Dara mengambil tisu dan membuang ingus dari dalam hidungnya.Dara ingin bercerita tentang kesedihannya. Tapi dia tidak bisa menemukan siapa orang yang bisa dia ajak bicara. Dia tidak mau berbagi permasalahan dan aib suaminya kepada sembarang orang. Dila? Tidak, Dila pasti sudah tidur sekarang. Apalagi dia baru melahirkan anak kedua, pasti dia sedang repot-repotnya.“Apa ini buktinya firasat Papa benar?” bisik hati kecil Dara.Namun, cepat-cepat dia singkirkan pikiran jelek tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19

Bab terbaru

  • If I Could Not Have You No One Could   Perfect Ending?

    Sekitar tiga setengah tahun kemudian.Nur sedang duduk di food court sebuah mall besar di kota itu. Di hadapannya terhidang makanan mie dan es teh. Makanan itu sama sekali belum dia sentuh, mie itu sudah dingin. Dia hanya dari tadi minum es teh itu terus-menerus, hingga es itu sudah habis, dan hanya tersisa es batu saja di dalamnya. Meski begitu, dia masih menyeruput sisa-sisa teh yang tertinggal.Dia menyandarkan tubuhnya di kursi. Dia pandangi orang-orang yang berlalu lalang hiruk-pikuk disekitarnya. Hampir mereka semua membawa teman, pasangan, dan ada anak-anak. Nur mencelos hatinya. Hatinya berlubang. Rasa kehilangan masih terasa di hatinya.Nur ingat dulu, Dara selalu mengajaknya ke mall ini, dan makan mie ini, es teh ini pula dulu yang menjadi minuman favorit mereka berdua.Hari ini, entah mengapa, ada dorongan yang sangat kuat dari dalam hatinya untuk pergi ke mall ini dan makan mie, juga minum es teh ini. Kerinduan yang

  • If I Could Not Have You No One Could   Closure

    Nur menutup pintu ruangan Dara. Di luar ruangan itu, dia bersandar pada tembok dan kembali menangis. Air mata deras membasahi pipinya. Penyesalan yang dalam. Dada yang sesak. Hati yang berlubang.Kedua kalinya, dia membuat perempuan yang dia cintai menangis.Dia segera cepat menguasai dirinya. Nur tidak ingin ada orang yang lewat di lorong itu dan melihatnya menangis. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. Dipandanginya pintu kamar Celo yang ada di seberang lorong, tepat di sebelah kamarnya.“Aku harus kesana. Aku mau melihat Celo dan aku harus mengakhiri ini dengan baik-baik. Aku mengenal dia dengan baik. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak mengakhirinya dengan baik-baik pula. Meski semalam dia sudah secara aktif mau membunuhku, tapi rasaku tetap sama. Semua kata cinta itu adalah jujur. Aku tidak bohong semalam ketika aku bilang aku mencintainya.” batin Nur.Dengan langkah yang masih pelan-pelan, Nur menyeberangi loro

  • If I Could Not Have You No One Could   All Mysteries Are Gone

    “Aku sebenarnya menerima pekerjaan lepas waktu sebagai penerjemah sejak setahun yang lalu. Aku enggak pernah bilang soalnya aku takut Mas Nur tersinggung. Aku takut kalau Mas Nur merasa kecil karena berpikir uang yang diberikan Mas Nur kurang. Oleh sebab itu, aku tidak pernah bilang soal ini. Oleh sebab itu pula, pekerjaan rumah banyak yang terbengkalai. Aku minta maaf soal itu.”Dara melihat Mas Nur menutupi mukanya denga kedua telapak tangannya. Mas Nur sepertinya menangis. Dara tadi sebenarnya melihat ada bekas-bekas tangisan di wajah Mas Nur, namun Dara diam saja. Dara tidak pernah tahu dan tidak mau tahu alasan Mas Nur menangis.“Aku minta maaf juga Sayang, gara-gara itu, aku menyangka Sayang berselingkuh. Aku berpikiran buruk ketika laptop Sayang itu menyala dan setiap kali laptop itu menyala, semua pekerjaan rumah terbengkalai.”“Aku minta maaf Mas, aku sudah menyimpan rahasia di hubungan kita.”“Sayang, ak

  • If I Could Not Have You No One Could   Kekecewaan Dara

    Dara masih melihat Mas Nur dengan kemarahan yang memuncak. Dia benar-benar ingin meluapkan segala kemarahan kepada Mas Nur saat itu juga. Kalau saja tidak ada Papa dan Wahid di kamar itu. Dia pasti sudah melempar Mas Nur keluar jendela dan membiarkannya terjatuh dari lantai lima dan remuk di bawah sana.“Bagaimana keadaanmu Nur?” tanya Papa kepada Mas Nur yang terlihat masih menahan sakit karena luka di perutnya. Kepalanya juga di perban.Dara mengetahui sebab Mas Nur menderita itu semua. Dokter Mus tadi pagi datang dan menjelaskan semuanya kepada dirinya dan Papa. Ketika dokter Mus menceritakan cerita kepahlawanan Mas Nur yang membantu Bu Celo lepas dari para perampok yang menyatroni rumah Bu Celo, Dara merasakan sebersit kekhawatiran atas keselamatan Mas Nur. Ingin dia segera berlari dan melihat keadaan Mas Nur yang ada di seberang ruangannya.Niat itu diurungkannya.Dara masih marah kepada Mas Nur. Dara merasa jijik dengan Mas Nur. Entah me

  • If I Could Not Have You No One Could   Penyesalan Nur

    Nur benar-benar berusaha untuk bisa bangkit dari posisi rebahannya. Kalau saja dia benar-benar kangen dan ingin bertemu Wahid dan Dara, di pasti mengalah dengan rasa sakit yang mendera itu. Dia mungkin lebih memilih untuk menyerah pada sakit di sisi kiri perutnya daripada harus berusaha agar bangkit.Setelah sekitar tiga puluh menit berusaha, usaha Nur membuahkan hasil. Dia bisa bangkit dari rebahan. Kakinya sekarang sudah menggantung di pinggir ranjang. Kini tinggal berusaha unutuk berjalan ke kamar mandi. Dia juga baru sadar kalau dia tidak dipasang kateter untuk buang air kecil.Tiba-tiba juga dia merasa ingin buang air kecil. Dorongan yang kuat untuk buang air kecil.Dalam waktu satu jam, dia telah berhasil menjalankan misi yang diberikan oleh dokter Mus. Kini tinggal memanggil meminta tolong perawat untuk mengantarnya ke kamar Wahid. Tapi buat apa Nur meminta bantuan perawat? Dia bisa sendiri. Bukankah tadi dokter Mus bilang bahwa kamar Wahid ada di depan k

  • If I Could Not Have You No One Could   Nasib Wahid dan Dara

    Nur membawa Celo ke rumah sakit internasional. Nur tadi dengan sigap memasukkan Celo ke mobil Aston Martin dan membawanya ke rumah sakit. Nur khawatir dengan Celo. Sementara itu, dirinya juga khawatir dengan nasib anak dan istrinya. Dia hanya menuruti instingnya. Dia hanya menyelamatkan Celo dan dirinya yakin Wahid dan Dara tidak ada di rumah yang meledak itu. Nur yakin kalau Celo tidak sejahat itu. Sesampainya di rumah sakit, dirinya dan Celo langsung dibawa ke instalasi gawat darurat. Celo mengalami syok dan luka pukulan dan bantingan. Sedangkan Nur mengalami luka sayatan. Nur mengatakan bahwa Celo dan dirinya adalah korban perampokan. Nur tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak mau berurusan dengan polisi dan membuat semuanya semakin kacau. Ini hanyalah masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan mudah dan dengan cara damai. Luka yang dialami Nur tidak parah. Benar dugaan Nur, luka sayatan yang dangkal dan sama sekali tidak berba

  • If I Could Not Have You No One Could   Nyawa Nuraga

    “Kalau aku tidak bisa memilikimu Nur, maka Dara dan Wahid pun tidak.” kata Celo menyeringai.Nur merasakan kengerian. Dengan cepat dia bangkit sambil mengelus pipi kanannya. Sakit.Celo memainkan pisaunya, melemparkannya ke tangan kanan dan kiri bergantian. Seolah-olah Nur adalah binatang buruan yang terperangkap dan pasti mati.“Aku mencintaimu Nur. Aku ingin memilikimu sepenuhnya. Aku tidak ingin berbagi dengan Dara ataupun Wahid.”“Tunggu dulu, aku tidak mengerti. Bagaimana bisa kamu membuat gosip di bengkel?”“Toni. Toni adalah anak buahku yang setia. Dia memang aku tugaskan untuk menjadi bawahan Anwar. Dengan bantuan Toni, aku bisa membisikkan apapun ke tua bangka serakah itu, termasuk gosip kita yang selingkuh, kita yang sekamar di Jakarta, dan laporan keuanganmu. Invoice itu gampang didapatkan. Aku yang punya hotel itu dan aku juga sudah mengatur agar kita sekamar. Ban yang meletus dan syok

  • If I Could Not Have You No One Could   Tipu Muslihat Celo

    Nuraga memacu motornya dengan cepat ke rumah Celo. Dia khawatir dengan nasib anak isrinya dan juga penasaran apa yang dimaksud Celo dengan kata-katanya di telefon tadi.“Bagaimana bisa Celo tahu tentang Wahid dan Dara disaat aku saja tidak tahu dimana mereka berdua?”“Apakah mungkin Celo berbuat yang tidak-tidak dan di luar nalar?”“Apa yang telah dilakukan Celo terhadap Wahid dan Dara?”“Tidak, Celo tidak mungkin berbuat yang tidak-tidak terhadap Wahid dan Dara. Celo bukan orang yang kejam. Celo bukan orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang dia mau.”“Kata Dara, Celo menunjukkan kedekatan yang luar biasa terhadap Wahid selama ini.”“Celo tidak ungkin berbuat kejam pada Wahid dan Dara.”Deggg…Jantung Nur berdegup kencang. Nur menyadari sesuatu.Ingatan Nur melayang pada si kurus yang dihajar Celo sampai babak belur se

  • If I Could Not Have You No One Could   The Death of the Loved One

    Di ulang tahun perempuan remaja itu yang ke lima belas, Dad menghadiahi seorang pengawal. Seorang pengawal laki laki dengan tubuh sebesar dan setinggi Dad. Dad bilang bahwa perempuan remaja itu perlu diawasi agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Pengawal itu harus selalu mengikuti kemanapun si perempuan remaja itu pergi. Dad membayar pengawal itu untuk bekerja selama dua puluh empat jam sehari tujuh hari seminggu.Sesaat perempuan remaja itu melihat kepada si pengawal, ini semua hanya akal-akalan Dad. Pengawal ini hanyalah kepanjangan tangan dari Dad. Pengawal ini hanyalah bentuk baru dari penjara yang selama ini mengungkungnya. Dari pengawal ini, semua gerak-geriknya akan semakin terpantau dan Dad akan tahu semua tingkah lakunya.Perempuan remaja itu hanya pasrah menerima hadiah dari Dad. Dengan cepat perempuan remaja itu memeluk Dad dan mengucapkan terima kasih dengan berurai a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status