Share

06.

Penulis: Qoi_hami
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-11 07:49:46

Sejauh apapun kamu berlari, rasanya tetap akan sama saja ketika kamu belum bisa berdamai dengan rasa sakit itu sendiri.

Rani tertegun mendengar pertanyaan Ron. Bukan dia tidak berniat untuk melarikan diri. Bukan pula dia akan terus bertahan di sini. Namun, ada sebuah harapan yang terpelihara dalam diam. Bertunas kecil jauh di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun.

Rani sadar diri, dia tidak akan menyirami harapan itu. Biarlah semua berjalan sesuai dengan yang digariskan. Wanita itu terlalu pintar mengolah rasa, saat dunianya hancur lebur, dia tetap berdiri tegak menyambut dunianya yang baru. Dunia yang begitu kejam memperlakukan manusia seperti dirinya.

"Hai, kamu melamun Ran?"

"Kenapa kamu begitu baik sementara bosmu begitu jahat?"

Ron menatap perempuan di sebelahnya dengan sendu. Andai saja perempuan itu tahu, bagaimana kelakuannya yang sebenarnya. Mungkin dia pun akan menjadi sasaran kemarahannya.

"Bukankah setiap manusia punya pilihan? Aku dan Azlan punya pilihan masing-masing."

"Ck, kalian sama saja. Mungkin bagi kalian wanita itu hanya barang. Bisa diperlakukan seenak hati kalian."

Ron tak lagi menjawab ocehan dari Rani. Bisa jadi wanita itu nantinya akan semakin kalap jika mengingat pengkhianatan sang kekasih.

Diliriknya Rani dengan ekor matanya, tampak gadis itu membuka ponsel dan berselancar di sosial media.

"Bukankah kamu sudah menonaktifkan sosial mediamu?" Ada nada khawatir terselip di pertanyaan itu.

"Untuk apa? Aku memang gagal menikah, tetapi aku juga punya kehidupan pribadiku sendiri. Apa kamu keberatan?"

"No, itu lebih bag,-"

"Oh tidak, dasar Aslan tidak punya otak!" Rani berteriak keras, membuat Ron segera menoleh ke arah wanita itu. Tak lupa dia pun reflek mengerem secara tiba-tiba.

"Ada apa?"

"Temanmu itu sengaja membuatku terkurung dalam surat kontrak menyebalkan itu."

"Apa maksudmu?"

"Lihat ... Semua orang bahkan memberiku ucapan selamat."

"Sudah ku bilang jangan membuka akun sosial mediamu!"

"Aku harus bagaimana Ron? Katakan ... Aku harus bagaimana?"

Rani kembali menggila dengan rasa frustasinya. Ron sampai kewalahan memegangi tangan Rani yang berusaha memukulnya.

"Tak bisakah lelaki mengerti kami sedikit saja, hah !"

"Sudah Ran, hentikan! Itu tidak baik."

"Apa kamu pikir aku baik-baik saja setelah ini?Dia sudah menghancurkan hidupku. Aku pun akan menghancurkannya," kata Rani berapi-api.

Ron segera menghentikan mobilnya supaya tidak membahayakan dirinya maupun Rani. Terlihat raut khawatir di wajahnya.

"Berhenti mengasihani aku, Ron! Aku benci tatapan itu." Rani menatap nyalang ke arah Ron. Dadanya kembali sesak mendapatkan begitu banyak ucapan selamat dari orang-orang yang mengenalnya. Dunianya yang indah tercerabut paksa.

"Tenangkan dirimu, Rani!"

"Tenang seperti apalagi, Ron? Aku adalah raga tanpa nyawa. Aku adalah robot yang dikendalikan orang lain. Mereka mengatakan seolah-olah itu semua adalah anugerah terhebat yang mesti ku syukuri. Kamu tahu Ron, bahkan aku tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa nantinya menghadapi dunia. Ini terlalu kejam dan tidak adil."

Wanita itu kembali meraung-raung tidak karuan. Ron menghela nafas lelah. Seandainya dia bisa, mungkin dia akan membawa lari wanita di sampingnya itu. Namun, apa yang bisa dia lakukan? Dia adalah anak buah Azlan Bagaskara. Dia juga yang dipercaya menjaga Rani, dengan segenap jiwanya. Jika sesuatu terjadi pada Rani, maka nyawanya pun pasti melayang.

Suara ponsel Ron mengagetkan keduanya. Hal itu membuat pria itu segera menyambar benda pipih itu. Azlan menelponnya.

"Di mana Rani?"

"Ada di sampingku?"

"Kalian mau kemana?"

"Apa itu penting untukmu?"

"Jangan membawa dia pergi terlalu jauh, kau akan tahu akibatnya."

Panggilan itu segera dimatikan sepihak oleh Azlan. Ron mendesah pasrah. Dia tidak punya cukup keberanian untuk membalas perlakuan semena-mena Azlan kepadanya.

"Apa kau selalu memberi tahu apapun kepadanya?"

Ron menggeleng.

"Aku sama sekali tidak bisa percaya kepadamu. Kalian berdua terlihat menyembunyikan sebuah rahasia. Sepertinya memang kalian sengaja membuat aku seperti ini. Apa salahku padamu, Ron?"

Kembali raungan putus asa itu terdengar memekakkan telinga. Ron yang tidak bisa menahan lebih lama kebingungannya menenangkan Rani, segera merengkuh tubuh mungil itu ke dalam pelukannya. Tangan kanan Ron memegang kedua pergelangan tangan Rani, sementara satunya merengkuh Rani ke dadanya.

Rani berontak. Namun, tenaganya kalah dengan Ron. Akhirnya wanita itu menangis kembali di pelukan Ron. Pakaian Ron basah oleh air mata, tetapi pria itu begitu sabar membiarkan Rani menyelesaikan tangisnya.

"Aku lelah."

"Kita kembali ke rumah."

"Tidak. Aku belum mau pulang."

"Biarkan seperti ini," pinta Rani lirih.

Ron semakin kebingungan ketika Rani membalas pelukannya. Sebuah kalimat lirih dari bibir Rani mampu menggoncangkan iman Ron saat itu juga.

"Ron, maukah kamu menyembuhkan luka ini?"

Bab terkait

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   07

    "Jangan melepaskan pelukanmu, Ron," pinta Rani. Ron menjadi serba salah, bagaimana dia bisa berada di tengah situasi seperti ini. Sebagai seorang laki-laki sulit baginya menahan keinginan naluriahnya. Rani semakin merapatkan dirinya ke tubuh Ron. Ada kenyamanan tersendiri saat mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh sahabatnya. Pikiran Rani melayang, membayangkan kedekatan dua anak manusia yang saling berbagi kasih lewat sentuhan nyata."Apa kamu tidak suka ku peluk?" tanya Rani."Ah, itu ... ak- aku ....""Kamu kenapa? Bukankah hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan kalian?""Tapi kamu it,-""Aku kenapa? Bukankah seperti ini para wanita jalang di luar sana menggoda pria seperti kalian?"Rani menarikan jemari tangannya di dada Ron yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Meskipun terhalang oleh kaos yang dikenakan pria itu. Namun, sensasinya membuat Ron harus menahan nafasnya."Kenapa Ron? Kenapa harus Angela? Apa karena dia lebih cantik?" tanya Rani dengan nafas memburu menahan ledaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   08.

    Azlan bukanlah orang yang tidak punya perasaan. Egonya yang tinggi terasa direndahkan ketika mengetahui Rani bahkan sudah bersama dengan Ron. Mungkin saja saat ini mereka sedang ah ... shit !!!! Azlan mengumpat dengan keras membayangkan Ron menjamah tubuh gadisnya. Ya, Maharani adalah gadisnya, miliknya yang tidak boleh disentuh oleh siapapun."Kau mau kemana, sayang?""Aku ada pekerjaan.""Ini kan hari Minggu, Sayang. Lagi-lagi Angela, istri palsunya itu membuatnya merasa kesal. Kemana-mana harus laporan seperti anak kecil. Belum lagi permintaanya yang terkadang tidak masuk akal. Azlan benar-benar pusing memikirkan nasip pernikahannya yang masih seumur jagung."Ya sudah, pergilah!"Azlan lega akhirnya dibebaskan untuk pergi. Bagaimanapun juga dia butuh tempat untuk bernafas lega tanpa harus dikekang seperti tadi. Azlan bergegas mengeluarkan mobil mewahnya dari garasi. Dia bingung harus mencari dua penghianat itu kemana. Azlan kembali menghubungi Ron. Hingga sepuluh kali panggilan pria

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   09.

    Ron jelas telah menabuh genderang perang, tetapi itu bukanlah sebuah ancaman bagi Azlan. Ancaman yang sebenarnya adalah tentang nama baik Bagaskara. Bagaimana jika ada orang lain yang tahu bahwa Bagaskara melakukan kebohongan publik yang begitu besar. Bukankah sudah jelas itu akan menghancurkan reputasi keluarganya. Belum lagi keluarga Parker pasti tidak terima. Azlan mungkin terlalu dangkal berpikir bahwa Ron dan Rani adalah dua orang yang bisa dia kendalikan. Nyatanya Ron maupun Rani mampu menerabas pagar menyakitkan itu. "Lepaskan!"Rani menghempaskan tangan Azlan sekuat tenaga. Mata Azlan pun menatap Ron yang mengatakan bahwa Rani adalah wanita yang bebas."Kamu mungkin lupa satu hal, Rani. Kamu telah menandatangani surat perjanjian kontrak itu," ucap Azlan mengingatkan Rani."Dalam surat kontrak tidak disebutkan bahwa aku tidak boleh menjalin hubungan dengan pria lain. Jadi jangan menyalahkan aku tentang ini semua."Azlan tersenyum mengejek dan berkata,"Aku baru tahu sisi Rani

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   10.

    Rani bahkan tidak menyangka bagaimana pertanyaan bodoh itu bisa keluar begitu saja dari mulutnya sendiri. Tentu saja sekarang wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Sebenarnya Ron ingin tertawa, ada juga gadis secantik dan sepintar Rani tetapi polosnya minta ampun."Apakah kamu keberatan kalau aku ingin bersamamu?""Tidak ... tidak bukan begitu maksudku?""Lalu?""Aku hanya mengkhawatirkan nantinya Azlan akan kembali melukaimu?""Jadi kamu mengkhawatirkan aku?""Tidak juga," jawab Rani. "Jadi maksudmu bagaimana?" sergah Ron sedikit geram. Geram pura-pura tentu saja."Ya, mau bagaimana lagi. Kita terjebak dalam posisi yang sulit. Calon suamiku menikah dengan sahabatku dengan menggunakan identitasku. Otomatis aku dikenal sebagai istri seorang Azlan Bagaskara. Kau tahu itu? Itu artinya aku harus menjaga jarak denganmu, supaya kamu tidak dianggap pembinor," jelas Rani begitu lancar."Bukankah itu bagus?" Ron bertanya tentang hal yang tak masuk akal. Bagaimana bisa pria itu menyebut pembi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   11.

    Angela menatap Maharani dengan penuh kebencian. Bagaimana mungkin selama ini dia berbagi kekasih dengan seorang wanita rendahan seperti itu."Itu adalah tamparan buat perempuan jalang sepertimu," ucapan Rani memicu darah di tubuh Angela memanas, matanya menatap begitu tajam ke arah Rani. "Kaulah wanita jalang itu, yang masuk ke dalam hubunganku dan Azlan. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu menghubungi suamiku."Rani tersenyum sinis. Sudah tidak ada lagi hangat dan rekatnya persahabatan. Keduanya telah dihancurkan oleh sebuah keegoisan. "Silahkan kamu bilang pada suami tercintamu untuk melepaskan aku dari surat kontrak menyebalkan itu. Maka dengan senang hati aku akan pergi dari kehidupan kalian."Rani mendekat ke arah Angela dan berbisik lirih di telinganya, "Atau kamu takut? aku akan merebut suamimu kembali. Tentu saja dia akan sangat mengharapkan aku. Aku adalah wanita mahal, tidak gampang mendapatkan tubuhku, tidak seperti mu!"Rani sudah lelah mengalah dan mengerti. Jadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   12.

    "Kerja sama seperti apa?""Masuklah, tak elok seorang perempuan cantik dan elegan sepertimu, marah-marah di depan rumah orang." Ucapan Rani seperti memuji, tapi sebenarnya adalah sebuah ejekan. Sebenarnya selain cantik, tidak ada kelebihan apapun pada wanita pongah itu.Angela menatap Ron tajam. Rani yang tahu segera saja berkata dengan santai."Ron adalah pihak yang netral, dia sahabatku sekaligus sahabat Azlan. Anehnya dia tidak mengetahui hubungan kalian berdua. Ya anggap saja kalian memang menyembunyikan hubungan kalian selama ini," kata Rani dengan nada santai.Sontak ucapan Rani membuat Angela semakin melebarkan matanya. Namun sebelum dia membela diri, Rani sudah kembali bersuara."Tenanglah, aku bisa menjahit mulutnya jika dia membocorkan rahasia kita pada Azlan."Angela bernafas lega. Setidaknya dia bisa memegang ucapan Maharani. Pria itu tidak akan membocorkan hubungan kerja sama mereka."Katakan apa maumu?" tanya Angela ketus. Kini terlihat sekali bagaimana watak wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   13.

    Ron dan Rani menoleh. Betapa terkejutnya mereka melihat tubuh menjulang tinggi di depan pintu. Keduanya asyik mengobrol hingga melupakan pintu yang tadi belum tertutup sempurna. Apalagi mereka juga akan segera pergi."Rani, kemari Sayang!""Pulanglah, istrimu mencarimu!" Rani jengah karena dunianya begitu sempit. Azlan selalu saja muncul di hadapannya."Istriku bernama Deswita Maharani," sahut Azlan dengan suara yang dalam dan penuh penekanan.Rani menghela nafas panjang. Bosan rasanya meladeni Azlan yang mempermainkan perasaannya."Sudahi dramamu, Azlan! Jangan membuatku terlihat bodoh dengan kelakuanmu itu!""Aku tidak bermaksud seperti itu, aku terpaksa melakukannya."Rani tersenyum getir dan menyerahkan tasnya pada Ron. Kemudian dirinya maju mendekati Azlan yang sudah setengah gila itu. "Kamu pulanglah, besok pagi aku mulai bekerja di kediaman Bagaskara. Kita punya banyak waktu untuk bertemu.""Benarkah?""Aku bukan pembual sepertimu, bukan?""Apa kamu sudah menerima pernikahan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   14.

    Perjalanan kedua orang itu terasa hening. Azlan tidak mau memulai pembicaraan pun dengan Rani yang memilih terdiam. Sejujurnya Rani merasa jijik berada di dekat Azlan. Apalagi membayangkan pria itu sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Angela. Rasa-rasanya perut Rani seperti diaduk-aduk dan mual. Rani masih ingat betapa Angela sering bercerita tentang ganasnya sang kekasih saat mencumbunya. Hah, andai Rani tidak kuat, mungkin dia sudah ikut icip-icip seperti yang Angela sarankan. Atau malah menjadi gila karena membayangkan kekasihnya mencumbu orang lain."Apa kau sudah makan?" "Sudah, Ron memasakkan untukku."Ada rasa aneh yang menyusup ke dalam hati pria itu. Rasa tidak suka jika wanita di sampingnya di perhatikan oleh orang lain. Padahal biasanya Rani akan terlebih dulu mengajaknya makan. Meskipun dia tetap akan berpura-pura sibuk saat makan bersama wanita itu.Rani menoleh saat tidak ada tanggapan dari pria di sampingnya. Dia merasa aneh karena tidak biasanya si pria memberikan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19

Bab terbaru

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.18

    Siang hari yang ditunggu oleh Rani akhirnya datang juga. Wanita itu telah bersiap dengan memakai setelan blazer yang sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Tentu saja kesan cantik juga smart terpancar begitu jelas. Deswita Maharani, nama yang sangat cocok sekali dengan bentuk tubuh dan penampilan wanita itu.Cantiknya badas. Rani sudah bersiap di ruang tamu. Sesuai dengan pesan yang ditinggalkan oleh Nyonya Besar bahwa Azlan akan menjemputnya sebentar lagi.Iseng-iseng Rani mengirim pesan pada Ron. Menanyakan pada pria itu apakah ikut pertemuan bisnis atau tidak. Ron menjawab iya. Hari ini ada agenda pertemuan dengan klien bisnis Bagaskara, dan para CEO membawa para istrinya untuk saling berkenalan. Rani menyunggingkan senyum penuh kemenangan."Harusnya kamu sadar diri."Rani kaget mendengar suara itu, dirinya langsung menoleh dan mendapati Angela yang sedang berjalan ke arahnya."Aku pikir kamu akan punya selera yang bagus, sayangnya itu hanya ada dalam pikiranku.""Apa maksudmu? aku h

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.17

    Nafas Angela tampak memburu menandakan bahwa wanita itu sedang emosi. Rani berjalan mendekatinya dengan tenang dan senyum tipis tersemat begitu jelas di bibirnya."Jangan senang dulu, kamu bukanlah tandinganku. Level kita berbeda.""Oya ... di mana perbedaannya?""Aku adalah majikanmu di sini." Angela berkata dengan tegas. Rani tidak serta merta ketakutan, justru wanita itu terbahak pelan."Lalu apa tujuanmu mengikuti ku sampai di sini? Bukankah seorang majikan dengan level tinggi tidak akan mau menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Tempat kaum rendahan seperti kami?"Angela membuang muka setelah mendengar pertanyaan dari Rani. Dia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk mematahkan anggapan wanita saingannya itu."Oh, biar ku tebak. Kamu sangat penasaran dengan tempat baruku dan ingin mengejekku. Cih ... itu terlalu murahan. Orang kaya membulli orang miskin. Bukankah terdengar sangat konyol?""Jika memang tebakanmu itu benar, kamu bisa apa? Paling-paling bisanya menangis tanpa su

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   16.

    Pagi ini adalah kepindahan Rani ke kediaman Bagaskara. Entah apa yang telah direncanakan oleh keluarga terpandang itu, tetapi Rani yakin keluarga super kaya itu mempunyai niat yang tidak baik kepadanya. Terlebih Angela. Jadi Rani tidak akan mengandalkan Angela, Rani akan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri."Apa semuanya sudah siap?""Ya, jika ada yang ketinggalan aku bisa mengambilnya sendiri," jawab Rani."Oke, kita berangkat sekarang saja. Aku sudah sangat kelaparan. Kamu tega membuatku seperti ini," ucap Azlan kesal.Mendengar keluhan Alan, Rani malah tertawa dengan keras."Sejak menikah dengan Angela, ku pikir otakmu sedikit bergeser ke belakang, Azlan.""Apa maksudmu aku menjadi bodoh?""Ya, itu kamu tahu. Bukankah dulu juga kamu terkadang ke sini meskipun setengah tahun sekali. Kamu juga terbiasa memesan makanan secara online. Entah dimana kamu meninggalkan kepintaran itu, Azlan."Azlan memilih tidak menjawab, pria itu membantu Rani menggeret koper yang lumayan berat. Berdeb

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   15.

    "Apa yang kamu lakukan, Rani? Kamu benar-benar membuatku kesal.""Aku hanya meminjam suamimu sebentar, ya ... cukup satu malam saja.""Apa yang akan kamu lakukan, jalang? Dia suamiku !""Jangan menyebutkan nama panggilanmu sendiri, Angel. Itu sama sekali tidak keren.""Aku meminjamnya untuk tetap berada di sampingku. Besok pagi aku pindah ke kediaman Bagaskara. Sangat tidak bagus jika aku pindahan tanpa dibantu oleh suamiku," lanjut Rani dengan nada setenang mungkin. Dia juga tidak salah menyebutkan bahwa Azlan adalah suaminya, toh mereka memang menikah, meskipun yang hadir di pernikahan saat itu adalah Angela.Di seberang sana, Angela mengepalkan tangannya. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa."Ingat Angel, nama baik keluarga Bagaskara ada di tanganmu dan suamimu. Jika kamu tidak macam-macam, aku juga tidak akan berbuat macam-macam.""Aku pegang ucapanmu."KlikPanggilan pun dimatikan oleh Rani. Dia tidak mau mendengar ocehan tak bermanfaat dari Angela kembali. Pun dia tidak berencana

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   14.

    Perjalanan kedua orang itu terasa hening. Azlan tidak mau memulai pembicaraan pun dengan Rani yang memilih terdiam. Sejujurnya Rani merasa jijik berada di dekat Azlan. Apalagi membayangkan pria itu sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Angela. Rasa-rasanya perut Rani seperti diaduk-aduk dan mual. Rani masih ingat betapa Angela sering bercerita tentang ganasnya sang kekasih saat mencumbunya. Hah, andai Rani tidak kuat, mungkin dia sudah ikut icip-icip seperti yang Angela sarankan. Atau malah menjadi gila karena membayangkan kekasihnya mencumbu orang lain."Apa kau sudah makan?" "Sudah, Ron memasakkan untukku."Ada rasa aneh yang menyusup ke dalam hati pria itu. Rasa tidak suka jika wanita di sampingnya di perhatikan oleh orang lain. Padahal biasanya Rani akan terlebih dulu mengajaknya makan. Meskipun dia tetap akan berpura-pura sibuk saat makan bersama wanita itu.Rani menoleh saat tidak ada tanggapan dari pria di sampingnya. Dia merasa aneh karena tidak biasanya si pria memberikan

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   13.

    Ron dan Rani menoleh. Betapa terkejutnya mereka melihat tubuh menjulang tinggi di depan pintu. Keduanya asyik mengobrol hingga melupakan pintu yang tadi belum tertutup sempurna. Apalagi mereka juga akan segera pergi."Rani, kemari Sayang!""Pulanglah, istrimu mencarimu!" Rani jengah karena dunianya begitu sempit. Azlan selalu saja muncul di hadapannya."Istriku bernama Deswita Maharani," sahut Azlan dengan suara yang dalam dan penuh penekanan.Rani menghela nafas panjang. Bosan rasanya meladeni Azlan yang mempermainkan perasaannya."Sudahi dramamu, Azlan! Jangan membuatku terlihat bodoh dengan kelakuanmu itu!""Aku tidak bermaksud seperti itu, aku terpaksa melakukannya."Rani tersenyum getir dan menyerahkan tasnya pada Ron. Kemudian dirinya maju mendekati Azlan yang sudah setengah gila itu. "Kamu pulanglah, besok pagi aku mulai bekerja di kediaman Bagaskara. Kita punya banyak waktu untuk bertemu.""Benarkah?""Aku bukan pembual sepertimu, bukan?""Apa kamu sudah menerima pernikahan k

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   12.

    "Kerja sama seperti apa?""Masuklah, tak elok seorang perempuan cantik dan elegan sepertimu, marah-marah di depan rumah orang." Ucapan Rani seperti memuji, tapi sebenarnya adalah sebuah ejekan. Sebenarnya selain cantik, tidak ada kelebihan apapun pada wanita pongah itu.Angela menatap Ron tajam. Rani yang tahu segera saja berkata dengan santai."Ron adalah pihak yang netral, dia sahabatku sekaligus sahabat Azlan. Anehnya dia tidak mengetahui hubungan kalian berdua. Ya anggap saja kalian memang menyembunyikan hubungan kalian selama ini," kata Rani dengan nada santai.Sontak ucapan Rani membuat Angela semakin melebarkan matanya. Namun sebelum dia membela diri, Rani sudah kembali bersuara."Tenanglah, aku bisa menjahit mulutnya jika dia membocorkan rahasia kita pada Azlan."Angela bernafas lega. Setidaknya dia bisa memegang ucapan Maharani. Pria itu tidak akan membocorkan hubungan kerja sama mereka."Katakan apa maumu?" tanya Angela ketus. Kini terlihat sekali bagaimana watak wanita itu

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   11.

    Angela menatap Maharani dengan penuh kebencian. Bagaimana mungkin selama ini dia berbagi kekasih dengan seorang wanita rendahan seperti itu."Itu adalah tamparan buat perempuan jalang sepertimu," ucapan Rani memicu darah di tubuh Angela memanas, matanya menatap begitu tajam ke arah Rani. "Kaulah wanita jalang itu, yang masuk ke dalam hubunganku dan Azlan. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu menghubungi suamiku."Rani tersenyum sinis. Sudah tidak ada lagi hangat dan rekatnya persahabatan. Keduanya telah dihancurkan oleh sebuah keegoisan. "Silahkan kamu bilang pada suami tercintamu untuk melepaskan aku dari surat kontrak menyebalkan itu. Maka dengan senang hati aku akan pergi dari kehidupan kalian."Rani mendekat ke arah Angela dan berbisik lirih di telinganya, "Atau kamu takut? aku akan merebut suamimu kembali. Tentu saja dia akan sangat mengharapkan aku. Aku adalah wanita mahal, tidak gampang mendapatkan tubuhku, tidak seperti mu!"Rani sudah lelah mengalah dan mengerti. Jadi

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   10.

    Rani bahkan tidak menyangka bagaimana pertanyaan bodoh itu bisa keluar begitu saja dari mulutnya sendiri. Tentu saja sekarang wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Sebenarnya Ron ingin tertawa, ada juga gadis secantik dan sepintar Rani tetapi polosnya minta ampun."Apakah kamu keberatan kalau aku ingin bersamamu?""Tidak ... tidak bukan begitu maksudku?""Lalu?""Aku hanya mengkhawatirkan nantinya Azlan akan kembali melukaimu?""Jadi kamu mengkhawatirkan aku?""Tidak juga," jawab Rani. "Jadi maksudmu bagaimana?" sergah Ron sedikit geram. Geram pura-pura tentu saja."Ya, mau bagaimana lagi. Kita terjebak dalam posisi yang sulit. Calon suamiku menikah dengan sahabatku dengan menggunakan identitasku. Otomatis aku dikenal sebagai istri seorang Azlan Bagaskara. Kau tahu itu? Itu artinya aku harus menjaga jarak denganmu, supaya kamu tidak dianggap pembinor," jelas Rani begitu lancar."Bukankah itu bagus?" Ron bertanya tentang hal yang tak masuk akal. Bagaimana bisa pria itu menyebut pembi

DMCA.com Protection Status