Share

11.

Penulis: Qoi_hami
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Angela menatap Maharani dengan penuh kebencian. Bagaimana mungkin selama ini dia berbagi kekasih dengan seorang wanita rendahan seperti itu.

"Itu adalah tamparan buat perempuan jalang sepertimu," ucapan Rani memicu darah di tubuh Angela memanas, matanya menatap begitu tajam ke arah Rani.

"Kaulah wanita jalang itu, yang masuk ke dalam hubunganku dan Azlan. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu menghubungi suamiku."

Rani tersenyum sinis. Sudah tidak ada lagi hangat dan rekatnya persahabatan. Keduanya telah dihancurkan oleh sebuah keegoisan.

"Silahkan kamu bilang pada suami tercintamu untuk melepaskan aku dari surat kontrak menyebalkan itu. Maka dengan senang hati aku akan pergi dari kehidupan kalian."

Rani mendekat ke arah Angela dan berbisik lirih di telinganya, "Atau kamu takut? aku akan merebut suamimu kembali. Tentu saja dia akan sangat mengharapkan aku. Aku adalah wanita mahal, tidak gampang mendapatkan tubuhku, tidak seperti mu!"

Rani sudah lelah mengalah dan mengerti. Jadi dia tidak akan membiarkan harga dirinya terus diinjak-injak.

Angela mengepalkan tangannya. Dia benar-benar sangat kesal pada Maharani.

"Satu hal yang tidak aku mengerti, kenapa kalian repot-repot untuk menggunakan identitasku? Bukankah yang rugi adalah kalian sendiri?

Ataukah suamimu itu sudah jatuh cinta kepadaku? Hingga melakukan tindakan bodoh supaya aku tetap ada dalam jangkauannya?"

Angela membeku. Pertanyaan demi pertanyaan itu terasa begitu menyakitkan baginya. Apakah memang benar Azlan sudah bermain dengan hati? batinnya bertanya tentu diiringi perih yang tak terkira.

"Itu tidak mungkin terjadi, dia hanya sedang bermain-main denganmu," balas Angela sengit.

"Lalu apa yang sebenarnya terjadi? calon suamiku ah ralat mantan kekasihku itu mendekatiku atas persetujuan kalian berdua, dengan tujuan menghancurkan aku. Untuk apa? Bahkan aku ini bukan siapa-siapa."

Angela semakin mengepalkan tangannya.

"Lima tahun kami bersama, entah dalam suka atau duka. Hingga akhirnya berencana menikah dan itu gagal dalam sekejap mata. Aku sudah tidak peduli tentang itu. Aku hanya marah karena kalian tidak jujur kepadaku."

"Kamu tidak perlu tahu alasan kami menggunakan identitasmu, yang terpenting kamu dibayar bukan? Kamu juga bisa bersama dengan Azlan jika ada pertemuan-pertemuan penting."

"Itu merepotkan dan aku keberatan!" tegas Rani.

"Lalu kamu bisa apa?"

"Aku akan membiarkan seluruh orang tahu dan mengerti posisiku,"jawab Rani dengan berani.

Angela tersentak. Dia melupakan satu hal, Rani sangat percaya diri dan punya banyak relasi.

Bisa saja dia membocorkan semuanya. Bisa berantakan semua rencananya. Sementara tujuan utamanya sampai saat ini belum tercapai.

"Jangan menjadi orang lain jika kamu masih mau berdiri di atas kakimu sendiri. Entah kejahatan apa yang kamu rencanakan untuk mengkambing hitamkan aku nantinya."

Rani mencoba menebak pikiran Angela yang tidak bisa dia jangkau dengan akal sehatnya.

Semua orang begitu ingin diakui jika sudah menjalani sebuah pernikahan. Berbeda dengan Angela yang memilih menggunakan identitasnya sebagai istri Azlan. Aneh sekali bukan? Pasti ada konspirasi besar di balik sebuah kesepakatan antara Bagaskara dan Angela.

Angela sendiri cukup terkejut, Rani bisa berpikir ke arah sana. Mantan sahabatnya itu memang lumayan kritis. Nyatanya bisa menebak tujuan dirinya menikahi Azlan. Namun, dia tidak akan membiarkan orang seperti Rani menghalangi jalannya. Jika tidak bisa dia kendalikan maka dia sendiri yang akan menyuruh Rani pergi jauh supaya tidak ada lagi perdebatan seperti ini di kemudian hari.

"Jangan bicara omong kosong, kamu sudah tahu aku dan Azlan bahkan saling mencintai. Jauh sebelum dia mengenalmu. Lalu kamu datang mengalihkan perhatiannya. Apakah aku pernah memberi tahumu betapa aku sakit hati saat kamu bercerita tentang rencana pernikahan kalian? Apakah aku bersalah jika merebut posisimu? Katakan di mana kesalahanku?"

Angela masih saja berbicara tentang cintanya pada Azlan.

"Kamu tau, Azlan telah merenggut semuanya dariku. Lalu apakah aku harus diam saja?" lanjut Angela. Kali ini suaranya dibuat mendayu-dayu seolah dia adalah korban yang sebenarnya.

Kebejatan Azlan lah yang mengantarkan ketiganya berada dalam situasi rumit seperti ini.

Seharusnya Angela sadar bahwa Rani tidaklah bersalah dalam hal ini. Pihak yang bersalah adalah Azlan dan dirinya sendiri. Mereka merencanakan semuanya. Tanpa disadari pula, Azlan terbiasa bersama Rani dan sulit melepaskan wanita itu. Pria itu terjebak dalam permainannya sendiri.

Hingga berakhir menjebak Rani dengan sebuah kontrak yang penuh kelicikan. Semuanya demi Rani tetaplah berada dalam jangkauannya.

"Baiklah, aku sangat mengerti posisiku kali ini.

Aku akan melakukan peranku dengan baik, asal kamu mau bekerja sama denganku, Nyonya Angela Bagaskara."

Bab terkait

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   12.

    "Kerja sama seperti apa?""Masuklah, tak elok seorang perempuan cantik dan elegan sepertimu, marah-marah di depan rumah orang." Ucapan Rani seperti memuji, tapi sebenarnya adalah sebuah ejekan. Sebenarnya selain cantik, tidak ada kelebihan apapun pada wanita pongah itu.Angela menatap Ron tajam. Rani yang tahu segera saja berkata dengan santai."Ron adalah pihak yang netral, dia sahabatku sekaligus sahabat Azlan. Anehnya dia tidak mengetahui hubungan kalian berdua. Ya anggap saja kalian memang menyembunyikan hubungan kalian selama ini," kata Rani dengan nada santai.Sontak ucapan Rani membuat Angela semakin melebarkan matanya. Namun sebelum dia membela diri, Rani sudah kembali bersuara."Tenanglah, aku bisa menjahit mulutnya jika dia membocorkan rahasia kita pada Azlan."Angela bernafas lega. Setidaknya dia bisa memegang ucapan Maharani. Pria itu tidak akan membocorkan hubungan kerja sama mereka."Katakan apa maumu?" tanya Angela ketus. Kini terlihat sekali bagaimana watak wanita itu

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   13.

    Ron dan Rani menoleh. Betapa terkejutnya mereka melihat tubuh menjulang tinggi di depan pintu. Keduanya asyik mengobrol hingga melupakan pintu yang tadi belum tertutup sempurna. Apalagi mereka juga akan segera pergi."Rani, kemari Sayang!""Pulanglah, istrimu mencarimu!" Rani jengah karena dunianya begitu sempit. Azlan selalu saja muncul di hadapannya."Istriku bernama Deswita Maharani," sahut Azlan dengan suara yang dalam dan penuh penekanan.Rani menghela nafas panjang. Bosan rasanya meladeni Azlan yang mempermainkan perasaannya."Sudahi dramamu, Azlan! Jangan membuatku terlihat bodoh dengan kelakuanmu itu!""Aku tidak bermaksud seperti itu, aku terpaksa melakukannya."Rani tersenyum getir dan menyerahkan tasnya pada Ron. Kemudian dirinya maju mendekati Azlan yang sudah setengah gila itu. "Kamu pulanglah, besok pagi aku mulai bekerja di kediaman Bagaskara. Kita punya banyak waktu untuk bertemu.""Benarkah?""Aku bukan pembual sepertimu, bukan?""Apa kamu sudah menerima pernikahan k

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   14.

    Perjalanan kedua orang itu terasa hening. Azlan tidak mau memulai pembicaraan pun dengan Rani yang memilih terdiam. Sejujurnya Rani merasa jijik berada di dekat Azlan. Apalagi membayangkan pria itu sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Angela. Rasa-rasanya perut Rani seperti diaduk-aduk dan mual. Rani masih ingat betapa Angela sering bercerita tentang ganasnya sang kekasih saat mencumbunya. Hah, andai Rani tidak kuat, mungkin dia sudah ikut icip-icip seperti yang Angela sarankan. Atau malah menjadi gila karena membayangkan kekasihnya mencumbu orang lain."Apa kau sudah makan?" "Sudah, Ron memasakkan untukku."Ada rasa aneh yang menyusup ke dalam hati pria itu. Rasa tidak suka jika wanita di sampingnya di perhatikan oleh orang lain. Padahal biasanya Rani akan terlebih dulu mengajaknya makan. Meskipun dia tetap akan berpura-pura sibuk saat makan bersama wanita itu.Rani menoleh saat tidak ada tanggapan dari pria di sampingnya. Dia merasa aneh karena tidak biasanya si pria memberikan

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   15.

    "Apa yang kamu lakukan, Rani? Kamu benar-benar membuatku kesal.""Aku hanya meminjam suamimu sebentar, ya ... cukup satu malam saja.""Apa yang akan kamu lakukan, jalang? Dia suamiku !""Jangan menyebutkan nama panggilanmu sendiri, Angel. Itu sama sekali tidak keren.""Aku meminjamnya untuk tetap berada di sampingku. Besok pagi aku pindah ke kediaman Bagaskara. Sangat tidak bagus jika aku pindahan tanpa dibantu oleh suamiku," lanjut Rani dengan nada setenang mungkin. Dia juga tidak salah menyebutkan bahwa Azlan adalah suaminya, toh mereka memang menikah, meskipun yang hadir di pernikahan saat itu adalah Angela.Di seberang sana, Angela mengepalkan tangannya. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa."Ingat Angel, nama baik keluarga Bagaskara ada di tanganmu dan suamimu. Jika kamu tidak macam-macam, aku juga tidak akan berbuat macam-macam.""Aku pegang ucapanmu."KlikPanggilan pun dimatikan oleh Rani. Dia tidak mau mendengar ocehan tak bermanfaat dari Angela kembali. Pun dia tidak berencana

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   16.

    Pagi ini adalah kepindahan Rani ke kediaman Bagaskara. Entah apa yang telah direncanakan oleh keluarga terpandang itu, tetapi Rani yakin keluarga super kaya itu mempunyai niat yang tidak baik kepadanya. Terlebih Angela. Jadi Rani tidak akan mengandalkan Angela, Rani akan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri."Apa semuanya sudah siap?""Ya, jika ada yang ketinggalan aku bisa mengambilnya sendiri," jawab Rani."Oke, kita berangkat sekarang saja. Aku sudah sangat kelaparan. Kamu tega membuatku seperti ini," ucap Azlan kesal.Mendengar keluhan Alan, Rani malah tertawa dengan keras."Sejak menikah dengan Angela, ku pikir otakmu sedikit bergeser ke belakang, Azlan.""Apa maksudmu aku menjadi bodoh?""Ya, itu kamu tahu. Bukankah dulu juga kamu terkadang ke sini meskipun setengah tahun sekali. Kamu juga terbiasa memesan makanan secara online. Entah dimana kamu meninggalkan kepintaran itu, Azlan."Azlan memilih tidak menjawab, pria itu membantu Rani menggeret koper yang lumayan berat. Berdeb

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.17

    Nafas Angela tampak memburu menandakan bahwa wanita itu sedang emosi. Rani berjalan mendekatinya dengan tenang dan senyum tipis tersemat begitu jelas di bibirnya."Jangan senang dulu, kamu bukanlah tandinganku. Level kita berbeda.""Oya ... di mana perbedaannya?""Aku adalah majikanmu di sini." Angela berkata dengan tegas. Rani tidak serta merta ketakutan, justru wanita itu terbahak pelan."Lalu apa tujuanmu mengikuti ku sampai di sini? Bukankah seorang majikan dengan level tinggi tidak akan mau menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Tempat kaum rendahan seperti kami?"Angela membuang muka setelah mendengar pertanyaan dari Rani. Dia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk mematahkan anggapan wanita saingannya itu."Oh, biar ku tebak. Kamu sangat penasaran dengan tempat baruku dan ingin mengejekku. Cih ... itu terlalu murahan. Orang kaya membulli orang miskin. Bukankah terdengar sangat konyol?""Jika memang tebakanmu itu benar, kamu bisa apa? Paling-paling bisanya menangis tanpa su

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.18

    Siang hari yang ditunggu oleh Rani akhirnya datang juga. Wanita itu telah bersiap dengan memakai setelan blazer yang sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Tentu saja kesan cantik juga smart terpancar begitu jelas. Deswita Maharani, nama yang sangat cocok sekali dengan bentuk tubuh dan penampilan wanita itu.Cantiknya badas. Rani sudah bersiap di ruang tamu. Sesuai dengan pesan yang ditinggalkan oleh Nyonya Besar bahwa Azlan akan menjemputnya sebentar lagi.Iseng-iseng Rani mengirim pesan pada Ron. Menanyakan pada pria itu apakah ikut pertemuan bisnis atau tidak. Ron menjawab iya. Hari ini ada agenda pertemuan dengan klien bisnis Bagaskara, dan para CEO membawa para istrinya untuk saling berkenalan. Rani menyunggingkan senyum penuh kemenangan."Harusnya kamu sadar diri."Rani kaget mendengar suara itu, dirinya langsung menoleh dan mendapati Angela yang sedang berjalan ke arahnya."Aku pikir kamu akan punya selera yang bagus, sayangnya itu hanya ada dalam pikiranku.""Apa maksudmu? aku h

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Pernikahan Palsu

    Gadis itu masih menatap nanar ke arah telivisi di depannya. Acara salah satu stasiun telivisi swasta sedang menyiarkan secara live pernikahan Azlan Bagaskara dan pengantin perempuannya bernama Deswita Maharani. Bahkan nama sang gadis itu masih tertera di layar telivisi dengan jelas. Membuat sang pemilik nama merasa bingung juga marah. Bagaimana dia bisa menikah, sementara tubuhnya ada di sebuah ruangan asing yang bahkan dia tidak tahu ada di belahan bumi mana. Dia baru tahu saat dia terbangun tadi.Rani, gadis cantik dan polos itu langsung terperanjat saat bangun dari tidurnya beberapa menit yang lalu. Pandangannya menatap setiap sudut ruangan yang asing, ranjang yang asing juga bau parfum asing yang tercium di hidungnya. Seperti aroma seorang pria. Namun Rani tidak terlalu fokus memikirkan itu karena tiba-tiba dia mendengar samar-samar suara televisi.Ketika dia menoleh, didapatinya sebuah siaran telivisi yang menayangkan secara live pernikahan kekasihnya, Azlan Bagaskara. Ya, seharu

Bab terbaru

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.18

    Siang hari yang ditunggu oleh Rani akhirnya datang juga. Wanita itu telah bersiap dengan memakai setelan blazer yang sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Tentu saja kesan cantik juga smart terpancar begitu jelas. Deswita Maharani, nama yang sangat cocok sekali dengan bentuk tubuh dan penampilan wanita itu.Cantiknya badas. Rani sudah bersiap di ruang tamu. Sesuai dengan pesan yang ditinggalkan oleh Nyonya Besar bahwa Azlan akan menjemputnya sebentar lagi.Iseng-iseng Rani mengirim pesan pada Ron. Menanyakan pada pria itu apakah ikut pertemuan bisnis atau tidak. Ron menjawab iya. Hari ini ada agenda pertemuan dengan klien bisnis Bagaskara, dan para CEO membawa para istrinya untuk saling berkenalan. Rani menyunggingkan senyum penuh kemenangan."Harusnya kamu sadar diri."Rani kaget mendengar suara itu, dirinya langsung menoleh dan mendapati Angela yang sedang berjalan ke arahnya."Aku pikir kamu akan punya selera yang bagus, sayangnya itu hanya ada dalam pikiranku.""Apa maksudmu? aku h

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.17

    Nafas Angela tampak memburu menandakan bahwa wanita itu sedang emosi. Rani berjalan mendekatinya dengan tenang dan senyum tipis tersemat begitu jelas di bibirnya."Jangan senang dulu, kamu bukanlah tandinganku. Level kita berbeda.""Oya ... di mana perbedaannya?""Aku adalah majikanmu di sini." Angela berkata dengan tegas. Rani tidak serta merta ketakutan, justru wanita itu terbahak pelan."Lalu apa tujuanmu mengikuti ku sampai di sini? Bukankah seorang majikan dengan level tinggi tidak akan mau menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Tempat kaum rendahan seperti kami?"Angela membuang muka setelah mendengar pertanyaan dari Rani. Dia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk mematahkan anggapan wanita saingannya itu."Oh, biar ku tebak. Kamu sangat penasaran dengan tempat baruku dan ingin mengejekku. Cih ... itu terlalu murahan. Orang kaya membulli orang miskin. Bukankah terdengar sangat konyol?""Jika memang tebakanmu itu benar, kamu bisa apa? Paling-paling bisanya menangis tanpa su

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   16.

    Pagi ini adalah kepindahan Rani ke kediaman Bagaskara. Entah apa yang telah direncanakan oleh keluarga terpandang itu, tetapi Rani yakin keluarga super kaya itu mempunyai niat yang tidak baik kepadanya. Terlebih Angela. Jadi Rani tidak akan mengandalkan Angela, Rani akan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri."Apa semuanya sudah siap?""Ya, jika ada yang ketinggalan aku bisa mengambilnya sendiri," jawab Rani."Oke, kita berangkat sekarang saja. Aku sudah sangat kelaparan. Kamu tega membuatku seperti ini," ucap Azlan kesal.Mendengar keluhan Alan, Rani malah tertawa dengan keras."Sejak menikah dengan Angela, ku pikir otakmu sedikit bergeser ke belakang, Azlan.""Apa maksudmu aku menjadi bodoh?""Ya, itu kamu tahu. Bukankah dulu juga kamu terkadang ke sini meskipun setengah tahun sekali. Kamu juga terbiasa memesan makanan secara online. Entah dimana kamu meninggalkan kepintaran itu, Azlan."Azlan memilih tidak menjawab, pria itu membantu Rani menggeret koper yang lumayan berat. Berdeb

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   15.

    "Apa yang kamu lakukan, Rani? Kamu benar-benar membuatku kesal.""Aku hanya meminjam suamimu sebentar, ya ... cukup satu malam saja.""Apa yang akan kamu lakukan, jalang? Dia suamiku !""Jangan menyebutkan nama panggilanmu sendiri, Angel. Itu sama sekali tidak keren.""Aku meminjamnya untuk tetap berada di sampingku. Besok pagi aku pindah ke kediaman Bagaskara. Sangat tidak bagus jika aku pindahan tanpa dibantu oleh suamiku," lanjut Rani dengan nada setenang mungkin. Dia juga tidak salah menyebutkan bahwa Azlan adalah suaminya, toh mereka memang menikah, meskipun yang hadir di pernikahan saat itu adalah Angela.Di seberang sana, Angela mengepalkan tangannya. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa."Ingat Angel, nama baik keluarga Bagaskara ada di tanganmu dan suamimu. Jika kamu tidak macam-macam, aku juga tidak akan berbuat macam-macam.""Aku pegang ucapanmu."KlikPanggilan pun dimatikan oleh Rani. Dia tidak mau mendengar ocehan tak bermanfaat dari Angela kembali. Pun dia tidak berencana

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   14.

    Perjalanan kedua orang itu terasa hening. Azlan tidak mau memulai pembicaraan pun dengan Rani yang memilih terdiam. Sejujurnya Rani merasa jijik berada di dekat Azlan. Apalagi membayangkan pria itu sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Angela. Rasa-rasanya perut Rani seperti diaduk-aduk dan mual. Rani masih ingat betapa Angela sering bercerita tentang ganasnya sang kekasih saat mencumbunya. Hah, andai Rani tidak kuat, mungkin dia sudah ikut icip-icip seperti yang Angela sarankan. Atau malah menjadi gila karena membayangkan kekasihnya mencumbu orang lain."Apa kau sudah makan?" "Sudah, Ron memasakkan untukku."Ada rasa aneh yang menyusup ke dalam hati pria itu. Rasa tidak suka jika wanita di sampingnya di perhatikan oleh orang lain. Padahal biasanya Rani akan terlebih dulu mengajaknya makan. Meskipun dia tetap akan berpura-pura sibuk saat makan bersama wanita itu.Rani menoleh saat tidak ada tanggapan dari pria di sampingnya. Dia merasa aneh karena tidak biasanya si pria memberikan

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   13.

    Ron dan Rani menoleh. Betapa terkejutnya mereka melihat tubuh menjulang tinggi di depan pintu. Keduanya asyik mengobrol hingga melupakan pintu yang tadi belum tertutup sempurna. Apalagi mereka juga akan segera pergi."Rani, kemari Sayang!""Pulanglah, istrimu mencarimu!" Rani jengah karena dunianya begitu sempit. Azlan selalu saja muncul di hadapannya."Istriku bernama Deswita Maharani," sahut Azlan dengan suara yang dalam dan penuh penekanan.Rani menghela nafas panjang. Bosan rasanya meladeni Azlan yang mempermainkan perasaannya."Sudahi dramamu, Azlan! Jangan membuatku terlihat bodoh dengan kelakuanmu itu!""Aku tidak bermaksud seperti itu, aku terpaksa melakukannya."Rani tersenyum getir dan menyerahkan tasnya pada Ron. Kemudian dirinya maju mendekati Azlan yang sudah setengah gila itu. "Kamu pulanglah, besok pagi aku mulai bekerja di kediaman Bagaskara. Kita punya banyak waktu untuk bertemu.""Benarkah?""Aku bukan pembual sepertimu, bukan?""Apa kamu sudah menerima pernikahan k

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   12.

    "Kerja sama seperti apa?""Masuklah, tak elok seorang perempuan cantik dan elegan sepertimu, marah-marah di depan rumah orang." Ucapan Rani seperti memuji, tapi sebenarnya adalah sebuah ejekan. Sebenarnya selain cantik, tidak ada kelebihan apapun pada wanita pongah itu.Angela menatap Ron tajam. Rani yang tahu segera saja berkata dengan santai."Ron adalah pihak yang netral, dia sahabatku sekaligus sahabat Azlan. Anehnya dia tidak mengetahui hubungan kalian berdua. Ya anggap saja kalian memang menyembunyikan hubungan kalian selama ini," kata Rani dengan nada santai.Sontak ucapan Rani membuat Angela semakin melebarkan matanya. Namun sebelum dia membela diri, Rani sudah kembali bersuara."Tenanglah, aku bisa menjahit mulutnya jika dia membocorkan rahasia kita pada Azlan."Angela bernafas lega. Setidaknya dia bisa memegang ucapan Maharani. Pria itu tidak akan membocorkan hubungan kerja sama mereka."Katakan apa maumu?" tanya Angela ketus. Kini terlihat sekali bagaimana watak wanita itu

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   11.

    Angela menatap Maharani dengan penuh kebencian. Bagaimana mungkin selama ini dia berbagi kekasih dengan seorang wanita rendahan seperti itu."Itu adalah tamparan buat perempuan jalang sepertimu," ucapan Rani memicu darah di tubuh Angela memanas, matanya menatap begitu tajam ke arah Rani. "Kaulah wanita jalang itu, yang masuk ke dalam hubunganku dan Azlan. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu menghubungi suamiku."Rani tersenyum sinis. Sudah tidak ada lagi hangat dan rekatnya persahabatan. Keduanya telah dihancurkan oleh sebuah keegoisan. "Silahkan kamu bilang pada suami tercintamu untuk melepaskan aku dari surat kontrak menyebalkan itu. Maka dengan senang hati aku akan pergi dari kehidupan kalian."Rani mendekat ke arah Angela dan berbisik lirih di telinganya, "Atau kamu takut? aku akan merebut suamimu kembali. Tentu saja dia akan sangat mengharapkan aku. Aku adalah wanita mahal, tidak gampang mendapatkan tubuhku, tidak seperti mu!"Rani sudah lelah mengalah dan mengerti. Jadi

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   10.

    Rani bahkan tidak menyangka bagaimana pertanyaan bodoh itu bisa keluar begitu saja dari mulutnya sendiri. Tentu saja sekarang wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Sebenarnya Ron ingin tertawa, ada juga gadis secantik dan sepintar Rani tetapi polosnya minta ampun."Apakah kamu keberatan kalau aku ingin bersamamu?""Tidak ... tidak bukan begitu maksudku?""Lalu?""Aku hanya mengkhawatirkan nantinya Azlan akan kembali melukaimu?""Jadi kamu mengkhawatirkan aku?""Tidak juga," jawab Rani. "Jadi maksudmu bagaimana?" sergah Ron sedikit geram. Geram pura-pura tentu saja."Ya, mau bagaimana lagi. Kita terjebak dalam posisi yang sulit. Calon suamiku menikah dengan sahabatku dengan menggunakan identitasku. Otomatis aku dikenal sebagai istri seorang Azlan Bagaskara. Kau tahu itu? Itu artinya aku harus menjaga jarak denganmu, supaya kamu tidak dianggap pembinor," jelas Rani begitu lancar."Bukankah itu bagus?" Ron bertanya tentang hal yang tak masuk akal. Bagaimana bisa pria itu menyebut pembi

DMCA.com Protection Status