"Bagaimana? Apa kau sudah menjalankan perintah ku?" tanya Fadly begitu sampai di tempat tujuan, Bandara. "Sudah, Bos. Namun, tidak ada nama Iriana Wahyuni maupun Fania Tzu yang tercatat dalam penerbangan manapun." Mendengar itu Ridel langsung menelepon. "Blokir semua penerbangan yang ada. Kerahkan semua anak buah untuk mencari keberadaan istriku di dalam pesawat maupun bandara! Cepat!" Tak butuh waktu lama, kini bandara telah dihuni oleh anak buah Ridel maupun Bernad Liu serta Alex Smith. Mereka bersama-sama mencari keberadaan Fania di pesawat yang sebentar lagi akan lepas landas, maupun di sekitar bandara. Namun, hasilnya nihil. Ya! Tanpa disadari Fadly dan Dewi, identitas palsu yang dimintanya itu hanyalah akal-akalan Fania. Sikap Fadly dan Dewi yang polos, membuat Fania yakin kalau keberadaannya cepat atau lambat akan ditemukan oleh Ridel. Entah salah satu dari mereka akan keceplosan atau justru sebaliknya, mereka akan memilih jujur ketika melihat pengorbanan Ridel.
*** Pak James, pemimpin Production Home terkejut mendengar pembatalan pemangkasan adegan oleh sang artis. "Anda jangan bercanda, Ana!" Pak James menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Saya tidak bercanda. Saya membatalkan pemangkasan beberapa adegan yang tertulis di dalamnya dan ...." Ana tidak meneruskan kalimatnya. Dia justru memilih duduk santai sambil menatap Pak James yang tampak kebingungan. "Dan apa? Apa Anda akan membatalkan kontrak kerjasama kita? Anda tahu konsekuensinya, kan? Kalau Anda sampai nekat melakukan itu?!" ujar Pak James menatap Ana dengan kesal sekaligus khawatir. Ancaman langsung yang dilontarkan Pak James justru membuat sang artis emosi, karena yang ingin dikatakannya bukanlah soal pembatalan. "Oh ... jadi itu yang ada dipikiran, Anda? Sejujurnya saya datang bukan untuk membahas soal pembatalan kontrak! Tapi berhubung Anda telah mengatakan itu, jadi saya resmi membatalkan kontrak itu secara sepihak! Kita bertemu dipengadilan! Saya akan ganti rugi sesuai
*** "Apa Anda tidak memikirkan untuk memberikan investasi kepada Production Home? Kasihan James, Arthur. Dia berusaha keras agar Production Home bisa bangkit kembali. Padahal jelas sekali keuangan bukan hal yang sulit bagi Anda? Dia itu putramu," ujar David, sahabat pemilik Telmi Group dengan kesal. "Bukankah dia selalu menganggap uang bukanlah segalanya? Jadi aku ingin lihat apa yang bisa dilakukannya hanya dengan uang sedikit itu! Bukankah dia punya tabungan? Sepertinya dia harus mengorbankan uang tabungannya untuk menutupi kekurangan kas Production Home. Lagipula aku ingin memilih penerus yang tepat untuk Telmi Group." "Tapi kau tidak adil, Arthur! Production Rex saja kau suntikan dana, sedangkan kondisi keuangan Production Rex baik-baik saja. Sekarang yang lebih membutuhkan suntikan dana itu Production Home, bukannya Production Rex," ketus sahabat Arthur kesal. "Karena aku ingin Jimmy yang akan mewarisi Telmi Group." "Kalau kau sudah menentukan pilihan, kenapa kau meminta
“Untuk apa rapat, ha? Apa untuk membahas langkah gegabah yang kamu ambil demi seorang artis yang baru naik daun? Ayah pikir kamu bisa dipertimbangkan penerus Telmi Group, tapi ternyata ayah salah! Baru diserahkan Production Home yang kecil seperti ini saja, kamu sudah tidak bisa, Brengsek!” teriak Edgar emosi. James mendekat dan berbisik kepada sang ayah, “Bukankah ayah hanya ingin menjaga nama baik keluarga Edgar? Aku sudah mengikuti perintah ayah, menerima tantangan walaupun ayah sudah menjatuhkan pilihan kepada siapa Telmi Group akan diwariskan. Jadi pergilah, Yah. Biarkan aku mengelola Pruduction Home sesuai keinginanku.” “Kau memang anak yang tidak bisa diandalkan,” ketus Edgar tambah murka mendengar bisikan sang putra. Semua yang berada di dalam ruangan itu memilih diam dan menunduk. Mereka tidak tahu siapa yang harus dibela, satunya pemegang kuasa penuh Telmi Group dan yang satunya CEO Production Home. Sejujurnya semua ragu kalau seorang James mampu membangkitkan kembali P
*** Sementara itu di negeri seberang. Dengan langkah pasti Edgar memasuki gedung Production Home untuk menemui putranya, James. Seperti biasa setiap karyawan yang berpapasan dengannya, selalu membungkuk sebagai tanda hormat. “Kau benar-benar tidak berguna, James. Drama Identitas Tersembunyi Rahasia Kekayaan Tanpa Batas itu sama sekali tidak bagus, apalagi sad ending. Lihat kakak kembarmu, baru pertama memegang Production Rex, tapi bisa mengambil langkah yang tepat. Dia mendatangkan pemain ternama dan tak perlu diragukan lagi dalam berakting. Sedangkan kamu?” ketus Edgar ketika tiba di ruangan sang putra. James hanya menatap sekilas sang ayah tanpa berkomentar. Dia masih sibuk menandatangani berkas yang ada di atas meja kerjanya. “Apa kau pikir drama itu akan sukses? Tidak, James. Mana ada seorang anak konglomerat menikah dengan gadis yang sedang berada diantara hidup dan mati, ha? Apa kau sudah gila? Drama itu tidak akan diterima oleh Masyarakat, apalagi sad ending!” geram Edgar,
***Hari terus berlalu, proses syuting berjalan sesuai keinginan Fania.Walaupun awalnya merasa direndahkan, tapi sutradara bersikap profesional. Dia justru senang ketika dipertemukan dengan sosok seperti Fania. Baginya tanpa Fania, drama Identitas Tersembunyi Rahasia Kekayaan Tanpa Batas tidak akan sesempurna sekarang.Kalau awalnya dia ragu, tapi seiring berjalannya waktu. Dia justru yakin drama itu akan menembus pasar internasional dan diingat sepanjang masa.Sang sutradara tak menyangka kalau seorang pemula seperti Fania, justru bisa memiliki kemampuan acting yang tidak main-main. Sang sutradara bahkan tak yakin kalau drama itu bisa sukses, jika tokoh utamanya bukan Fania.___"Sistem promosi bagaimana yang dipilih oleh Ana Muller? Apakah dia membawa nama Production Home?" tanya James menatap sang asisten dengan penasaran.Ya! Sesuai perjanjian, maka promosi akan dirancang khusus oleh Ana."Ana tidak membawa nama Production Home dalam promosi ini!" jawab asistennya menunduk."Ap
***** Brakkk !!! Pranggg !!! Ponsel yang semula berada dalam genggaman Edgar kini telah hancur membentur dinding dan berakhir di lantai ruang kantornya. 'Untung saja aku sudah memperkirakan ini akan terjadi. Jadi aku tidak harus susah-susah memulihkan data yang tersimpan di ponsel,' batin Evan merasa lega dengan tindakannya. Ya! Ketika melihat berita yang tengah viral di sosmed, membuat Evan memilih langsung membeli ponsel baru dan nomor baru. Semua dilakukannya untuk memperlihatkan berita yang lagi viral kepada sahabat yang merangkap bos-nya itu, karena dalam berita jelas-jelas membawa nama baiknya, juga Telmi Group. "Dasar anak berandalan! Hanya bisa membuat kekacauan saja! Baru saja diserahkan Production Home yang kecil sudah dihancurkan dalam sekejap, apalagi kalau sampai aku melepaskan Telmi Group ke tangannya? Yang ada usahaku selama ini hancur berantakan! Ke mana si brengsek itu, ha?" teriak Edgar emosi. Bukannya menjawab, Evan justru diam membisu. kepalanya men
*** Sementara itu di Indonesia seperti biasa Ridel menghabiskan waktu santainya dengan si kembar. Namun kali ini agak berbeda, karena Alex Smith yang biasanya sibuk dengan pekerjaan di kantor, akhirnya dapat beristirahat bersama si kembar. Ya, semenjak Ridel memilih kembali ke Perusahaan RnB, pekerjaan Alex Smith jadi berkurang. Karena ketrampilan Ridel dalam mengelola Perusahaan jauh lebih unggul dari pada sang ayah, Bernad Liu. Karena saat Ridel menemukan sesuatu yang mencurigakan, maka dia akan langsung menyelidikinya. Tidak akan ada kesempatan kedua bagi mereka yang menyelewengkan dana perusahaan, atau sekedar menjadi perantara untuk kejatuhan Perusahaan RnB. Sehingga saat ada rapat, semua diam membisu. Tidak ada yang berani bersuara. Jadi apa yang dikatakan Ridel, maka itu akan menjadi keputusan mutlak karena tidak ada seorangpun yang berani protes. Alex Smith yang sedang menonton Chanel satu, menekan angka tiga untuk pindah chanel. Tapi Ridel langsung menarik remo
*** Tanpa Ridel sadari di negeri seberang, Alex kesal sekaligus khawatir dengan keadaanya. Berulang kali Alex Smith mencoba untuk menelepon, tapi tidak ada satu panggilan pun diangkat oleh sang sahabat. Alex Smith langsung saja berlari ke ruangan Bernad Liu. “Kau kenapa?” tanya Bernad Liu kebingungan melihat Alex yang masuk ke dalam kantornya dengan nafas tak beraturan. “Bos, ada yang tidak beres dengan Ridel. Tidak seperti biasanya, dia menarik kembali perintahnya. Bukan itu saja, dia bahkan tidak menjawab satu panggilan telepon dariku. Aku khawatir terjadi sesuatu dengannya.” “Maksudnya?” tanya Bernad Liu ikut kebingungan. Secara singkat, padat, dan jelas, Alex Smith menceritakan perintah Ridel mengenai pengusaha yang bernama Bastian Dominic. Mendengar penjelasan singkat dari Alex, Bernad Liu langsung saja menelepon anak buahnya di negeri seberang untuk mencari keberadaan Ridel. Tidak butuh waktu lama ponsel Bernad Liu berbunyi, pesan masuk. [Tuan Muda dalam kondisi baik-ba
“Kapan, di mana, sama siapa aku selingkuh? Siapa yang memberikan informasi palsu padamu? Aku berani bersumpah, tidak pernah berselingkuh darimu meskipun hanya sekali!” tegas Bastian. Anggun hanya tersenyum, walaupun hatinya terasa patah, “Kita bercerai saja, Bastian. Sekarang kau bebas menikahi wanita itu. Maafkan aku karena terlambat menyadari, kalau sampai kapanpun hatimu tidak akan pernah menjadi milikku. Aku tidak menyalahkanmu, karena cinta bukanlah suatu kesalahan.” “Aku tanya sekali lagi: Kapan, di mana, sama siapa aku selingkuh? Siapa yang memberikan informasi palsu padamu? Aku berani bersumpah, tidak pernah berselingkuh darimu meskipun hanya sekali!” tegas Bastian mengulangi pertanyaan yang sama. Jenny yang mengira ayahnya berpura-pura langsung saja mengambil paksa ponsel ibunya dan menunjukkan foto sang ayah yang sedang berpelukan mesra dengan seorang wanita. Bukan hanya foto berpelukan saja, tapi ada juga foto saat Bastian dan wanita itu memasuki sebuah rumah mewah. M
Ridel tidak menjawab. Dia justru melangkah menuju anak tangga altar pernikahan, kemudian mendekati sesosok pria yang duduk di kursi pengendali LCD Proyektor dan screen. “Aku meminta bukti, Brengsek! Kenapa kau justru menghindar? Apa kau takut kalau publik tahu pria seperti apa dirimu?" bentak Bastian marah. Ridel terus saja melangkah, dia tidak mempedulikan teriakan Bastian Dominic. "Maaf, bolehkah aku meminjam itu sebentar saja?" Pria yang duduk di kursi pengendali kebingungan, melihat Ridel yang kini berdiri didepannya. Meskipun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi pria itu memilih memberi Ridel kesempatan. Kini Ridel lah pengendali laptop yang terkonek dengan proyektor. Melihat itu, Bastian panik. Apa mungkin Ridel benar-benar menemukan sesuatu? Tapi kenapa dia memilih melanjutkan pernikahan, meskipun sempat mati-matian menolaknya? Apa itu juga alasannya tetap tenang berjalan menuju altar? Apa mungkin Ridel hanya memberikan Jenny kesempatan untuk membatalkan pernikaha
Ternyata kamu berbeda dari konglomerat lainnya. Kau sudah membuat keputusan yang tepat, jadi sudah seharusnya aku menjaga harga dirimu! Terima kasih, Jenny."Kamu benar-benar rendahan, Jenny?! Setelah yang diperbuat pria itu padamu, terus kau mau membatalkan pernikahan begitu saja?" bentak Bastian emosi."Apa Anda yakin kalau putri anda rendahan? Aku justru berpikir sebaliknya!" Ridel menatap tajam kearah Bastian Dominic."Setelah menghabiskan malam denganmu dan memilih tidak menikah, terus namanya apa, ha? Bukankah itu sama saja dia seperti wanita malam?" teriak Bastian kesal karena rencananya hancur berantakan hanya dengan satu kalimat putrinya, Jenny.Plakkk !!!Anggun yang kesal dan marah langsung saja melayangkan satu tamparan keras tepat di pipi kiri sang suami."Aku mempertahankan pernikahan kita yang sudah hancur, kamu tahu demi siapa? Semua demi Jenny, putri kita! Aku yakin kau sangat menyayanginya, tapi ternyata aku salah! Kau lebih mencintai uang dari pada putrimu sendiri,
Plakkk !!! Ridel terkejut ketika seorang wanita tiba-tiba menamparnya dengan keras. Bahkan ada airmata yang mengalir dari wajah wanita paruh bayah itu. "Kenapa kamu lakukan itu pada putriku? Bukankah kau sudah mempunyai anak dan istri? Bagaimana perasaan mereka, jika tahu orang yang di cintai dan dikagumi hanyalah seorang lelaki bejat, ha? Kau menghancurkan perasaan istri dan anakmu. Kau juga menghancurkan masa depan anakku satu-satunya, Brengsek!" teriak wanita paruh baya itu, kakinya terasa lemas hingga jatuh terduduk dihadapan Ridel. Ridel kebingungan menyaksikan adegan yang justru diluar dugaannya. Jelas sekali wanita paruh baya itu tidak rela menikahkan putrinya dengan lelaki ber-istri. Jenny mendekat, jemari tangannya menghapus airmata yang mengalir di wajah sang ibu, "Ibu, maafkan Jenny. Ibu jangan menangis lagi, ya," hanya itu kalimat yang keluar dari mulut gadis yang telah memakai gaun pengantin. "Kenapa kau mau menikah dengan pria ber-istri ini, Jenny? Jawab! Sejak kapa
*****Fania yang semula cuek dan hanya menjadi pendengar, terkejut ketika mendengar sang manager menyebut nama Ridel Liu. "Apa?" tanya Fania terkejut mendengar setiap kata yang keluar dari mulut sang manajer. "Karyawan restoran termahal di kota ini ternyata tajir melintir. Aku tidak tahu kenapa dia menjadi babu di restorannya sendiri. Semua terbongkar ketika dia kesal sama sang manajer dan langsung memecatnya!" "Terus?" "Hari ini dia akan menikahi Jenny, anak Bastian Domanic!" jawab sang manajer. 'Jadi kamu ke sini, bahkan rela menjadi pelayan restoran semua hanya untuk gadis yang telah menggantikan posisi Nadia di hatimu? Ternyata selama ini aku salah. Dalam hatimu sudah bukan Nadia lagi, tapi gadis yang tinggal di negeri ini.' "Kamu kenapa diam saja?" "Terus aku harus bagaimana? Apa aku harus ke sana dan memberikan mereka selamat? Begitu?" bentak Fania emosi. "Kenapa kamu jadi marah-marah sama aku? Aku hanya menyampaikan berita yang aku dengar. Lagian kalau beritanya
Bukkk !!!Ridel berteriak dan meninju lantai dengan keras. Darah segar yang mengalir dari kepalan tangannya sama sekali tidak dirasakan Ridel. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana dengan Fania? Bukankah aku ke sini untuk menemukan jejak penulis naskah drama itu, supaya menemukan petunjuk keberadaan Fania? Bagaimana dengan si kembar? Bagaimana dengan orangtuaku? Memikirkan semua itu membuat hidup Ridel seperti berakhir. Dia merasa hidupnya kali ini benar-benar hancur.Ponsel Ridel kembali berbunyi, pesan masuk.[Apa setelah menghancurkan masa depanku, kamu mau melarikan diri!? Ke mana hati nuranimu? Apa kamu pikir aku wanita malam? Aku wanita baik-baik, yang hidupnya sudah hancur oleh Pria yang aku tolong!]Kembali Ridel meninju lantai dengan keras, menggunakan tangan yang sama. Darah semakin banyak mengalir, tapi Ridel sama sekali tidak perduli.Ridel memilih melangkah keluar kamar hotel dengan lunglai, menelusuri trotoar. Semua yang berpapasan dengannya memilih menghindar ketika m
Bastian Domanic merupakan pengusaha yang bergerak dibidang perhotelan dan pertokoan, memiliki putri tunggal bernama Jenny Domanic.Bagi anak buah Bastian, menghilangkan jejak perjalanan Jenny pada malam kejadian bukanlah hal yang sulit. Begitupun bagi Jenny. Bentuk tubuh, tinggi, warna kulit, rambut lurus panjang membuatnya dengan mudah meniru gaya gadis yang membawa Ridel ke hotel. Karena hanya butuh langkah kecil yaitu mewarnai rambutnya yang semula merah maron menjadi hitam kecoklatan.Jenny menatap penampilan barunya didepan cermin yang berada di dalam kamarnya. Dia mengibaskan rambutnya, memastikan kalau penampilannya kali ini benar-benar sempurna."Ridel, pokoknya siapapun namamu, aku sama sekali tidak peduli! Yang aku inginkan hanyalah dirimu!" ujar Jenny menatap bayangan dirinya di cermin dengan tersenyum.Menaklukkan pria seperti mu bukanlah hal yang mudah. Namun, melihat mu berlarian hotel, bahkan hampir kehilangan nyawa, membuatku ingin menjadi pendamping mu selamanya. Mes
"Ap-ap-apa Anda adalah Ridel Liu? Pewaris tunggal Perusahaan RnB!" tanya sang manajer dengan terbata-bata. "Bukankah ini cukup menjawab pertanyaan Anda?" Ridel menatap sang manajer tanpa berkedip. "Maafkan aku, Pak Ridel. Aku benar-benar tidak mengetahui kalau itu Anda," Revan sang manager memohon maaf dan bersimpuh di kaki Ridel. "Urus pemecatan manager arogan ini segera, aku tidak mau ada penundaan! Kalau tidak, maka kamu yang akan aku pecat!" bentak Ridel emosi menatap penanggung jawab restoran. Dia sama sekali tidak perduli dengan Revan yang bersimpuh di kakinya. "Ba-ba-baik pak," jawab Pria itu dengan terbata-bata. "Dan kamu! Ingat baik-baik, kesombongan hanya akan menghancurkan hidupanmu sendiri! Satu lagi, wanitaku bukanlah gadis matre seperti kebanyakan wanita yang mendekati Anda, tuan Revan yang terhormat," ketus Ridel sebelum meninggalkan restoran. ***Sementara itu di sebuah rumah mewah, terjadi perdebatan antara Jenny putri pemilik hotel dengan sang ayah. "Ap