Share

127. Pemecatan

"Maaf, Pak. Bukankah kami yang duluan datang? Kenapa bapak melayani mereka yang baru saja tiba?" tanya Ridel keberatan.

“Mohon maaf, Pak. Tapi mereka telah memesan terlebih dahulu.”

Ridel kembali duduk, mencoba mempercayai penjelasan karyawan itu, meskipun tak masuk akal.

Mata Ridel memindai sekeliling, dia tidak sendirian menunggu. Di sana sudah beberapa orang yang bahkan lebih dulu tiba darinya.

Apa mungkin orang-orang itu telah menelepon duluan? Tapi kenapa semuanya berasal dari kalangan kelas atas? Bukankah ayah sama sekali tidak pernah membeda-bedakan status?

Ridel menatap sosok pria yang berada disampingnya, “Maaf, kalau boleh tahu sudah berapa lama bapak menunggu?”

“Sudah hampir tiga jam, Pak. Harus diakui kinerja orang-orang di sini memang bagus, tapi kalau bapak mau service di sini harus sabar. Apalagi motor seperti kita ini. Kalau saja ada bengkel lain di sini, sudah pasti aku tidak mau memperbaiki motor di sini,” jawab pria itu berbisik.

“Motor seperti kita? Maksudnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status