Meghan berkata, "Bilang kepada dewan direksi, rapat akan diadakan tepat pada pukul 02.00 siang di ruang rapat."Setelah mendengarnya, Winda mengangguk dan hendak bergegas keluar. Namun, Meghan tiba-tiba memanggilnya lagi, "Gimana? Ini hari pertamamu menjadi sekretaris, apa kamu terbiasa?"Saat ini ekspresi Meghan kembali terlihat lembut. Dia berbincang santai dengan Winda, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Winda yang mendengar pertanyaan Meghan tersenyum getir, lalu menjawab, "Bu Meghan, aku baru kerja nggak sampai 2 jam. Jadi ....""Um. Memang cuma 2 jam, tapi aku rasa performamu cukup bagus," sahut Meghan.Winda merasa canggung sesudah mendapat pujian sederhana dari Meghan. Padahal dia baru bekerja sebentar saja. Kelak, pekerjaan Winda seharusnya akan sangat sulit, tetapi pasti tidak akan membosankan.Setelah itu, Meghan menarik Winda dan mengajarinya cara menyeduh kopi. Setengah jam kemudian, mereka baru selesai. Tujuan Meghan berbuat seperti ini adalah membuat Winda terbiasa beker
Setelah bekerja bersama selama 2 hari, Meghan bisa merasakan bahwa Winda adalah gadis yang agak pendiam. Ditambah lagi, dia tiba-tiba menjadi sekretaris presdir. Jadi, Winda selalu berusaha untuk tidak menonjolkan diri.Meghan pun terkejut begitu Winda mengutarakan pendapatnya. Tidak disangka, Winda sangat antusias dengan proyek perusahaan. Meghan bertanya, "Kamu tahu tempat ini?"Sambil bicara, Meghan melihat Winda yang menutup pintu ruang rapat. Tampak jelas Winda memang orang yang teliti. Winda berucap sembari mengernyit, "Bu Meghan, kampung halamanku ada di Danau Yutu."Winda merasa gelisah. Bagaimanapun, dia baru saja menjabat sebagai sekretaris presdir. Entah pendapatnya akan diterima Meghan atau tidak.Mendengar jawaban Winda, Meghan agak kaget karena sesuatu yang terjadi secara kebetulan tidak sering ditemui. Meghan pun bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sangat memahami kondisi di Danau Yutu?""Iya. Jadi, aku merasa proyek ini nggak menguntungkan," jawab Winda.Meghan tertegun s
Meghan berjalan dari bagian luar ke bagian pusat Danau Yutu dengan perlahan sambil menikmati pemandangan di tempat ini. Namun, lambat laun dia menemukan sebuah masalah. Ketika saling menyapa dengan penduduk setempat dan mencari tahu tentang tempat hiburan di sekitar, mereka akan memberi tahu Meghan dengan senang hati.Masalahnya, saat Meghan membicarakan tentang proyek pengembangan Danau Yutu, semua penduduk langsung merasa kesal, lalu pergi.Sementara itu, bawahan Efendy juga terus mengikuti Meghan. Jarak di antara mereka tidak terlalu jauh. Winda bertanya, "Bu Meghan, kenapa mereka mengikuti kita?" Kemungkinan, ini adalah pertama kalinya Winda diikuti seperti ini, jadi dia merasa tidak nyaman.Meghan malah bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia tersenyum sambil berkata dengan santai, bahkan sengaja meninggikan suaranya, "Rekan-rekan kita dari departemen pemasaran ini datang untuk menginspeksi proyek dengan biaya sendiri. Mereka mau memastikan proyek ini tidak ada kesalahan
Meghan diam-diam mengepalkan tangannya sambil memandang orang-orang yang pergi dengan sinis. Kelihatannya, dia harus menyingkirkan banyak orang setelah membereskan masalah ini. Meghan mendengus, lalu membuka ponselnya untuk melihat lokasi yang dikirimkan Winda. Setelah itu, Meghan langsung pergi.Setelah mengitari bagian luar Danau Yutu dan berjalan masuk, tampak Winda sedang berdiri di tepi jalan sambil menunggu Meghan.Meghan bertanya, "Kenapa kamu tidak tunggu di dalam? Di sini agak dingin kalau malam."Winda menyahut, "Aku takut Bu Meghan tersesat ...."Melihat Winda yang menjawab dengan canggung, Meghan tertawa. Kemudian, Meghan merangkul bahu Winda dan mereka berdua berjalan menuju ke sebuah kafe.Begitu membuka pintu, Meghan melihat banyak orang berkumpul untuk membahas sesuatu. Winda berbisik kepada Meghan, "Bu Meghan, mereka semua penduduk yang tinggal di sekitar Danau Yutu. Mereka juga termasuk penanggung jawab di sini."Sebenarnya, Winda masih merasa sedikit gugup. Meskipun
"Kalian semua tenang saja. Aku bukan cuma ngomong, kalian pasti akan mendapatkan kontrak perjanjian," ujar Meghan. Perkataan Meghan yang terakhir seperti meyakinkan para penduduk.Semua penduduk menghela napas lega. Pada negosiasi putaran pertama ini, kedua belah pihak pun mencapai kesepakatan.Hari sudah gelap. Meghan juga tidak berencana untuk berlama-lama lagi, jadi dia membawa Winda meninggalkan kafe itu. Ketika mereka berdua kembali ke hotel, karyawan departemen pemasaran bahkan sudah berkumpul di depan pintu masuk. Entah apa yang mereka bahas.Salah satu karyawan departemen pemasaran menoleh. Dia merasa lega melihat Winda, lalu berucap, "Astaga. Untung saja Nona Winda nggak apa-apa. Kami benar-benar khawatir."Orang-orang di samping juga ikut merasa lega saat mendengar perkataan ini. Mereka merasa bersyukur. Meghan mencibir saat melihat botol-botol anggur yang kosong di belakang mereka. Sepertinya, orang-orang ini tidak serius mencari Winda, mereka hanya berjalan-jalan sebentar u
Mendengar ini, Winda sontak membeku. Ketika dia sadar dari lamunannya, Meghan sudah masuk ke lift sembari tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya. Bos baru ini terlihat keren sekali. Meghan baru beberapa hari berada di Grup Oswald, tetapi dia telah membuat ketakutan Winda terhadap dunia bisnis menghilang. Winda memegang dokumen yang ada di tangannya dengan erat, lalu berlari ke arah Meghan dengan jantung yang berdebar-debar. Kenyataannya, yang dikatakan oleh Meghan memang benar. Setelah dua hari ini, Meghan harus mewaspadai mata-mata yang ada di Grup Oswald. Dia merasa sangat lelah secara fisik dan mental. Sesudah mengatur transportasi untuk Winda, Meghan melajukan mobilnya pulang ke vila Keluarga Lewis. Sekarang masih sore, jadi suasana di dalam vila sangat sunyi. Hal ini membuktikan bahwa Danzel tidak ada di rumah. Selama Meghan pergi, mereka berdua tidak saling menghubungi. Sepertinya kepulangan Meghan yang tiba-tiba ini akan menjadi kejutan untuk Danzel. Akan tetapi, Meghan
Remy terkekeh-kekeh. Ketika hendak pergi, terdengar suara Danzel. "Setelah proyek perencanaan dibatalkan, minta Departemen Pemasaran untuk ubah haluan dan berinvestasi dalam proyek material konstruksi."Setelah Remy pergi, Danzel duduk di kursinya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, lalu tertawa kecil. Hal ini kedengarannya sedikit egois. Baik dari bagian mana pun, Danzel berharap kali ini dirinya bisa bekerja sama dengan Meghan dalam proyek pengembangan Danau Yutu.Beberapa hari kemudian, terlihat Leona berada di depan pintu masuk Rumah Sakit Pusat. Dia mengernyit saat melihat lengannya yang dibalut perban. Kali ini, Leona memang tidak diopname untuk waktu yang lama, tetapi selama dia dirawat, Danzel tidak pernah menjenguknya sekali pun. Dia teringat terakhir kali saat dia diopname, Danzel selalu menjenguknya 2 sampai 3 hari sekali.Perbedaan yang begitu kontras membuat Leona menggertakkan gigi karena kesal. Meskipun kondisinya masih belum cukup baik untuk keluar dari rumah sakit,
Setelah mengetahui tugas dan mendapatkan bayaran, Bayangan masuk ke web crawler yang tersedia di layanan internet. Bagi Bayangan, tugas ini benar-benar terlalu mudah, apalagi Leona memberikan banyak informasi. Jadi, tidak sulit untuk menemukan seluruh informasi terkait kebakaran tahun itu.Namun, ketika mencocokkan informasi dengan identitas orang-orang yang terlibat dalam kebakaran itu, Bayangan sontak tercengang. Dia terbelalak saat melihat nama, umur, dan beberapa informasi lain mengenai 2 orang anak yang berhasil selamat dari kebakaran.Bayangan menggosok matanya. Sesudah pandangannya jelas, dia mengumpulkan sebagian besar informasi yang telah didapatkan, lalu mengeklik tombol kirim. Dia merasa terkejut, tetapi tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Dia langsung mengirimkan semua informasi ini kepada Meghan, lalu meninggalkan pesan di email-nya.[ Guru, tolong konfirmasi. ]Di sisi lain, Meghan sedang tidur di ruang istirahat Grup Oswald. Ketika bekerja di Grup Amore, dia sama sekali
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum