Sebenarnya, para dewan direksi tidak menentang keputusan Austin yang menyatakan bahwa perusahaan bangkrut karena mereka ingin segera mendapatkan uang. Sekarang, tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul bersedia menyelamatkan perusahaan. Tentu saja, hal ini tidak ada ruginya bagi mereka.Selain itu, saham milik mereka sudah tidak berguna. Jadi, jika ada yang ingin mengakuisisi semua saham perusahaan, ini adalah hal yang menguntungkan. Para dewan direksi diam-diam sudah setuju, tetapi masih berpura-pura ragu-ragu. Winda juga tidak mendesak mereka, dia hanya terdiam sambil menyaksikan sandiwara mereka.Sementara itu, raut wajah Austin sangat masam. Sesungguhnya, dia masih tidak mengerti apa yang terjadi.Setelah beberapa saat, suara diskusi di ruang rapat pun terhenti. Salah satu dewan direksi memandang Winda seraya bertanya, "Oke, kami setuju dengan keputusan ini. Tapi, bagaimana kalau kamu menipu? Kapan kita menandatangani kontrak akuisisi?"Sebenarnya, para dewan direksi hanya memikirk
Sebelum Austin sempat membantah, Meghan dan Winda langsung pergi. Austin dipaksa untuk tinggal dan berhadapan dengan para pengacara ini. Namun, saat Meghan menunggu lift, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari belakang.Meghan yang sama sekali tidak berbalik bisa menebak siapa orang-orang itu. Mereka adalah para dewan direksi di ruang rapat tadi. Satu per satu dari mereka memanggil Meghan."Nona Meghan!""Bu Meghan, tunggu dulu!"Meghan tersenyum melihat Winda yang berusaha menahan tawanya, lalu dia berbalik dan bertanya kepada dewan direksi, "Ada apa kalian mencariku? Untuk masalah transaksi saham, kalian tidak perlu khawatir."Biasanya, dewan direksi perusahaan sudah berumur. Rata-rata usia mereka di atas 50 tahun. Sekarang, wajah mereka tampak sangat pucat setelah mengalami masalah yang mengejutkan seperti ini.Sesudah mendengar ucapan Meghan, salah satu dewan direksi menggeleng dan membujuk, "Bu Meghan, jangan marah kepada kita. Sebenarnya, ini hal yang biasa."Meghan
Setelah mendengar kabar bahwa Austin telah kabur, Meghan tidak merasa kaget. Sebaliknya, jika pria itu pergi ke pengadilan dengan nurut, Meghan justru akan merasa aneh.Usai mengakhiri panggilan dengan pengacara, Meghan bersiap untuk pergi. Namun, pintu kantornya diketuk pada saat ini. Hal ini membuat Meghan tanpa sadar tertegun. Sebelum dia sempat merespons, pintunya telah dibuka.Setelah itu, Leona tampak berjalan masuk. Dia berkata dengan ekspresi yang sangat tenang, "Meghan, kamu masih nggak berniat memaafkanku, ya?"Jujur saja, perubahan sikap Leona terhadap masalah Austin memang membuat Meghan agak goyah. Namun, hanya dari hal ini saja tidaklah cukup. Meskipun buktinya valid, Austin malah telah kabur sekarang, bahkan tidak ada kabar sedikit pun. Hal ini membuat Meghan sedikit ragu-ragu.Melihat Meghan yang tetap diam, Leona telah memahami maksudnya. Dia melanjutkan sambil tersenyum getir, "Meghan, sebenarnya aku nggak pernah berharap kamu bisa memaafkanku. Aku tahu betul semua pe
Begitu mendengar perkataan Wesley, Winda pun tertegun sejenak. Kemudian, dia menyadari bahwa perkataan rekannya itu tidak salah.Saat ini, Meghan berdiri di atas panggung. Dia melihat orang-orang di bawah panggung, lalu berkata sambil tersenyum, "Terima kasih kepada semua yang bisa menghadiri acara ulang tahun Grup Oswald di tengah kesibukan kalian. Aku mewakili seluruh staf Grup Oswald untuk mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian semua. Aku harap kita semua bisa bersenang-senang malam ini."Usai Meghan melontarkan kata-kata sambutan, pencahayaan di atas panggung tiba-tiba berubah dari cahaya terang menjadi sorotan kecil yang hanya fokus pada panggung. Kemudian, beberapa pelayan terlihat mengangkat piano dari sisi panggung ke bagian tengah.Meghan tidak ingin memberi pengantar lebih lanjut sehingga hanya mengangguk ke arah para hadirin. Setelah itu, Danzel perlahan berjalan keluar dari kerumunan dan naik ke atas panggung. Keduanya pun duduk bersama.Saat ini, orang-orang baru m
Meghan tidak memiliki kewaspadaan apa pun. Sebab, orang-orang ini adalah keluarganya sendiri. Akan tetapi, dia melupakan bahwa pemikiran anggota Keluarga Oswald tidak dapat dipahami oleh orang normal.Saat Monica mendekatinya, dia sengaja meraih pisau oles dari meja, lalu langsung menusuknya ke arah jantung Meghan tanpa ragu-ragu. Hal ini terjadi begitu tiba-tiba, bahkan pelayan di sekitar pun tidak menyadarinya.Ketika Meghan melihat kilatan cahaya dingin di depannya, dia sontak merasa ada sesuatu yang tidak beres. Meghan memang sangat lincah, tetapi nyawanya tetap akan terancam jika responsnya lebih lambat satu detik.Begitu melihat tikaman tersebut, Meghan langsung menggerakkan tubuhnya secara refleks. Kalaupun akan terluka, dia tidak akan membiarkan pisau itu mengenai titik vitalnya.Alhasil, tubuh Meghan tiba-tiba didorong dengan keras pada momen genting ini. Segera setelah itu, terdengar suara beberapa orang yang terperanjat. Begitu menoleh, Meghan mendapati Leona yang mendekat d
Setelah disela oleh Monica, Efendy jadi terdiam. Kemudian, dia melihat Natasya yang duduk dengan tenang di sofa dan menuangkan secangkir teh. Seketika, Efendy langsung mengerti bahwa kedua orang ini pasti telah melakukan sesuatu di pesta itu. Setelah menekan tombol ponsel, terdengar suara Meghan yang sangat marah."Ini ....""Ayah nggak merasa ini kesempatan yang sangat bagus? Aku akan menyimpan rekaman ini, kelak pasti akan sangat berguna!" seru Monica. Kedua orang itu saling memandang, lalu Efendy seakan-akan teringat dengan sesuatu.Wajahnya yang tampak marah tadi, kini berubah menjadi tersenyum semringah. "Putriku memang hebat," pujinya. Saat berkata demikian, Efendy juga melihat Natasya yang tersenyum diam-diam."Tenang saja, Nak. Ayah akan mendukungmu sepenuhnya dalam hal ini," ujar Efendy. Monica memang sedang menunggu pujian dari ayahnya ini. Kini dia merasa sangat bangga. Sejak Meghan kembali, Monica selalu saja ditekan. Sekarang dia telah menemukan kesempatan untuk membalas p
Mendengar pertanyaan itu, Meghan melihat sekilas penampilan wanita di depannya ini. Jika bisa menempati posisi manajer, menandakan bahwa wanita ini punya kemampuan dan pengalaman. Sebenarnya ada banyak sekali orang seperti ini dalam lingkungan kerja. Namun, yang membuat Meghan merasa suka pada Ilene adalah sikapnya yang tetap positif setelah melalui begitu banyak hal yang menerpanya dalam dunia kerja.Bahkan Meghan sendiri juga ragu bisa bersikap sepositif ini. Meghan mengambil cangkir kopi, lalu menyeruputnya dan berkata dengan perlahan, "Punya keberanian, motivasi, dan cedas. Aku suka orang seperti ini. Lagi pula ...."Ucapan Meghan terhenti sejenak saat mengaduk cangkir kopinya lagi. Setelah itu dia melanjutkan, "Lagi pula, pekerjaanmu sangat teliti dan cermat."Ilene mengedip-ngedipkan matanya mendengar pujian Meghan. Seketika, dia tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Sesaat kemudian, dia baru mengambil kontrak itu dan tersenyum tersipu. "Kalau begitu, Bu Meghan tenang saja. Saya a
Ucapan Meghan ini membuat Champ mengubah penilaiannya. Dengan kata lain, Champ sukarela membahas hal ini dengan Meghan ataupun melanjutkan percakapan lainnya. "Kalau begitu, mohon Nona ...."Meghan mendengus dalam hati melihat tatapan Champ. Pria ini memang sangat licik. Dia selalu saja ingin mendapatkan keuntungan terlebih dulu."Namaku Meghan," timpal Meghan."Mohon Nona Meghan tunjukkan padaku," kata Champ dengan tersenyum. Sebelum dia selesai bicara, Meghan sudah menuangkan beberapa anggur untuk dicicipi. Selanjutnya, Meghan benar-benar menjelaskan secara terperinci mengenai anggur yang dicicipinya. Bahkan orang yang tidak sengaja lewat juga menghentikan langkahnya untuk mendengar penjelasan Meghan."Aku benar-benar nggak menyangka. Sudah berkali-kali aku datang ke acara tes anggur seperti ini. Tapi, baru kali ini aku bertemu dengan orang seperti Nona," puji Champ sambil bertepuk tangan.Namun, kekasih yang berdiri di samping Champ tidak tahan lagi diabaikan sedari tadi. Dia langsu
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum