"Kenapa? Apa maksud Bu Natasya?" tanya Broto.Ketika Natasya dan Monica berada di toilet, Broto minum beberapa gelas bir lagi. Saat ini, wajah Broto sangat merah, kesadarannya juga menurun. Begitu mendengar ucapan Natasya, Broto mengira mereka ingin menikahkan Monica padanya sehingga dia merasa sangat senang. Natasya tersenyum sambil berdiri dan menuangkan bir untuk Broto. Dia berkata, "Begini, karena Pak Broto ingin menjalin hubungan dengan Keluarga Oswald, kami masih punya 1 putri lagi."Efendy dan Monica sontak tercengang saat mendengar ini. Mereka seketika tersenyum begitu paham dengan maksud Natasya. "Pak Broto, putri bungsu kami masih terlalu muda dan belum tahu bagaimana mengurus orang lain. Berbeda dengan putri sulung kami," lanjut Natasya. "Oh? Bu Natasya ternyata punya 2 putri, ya? Tapi, aku nggak percaya sebelum melihat orangnya," ucap Broto sembari meminum bir yang dituangkan oleh Natasya. Dia berkata seperti itu karena khawatir putri sulung tidak secantik putri bungsu.
Suasana di ruang privat seketika menjadi tegang. Tidak ada yang menyangka bahwa Meghan akan bertindak seperti ini. Sementara itu, air yang disiramkannya tidak lain adalah air dingin. Orang yang mabuk sekalipun akan menggigil karena merasa dingin.Situasi saat ini benar-benar jauh berbeda jika dibandingkan dengan saat Efendy dan lainnya yang terus menyanjung Broto. Jadi, Broto sontak bangkit dan mengucek matanya dengan kuat. Ketika dia hendak mengamuk, tiba-tiba terlihat wajah dingin yang familier.Broto mengejapkan matanya untuk memastikan dirinya tidak berhalusinasi. Kemudian, dia terduduk di lantai karena kakinya melemas. Bahkan, kesadarannya telah pulih kembali. "Pak ... Pak Danzel ...."Broto memanggil dengan terbata-bata, sementara ekspresinya dipenuhi ketakutan. Dia melanjutkan, "Ke ... kenapa Pak Danzel di sini? Maafkan aku, aku nggak tahu Anda ada di sini ...."Selesai berbicara, Broto langsung mengalihkan tatapannya ke arah Meghan. Setelah memikirkannya dengan saksama, dia sud
Meskipun Meghan tidak mabuk, dia tetap merasa agak pusing karena minum terlalu banyak. Alisa dan Edmund sudah berpacaran sekarang, jadi dia tidak perlu merasa cemas lagi. Pada akhirnya, dia juga dipapah oleh Danzel ke mobil.Kemudian, Danzel duduk di belakang bersama Meghan. Keduanya sama-sama merasa agak pusing. Namun, Danzel merasa agak kecewa karena Meghan tidak benar-benar mabuk. Dia masih ingat seperti apa penampilan Meghan yang bersandar di pelukannya saat mabuk waktu itu.Hanya saja, Meghan akan sakit kepala keesokan harinya setelah mabuk. Danzel pun merasa lega saat teringat hal ini. Bagaimanapun, dia tidak ingin melihat Meghan kesakitan. Untungnya, Danzel juga bisa melampiaskan amarahnya nanti.Sesampainya di kediaman, Meghan memberi tahu Danzel bahwa dia akan beristirahat di kamarnya. Sementara itu, Danzel langsung memanggil Remy dan memerintahkan, "Selidiki bos properti yang bernama Broto. Dia sering berhubungan dengan Efendy belakangan ini.""Baik." Remy tidak ikut ke resto
Meghan tidak merasakan apa-apa saat mendengar pujian Wesley ini. Namun, dia dikejutkan oleh sikap Wesley yang begitu heboh sehingga mengerlingkan matanya dengan sinis sambil menjelaskan, "Aku tidak terjun ke industri hiburan, aku hanya membantu Ryan.""Ya! Ini bisa dianggap sebagai langkah awal, lalu Bos bisa bergabung dengan industri hiburan!" timpal Wesley. Meghan pun mengerlingkan matanya saat mendengarnya. Dia tidak berniat untuk memberi penjelasan lebih lanjut.Tiba-tiba, Meghan melepaskan sabuk pengamannya, lalu turun mobil dan pindah ke belakang. Ketika melihatnya memejamkan mata untuk beristirahat, Wesley bertanya, "Bos, kenapa kamu malah duduk di belakang? Kamu ....""Kalau kamu cerewet lagi, aku akan menendangmu keluar dari mobil ini," sela Meghan dengan datar. Wesley yang terkejut langsung terdiam seribu bahasa. Kemudian, dia segera melajukan mobilnya.Setibanya di lokasi yang ditentukan, Meghan mengeluarkan kartu tanda pengenal untuk menunjukkan tujuan kedatangannya. Ketika
"Ya ampun, biarkan saja dia. Kita harus bersikap sopan karena dia tamunya Ryan!" timpal manajer Avril sambil menarik lengannya. Dia khawatir akan terjadi kesalahan nantinya.Begitu seseorang menjadi terkenal, pasti banyak gosip yang beredar. Kini, Avril sedang sangat populer sehingga banyak orang yang ingin menyerangnya dengan mencari kesalahannya. Akan tetapi, wanita ini malah tidak menyadari apa pun dan masih berbicara secara blak-blakan."Kenapa memangnya? Dia memang tamu yang diundang Kak Ryan, aku juga tamu yang diundang tim produksi," balas Avril. Kemudian, dia kembali ke tempat duduknya dan mengulurkan tangannya untuk memerintahkan, "Panggil penata rias wanita itu kemari.""Avril, kita sendiri juga punya penata rias, 'kan?" tanya manajer itu dengan agak panik. Sementara itu, penata rias yang berdiri di samping mereka pun mulai bercucuran keringat dingin."Aku ini tamu yang diundang oleh tim produksi, mana cukup kalau cuma 1 penata rias! Cepat panggil penata rias itu kemari!" per
"Terima kasih," ucap Meghan seraya meletakkan tas tersebut ke atas meja dan menepuknya dengan ringan. Dia awalnya ingin langsung pergi, tetapi terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari belakangnya.Sesudah mengernyit dan berhenti, Meghan melihat penata rias yang diatur Ivonny tiba-tiba berdiri di depannya. Dia bertanya, "No ... Nona Meghan, ya?"Meghan hanya mengernyit tanpa menjawab apa pun. Kemudian, penata rias itu menambahkan, "Aku sebenarnya sangat bersemangat saat Kak Ivonny menyuruhku meriasmu barusan. Tapi, kamu juga tahu aku ...."Awalnya, penata rias ini tidak memiliki kesan apa pun terhadap Meghan. Meskipun merasa tidak enak hati, merias siapa pun sama saja untuknya. Hanya saja, ketika melihat Meghan yang merias diri dengan begitu cepat, pemikirannya pun berubah.Penata rias ini seketika merasa gelisah. Dia merasa kemampuannya ini masih belum cukup. Agar bisa mempelajari keterampilan merias dari Meghan, dia berniat untuk memperbaiki kesannya di hadapan Meghan.Mesk
"Bagaimanapun, Bu Meghan adalah tamu yang diundang oleh Pak Ryan. Kuharap kalian semua bisa menyadari posisi masing-masing," ucap Ivonny sambil menatap penata rias sebelumnya.Penata rias itu tentu tidak tahan, apalagi ini bukan kesalahannya. Mana mungkin dia berani menolak saat Avril menyuruhnya membantu? Namun, hanya dia yang dapat memperjelas masalah ini sekarang.Setelah ragu-ragu sejenak, penata rias itu menghampiri Meghan dengan kepala tertunduk. Kemudian, dia berkata dengan lirih, "Nona, maafkan aku. Aku sudah salah."Meghan tentu mengerti bahwa gadis ini tidak bersalah. Biang kerok di balik semua ini adalah si Avril. Namun, dia merasa tidak ada gunanya berselisih dengan orang seperti Avril.Meghan hanya datang untuk membantu Ryan, belum tentu mereka masih akan bertemu nanti. Akan tetapi, tidak semua orang berpikiran sama seperti Meghan.Tidak berselang lama, semua tamu dan artis pergi ke belakang panggung untuk menunggu. Meghan pun baru bertemu Ryan saat tiba di sini.Begitu me
Mendengar perkataan ini, staf yang berada di belakang langsung menghidupkan mikrofon dan Meghan pun mengangkat mikrofonnya. Meghan sama sekali tidak gugup dan benar-benar tenang. Dia tidak panik meskipun kamera berada di depannya.Meghan menyapa, "Halo, semuanya. Namaku Meghan. Hari ini aku bisa berdiri di panggung ini karena diundang Tuan Ryan."Meghan sudah terbiasa mengucapkan salam pembuka yang formal seperti ini. Dia hanya berdiri di atas panggung, tetapi karismanya sangat menarik perhatian semua orang.Meghan memang hanya orang biasa. Namun, karismanya bahkan lebih menonjol daripada Ryan yang berdiri di sampingnya. Tidak ada yang mengabaikan keberadaan Meghan. Selain itu, dandanan Meghan memberikan nilai tambah pada pesonanya."Apa ini tren dandanan terbaru? Cantik sekali!""Iya! Kelihatannya sangat polos dan alami. Tapi, kenapa begitu cantik?"Meskipun tidak terlalu suka pada Meghan, para penggemar di bawah panggung tetap menunjukkan kekaguman mereka. Bukan hanya penonton dan pe