"Kalau benar seperti itu, berarti taruhanmu kali ini lebih besar," ucap Danzel.Di sisi lain, Danzel sedang melihat Alisa dan Meghan yang sedang mengobrol sambil tertawa. Sementara itu, Edmund seketika paham dengan apa yang telah terjadi, lalu tersenyum licik.Sebelum pertandingan dimulai, mereka sudah sepakat bahwa pacar sementara hanya akan berlaku selama 3 bulan. Meskipun hanya 3 bulan, ini adalah permulaan yang baik. Lagi pula, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam jangka waktu ini. Kedua wanita ini merasa sangat gembira karena Danzel telah mendapatkan begitu banyak uang. Berdasarkan karakter Edmund, dia pasti akan memeras Danzel. Dia berkata, "Hei, dua pembalap, apa kalian mau makan bersama? Lagi pula, Tuan Danzel datang kemari untdan telah memenangkan banyak uang."Danzel mendengus di dalam hatinya, tetapi dia berpikir bahwa ini adalah ide yang bagus. Sementara itu, Edmund terus tersenyum selama perjalanan dari arena balapan sampai ke restoran."Balapan kali ini benar-
Tujuan Efendy mengajak Natasya dan Monica ke restoran ini adalah untuk mengundang seseorang untuk makan bersama. Semua ini demi proyek Ecogreen. Sementara itu, Sidarth yang awalnya merupakan mitra Efendy telah mundur dari proyek ini.Jujur saja, Efendy tidak ingin membahayakan diri demi uang, apalagi menyinggung perasaan Meghan karena masalah ini. Lagi pula, Meghan adalah orang yang tidak boleh disinggung karena dia sangat berkuasa dan memiliki dukungan di belakangnya.Lantaran masalahnya sudah seperti ini, Efendy tidak mungkin diam saja. Dia memilih untuk menjalankan proyek ini sendiri, tetapi dia sedang kekurangan dana. Jika terus dibiarkan, kemungkinan proyek ini akan langsung dibatalkan. Apabila hal ini terjadi, Efendy akan hancur. Alhasil, Efendy langsung mengubah rencananya. Setelah memikirkan selama beberapa hari, sebuah ide licik terlintas di benaknya. Dia tidak akan mencari mitra, melainkan mencari investor untuk proyeknya. Dengan begitu, dia akan mendapatkan lebih banyak keu
"Kenapa? Apa maksud Bu Natasya?" tanya Broto.Ketika Natasya dan Monica berada di toilet, Broto minum beberapa gelas bir lagi. Saat ini, wajah Broto sangat merah, kesadarannya juga menurun. Begitu mendengar ucapan Natasya, Broto mengira mereka ingin menikahkan Monica padanya sehingga dia merasa sangat senang. Natasya tersenyum sambil berdiri dan menuangkan bir untuk Broto. Dia berkata, "Begini, karena Pak Broto ingin menjalin hubungan dengan Keluarga Oswald, kami masih punya 1 putri lagi."Efendy dan Monica sontak tercengang saat mendengar ini. Mereka seketika tersenyum begitu paham dengan maksud Natasya. "Pak Broto, putri bungsu kami masih terlalu muda dan belum tahu bagaimana mengurus orang lain. Berbeda dengan putri sulung kami," lanjut Natasya. "Oh? Bu Natasya ternyata punya 2 putri, ya? Tapi, aku nggak percaya sebelum melihat orangnya," ucap Broto sembari meminum bir yang dituangkan oleh Natasya. Dia berkata seperti itu karena khawatir putri sulung tidak secantik putri bungsu.
Suasana di ruang privat seketika menjadi tegang. Tidak ada yang menyangka bahwa Meghan akan bertindak seperti ini. Sementara itu, air yang disiramkannya tidak lain adalah air dingin. Orang yang mabuk sekalipun akan menggigil karena merasa dingin.Situasi saat ini benar-benar jauh berbeda jika dibandingkan dengan saat Efendy dan lainnya yang terus menyanjung Broto. Jadi, Broto sontak bangkit dan mengucek matanya dengan kuat. Ketika dia hendak mengamuk, tiba-tiba terlihat wajah dingin yang familier.Broto mengejapkan matanya untuk memastikan dirinya tidak berhalusinasi. Kemudian, dia terduduk di lantai karena kakinya melemas. Bahkan, kesadarannya telah pulih kembali. "Pak ... Pak Danzel ...."Broto memanggil dengan terbata-bata, sementara ekspresinya dipenuhi ketakutan. Dia melanjutkan, "Ke ... kenapa Pak Danzel di sini? Maafkan aku, aku nggak tahu Anda ada di sini ...."Selesai berbicara, Broto langsung mengalihkan tatapannya ke arah Meghan. Setelah memikirkannya dengan saksama, dia sud
Meskipun Meghan tidak mabuk, dia tetap merasa agak pusing karena minum terlalu banyak. Alisa dan Edmund sudah berpacaran sekarang, jadi dia tidak perlu merasa cemas lagi. Pada akhirnya, dia juga dipapah oleh Danzel ke mobil.Kemudian, Danzel duduk di belakang bersama Meghan. Keduanya sama-sama merasa agak pusing. Namun, Danzel merasa agak kecewa karena Meghan tidak benar-benar mabuk. Dia masih ingat seperti apa penampilan Meghan yang bersandar di pelukannya saat mabuk waktu itu.Hanya saja, Meghan akan sakit kepala keesokan harinya setelah mabuk. Danzel pun merasa lega saat teringat hal ini. Bagaimanapun, dia tidak ingin melihat Meghan kesakitan. Untungnya, Danzel juga bisa melampiaskan amarahnya nanti.Sesampainya di kediaman, Meghan memberi tahu Danzel bahwa dia akan beristirahat di kamarnya. Sementara itu, Danzel langsung memanggil Remy dan memerintahkan, "Selidiki bos properti yang bernama Broto. Dia sering berhubungan dengan Efendy belakangan ini.""Baik." Remy tidak ikut ke resto
Meghan tidak merasakan apa-apa saat mendengar pujian Wesley ini. Namun, dia dikejutkan oleh sikap Wesley yang begitu heboh sehingga mengerlingkan matanya dengan sinis sambil menjelaskan, "Aku tidak terjun ke industri hiburan, aku hanya membantu Ryan.""Ya! Ini bisa dianggap sebagai langkah awal, lalu Bos bisa bergabung dengan industri hiburan!" timpal Wesley. Meghan pun mengerlingkan matanya saat mendengarnya. Dia tidak berniat untuk memberi penjelasan lebih lanjut.Tiba-tiba, Meghan melepaskan sabuk pengamannya, lalu turun mobil dan pindah ke belakang. Ketika melihatnya memejamkan mata untuk beristirahat, Wesley bertanya, "Bos, kenapa kamu malah duduk di belakang? Kamu ....""Kalau kamu cerewet lagi, aku akan menendangmu keluar dari mobil ini," sela Meghan dengan datar. Wesley yang terkejut langsung terdiam seribu bahasa. Kemudian, dia segera melajukan mobilnya.Setibanya di lokasi yang ditentukan, Meghan mengeluarkan kartu tanda pengenal untuk menunjukkan tujuan kedatangannya. Ketika
"Ya ampun, biarkan saja dia. Kita harus bersikap sopan karena dia tamunya Ryan!" timpal manajer Avril sambil menarik lengannya. Dia khawatir akan terjadi kesalahan nantinya.Begitu seseorang menjadi terkenal, pasti banyak gosip yang beredar. Kini, Avril sedang sangat populer sehingga banyak orang yang ingin menyerangnya dengan mencari kesalahannya. Akan tetapi, wanita ini malah tidak menyadari apa pun dan masih berbicara secara blak-blakan."Kenapa memangnya? Dia memang tamu yang diundang Kak Ryan, aku juga tamu yang diundang tim produksi," balas Avril. Kemudian, dia kembali ke tempat duduknya dan mengulurkan tangannya untuk memerintahkan, "Panggil penata rias wanita itu kemari.""Avril, kita sendiri juga punya penata rias, 'kan?" tanya manajer itu dengan agak panik. Sementara itu, penata rias yang berdiri di samping mereka pun mulai bercucuran keringat dingin."Aku ini tamu yang diundang oleh tim produksi, mana cukup kalau cuma 1 penata rias! Cepat panggil penata rias itu kemari!" per
"Terima kasih," ucap Meghan seraya meletakkan tas tersebut ke atas meja dan menepuknya dengan ringan. Dia awalnya ingin langsung pergi, tetapi terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari belakangnya.Sesudah mengernyit dan berhenti, Meghan melihat penata rias yang diatur Ivonny tiba-tiba berdiri di depannya. Dia bertanya, "No ... Nona Meghan, ya?"Meghan hanya mengernyit tanpa menjawab apa pun. Kemudian, penata rias itu menambahkan, "Aku sebenarnya sangat bersemangat saat Kak Ivonny menyuruhku meriasmu barusan. Tapi, kamu juga tahu aku ...."Awalnya, penata rias ini tidak memiliki kesan apa pun terhadap Meghan. Meskipun merasa tidak enak hati, merias siapa pun sama saja untuknya. Hanya saja, ketika melihat Meghan yang merias diri dengan begitu cepat, pemikirannya pun berubah.Penata rias ini seketika merasa gelisah. Dia merasa kemampuannya ini masih belum cukup. Agar bisa mempelajari keterampilan merias dari Meghan, dia berniat untuk memperbaiki kesannya di hadapan Meghan.Mesk
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum