Leona cukup yakin dengan dosis obat yang dituangkannya barusan. Dia takut akan terjadi hal-hal di luar dugaan jika membuang-buang waktu. Itu sebabnya, dia langsung menuangkan semua obat itu ke dalam kopi.Saat ini, Leona memperhatikan gerak-gerik Danzel melalui celah pintu. Danzel memicingkan matanya, sedangkan gerakan tubuhnya mulai melambat. Leona tidak berani berlama-lama. Semua usahanya ini akan sia-sia jika ada orang lain yang datang.Begitu memikirkan hal ini, Leona langsung mendorong pintu dan masuk. Sesuai dugaannya, kesadaran Danzel mulai menurun. Dia tanpa sadar mendongak saat mendengar suara pintu, lalu melihat sebuah sosok yang buram.Jika hanya mengandalkan wajah dan postur tubuh, Danzel tidak akan bisa mengetahui siapa orang di depannya. Mungkin karena pemikiran dan reaksi tubuhnya, dia secara naluriah mengira bahwa orang yang masuk adalah Meghan.Leona sudah tiba di depan Danzel. Jantungnya berdebar-debar, sementara hatinya dipenuhi penantian. Tepat ketika dia hendak ber
Setelah Leona berbicara, Danzel seketika terkejut. Kesadarannya mulai pulih saat mendengar suara familier ini. Ini bukan suara Meghan, melainkan suara ....Danzel tidak bisa memastikan suara siapa ini, tetapi dia sangat yakin bahwa wanita ini bukan Meghan. Itu artinya, dia tidak boleh menyentuh wanita ini.Begitu memikirkannya, Danzel sontak mencengkeram pergelangan tangan Leona. Hanya saja, dia tetap duduk di kursinya. Setelah menggertakkan gigi, Danzel memerintahkan dengan suara yang sangat serak, seolah-olah dia sudah tidak minum berjam-jam, "Pergi sekarang juga!"Teriakan yang mendadak ini membuat Leona gemetaran sesaat. Sementara itu, Meghan terperangah mendengarnya. Meghan tidak bisa melihat wajah Danzel, tetapi ucapan dan situasi ini ....Heh .... Meghan pun tersenyum mengejek, sedangkan hatinya terasa sangat sakit. Tanpa melontarkan sepatah kata pun, dia langsung meninggalkan ruang presdir.Setelah turun dari lift dan melewati lobi Grup Lewis, Meghan baru menyadari bahwa tangan
Setelah berlari keluar, para reporter itu pun merasa sangat puas. Meskipun tidak sempat bertanya, mereka sudah memotret adegan panas barusan.Sementara itu, Leona tersenyum angkuh saat melihat para reporter itu pergi. Jika dipikir-pikir, semua berjalan dengan sempurna kali ini. Setidaknya, kejadian ini akan menjadi makin menarik setelah dirilis di internet.Leona awalnya ingin pergi, tetapi hatinya kembali tergerak saat mengingat penampilan Danzel barusan. Dia merasa sangat beruntung karena reaksi obat itu sangat kuat. Jika Danzel tidak kuat menahannya, Leona pasti sudah berhubungan badan dengannya tadi.Setelah ragu-ragu sejenak, Leona yang berdiri di depan ruang kantor presdir pun berjalan ke ruangan di sebelahnya. Tempat ini adalah ruang kantor Remy, yang sebelumnya adalah ruangan Leona saat masih menjadi sekretaris Danzel.Leona pun masuk tanpa menutup pintu karena khawatir Danzel tidak bisa menemukannya. Pada saat yang sama, Danzel perlahan-lahan bangkit dari kursinya. Sesudah men
Hasilnya lebih menggemparkan daripada yang dibayangkan Leona sebelumnya. Leona sangat senang sampai-sampai mengabaikan sikap dingin Danzel kepadanya tadi. Saat ini, berita dan fotonya sudah dirilis. Tentu saja, lebih bagus jika masalahnya makin heboh.Saat memikirkan hal ini, Leona mengeluarkan ponsel untuk menelepon pihak media. Tujuannya kali ini sangat sederhana, yaitu mempekerjakan pasukan siber. Leona tidak mempunyai koneksi dalam ranah ini. Jadi, dia hanya bisa meminta bantuan kepada reporter gosip.Kalau ada berita baru, para reporter ini akan mendapatkan uang tambahan. Siapa pun tidak akan menolak hal yang menguntungkan seperti ini.Selain itu, jika Leona mempekerjakan pasukan siber, beritanya akan makin heboh. Para reporter juga akan mendapatkan uang yang lebih banyak. Pihak media yang dicari Leona pun sangat antusias."Nona Leona tenang saja. Kami pasti akan membuat beritanya seheboh mungkin.""Nona Leona, jangan khawatir. Kami pasti akan merahasiakannya. Selain itu, kami aka
Di sisi lain, Danzel yang sudah meninggalkan kantor turun ke lantai 1 dengan menaiki lift. Saat melewati meja resepsionis, langkah Danzel tiba-tiba melambat. Di atas meja resepsionis yang bersih, terdapat sebuah termos makanan ....Danzel maju dan melihat termos makanan itu. Dia tiba-tiba teringat bahwa dirinya pernah melihat termos makanan ini di dalam vila.Beberapa waktu yang lalu, penyakit lambungnya kumat. Asisten Danzel takut makanan di luar tidak higienis sehingga dia membawa makanan dari rumah untuk Danzel setiap hari. Waktu itu, asistennya membawa termos makanan ini. Begitu memikirkan hal ini, Danzel langsung teringat sesuatu dan segera membuka termos makanan.Aroma merebak dari dalam termos makanan. Danzel mengambil sendok dan meminum supnya. Rasanya tetap hangat dan tidak hambar. Danzel sudah bisa memastikan kemungkinan yang dipikirkannya tadi. Ini adalah sup yang dibawa Meghan dan Meghan sendiri yang membuatnya. Kalau begitu, masalah yang terjadi di kantor sebelumnya ....
Meghan tertawa setelah mendengar perkataan Ryan. Kabar baik ini memang membuat Meghan tidak jadi marah. Beberapa hari yang lalu, Meghan sudah mengirimkan aransemen lagu yang belum selesai karena didesak Ryan. Setelah menyelesaikan rekaman dan merilis lagunya, Ryan mendapatkan banyak penilaian bagus.Meghan sebenarnya tidak memedulikan penilaian ini, tetapi dia tentu merasa senang jika banyak orang yang menyukainya. Saat ini, penjualan lagu itu sudah menembus angka puluhan ribu padahal baru resmi dirilis 2 hari yang lalu. Ini adalah prestasi yang bagus."Selamat, Ryan," kata Meghan. Sebagai teman, dia menyelamati Ryan dengan tulus.Ryan menimpali, "Meghan, kamu yang membantuku dalam pembuatan album kali ini. Jadi, aku mau memberimu hadiah sebagai ucapan terima kasih.""Hadiah?" ucap Meghan yang masih mengantuk. Dia yang belum merespons perkataan Ryan mengucek-ngucek matanya."Iya, hadiah. Seharusnya sekarang sudah sampai. Silakan Nona Meghan turun untuk menerima hadiahnya," ujar Ryan.S
Danzel yang mendengar suara mendongak. Dia diam-diam mendesah saat melihat Meghan dan kucingnya yang terlihat akrab. Sebenarnya, Danzel bukan tidak suka kepada binatang. Akan tetapi, tubuhnya menunjukkan reaksi penolakan terhadap binatang sehingga dia tidak bisa mendekati mereka.Saat Meghan duduk di depan meja makan, kucing itu langsung berlari ke bawah meja makan. "Meow ..."Mendengar suara ini, Danzel yang sedang makan pun berhenti, lalu melihat ke bawah. Dia bertatapan dengan kucing yang lasak ini."Meow ...." Kucing itu mengeong lagi dan terlihat tidak ramah kepada Danzel.Danzel tertegun sejenak, lalu tersenyum melihat kucing itu. Apa kucing itu masih mengingat masalah tadi karena Danzel hampir membuangnya? Sepertinya kucing ini pendendam.Katanya, hewan peliharaan mengikuti sifat majikannya. Sepertinya, ucapan ini tidak ada salahnya. Saat memikirkan hal ini, Danzel memandang Meghan dan diam-diam tersenyum. Ketika makan, Danzel dan Meghan tetap tidak berbicara.Sebenarnya, Danzel
Malam ini, tidak peduli bagaimana Hubert membujuknya, Meghan tetap bersikeras tinggal di kamar Danzel. Dia membantu mengganti botol infus dan terus mengecek suhu tubuh Danzel. Setelah suhu tubuh Danzel kembali normal, hari mulai terang.Meghan tidak tidur semalaman. Melihat Danzel yang masih setengah sadar, Meghan juga merasa gelisah. Dia memikirkan banyak hal, tetapi tetap saja tidak bisa menyimpulkan apa pun.Ketika hari sudah pagi, Hubert masuk untuk mengecek kondisi Danzel. Dia bertanya, "Nyonya, bagaimana keadaan Tuan Danzel?""Seharusnya nggak masalah lagi," jawab Meghan. Begitu Hubert masuk, Meghan segera berdiri dan hendak pergi.Hubert menimpali, "Nyonya mau ke mana? Seharusnya Tuan Danzel akan sadar sebentar lagi."Justru karena itulah Meghan berniat cepat pergi. Dia tidak ingin Danzel salam paham. Meghan menjaga Danzel semalaman karena salah paham kepada Danzel. Ini adalah bentuk permintaan maaf Meghan kepada Danzel dan sudah seharusnya Meghan berbuat seperti ini.Namun, kal