Waktu berlalu dengan cepat dan beberapa hari berlalu dalam sekejap.Selama beberapa hari terakhir, Joshua tidak pulang.Jamila tidak pernah mengungkit tentang hal ini, Stella juga tidak banyak tanya, dia hanya melakukan pekerjaannya dengan baik.Hari ini, pada jam pulang kerja, saat Stella sedang membereskan barangnya untuk pulang, dia menerima panggilan dari nomor telepon yang tidak dikenal."Halo?"Dia tidak mengenali nomor ini, jadi dia bertanya dengan sopan, "Siapa, ya?"Karena orang dari ujung telepon lainnya tidak menjawab, Stella berkata lagi, "Halo?"Namun, tetap saja tidak ada yang menjawab. Stella pun langsung mengakhiri panggilan ini.Akan tetapi, ponselnya langsung berdering lagi.Tetap saja tidak ada yang berbicara. "Ini panggilan gangguan, ya?"Stella mulai tidak sabar. "Kalau masih saja nggak bicara, aku matikan, ya ...."Stella pun hendak mengakhiri panggilan ini. Namun, pada saat ini, terdengar suara seorang pria yang familier. "Jangan! Nona Stella, ini aku ....""Tuan
"Baiklah."...Setibanya di rumah, Annie langsung duduk di sofa. Begitu Stella berjalan masuk dan melihatnya seperti ini, Stella merasa lucu. "Nona Annie, bagaimana Nona bisa baikan dengan ayah Nona?"Annie meliriknya sekilas dan berkata dengan malas, "Kamu bercanda, ya? Mana mungkin.""Emm .... Tadi, di kantor polisi, kenapa mereka sesopan itu padamu?" tanya Stella."Sopan?""Iya ....""Bukankah semua polisi bersikap sopan untuk melayani masyarakat? Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Annie sambil menatap Stella dengan tatapan jijik.Stella pun terdiam.Hal ini sangat aneh, tetapi Annie selalu diperlakukan dengan sopan ke mana pun dia pergi.Stella juga tidak banyak tanya lagi.Dia langsung berkata, "Coba katakan padaku, apa yang sudah kamu lakukan, hingga kamu masuk ke ruang interogasi?"Annie menerima jus buah yang diberikan Stella dan menyesapnya seteguk, lalu berkata, "Lihatlah, coba lihat luka di tanganku."Stella bergegas bertanya, "Kenapa kamu bisa terluka? Apa yang terjadi?
Kemudian, Jamila menggeleng dan berkata, "Nggak apa-apa. Hanya saja, malam ini, Tuan akan pulang, jadi aku lagi beres-beres.""Malam ini, Tuan akan pulang?" Sambil mengulangi ucapan Jamila, jantung Stella berdetak kencang."Iya ...."Stella berkata, "Kalau begitu, saya akan pergi merapikan kamarnya Tuan.""Nggak apa-apa, nggak usah .... Kata Tuan Shawn, gips di kaki Tuan Joshua sudah dilepas. Kali ini, Tuan Joshua sudah bisa naik tangga," kata Jamila.Kemudian, Jamila menatap Stella, tetapi entah mengapa, dia terlihat bersalah."Benar juga, ya," kata Stella.Sebelumnya, Joshua hanya tinggal di lantai bawah karena kakinya terluka. Sekarang, lukanya sudah sembuh, jadi tentu saja dia harus kembali ke lantai atas.Stella bahkan sudah melupakan hal ini."Kalau begitu, kenapa Bu Jamila merapikan kamar tamu?" tanya Stella.Jamila ragu-ragu sejenak, lalu menjawab, "Emm ... Nona Gaby akan datang.""Nona Gaby?"Stella seketika tercengang. Untuk sesaat, dia tidak bereaksi.Kemudian, dia baru meng
Saat Stella sedang memikirkan hal ini ....Di lantai bawah pusat perbelanjaan ini.Sebuah mobil mewah berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depan pintu pusat perbelanjaan ini.Joshua turun dari mobil ini. Seperti biasanya, dia mengenakan setelan jas berwarna hitam, membuatnya terlihat tajam dan tegap.Dengan wajahnya yang tampan dan auranya yang mulia, begitu dia turun dari mobil, dia langsung menarik perhatian semua orang.Joshua mengernyit, ekspresinya cuek."Astaga, itu Tuan Joshua, 'kan ....""Iya, tuan muda dari Keluarga Ford yang terkenal itu ...."Hanya saja, dalam keterkejutan ini, tidak ada yang berani benar-benar mendekatinya.Begitu Joshua turun dari mobil, dia langsung dikelilingi oleh banyak pengawal.Shawn berlari kecil untuk mengikutinya. Kemudian, pintu di sisi lain mobil ini juga terbuka dan seorang wanita anggun yang mengenakan gaun turun dari mobil.Saat wanita ini turun dari mobil, langsung ada orang yang menyambutnya dengan penuh hormat, seakan-akan mereka takut pel
Tatapan Stella pun tertuju ke arah pria itu.Gips di kaki Joshua sudah dilepas. Joshua duduk di sofa dengan berwibawa, seperti biasanya.Stella ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya."Kak Joshua, menurutmu, gaun ini cocok untukku, nggak?"Pada saat ini, suara seorang wanita yang manis membuyarkan pikiran Stella.Dia pun melihat seorang wanita yang berjalan ke hadapan Joshua.Joshua hanya meliriknya sekilas dengan cuek.Kemudian, Joshua mengiakan pertanyaan itu. Wanita itu mengucapkan sesuatu, lalu tersenyum....Untuk sesaat, Stella seperti kehilangan kesadarannya. Kemudian, dia baru menyadari bahwa kedua orang itu datang bersama ....Dia mengingat penampilan wanita itu.Wanita itu adalah putri dari Keluarga Sherton yang berkuasa dan juga teman masa kecilnya Joshua ....Stella langsung mengalihkan tatapannya.Saat Stella sedang melamun, Joshua yang sedang berbicara dengan wanita itu tiba-tiba melihat ke arahnya."Pekerja di sini nggak bisa perkenalkan ba
Mendengar ucapan Stella, Joshua tersenyum dengan sinis."Kamu mengusirku, ya?" tanya Joshua."Tuan Joshua salah paham," jawab Stella."Salah paham? Sepertinya nggak, deh."Sambil mengucapkan kata-kata ini, Joshua jelas-jelas sedang tersenyum, tetapi senyumannya tidak tulus.Manajer toko yang berdiri di satu sisi bergegas menghampiri mereka dan menegur Stella. "Kamu lagi ngapain? Kalau Tuan Joshua nggak puas, kamu harus terus memilih."Kemudian, dia menoleh dan membungkuk pada Joshua sambil berkata dengan gelisah, "Maaf, Tuan Joshua. Dia baru mulai kerja hari ini, jadi belum tahu aturan ...."Dalam waktu singkat, keningnya sudah bercucuran keringat.Dia juga tidak mengerti apa yang terjadi pada Stella. Tadi, Stella jelas-jelas sangat tenang. Namun, di hadapan Joshua, mengapa dia malah berani bersikap selancang ini ....Selain itu, entah apa yang terjadi pada Joshua, sehingga dia terus menyusahkan seorang pegawai toko rendahan seperti ini.Namun, manajer ini tidak berani mengucapkan kata
Sialan!Joshua melihat para pria yang sedang menatap Stella, sehingga orang-orang itu merinding.Dimulai dari manajer pusat perbelanjaan ini, semuanya menundukkan kepala mereka dan mengalihkan tatapan mereka, tidak lagi melihat Stella.Tuan Joshua ....''Ada apa sebenarnya hari ini? Kenapa dia marah-marah terus?!'...Stella sama sekali tidak merasakan perubahan pada orang-orang di sekitarnya.Dia masih memikirkan ingin membelikan gaun ini sebagai hadiah untuk Annie.Tiba-tiba ....Dia merasakan tatapan tajam yang tertuju pada dirinya. Dia menoleh dan bertemu tatap dengan sepasang mata Joshua yang sangat dingin.Stella pun merinding."Cepat ganti!"Pria itu memelototinya, nada bicaranya juga sangat tegas.Stella tercengang sesaat.Gaby juga tidak menyangka bahwa Joshua akan marah-marah seperti ini. Dia pun berkata dengan terkejut, "Gaun ini nggak jelek, deh. Menurutku, lumayan bagus, kok ...."Namun, Joshua langsung menyela ucapannya.Dengan ekspresi yang sangat masam, Joshua berseru,
Gaby memiliki sedikit pemahaman tentang Joshua. Melihatnya seperti ini, Gaby sudah mendapatkan sebuah jawaban.Kekecewaan pun meluap dalam hatinya.Sungguh disayangkan. Kemarin, dia sudah susah payah membuat Leo mabuk untuk mencari tahu tentang mantan pacarnya Leo.Dia pun datang untuk melihat sosok cinta lama yang tidak bisa dilupakan oleh Leo.Namun, orangnya tidak berada di tempat ini.Kalau begitu, apa artinya dia masih berada di tempat ini?Sambil memikirkan hal ini, dia langsung berkata, "Kak Joshua, ayo pulang, membosankan sekali."Dia berpikir bahwa pria ini dipaksa untuk datang olehnya.Jadi, jika dia mengatakan bahwa dia ingin pergi, pria ini pasti akan setuju.Namun, Joshua malah berkata, "Aku belum mau pergi.""Nggak mau pulang?""Nggak," jawab Joshua.Gaby pun terkejut.Awalnya, dia masih ingin bertanya lagi, tetapi saat dia melihat Joshua yang menatap lekat-lekat pada pintu ruang ganti, dia langsung teringat bahwa pakaiannya belum dicoba semuanya."Benar juga, ayo kita tu