Tatapan Stella pun tertuju ke arah pria itu.Gips di kaki Joshua sudah dilepas. Joshua duduk di sofa dengan berwibawa, seperti biasanya.Stella ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya."Kak Joshua, menurutmu, gaun ini cocok untukku, nggak?"Pada saat ini, suara seorang wanita yang manis membuyarkan pikiran Stella.Dia pun melihat seorang wanita yang berjalan ke hadapan Joshua.Joshua hanya meliriknya sekilas dengan cuek.Kemudian, Joshua mengiakan pertanyaan itu. Wanita itu mengucapkan sesuatu, lalu tersenyum....Untuk sesaat, Stella seperti kehilangan kesadarannya. Kemudian, dia baru menyadari bahwa kedua orang itu datang bersama ....Dia mengingat penampilan wanita itu.Wanita itu adalah putri dari Keluarga Sherton yang berkuasa dan juga teman masa kecilnya Joshua ....Stella langsung mengalihkan tatapannya.Saat Stella sedang melamun, Joshua yang sedang berbicara dengan wanita itu tiba-tiba melihat ke arahnya."Pekerja di sini nggak bisa perkenalkan ba
Mendengar ucapan Stella, Joshua tersenyum dengan sinis."Kamu mengusirku, ya?" tanya Joshua."Tuan Joshua salah paham," jawab Stella."Salah paham? Sepertinya nggak, deh."Sambil mengucapkan kata-kata ini, Joshua jelas-jelas sedang tersenyum, tetapi senyumannya tidak tulus.Manajer toko yang berdiri di satu sisi bergegas menghampiri mereka dan menegur Stella. "Kamu lagi ngapain? Kalau Tuan Joshua nggak puas, kamu harus terus memilih."Kemudian, dia menoleh dan membungkuk pada Joshua sambil berkata dengan gelisah, "Maaf, Tuan Joshua. Dia baru mulai kerja hari ini, jadi belum tahu aturan ...."Dalam waktu singkat, keningnya sudah bercucuran keringat.Dia juga tidak mengerti apa yang terjadi pada Stella. Tadi, Stella jelas-jelas sangat tenang. Namun, di hadapan Joshua, mengapa dia malah berani bersikap selancang ini ....Selain itu, entah apa yang terjadi pada Joshua, sehingga dia terus menyusahkan seorang pegawai toko rendahan seperti ini.Namun, manajer ini tidak berani mengucapkan kata
Sialan!Joshua melihat para pria yang sedang menatap Stella, sehingga orang-orang itu merinding.Dimulai dari manajer pusat perbelanjaan ini, semuanya menundukkan kepala mereka dan mengalihkan tatapan mereka, tidak lagi melihat Stella.Tuan Joshua ....''Ada apa sebenarnya hari ini? Kenapa dia marah-marah terus?!'...Stella sama sekali tidak merasakan perubahan pada orang-orang di sekitarnya.Dia masih memikirkan ingin membelikan gaun ini sebagai hadiah untuk Annie.Tiba-tiba ....Dia merasakan tatapan tajam yang tertuju pada dirinya. Dia menoleh dan bertemu tatap dengan sepasang mata Joshua yang sangat dingin.Stella pun merinding."Cepat ganti!"Pria itu memelototinya, nada bicaranya juga sangat tegas.Stella tercengang sesaat.Gaby juga tidak menyangka bahwa Joshua akan marah-marah seperti ini. Dia pun berkata dengan terkejut, "Gaun ini nggak jelek, deh. Menurutku, lumayan bagus, kok ...."Namun, Joshua langsung menyela ucapannya.Dengan ekspresi yang sangat masam, Joshua berseru,
Gaby memiliki sedikit pemahaman tentang Joshua. Melihatnya seperti ini, Gaby sudah mendapatkan sebuah jawaban.Kekecewaan pun meluap dalam hatinya.Sungguh disayangkan. Kemarin, dia sudah susah payah membuat Leo mabuk untuk mencari tahu tentang mantan pacarnya Leo.Dia pun datang untuk melihat sosok cinta lama yang tidak bisa dilupakan oleh Leo.Namun, orangnya tidak berada di tempat ini.Kalau begitu, apa artinya dia masih berada di tempat ini?Sambil memikirkan hal ini, dia langsung berkata, "Kak Joshua, ayo pulang, membosankan sekali."Dia berpikir bahwa pria ini dipaksa untuk datang olehnya.Jadi, jika dia mengatakan bahwa dia ingin pergi, pria ini pasti akan setuju.Namun, Joshua malah berkata, "Aku belum mau pergi.""Nggak mau pulang?""Nggak," jawab Joshua.Gaby pun terkejut.Awalnya, dia masih ingin bertanya lagi, tetapi saat dia melihat Joshua yang menatap lekat-lekat pada pintu ruang ganti, dia langsung teringat bahwa pakaiannya belum dicoba semuanya."Benar juga, ayo kita tu
Stella berjalan keluar.Dia sudah berganti pakaian ke pakaiannya sebelumnya.Dia melirik sekilas ke arah Joshua. Pria itu masih duduk di sofa dalam postur yang sama, sedangkan Gaby duduk di sampingnya. Kedua orang ini terlihat sangat cocok.Stella mengalihkan tatapannya sambil mengerutkan bibirnya.Sesaat kemudian, dia baru menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Maaf, Tuan Joshua. Saya sepertinya nggak cocok untuk menjadi referensi untuk Nona Gaby. Saya jelek, takutnya saya akan mencemarkan pandangan Anda. Saya nggak akan mencoba pakaian ini lagi. Anda bisa cari orang lain."Stella memendam amarah dalam hatinya, sehingga ucapan yang keluar dari mulutnya sangat tidak enak didengar.Mendengar ucapan Stella, Joshua pun mengernyit.Kemudian, Stella tidak berniat untuk beromong-kosong lagi. Dia langsung mengambil pakaian pertama, yang paling terbuka itu dan berjalan ke kasir.Sebelumnya, dia masih saja memikirkan kapan pria itu akan pulang dari perjalanan bisnisnya ....Sekarang, dia malah
Saat Joshua bersikap tidak masuk akal di Kediaman Ford, Stella tidak peduli. Namun, di luar, Joshua juga terus menindas dirinya ....Dia mengepalkan kedua tangannya erat-erat."Apakah Tuan Joshua nggak merasa kalau sikap Anda agak keterlaluan?" tanya Stella sambil mengernyit.Dia memelototi pria itu secara terang-terangan.Ini pertama kalinya Joshua melihat Stella seperti ini.Joshua pun memicingkan matanya.Kemudian, dia tersenyum dengan sinis dan berkata, "Kali ini, kenapa kamu nggak memanggil namaku lagi?"Tubuh Stella seketika menjadi kaku. Pria itu berkata lagi, "Ke mana perginya semangatmu dari saat kamu memanggil namaku dan memarahiku secara langsung?"Stella tidak menjawab.Sedangkan orang-orang di sekitar terkejut.Semuanya terdiam.Dia memanggil nama Joshua dan memarahi Joshua?Pantas saja dia diganggu terus oleh Joshua!Stella tentu saja bisa merasakan tatapan semua orang di sekitarnya. Dia mengernyit tanpa mengucapkan apa pun, hingga Joshua yang bersuara terlebih dahulu.Jo
"Bawa dia ke sini."Kali ini, tanpa berbicara panjang lebar, Joshua langsung memberi perintah dengan dingin."Baik ...."Mendengar ucapan pria itu, seorang pengawal berjalan masuk dan menghampiri Stella. Tanpa banyak bicara, dia langsung menarik Stella ke Joshua.Meskipun dia membawa Stella secara paksa, tidak ada yang berani benar-benar menyakiti Stella.Semua orang tahu bahwa Joshua sangat menghargai wanita ini.Joshua pernah menyuruh mereka untuk mengikat Stella, tetapi jika mereka benar-benar mengikat wanita ini, mereka akan terkena masalah.Oleh karena itu, pemimpin pengawal itu berkata dengan penuh hormat, "Nona Stella, silakan jalan."Stella mengernyit, dia hanya bisa berjalan ke arah Joshua.Dia menatap Joshua dengan ekspresi yang sangat masam."Kamu suka sekali dipersilakan seperti itu, ya?"Joshua menatap Stella lekat-lekat, nada bicaranya sangat dingin.Tubuh Stella menjadi kaku. Kemudian, dia memalingkan wajahnya sambil berkata, "Saya takut Tuan Joshua mengatai saya nggak t
Shawn bergegas datang dan melewati kelompok pengawal, lalu bertanya, "Bos, apakah Bos baik-baik saja?"Orang-orang lainnya pun mulai bergunjing."Berani sekali dia memukul Tuan Joshua? Astaga ....""Iya, Stella terlihat sangat lemah, tapi dia malah berani berbuat seperti itu ....""Apakah sikapnya akan melibatkan toko kita? Dia benar-benar nggak tahu diri, ya? Gawat. Sepertinya kita juga harus kehilangan pekerjaan kita, deh. Tuan Joshua pasti marah ....""Sungguh, dia sama sekali nggak memikirkan orang lain. Gawat ...."Ucapan-ucapan ini seperti arus air yang ingin menenggelamkan Stella.Namun, Stella sudah tidak bisa mendengar ucapan orang-orang di sekitarnya lagi. Dia hanya menatap wajah pria itu, tidak mengetahui apa yang harus dia katakan ....Dia mengepalkan kedua tangannya.Stella menunduk dengan perasaan bersalah. Entah mengapa, dia tidak berani menatap mata Joshua.Shawn berjalan maju sambil berkata, "Bos, Anda ...."Namun, Joshua langsung menyela ucapan Shawn, "Kosongkan tempa