Melihat kaki Joshua dipasang gips, ekspresi Rena langsung berubah. "Kamu terluka sangat parah, ya? Apakah kamu baik-baik saja?""Iya," jawab Joshua."Kamu masih sarapan, ya ...."Sambil berbicara, Rena membuka hadiah yang dia bawa untuk Joshua."Saat aku mendengar kalau kamu jatuh dan terluka, aku membuatkan kue untukmu. Maukah kamu mencicipinya?" tanya Rena.Namun, Joshua tidak menjawab pertanyaannya.Jamila berkata, "Nona Rena, di pagi hari, Tuan nggak makan makanan manis. Serahkan saja pada saya. Saya akan memberikannya pada Tuan sebagai camilan di siang hari."Mendengar ucapan Jamila, Rena juga memahami bahwa Joshua sangat pemilih. Dia pun menyerahkan hadiah yang dia bawa dengan enggan pada Jamila....Setelah Stella mengetahui bahwa wanita itu sudah memasuki ruangan, dia mengamati sekelilingnya dan diam-diam bersyukur bahwa dia telah bersembunyi untuk menghindari kecurigaan. Kalau tidak, dia mungkin akan disalahpahami ....Sambil melihat Rena yang berada tidak jauh darinya, Stella
Mendengar ucapan Rena, Stella yang berada di dapur pun tercengang.Kemudian, wajahnya terasa sangat panas dan memerah secara perlahan ...."Bu Jamila ... ternyata Tuan nggak suka makanan berminyak, ya ..." kata Stella.Stella benar-benar ingin mencari lubang di dapur untuk mengubur dirinya hidup-hidup."Sepertinya begitu ...." Jamila hanya bisa mengucapkan kata-kata ini.Mendengar ucapan Jamila, Stella makin menyesali perbuatannya....Di ruang makan.Rena mengernyit sambil hendak mengambil sup itu.Namun, sebelum Rena bisa menyentuh sup itu, Joshua sudah langsung menjauhkan sup itu darinya dan berkata, "Nggak usah, biarkan saja."Joshua memindahkan sup itu ke hadapannya, di tempat yang tidak bisa diraih oleh Rena.Mendengar ucapan Joshua, Rena tercengang sesaat, lalu melihat ke arah sup itu. Sup itu jelas-jelas sudah diminum setengah mangkuk. Rena pun terkejut.Sambil memikirkan bahwa Joshua meminum sup yang begitu berminyak, Rena tidak bisa menahan rasa ingin tahu dalam hatinya. Dia
Jamila merasakan perubahan pada Joshua. Dia pun melirik sekilas ke Rena yang berada tidak jauh dari mereka. Dia berjalan maju dengan ragu-ragu dan berkata, "Tuan, apakah Tuan ingin makan lagi? Tadi ... mungkin ada pembantu yang mengira bahwa Tuan nggak makan lagi, jadi makanannya sudah dibereskan ....""Lupakan saja," kata Joshua dengan ekspresi dingin."Baiklah ...."Mendengar percakapan ini, Rena berjalan menghampiri mereka dan melirik sekilas ke arah meja. Kemudian, dia bertanya, "Sudah dibereskan? Pembantu yang mana itu? Kenapa dia begitu gegabah?""Gegabah? Menurutku, dia terlalu hati-hati," kata Joshua dengan dingin, arti ucapannya tidak jelas.Joshua berpikir, 'Dia terlalu hati-hati, hingga dia bahkan mempertimbangkan perasaan Rena.'Rena seketika tercengang.Di kejauhan, tubuh Stella malah menegang....Pada malam hari, Stella pulang ke rumahnya sendiri.Dia sudah membujuk Brian untuk tidur, tetapi dia sama sekali tidak mengantuk.Pada saat ini, layar ponselnya menyala.Stella
Pada hari Minggu pagi, Annie datang ke rumahnya Stella. Dia bahkan membawa pakaiannya sendiri. "Sini, Nona Stella. Karena kamu mau pergi, kamu harus menjadi orang tercantik di sana, supaya si buaya darat itu terpesona melihatmu."Stella merasa serbasalah. Dia berkata, "Nggak usah, deh. Untuk apa aku berpakaian cantik-cantik .... Nanti, aku harus pergi menyiapkan sarapan untuk Tuan Joshua."Dia tidak ingin berlamaan di perkumpulan itu ...."Nggak bisa! Yang patuh, ya," kata Annie sambil memelototi Stella.Brian mengamati pakaian yang dibawa Annie. Dia melihat sebuah gaun hitam yang bagian bawahnya melebar, lalu menatap Stella dan bertanya, "Bibi, Nona Stella mau pergi kencan buta, ya? Kenapa pakaiannya begitu terbuka?""Kamu bercanda, ya? Mana mungkin aku membiarkannya berpakaian seperti ini kalau dia pergi kencan buta?" Annie tersenyum dan berkata, "Stella mengenakan gaun ini untuk memberi tahu seseorang kalau orang itu sudah dieliminasi dari hidupnya."Annie memaksa Stella untuk berga
Joshua mengamati Stella, dari lengannya yang terekspos, hingga ke tulang selangkanya dengan tatapan yang jelas-jelas dingin. Namun, bagian tubuh Stella yang ditatap oleh pria ini malah terasa panas.Tubuh Stella pun menjadi kaku.Sebenarnya, dia juga tidak ingin memakai pakaian ini ...."Tuan, pakaian ini dipilih oleh sahabat saya .... Saya juga nggak punya pakaian lain, jadi sebenarnya bagus juga. Bagaimanapun, untuk menghadiri pesta, pakaian ini nggak termasuk terbuka ...."Stella memberikan penjelasan dengan lemah.Mendengar ucapan Stella, tatapan Joshua menggelap.Melihat tatapan ini, Stella tidak berani bergerak. Namun, dia memakai sepatu hak tinggi, jadi setelah berdiri lama, dia merasa tidak nyaman. Akan tetapi, suasana di sekitarnya sangat dingin ....Saat Stella sedang ragu-ragu apakah dia harus mengucapkan sesuatu atau tidak, Joshua tiba-tiba bersuara."Nggak boleh. Ganti," kata Joshua."Apa ...."Stella seketika tercengang. Untuk sekejap, dia tidak bisa mencerna ucapan pria
Mengapa dia begitu memedulikan Stella ....Stella menyuruh dirinya sendiri untuk berhenti berpikir terlalu jauh. Namun, dalam hatinya, dia tetap tidak bisa menahan dirinya dari memedulikan hal ini ....Akhir-akhir ini, dia sengaja menjaga jarak dengan Joshua, hubungan mereka juga seperti hubungan seorang majikan dan pembantunya pada umumnya.Namun, hari ini ....Stella lagi-lagi membuat Joshua marah ....Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunan Stella.Jamila pergi membuka pintu. Tiga pembantu berjalan masuk sambil mendorong rak berisi gaun ke dalam ruangan ....Beberapa gaun dengan gaya yang sama tergantung di rak ini, gaunnya tidak terlalu formal, tetapi juga tidak terlalu kasual dan yang terpenting adalah semuanya sangat tertutup.Stella seketika tercengang ....Karena dia melihat beberapa label di gaun itu ... semuanya sangat mahal!Stella langsung membelalakkan matanya dan menatap Jamila dengan agak panik. "Bu Jamila, ini ...."Jamila langsung memotong
Melihat gaun itu, Priscilla seketika mengernyit dan mengepalkan tangannya erat-erat.Kemudian, semua orang mulai berkomentar ...."Gaun yang Stella pakai model baru dari Tracey, 'kan?""Sepertinya ... gaun itu palsu, deh. Mana mungkin dia sanggup beli gaun dari Tracey? Gaun itu edisi terbatas, lo! Harganya juga jauh lebih tinggi daripada gaunnya Priscilla ....""Ini Stella, ya? Dia cantik sekali ...."Para pria yang hadir juga perlahan-lahan melihat ke arah Stella. Sebelumnya, Stella memang sudah cantik. Tak disangka, setelah beberapa tahun mereka tidak bertemu, Stella menjadi lebih dewasa dan makin menawan.Cedric tentu saja juga melihat Stella. Saat Cedric melihat Stella berjalan masuk dengan riasannya, tatapan Cedric pun tidak bisa dialihkan dari dirinya....Stella hanya bisa berpura-pura tidak menyadari tatapan semua orang padanya dan duduk dengan Annie.Mungkin karena tatapannya terlalu kentara, meskipun Stella tidak mengangkat kepalanya pun dia bisa merasakan bahwa Priscilla ter
Seusai berbicara, Stella menoleh dan menatap Priscilla yang berekspresi masam di satu sisi. Dia tersenyum dengan sinis dan berkata, "Maaf, aku minum kebanyakan, aku keluar sebentar, ya.""Kamu!"Wanita yang ditampar oleh Stella masih ingin membantah, tetapi Stella sudah langsung berjalan ke luar.Stella merasa bahwa dia pasti sudah gila, sehingga dia menggantikan akhir pekan yang susah didapatkan untuk menghadiri pesta ini.Melihat kepergian Stella, ekspresi Priscilla menjadi sangat masam.Tanpa disadari, dia menoleh dan menatap ke arah Cedric. Namun, Cedric sedang tercengang sambil menatap ke arah perginya Stella. Dia jelas-jelas sedang melihat Stella!Dia melihat Stella menindas orang lain, tetapi dia malah tidak bermaksud untuk membantu ....Sambil memikirkan hal ini, Priscilla menoleh lagi dan melihat ke arah Stella pergi. Tatapannya membara dengan api amarah."Priscilla, dia sungguh keterlaluan." Wanita yang ditampar itu mengeluh dengan suara pelan.Dia ingin menghukum Stella deng