Pada hari Minggu pagi, Annie datang ke rumahnya Stella. Dia bahkan membawa pakaiannya sendiri. "Sini, Nona Stella. Karena kamu mau pergi, kamu harus menjadi orang tercantik di sana, supaya si buaya darat itu terpesona melihatmu."Stella merasa serbasalah. Dia berkata, "Nggak usah, deh. Untuk apa aku berpakaian cantik-cantik .... Nanti, aku harus pergi menyiapkan sarapan untuk Tuan Joshua."Dia tidak ingin berlamaan di perkumpulan itu ...."Nggak bisa! Yang patuh, ya," kata Annie sambil memelototi Stella.Brian mengamati pakaian yang dibawa Annie. Dia melihat sebuah gaun hitam yang bagian bawahnya melebar, lalu menatap Stella dan bertanya, "Bibi, Nona Stella mau pergi kencan buta, ya? Kenapa pakaiannya begitu terbuka?""Kamu bercanda, ya? Mana mungkin aku membiarkannya berpakaian seperti ini kalau dia pergi kencan buta?" Annie tersenyum dan berkata, "Stella mengenakan gaun ini untuk memberi tahu seseorang kalau orang itu sudah dieliminasi dari hidupnya."Annie memaksa Stella untuk berga
Joshua mengamati Stella, dari lengannya yang terekspos, hingga ke tulang selangkanya dengan tatapan yang jelas-jelas dingin. Namun, bagian tubuh Stella yang ditatap oleh pria ini malah terasa panas.Tubuh Stella pun menjadi kaku.Sebenarnya, dia juga tidak ingin memakai pakaian ini ...."Tuan, pakaian ini dipilih oleh sahabat saya .... Saya juga nggak punya pakaian lain, jadi sebenarnya bagus juga. Bagaimanapun, untuk menghadiri pesta, pakaian ini nggak termasuk terbuka ...."Stella memberikan penjelasan dengan lemah.Mendengar ucapan Stella, tatapan Joshua menggelap.Melihat tatapan ini, Stella tidak berani bergerak. Namun, dia memakai sepatu hak tinggi, jadi setelah berdiri lama, dia merasa tidak nyaman. Akan tetapi, suasana di sekitarnya sangat dingin ....Saat Stella sedang ragu-ragu apakah dia harus mengucapkan sesuatu atau tidak, Joshua tiba-tiba bersuara."Nggak boleh. Ganti," kata Joshua."Apa ...."Stella seketika tercengang. Untuk sekejap, dia tidak bisa mencerna ucapan pria
Mengapa dia begitu memedulikan Stella ....Stella menyuruh dirinya sendiri untuk berhenti berpikir terlalu jauh. Namun, dalam hatinya, dia tetap tidak bisa menahan dirinya dari memedulikan hal ini ....Akhir-akhir ini, dia sengaja menjaga jarak dengan Joshua, hubungan mereka juga seperti hubungan seorang majikan dan pembantunya pada umumnya.Namun, hari ini ....Stella lagi-lagi membuat Joshua marah ....Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunan Stella.Jamila pergi membuka pintu. Tiga pembantu berjalan masuk sambil mendorong rak berisi gaun ke dalam ruangan ....Beberapa gaun dengan gaya yang sama tergantung di rak ini, gaunnya tidak terlalu formal, tetapi juga tidak terlalu kasual dan yang terpenting adalah semuanya sangat tertutup.Stella seketika tercengang ....Karena dia melihat beberapa label di gaun itu ... semuanya sangat mahal!Stella langsung membelalakkan matanya dan menatap Jamila dengan agak panik. "Bu Jamila, ini ...."Jamila langsung memotong
Melihat gaun itu, Priscilla seketika mengernyit dan mengepalkan tangannya erat-erat.Kemudian, semua orang mulai berkomentar ...."Gaun yang Stella pakai model baru dari Tracey, 'kan?""Sepertinya ... gaun itu palsu, deh. Mana mungkin dia sanggup beli gaun dari Tracey? Gaun itu edisi terbatas, lo! Harganya juga jauh lebih tinggi daripada gaunnya Priscilla ....""Ini Stella, ya? Dia cantik sekali ...."Para pria yang hadir juga perlahan-lahan melihat ke arah Stella. Sebelumnya, Stella memang sudah cantik. Tak disangka, setelah beberapa tahun mereka tidak bertemu, Stella menjadi lebih dewasa dan makin menawan.Cedric tentu saja juga melihat Stella. Saat Cedric melihat Stella berjalan masuk dengan riasannya, tatapan Cedric pun tidak bisa dialihkan dari dirinya....Stella hanya bisa berpura-pura tidak menyadari tatapan semua orang padanya dan duduk dengan Annie.Mungkin karena tatapannya terlalu kentara, meskipun Stella tidak mengangkat kepalanya pun dia bisa merasakan bahwa Priscilla ter
Seusai berbicara, Stella menoleh dan menatap Priscilla yang berekspresi masam di satu sisi. Dia tersenyum dengan sinis dan berkata, "Maaf, aku minum kebanyakan, aku keluar sebentar, ya.""Kamu!"Wanita yang ditampar oleh Stella masih ingin membantah, tetapi Stella sudah langsung berjalan ke luar.Stella merasa bahwa dia pasti sudah gila, sehingga dia menggantikan akhir pekan yang susah didapatkan untuk menghadiri pesta ini.Melihat kepergian Stella, ekspresi Priscilla menjadi sangat masam.Tanpa disadari, dia menoleh dan menatap ke arah Cedric. Namun, Cedric sedang tercengang sambil menatap ke arah perginya Stella. Dia jelas-jelas sedang melihat Stella!Dia melihat Stella menindas orang lain, tetapi dia malah tidak bermaksud untuk membantu ....Sambil memikirkan hal ini, Priscilla menoleh lagi dan melihat ke arah Stella pergi. Tatapannya membara dengan api amarah."Priscilla, dia sungguh keterlaluan." Wanita yang ditampar itu mengeluh dengan suara pelan.Dia ingin menghukum Stella deng
Staf itu berpikir, 'Mereka sudah kembali ....'Kemudian, pintu kamar terbuka.Shawn berjalan masuk dengan ekspresi terkejut sambil bertanya, "Kenapa berisik sekali? Kamu nggak tahu kalau ada tamu terhormat, ya?"Saat staf itu melihat Shawn, dia merasa ketakutan hingga wajahnya memucat.Dia langsung menunjuk Stella yang berada di lantai dengan gemetaran sambil berkata, "Bukan saya! Wanita ... wanita inilah yang entah kapan masuk ke kamar ini dan bahkan memecahkan vas bunganya Tuan! Saya sedang memikirkan cara untuk menghukum wanita ini!"Sambil berbicara, staf itu menunjuk ke wanita yang terjatuh di lantai di belakangnya.Wanita ini jatuh menyamping di samping pecahan vas bunga itu. Dia memang sudah tertangkap basah. Karena kondisinya agak memalukan, Shawn tidak bisa melihat penampilan wanita ini."Ada yang menyelinap masuk?" tanya Shawn....Di koridor di lantai tiga."Cedric, Cedric, dengarkan aku ...."Priscilla mengikuti di belakang Cedric, sedangkan dengan ekspresi gelap, Cedric se
Joshua mengerutkan bibirnya.Tatapan Stella tertuju pada pria itu. Meskipun putra terhormat dari Keluarga Ford itu sedang terluka, hanya dengan duduk diam saja dia juga terlihat sangat bermartabat dan anggun.Kata-kata yang ingin Stella ucapkan seketika tercekat di tenggorokannya.Saat dia merasakan tatapan pria itu padanya, dia mengalihkan tatapannya. Entah mengapa, dia merasa malu, wajahnya juga terasa panas.Tanpa becermin pun dia tahu betapa memalukan penampilannya sekarang.Mengapa ....Mengapa dia harus bertemu dengan pria ini?"Semuanya salah paham. Saya bukan sengaja menyelinap ke kamar ini. Saya ..." kata Stella dengan canggung dan agak terbata-bata.Sedangkan pria itu hanya menatap dirinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Manajer hotel ini jelas-jelas tidak ingin terlibat dalam masalah ini. Dia langsung berseru, "Salah paham? Bukan semua orang bisa masuk ke lantai empat. Kamu bukan hanya masuk, tapi juga merusak barang milik Tuan Joshua. Menurutmu, sebaiknya ...."Sebelum
Dia mengulurkan tangannya dan menyeka keringat di keningnya sambil berkata, "Nona Priscilla, Anda seharusnya mengetahui aturan hotel ini .... Ini lantai empat, orang yang nggak punya undangan khusus nggak diizinkan untuk naik ke lantai empat. Sebaiknya Anda turun ke lantai bawah, agar nggak terjadi masalah antara kita.""Aku ... aku hanya memikirkan kebaikan hotelmu. Wanita gila itu ..." kata Priscilla."Priscilla, kenapa kamu mengatai Lala seperti itu? Dia juga naik ke sini tanpa mengetahui situasinya," sela Cedric sebelum Priscilla bisa menyelesaikan ucapannya.Saat Priscilla mengangkat kepalanya, dia baru pertama kalinya melihat ekspresi semasam ini di wajahnya Cedric. Ekspresinya sendiri pun langsung menjadi kaku....Secara bersamaan, di dalam kamar.Joshua melirik sekilas ke arah pintu sambil memicingkan matanya dan bertanya, "Kamu pergi ke pesta dengan teman sekelasmu? Atau kencan dengan mantan tunanganmu?"Nada bicara Joshua sangat datar, tetapi terdengar dingin."Emm ... pesta