Maaf kalo kalimatnya sulit dimengerti, aku berusaha bikin agar kalian menikmatinya dengan baik :D
Max langsung dimarahi oleh kakeknya--Dani karena nekat kerja setelah menikah. "Wah, kamu sangat luar biasa ya! Pokoknya kamu tidak boleh kerja sebelum honeymoon!" teriak sang kakek berapi-api. Namun, di mata Lisa ia tidak marah, malah lebih ke ngomel dan menawarkan kebaikan meski dengan cara yang agak bersebrangan dengan niat utamanya."Aku punya banyak pekerjaan yang harus ditangani, Kek. Libur tiga hari kerjaanku sudah numpuk.""Karyawanmu harusnya bisa menangani itu atau kau mau aku memecat mereka yang tak bisa menggantikan bosnya?""Ya enggaklah, aku hanya tidak ingin jadi berantakan.""Tidak akan, biar asisten ayahmu ikut membantu," ujar Braiana-neneknya."Apakah kamu tidak kasihan dengan istrimu yang harus membiarkan suaminya kerja ketika dia baru menikah? Padahal harusnya kalian menghabiskan waktu bersama tapi kamu malah mengecewakannya. Kamu harus honeymoon dengan istrimu!" tegas Lorey snagayahn."Lalu kalian mau kami honeymoon kemana?" tanya Max."Ke Bali sana!" jawab Lorey
Setelah bersih-bersih, Max mengajak Lisa untuk jalan-jalan di pantai. Mereka berada di Pantai Kute yang terdekat dengan hotel yang mereka gunakan untuk istirahat tadi. Lalu mereka duduk di atas bangku panjang yang digunakan untuk tidura, biasanya kalau siang-siang digunakan untuk berjemur para bule. Namun Lisa ingat, ia juga sekarang bersama bule, bule yang sudah melokal berpuluh tahun. Mnegingat situasi itu Lisa terkekeh sendiri dan membuat Max heran. "Kamu ngetawain apa?" tanya Max heran. Lisa meredakan tawanya dan tersenyum, "Aku lagi membayangkan kalau dipikircpikir lucu juga," ungkapnya menggantung. "Kenapa sih?" "Gini, di Bali itu banyak para bule yang ke sini kan, tapi aku lagi sama bule itu sendiri ...." ujarnya. Awalnya ia tidak paham, tetapi ketika Lisa menatapnya dengan Intens dari bawah ke atas, ia pun paham kalau yang dimaksud Lisa adalah dirinya sendiri. "Aahaha, bule ini suamimu Sayang. Terlalu lama di Indonesia buat aku jarang dikatain bule. Jadi mungkin ini yan
Max menanggapi beberapa panggilan dari bule-bule itu yang membuat Lisa panas dingin. Sekarang ia menatap Max seolah di matanya terdapat api-api yang berkobar. Sementara itu, Max terlihat biasa saja dan tidak memperhatikan bagaimana pandangan Lisa terhadapnya ketika menanggapi bule-bule cantik yang hanya menggunakan pakaian dalam itu.Sekarang tentu saja Lisa cemburu dan merasa terganggu, mereka niatnya honeymoon bukan jumpa fans tapi, para Bule itu terus menempel kepada Max bahkan sengaja mendekat kan bagian vital mereka yang seksi itu. Max memang terlalu hot di bawah sengatan sinar matahari yang terik itu. Melihat Max yang menikmati kebersamaan dengan wanita lain, Lisa merasa bahwa ia diabaikan, sehingga ia akan pergi ketika seorang pria bule menghampirinya dan menyapanya dengan sapaan ramah."Hai, Beb! What your name?"Lisa terkejut dan tersenyum manis. "Sorry, i can't speak english."Pri itu tertawa keras dan membuat perhatian Max teralih pada para wanita itu."Hahaha, aku tau kau
Lisa tersenyum menatap Max yang masih memeluknya di pagi hari. Ia tidak mengartikan apa pria itu sangat suka menempel panya terutama di bagian dadanya yang katanya empuk seperti bantal busa. Perlahan ia menyisir rambut suaminya dengan halus, lalu menyentuh wajah tampannya itu, ia jadi membayangkan apakah saat suaminya kecil selucu baby Ax? Ia pun mencoba melepaskan pelukan suaminya, meskipun itu sia-sia tapi ia berusaha membujuknya dengan ciuman mesra di keningnya. "Sayang, bangun yuk!" ujar Lisa dengan suara yang halus dan mendayu. "Entar dulu lah, Yang. Aku masih ngantuk." "Gak boleh, salat subuh dulu." "Ngantuk banget," keluh Max lagi. Lisa memencet hidung Max sampai Max sulit bernapas. Max langsung membuka mata dan menyingkirkan tangan Lisa dengan lembut. "kKamu berniat jadi janda, Yang. Aku gak bisa napas loh," omelnya dengan suara serak. "Lagian gak bangun-bangun." "Aku ngantuk ya, baru sebentar tidurnya." "Salah siapa? Aku juga kesel tau, kan rencananya aku mau meliha
Diana secara konsisten berakting menjadi orang yang baik di depan orang lain. Padahal ia memiliki misi penting di sana. Maka, Diana belum pulang, bahkan setelah dua minggu pernikahan Max dan Lisa. Ia masih tinggal dimension Alexander. Max pun tidak masalah tetapi, ia agak khawatir kalau ibunya sampai mengganggu istrinya, karena ia tahu bahwa Diana belum setuju dan mungkin akan sangat kecil kemungkinan jika suatu hari ia bisa setuju.Pemikiran kolot Diana lebih sulit ditaklukan daripada orang modern yang sombong. Pemikiran itu mirip pemikiran orang desa yang primitif tentang mitos dan standar menantu. Diana tidak bisa digoyahkan, apalagi kalau Max sebagai anak yang membujugnya. Terlebih lagi Lisa berasal dari keluarga yang tidak mampu, mungkin kalau bisa berasal dari keluarga mampu Diana masih bisa mempertimbangkannya.Diana sangat memperhatikan kasta dan menganggap kalau orang yang tidak mampu itu seperti sampah, sehingga tidak layak untuk menjadi bagian dari anggota keluarganya atau
Lisa langsung menarik tangannya dari genggaman Max dan ia tersenyum ringan. "Hehe, nggak papa, aku tadi kena ranting di taman." "Kok bisa sampai kena ranting sih Sayang, apa tukang kebun nggak bekerja dengan baik?" Lisa terkekeh mendengarnya, "Ya nggak gitu juga kali, masa aku yang luka dia yang disalahin, kan aku juga ke taman sendiri dengan kemauanku sendiri." "Gak perduli, kamu sampe terkeluka,* ujar Max khawatir kebangetan. "Ya Allah, Max, nggak gitu konsepnya. Kan aku tadi hanya mengagumi bunga yang indah terus nggak sengaja aku kena ranting, kenanya cukup keras, jadinya ya kayak gini." Max menghela napas, "Aku nggak suka ya kalau ada luka sedikit aja di dalam diri kamu, luka di tubuh kamu aja aku udah khawatir banget itu luka apa sih?" Lisa berpikir dan mengingat-ingat, "Jujur saja Itu udah ada sejak aku kecil dan aku nggak tahu kenapa. Mungkin sejak aku bayi ...." Lalu Max jadi teringat dengan latar belakang istrinya yang bahkan tidak diketahui oleh Lisa sendiri, jadi i
Max sudah dua hari di luar negeri tetapi, perasaannya tidak baik, sebab hari ini Lisa tidak bisa dihubungi, ponselnya sepertinya mati. Sehingga ia pun menelpon Bi Ijah dan menanyakan tentang Lisa yang tidak menjawab teleponnya. Bi Ijah pun langsung menjawab, "Nyonya baik-baik saja dan hari ini baby Axel sepertinya sangat manja padanya, sehingga Lisa tidak memegang ponselnya sama sekali sampai ponselnya mati," ujarnya beralasan karena ia taunya Lisa di kamar baby Axel seperti kemarin. Akhirnya Max meminta agar Bi Ijah mencharger HP Lisa, kalau Lisa saking kerepotannya. Bi Ijah pun langsung menurutinya dan melaksanakan apa yang Max sampaikan. Akan tetapi, Bi Ijah kebingungan karena ketika ia mencari ponsel Lisa, ponsel itu tidak ada di kamarnya dan Lisa sendiri tidak sedang berada di kamar baby Axel saat ia mengeceknya. Ia laku mencari orang lain untuk ditanyai, "Ada yang tahu di mana Nyonya?" tanyanya pada Mbak Mami yang sedang menyapu. Mbak Mami langsung waspada ketika ditanyain s
Max sangat mengkhawatirkan istrinya. Bagaimana bisa Lisa sampai sakit begitu dan dokter hanya mengatakan bahwa Lisa demam hebat karena tercebur ke dalam kolam selama lebih dari 15 menit. Bi Ijah langsung ditanyai ketika Lisa sudah di bawa ke kamar inap VIP. Bagaimana bisa kalian tidak ada yang melihat Lisa tercebur ke kolam dan kenapa Lisa harus berada di belakang Mansion, padahal ia tidak pernah ada di sana. "Aku gak pernah melihat dia di sana, dia gak terlalu suka ikan hias. Dia biasanya ke taman tapi, bagaimana bisa dia ada di sana?!" bentak Max marah besar. Bi Ijah hanya bisa menunduk daengan tubuh yang bergetar hebat. "Tolong jelaskan yang jelas, dan jujur lah sama saya. Apa yang terjadi?" geramnya lagi. Max meninju tembok dengan keras membuat Bi Ijah ketakutan, pasti tangan Max luka arenanya. "Dan, lebih anehnya lagi adalah ... kenapa cctv-nya mati, kenapa? Apakah digigit tikus atau ada eksistensi hewan lain yang merusaknya?!" tanya Max beruntun. Bi Ijah ingin sekali mena
Suatu hari Axel yang sudah lulus S1 dan sedang melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika menelpon ibu sambungnya dengan video call. "Ma, aku mau ngasih tau sesuatu," ujar Axel. "Iya Sayang, kasih tahu aja," ujar Lisa. "Aku, dapet bagian untuk bacain kesan dan pesan saat wisuda nanti," ujar Axel bahagia. "Wah, masyaa Allah, alhamdulillah. Emang hebat anak Mama." "Pokoknya besok Mama harus ikut di wisudaku, sama adik-adik ya," ujar Axel. "Iya tentu aja, Sayang. Coba kamu kasih tahu Papa kamu biar dia juga mengatur jadwalnya." "Iyap Mah," jawab Axel. "Oh ya, sambil tolong dibujukin Papamu dong. Dia suka lembur, Mama nggak suka ...." keluh Lisa. Axel pun tertawa mendengarnya, "Siap, Mah. Semoga aja aku lekas bisa bantu Papa supaya Papa bisa lebih banyak istirahat sama Mama." "Aamiin, Mama juga berharap gitu, tapi Mama juga nggak mau kalau kamu maksain diri kamu. Kamu masih muda Sayang, perlu menikmati hidup juga jangan langsung kerja kayak Papa kamu. Gak ada waktu buat quality time sa
"Oom Kevan mau nikah Sayang, jadi besok kita kondangan," ujar Lisa pada anak perempuannya. Axel kini bukanlah Baby lagi, ia tumbuh menjadi anak laki-laki yang membanggakan. Ia sudah tau atas rencana pernikahan itu, bahkan ia tau bagaimana Kevan sulit move on dari ibunya yang ia cintai. Agak mengherankan memang ketika saingan cinta Max malah akrab dengan anak-anaknya, tak bisa dipungkiri itu karena seringnya Kevan bertemu dengan Max sebagai rekan bisnis. Namun, seiring berjalanannya kesibukan Kevan sebagai pimpinan perusahaan membuatnya jadi mudahh menerima ketanyataan bahwa Lies milik suaminya. "Yey! Ketemu Oom Kevan!" ujar Zahra senang. "Iya, Zahra mau ngado apa?" tanya Lisa padanya. "Apa ya?" balasnya berpikir. "Gimana kalau bola basket? Oom Kevan kan suka sasket," ujarnya. "Janganlab Sayang, kan dia lagi nikah bukan bhat ulang tahun. Kadonya yah buat Oom sama Tante bukan hanya untuk Oom." Zahra mengangguk-angguk, "Siap. Terus apa Ma?" Kini Lisa yang berpikir, tetapi Axel ya
Dua bulan terakhir ini Max terus mengganggu Lisa alias mengajaknya bercinta setiap malam, sehingga ia merasa cukup kewalahan dengannya. Namun, ia tidak bisa berkata kalau itu tidak menyenangkan, karena ia pun menikmatinya. Bagaimanapun, aktivitas itu adalah salah satu surga dunia yang Allah siapkan untuk pasangan halal. Tiba-tiba saat Lisa dan Max makan malam, Lisa merasa mual tak berkusuhadahan, sampai ia lemas karena kekurangan cairan. "Sayang, kamu gak papa?" tanyanya panik. Lisa sudah lelah dan tak kuasa untuk menjawab, sehingga Max langsung membawanya ke rumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Sifa pun ikut panik melihat Nyonya-nya dibopong oleh sang Tuan, ia cemas. Ia sudah sembuh setelah istirahat dua bulan, mungkin awalnya trauma tetapi ia mulai kembali belajar mobil setelahnya. Meski bekerja dengan Nyonya yang merupakan istri konglomerat yang memiliki banyak musuh, Sifa masih tetap setia pada Lisa karena nominal gaji yang tinggi dan karena ia tidak yakin bisa menemukan bos se
Diana meminta maaf pada Lisa, ia minta maaf karena semua yang terjadi padanya adalah akibat dari ambisinya memisahkan mereka. "Aku minta maaf atas semua yang terjadi padamu, yah ... aku tau, maafku mungkin tidak berguna untuk sekarang tapi, aku berharap bahwa aku bisa menebusnya meski hanya sedikit." Lisa terdiam, kemudian kembali mengingat waktu-waktu ke belakang ketika Diana memperlakukannya. Diana bekerja sama dengan para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati suaminya. ia ingat ada luka yang ia terima dan semua hal tentang Diana. Hingga kemudian, ia mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya. "Sejujurnya aku juga bukan orang yang baik, sehingga aku bisa mudah ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi aku sudah memaafkanmu, Mom. Aku kira kejadian-kejadian yang sudah berlalu biarlah menjadi masa lalu, aku harap kita bisa mulai akur dan membuka lembaran baru." ••• Lisa dan Diana berbelanja bersama di mall dengan bahagia, bahkan Diana membelanjakan banyak barang untuk men
Frans meminta maaf pada Max usai sadar dari mabuknya, Max pun memaafkannya menginat Frans masih berguna untuknya, hanya saja ia memanfaatkan momen itu untuk lebih mengikat Frans. Selain itu, Max juga meminta penjelasan dari sang ibu. Nafsunya untuk memisahkannya dengan Lisa ternyata membuatnya menarik beberapa bawahannya yang lemah untuk berkhianat. Diana pun minta maaf, ia juga menyesal karena Wina akhirnya bunuh diri karena keserakahannya. "Semua tak berguna sekarang Mom, aku tak tau kamu bertindak sejauh ini, lalu aku harus bagaimana?" Diana pun tak mengerti kenapa ia melakukan semua itu hanya karena keinginan terdalamnya yang tidak bisa dibujuk saat itu. Ia begitu mencintai anaknya sampai tak ingat apa-apa, mencintai tradisi dan darah biru yang ia sanjung-sanjung dalam hidup. Max masih sulit untuk memaafkan ibunya, semuanya jadi kacau karenanya. Alhasil Lorey menengahi anak dan istrinya lagi, meski sulit tetapi Max bisa memaafkan sang ibu. Apalagi saat itu Lisa bangun dan men
Di sebuah ruangan gelap, di mana Frans sedang hancur karena pujaan hatinya meninggal. Max menghampirinya bersama Edwin, si pemimpin pasukan keamanannya. Di sanalah Frans yang dalam keadaan mabuk pun jujur kalau ia tau Wina adalah seorang yang bekerja untuk Diana. Wina juga yang membuat kasus kejahatan Larissa lancar, Wina juga yang membuat ia kadang mencurangi informasi dan melambankan kinerja tim IT jika itu tentang Lisa, Wina juga yang membuat Baby lancar melakukan aksi pendekatan pada Max, semua di bawah perintah Diana. Frans juga tau kalau Wina menyukai Max alih-alih dirinya yang sudah bucin atau bulol padanya, tapi Frans tak perduli dan terus mencintainya. "Maafkan aku Bos, aku tahu Ini memalukan sebagai bawahanmu yang harusnya setia padamu, tapi karena cinta menggelapkan mataku dan membuat aku rela mencurangimu." Max masih diam mendengarkan penyesalan Frans yang mabuk itu. "Aku tau ini salah, tapi kalaupun aku diberi pilihan untuk memutar waktu, aku akan melakukan tindakan
Max tak akan sudi memaafkan Ten, ia sudah ingin sekali membunuhnya sejak awal. Namun, Ten dikasih hati malah ngelunjak. Akhirnya ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak melenyapkannya. "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" tanya Lorey pada putranya. "Aku tidak bisa menahan lagi, Dad," ungkap Max dengan suaranya yang penuh emosi. "Max, tolong jangan lakukan itu...." "Tapi sayangnya, aku sudah melakukannya," potong Max, membuat Lorey yang tidak paham pun bertanya. "Maksudmu apa, kamu sudah melakukan apa?" Namun, detik berikutnya Ten muntah darah dan terjatuh ke lantai, Ia terus memegangi perutnya dan dadanya yang terasa sakit. Hal itu menjelaskan pada Lorey, kalau Ten sudah diracuni oleh Max. Melihat hal itu, Lorey langsung berusaha untuk menolong Ten dengan pertolongan pertama. "Apa yang kau lakukan, Max! Astagah!" Namun, semuanya sia-sia karena Ten sudah meninggal, membawa rasa sakit yang ia alami. Tak habis pikir dengan itu, ia langsung menghampiri Max lagi dan mencengkera
Lorey langsung memeluk anaknya dengan erat agar emosinya mereda, ia tau bagaimana perasaan kehilangan orang yang dicintainya. Bayi yang ada di dalam kandungan Lisa meninggal, dan saat ini istrinya koma. Manusia mana yang tahan dengan keadaan itu? Jika saja Frans tidak menemukan titik keberadaan Ten saat itu, pasti Lisa sudah tak bernyawa karena keterlambatan penanganan. Frans mengungkapkan bahwa Ten ada di daerah di mana ia menuju tepat di tempat Lisa berada saat ingin berangkat ke kampus. Pada saat itu pula Max memerintahkan bodyguard yang mengikuti Lisa untuk mencegahnya, tapi gagal. Ten sudah melakukan aksinya dengan menyetir truk dan menabrak mobil yang ditumpangi Lisa. Sayangnya Lisa ada di bagian yang parah, kakinya patah dan tangannya juga patah karena menahan perutnya. Namun, posisi benturannya ada di sebelah kiri dan Lisa terguling sampai terjatuh dengan keadaan tengkurap, sehingga bayinya tidak tertolong lagi. Sifa mengalami patah kaki kiri karena terjepit, lalu tulang
Siapa yang tidak kenal dengan Maxellio D. Alexander? Seorang pebisnis asal Spanyol yang memulai bisnisnya di Indonesia dengan kerja kerasnya. Namun, siapa yang tahu sekarang dirinya terlihat sangat hancur, ketika seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan alat bantu medis. Pemberitaan di media sosial dan TV di penuhi oleh kecelakaan istri pengusaha terkaya di Indonesia. Banyak yang nimbrung berspekulasi macam-macam. Wajah hancur Max tertangkap kamera, membuat banyak netizen ikut sedih melihat sosoknya yang hancur. Sementara Baby Axel juga terus menanyakan keberadaan Lisa, bahkan ia ikut sakit karena merasakan Ibu susunya yang sakit. Setiap hari ia menanyakan Lisa di mana, Lisa kapan bisa pulang, sedang apa Lisa, dan semua yang ia ingin tahu tentang ibu susunya itu. Seolah-olah jiwa raga mereka sudah menyatu, sehingga ketika Lisa sakit maka Baby Axel ikut sakit. Baby Axel selalu ikut merasakan kondisi tubuh Liea, ikatan batin mereka terlalu kuat j