Nextnya besok keknya, semoga kalian sehat selalu. Makasih udah didoain tetep sehat. :D
Lisa terkejut dengan keberadaan Hans di dalam mobilnya, pria itu seperti tidak punya kerjaan dan nongkrong di mobil orang. "Kakak mau nemuin Max? Maxnya lagi gak mau deket-deket sama aku." "Gaklah, nemuin kamu. Udah sini masuk, Sifa juga ikut." Akhirnya Lisa duduk di jok belakang, sementara Hans menyetir dan Syifa ada di sampingnya. Lisa tidak mengerti kenapa Hans bisa se-PD itu. "kakak kenapa di sini sih?" tanya Lisa tak nyaman. "Ya pengen main aja, agak aneh kalau Kakak ke sini sementara Kakak kan temennya suami aku," ujar Lisa. Hans sebenarnya gemes dengan cara Lisa bicara karena halus tetapi dengan nada tak suka. "Haha! Tenang aja Lisa, aku udah ketemu sama suami kamu yang bodoh itu kok." "Dia kan temennya Kakak kenapa Kakak bilang kayak gitu?" tanya Lisa bingung sendiri. Hans tertawa mendengarnya, "Hahaha temen sih temen, tapi gue nggak suka dengan sikapnya sekarang." "Kenapa Kak?" tanya Lisa. "Bahkan kamu nggak sadar arahnya ke mana?" Lisa merengut ketika Hans menying
"Sebenarnya perjanjian itu datang ... sebelum aku diingetin sama Resti untuk tidak ikut campur dalam urusan orang lain, pada akhirnya aku terjebak sendiri karena sikap sok Pahlawanku. Ya itu buat aku benar-benar merasa bahwa aku sangat sok jadi orang. Aku pernah kan bilang sama kamu kalau aku nggak bisa biarin pembullyan?" Max mengangguk "Terus aku benar-benar nyelamatin dia, Bayu namanya--anak culun yang gak berdaya, tapi Kevan dan kawan-kawannya punya syarat biar mereka mau ngelepasin Bayu, yaitu mereka nggak ngebully anak itu lagi tapi akhirnya aku harus mau jadi pengganti sebagai Babu mereka. Aku tahu ini konyol tapi, awalnya aku hanya ingin membantu tapi aku terlalu bodoh dan ceroboh dalam menyikapi semuanya. Harusnya aku nggak percaya sama Kevan yang jadiin aku Babunya, dan itu malah membuat masalah baru lagi buat aku. Setelah 3 minggu aku nggak tahu kenapa, tapi sepertinya Kevan malah suka sama aku." ungkapnya lesu. Max tidak terlalu banyak bereaksi, ia sudah tau semua hanya
Max memandang wajah Lisa terlihat cemburu sekali pada Ten. "Hahaha! Ya ampun Sayang, kamu kalau cemburu mukanya kok cantik banget sih ...." pujinya sambil mengunyel-unyel pipi sang istri. Akan tetapi Lisa tidak terpengaruh, ia tetap ingin penjelasan sehingga ia menatap suaminya dengan tegas, "Jelasin!" tegasnya. Max akhirnya menjelaskan, "Jadi Ten itu temen aku yang dulu kuliah bareng di Amerika, dia itu nikah sama temanku yang pernah satu flat sama aku. Hans juga kenal dia, katanya Ten itu teman SMA-nya, meski nggak deket sih ... cuman Hans tahu siapa Ten, ya karena Ten merupakan gadis paling populer di sekolahnya." Lisa manggut-manggut masih ragu dengan informasi dari Max itu. "Terus hubungannya sama kamu sekarang, kenapa dia ada di perusahaan mu?" tanya Lisa to the poin. "Seperti yang kamu tahu, dia itu kan jadi tenaga keuangan di tempatku. Kebetulan kami juga lagi butuh dan dia habis cerai dari suaminya, sehingga dia butuh pekerjaan . Jadilah dia kerja di kantor." "Ih! Tapi
Kevin terus mengikuti Lisa bahkan ketika Lisa akan pulang. Hal itu diperhatikan oleh dua Bodyguard Lisa yang disiapkan oleh Max mencegah Kevan mendekati Lisa dan menjauhkannya dari sang Nyonya. "Hey apaan si lo berdua!" gerutu Kevan karena dihalangi terus untuk dekat dengan Lisa. Bahkan dua bodyguard itu yang kira-kira usianya 24 tahun setara dengan Lisa, sampai menahan Kevan agar tidak menyentuh nyonya mereka. Keduanya tentu sudah memiliki ilmu bela diri yang tinggi sehingga Kevan sendiri tidak berani untuk bertindak lebih jauh. Lisatersenyum melihat pemandangan itu, akhirnya Kevan tidak bisa mengikutinya. "Oke nggak apa-apa, sekarang aku nggak bisa ngikutin kamu tapi, aku nggak akan menyerah sema kamu!" ujar Kevan menggebu. Sebenarnya pengejaran Kevan kepada Lisa sudah diketahui oleh banyak orang kampus, karena terlalu jelas. Bagaimana tidak, Kevan yang merupakan most wanted boy di kampus, seringkali menolak cewek-cewek tercantik di kampus, akan tetapi ia malah berbalik ingin me
Gedung pernikahan terlihat sangat megah, tentu saja Pamungkas dan istrinya adalah pasangan artis yang tentu saja merayakan pernikahan mereka dengan mewah.Lisa sebenarnya bukan pertama kalinya datang ke acara yang megah seperti ini. Namun ia selalu menikmatinya.ia selalu digandeng oleh suaminya. Bagaimana tidak, pria itu terus bersikap posesif, bahkan sekarang Baby Axe sudah ada di gendongannya dan Lisa sendiri digandengnya, saking takut orang lain tertarik pada sitrinya. Ia selalu menatap garang ke arah laki-laki yang menatap istrinya dengan penuh damba.Hingga akhirnya Lisa hanya bisa menuruti daripada suaminya cari masalah. Kalau Max sampai marah dan merasa cemburu, ia pasti akan membuat orang itu lenyap dari muka bumi.Pasangan itu tentu menjadi sorotan khalayak ramai, termasuk para media-media yang sangat menantikan mereka karena bisa menjadikan mereka sebagai topik utama di dalam acara tersebut. Tentu karena pasangan itu selalu kontroversi, mulai dari seorang yang kaya menikahi
"Kamu kenapa sih, kok malah ngelamun?" tanya Max. "Gimana aku nggak ngelamun. Aku mikirin, takutnya Kak Hans manfaatin temenku," ujar Lisa cemberut. Sialnya ketika cemberut, istri Max itu jadi sangat imut dari hari ke hari. "Sayang, tenang aja. Meskipun Hans itu Playboy tapi, dia itu nggak tukang maksa kok. Kalau misal seweknya nggak mau dia nggak bakal deketin tapi, ya aku rasa teman kamu juga kelihatan mempertimbangkan banyak hal, juga dia kelihatan nggak tertarik sama cowok kayak Hans." "Ya emang bener, dia nggak mudah tertarik sama cowok. Cuman kan aku sendiri takut sama dia, dia bisa melakukan hal lain buat dapetin Mei. Playboy kan selalu punya cara untuk memikat hati cewek ...." "Aku jadi bingung nanggepin semua itu, ya di sisi lain dia juga temen kamu. Intinya sih kamu tenang aja, aku bakalan memperingati Hans untuk hati-hati." "Oke deh, aku percaya sama kamu loh ...." "Iya Sayang," ujar Max. Lisa mengangguk dan Max menggenggam tangan istrinya dengan lembut. "Oh ya ren
Lisa tidak tahu apakah Max memang sengaja mengundangnya ke sana untuk melihat kemesraannya dengan Ten dan anaknya. Lisa tidak tahu apakah Max sengaja melakukan itu atau tidak, yang pasti sekarang ia merasa sakit hati dan cemburu. Bayangkan saja, orang yang ia cintai dan sedang janjian dengannya untuk menikmati waktu bersama di pasar malam, malah membuatnya kecewa. Bagaimana tidak, Max benar-benar membuatnya cemburu. Ia kemudian pergi ke tempat kereta-keretaan untuk anak kecil dan membiarkan baby Axel bermain dengan ditemani Syifa, sebab Ia sendiri tidak bisa fokus padanya. Kenapa juga, di saat ia ingin mencoba membentuk keluarga yang semakin erat tapi, justru Max menghancurkannya. Apakah ini kesalahannya karena terlalu berharap kepada suaminya? Baby Axel terlihat sekali senang dengan kegiatannya, Lisa pun sesekali tersenyum dan melambaikan tangan ketika baby Axel melambaikan tangan padanya Di saat serius itu, sebuah suara membuatnya terkejut. "Anaknya lucu banget, Lis," ujarnya sant
Max langsung melepas tangan anak yang dia gandeng--Jenna dan langsung menghampiri istri dan anaknya. "Sini Axel sama Papa!" Lalu ia mengambil Baby Axel dari gendongan Kevan dengan agak kasar, hal itu membuat Lisa terkejut dengan temperamen suaminya. "Max, kamu nggak bisa ambil Baby Axel dengan kasar kayak gitu," tegurnya masih dengan nada pelan. Max tidak peduli, ia sangat membenci Kevan dan memberi pemuda itu tatapan galak. Sementara Kevn sendiri yang sudah biasa dengan tatapan seperti itu, pun malah menyeringai pada Max seolah menantang. "Hai, Om! Ketemu lagi kita ...." Max hanya diam mengabaikan pemuda tengil yang sayangnya seperti model itu meski hanya menggunakan jaket hodie dan jeans, juga sepatu santai. "BTW, apakah sekarang Om cemburu?" ejeknya. Lisa menghela napas, mulai Tom and Jerry ini, ia tak tahu harus bagaimana untuk membuat mereka berdamai. "Apa yang kamu katakan?" "Ya tentu saja saya cemburu, harusnya Om mikirin perasaan Lisa terlebih dahulu sebelum pergi sam
Suatu hari Axel yang sudah lulus S1 dan sedang melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika menelpon ibu sambungnya dengan video call. "Ma, aku mau ngasih tau sesuatu," ujar Axel. "Iya Sayang, kasih tahu aja," ujar Lisa. "Aku, dapet bagian untuk bacain kesan dan pesan saat wisuda nanti," ujar Axel bahagia. "Wah, masyaa Allah, alhamdulillah. Emang hebat anak Mama." "Pokoknya besok Mama harus ikut di wisudaku, sama adik-adik ya," ujar Axel. "Iya tentu aja, Sayang. Coba kamu kasih tahu Papa kamu biar dia juga mengatur jadwalnya." "Iyap Mah," jawab Axel. "Oh ya, sambil tolong dibujukin Papamu dong. Dia suka lembur, Mama nggak suka ...." keluh Lisa. Axel pun tertawa mendengarnya, "Siap, Mah. Semoga aja aku lekas bisa bantu Papa supaya Papa bisa lebih banyak istirahat sama Mama." "Aamiin, Mama juga berharap gitu, tapi Mama juga nggak mau kalau kamu maksain diri kamu. Kamu masih muda Sayang, perlu menikmati hidup juga jangan langsung kerja kayak Papa kamu. Gak ada waktu buat quality time sa
"Oom Kevan mau nikah Sayang, jadi besok kita kondangan," ujar Lisa pada anak perempuannya. Axel kini bukanlah Baby lagi, ia tumbuh menjadi anak laki-laki yang membanggakan. Ia sudah tau atas rencana pernikahan itu, bahkan ia tau bagaimana Kevan sulit move on dari ibunya yang ia cintai. Agak mengherankan memang ketika saingan cinta Max malah akrab dengan anak-anaknya, tak bisa dipungkiri itu karena seringnya Kevan bertemu dengan Max sebagai rekan bisnis. Namun, seiring berjalanannya kesibukan Kevan sebagai pimpinan perusahaan membuatnya jadi mudahh menerima ketanyataan bahwa Lies milik suaminya. "Yey! Ketemu Oom Kevan!" ujar Zahra senang. "Iya, Zahra mau ngado apa?" tanya Lisa padanya. "Apa ya?" balasnya berpikir. "Gimana kalau bola basket? Oom Kevan kan suka sasket," ujarnya. "Janganlab Sayang, kan dia lagi nikah bukan bhat ulang tahun. Kadonya yah buat Oom sama Tante bukan hanya untuk Oom." Zahra mengangguk-angguk, "Siap. Terus apa Ma?" Kini Lisa yang berpikir, tetapi Axel ya
Dua bulan terakhir ini Max terus mengganggu Lisa alias mengajaknya bercinta setiap malam, sehingga ia merasa cukup kewalahan dengannya. Namun, ia tidak bisa berkata kalau itu tidak menyenangkan, karena ia pun menikmatinya. Bagaimanapun, aktivitas itu adalah salah satu surga dunia yang Allah siapkan untuk pasangan halal. Tiba-tiba saat Lisa dan Max makan malam, Lisa merasa mual tak berkusuhadahan, sampai ia lemas karena kekurangan cairan. "Sayang, kamu gak papa?" tanyanya panik. Lisa sudah lelah dan tak kuasa untuk menjawab, sehingga Max langsung membawanya ke rumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Sifa pun ikut panik melihat Nyonya-nya dibopong oleh sang Tuan, ia cemas. Ia sudah sembuh setelah istirahat dua bulan, mungkin awalnya trauma tetapi ia mulai kembali belajar mobil setelahnya. Meski bekerja dengan Nyonya yang merupakan istri konglomerat yang memiliki banyak musuh, Sifa masih tetap setia pada Lisa karena nominal gaji yang tinggi dan karena ia tidak yakin bisa menemukan bos se
Diana meminta maaf pada Lisa, ia minta maaf karena semua yang terjadi padanya adalah akibat dari ambisinya memisahkan mereka. "Aku minta maaf atas semua yang terjadi padamu, yah ... aku tau, maafku mungkin tidak berguna untuk sekarang tapi, aku berharap bahwa aku bisa menebusnya meski hanya sedikit." Lisa terdiam, kemudian kembali mengingat waktu-waktu ke belakang ketika Diana memperlakukannya. Diana bekerja sama dengan para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati suaminya. ia ingat ada luka yang ia terima dan semua hal tentang Diana. Hingga kemudian, ia mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya. "Sejujurnya aku juga bukan orang yang baik, sehingga aku bisa mudah ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi aku sudah memaafkanmu, Mom. Aku kira kejadian-kejadian yang sudah berlalu biarlah menjadi masa lalu, aku harap kita bisa mulai akur dan membuka lembaran baru." ••• Lisa dan Diana berbelanja bersama di mall dengan bahagia, bahkan Diana membelanjakan banyak barang untuk men
Frans meminta maaf pada Max usai sadar dari mabuknya, Max pun memaafkannya menginat Frans masih berguna untuknya, hanya saja ia memanfaatkan momen itu untuk lebih mengikat Frans. Selain itu, Max juga meminta penjelasan dari sang ibu. Nafsunya untuk memisahkannya dengan Lisa ternyata membuatnya menarik beberapa bawahannya yang lemah untuk berkhianat. Diana pun minta maaf, ia juga menyesal karena Wina akhirnya bunuh diri karena keserakahannya. "Semua tak berguna sekarang Mom, aku tak tau kamu bertindak sejauh ini, lalu aku harus bagaimana?" Diana pun tak mengerti kenapa ia melakukan semua itu hanya karena keinginan terdalamnya yang tidak bisa dibujuk saat itu. Ia begitu mencintai anaknya sampai tak ingat apa-apa, mencintai tradisi dan darah biru yang ia sanjung-sanjung dalam hidup. Max masih sulit untuk memaafkan ibunya, semuanya jadi kacau karenanya. Alhasil Lorey menengahi anak dan istrinya lagi, meski sulit tetapi Max bisa memaafkan sang ibu. Apalagi saat itu Lisa bangun dan men
Di sebuah ruangan gelap, di mana Frans sedang hancur karena pujaan hatinya meninggal. Max menghampirinya bersama Edwin, si pemimpin pasukan keamanannya. Di sanalah Frans yang dalam keadaan mabuk pun jujur kalau ia tau Wina adalah seorang yang bekerja untuk Diana. Wina juga yang membuat kasus kejahatan Larissa lancar, Wina juga yang membuat ia kadang mencurangi informasi dan melambankan kinerja tim IT jika itu tentang Lisa, Wina juga yang membuat Baby lancar melakukan aksi pendekatan pada Max, semua di bawah perintah Diana. Frans juga tau kalau Wina menyukai Max alih-alih dirinya yang sudah bucin atau bulol padanya, tapi Frans tak perduli dan terus mencintainya. "Maafkan aku Bos, aku tahu Ini memalukan sebagai bawahanmu yang harusnya setia padamu, tapi karena cinta menggelapkan mataku dan membuat aku rela mencurangimu." Max masih diam mendengarkan penyesalan Frans yang mabuk itu. "Aku tau ini salah, tapi kalaupun aku diberi pilihan untuk memutar waktu, aku akan melakukan tindakan
Max tak akan sudi memaafkan Ten, ia sudah ingin sekali membunuhnya sejak awal. Namun, Ten dikasih hati malah ngelunjak. Akhirnya ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak melenyapkannya. "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" tanya Lorey pada putranya. "Aku tidak bisa menahan lagi, Dad," ungkap Max dengan suaranya yang penuh emosi. "Max, tolong jangan lakukan itu...." "Tapi sayangnya, aku sudah melakukannya," potong Max, membuat Lorey yang tidak paham pun bertanya. "Maksudmu apa, kamu sudah melakukan apa?" Namun, detik berikutnya Ten muntah darah dan terjatuh ke lantai, Ia terus memegangi perutnya dan dadanya yang terasa sakit. Hal itu menjelaskan pada Lorey, kalau Ten sudah diracuni oleh Max. Melihat hal itu, Lorey langsung berusaha untuk menolong Ten dengan pertolongan pertama. "Apa yang kau lakukan, Max! Astagah!" Namun, semuanya sia-sia karena Ten sudah meninggal, membawa rasa sakit yang ia alami. Tak habis pikir dengan itu, ia langsung menghampiri Max lagi dan mencengkera
Lorey langsung memeluk anaknya dengan erat agar emosinya mereda, ia tau bagaimana perasaan kehilangan orang yang dicintainya. Bayi yang ada di dalam kandungan Lisa meninggal, dan saat ini istrinya koma. Manusia mana yang tahan dengan keadaan itu? Jika saja Frans tidak menemukan titik keberadaan Ten saat itu, pasti Lisa sudah tak bernyawa karena keterlambatan penanganan. Frans mengungkapkan bahwa Ten ada di daerah di mana ia menuju tepat di tempat Lisa berada saat ingin berangkat ke kampus. Pada saat itu pula Max memerintahkan bodyguard yang mengikuti Lisa untuk mencegahnya, tapi gagal. Ten sudah melakukan aksinya dengan menyetir truk dan menabrak mobil yang ditumpangi Lisa. Sayangnya Lisa ada di bagian yang parah, kakinya patah dan tangannya juga patah karena menahan perutnya. Namun, posisi benturannya ada di sebelah kiri dan Lisa terguling sampai terjatuh dengan keadaan tengkurap, sehingga bayinya tidak tertolong lagi. Sifa mengalami patah kaki kiri karena terjepit, lalu tulang
Siapa yang tidak kenal dengan Maxellio D. Alexander? Seorang pebisnis asal Spanyol yang memulai bisnisnya di Indonesia dengan kerja kerasnya. Namun, siapa yang tahu sekarang dirinya terlihat sangat hancur, ketika seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan alat bantu medis. Pemberitaan di media sosial dan TV di penuhi oleh kecelakaan istri pengusaha terkaya di Indonesia. Banyak yang nimbrung berspekulasi macam-macam. Wajah hancur Max tertangkap kamera, membuat banyak netizen ikut sedih melihat sosoknya yang hancur. Sementara Baby Axel juga terus menanyakan keberadaan Lisa, bahkan ia ikut sakit karena merasakan Ibu susunya yang sakit. Setiap hari ia menanyakan Lisa di mana, Lisa kapan bisa pulang, sedang apa Lisa, dan semua yang ia ingin tahu tentang ibu susunya itu. Seolah-olah jiwa raga mereka sudah menyatu, sehingga ketika Lisa sakit maka Baby Axel ikut sakit. Baby Axel selalu ikut merasakan kondisi tubuh Liea, ikatan batin mereka terlalu kuat j