Share

Bab 117

“Enam bulan, Raf,” celetuk Duncan.

Rafa mengerti maksud mantan papa mertuanya yang kini dianggapnya orangtua sendiri itu. Dia mengangguk singkat sebagai respon. Cepat atau lambat, Rafa harus menghadapi orang-orang terdekatnya yang dulu dihindarinya. Bukan untuk melarikan diri, melainkan dia ingin menata hatinya agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Dia tahu kesedihan seorang ayah melebihi kesedihan dirinya yang hanya sebagai suami. “Maafkan aku, Pa.”

Duncan tersenyum getir. Tatapannya jatuh pada bunga asoka yang terpangkas rapi di depannya. “Kamu berhasil, Raf. Kamu telah melewatinya. Berbeda dengan papa yang masih terjebak di sini. Papa sulit beranjak dari kenangan tentangnya. Papa bahkan belum memiliki keberanian menemui cucu papa sendiri.”

“Papa bisa mencoba ….” Rafa menjeda sejenak. Dia sedang menyusun kalimat untuk menyemangati pria tua di sampingnya. “… aku tahu sulit melupakan. Aku pun merasakannya. Jika Papa membiarkan rasa sakit itu selalu membayangi papa,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status