Usai terpisah dari dunia persilatan, Diyu mulai kembali menata kehidupan baru mereka. Berbekal dari wawasan yang dimiliki Bai Jia, Diyu perlahan berubah menjadi negeri yang lebih makmur dari sebelumnya dan kehidupan bangsanya jauh lebih tertata, walau tetap saja ada orang-orang yang tidak bisa menerima perubahan dan berbuat semaunya. Guna mengatasi masalah seperti hal tersebut, Bai Jia lantas membuat sebuah pengadilan untuk para penduduk Diyu. Pengadilan ini dipimpin oleh dirinya sendiri serta tiga penasehat yang merupakan orang tertua dan dihormati di Diyu. Tidak hanya itu, Bai Jia juga menempatkan beberapa orang muda di Diyu pada posisi penting sebagai dewan pertimbangan sebagai penyeimbang.Di bidang lain, seperti untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat Diyu, Bai Jia mengadopsi sistem yang digunakan oleh Lembah Qi yang terasing dari negeri lain. Namun, tentu saja dengan sedikit modifikasi karena mau bagaimanapun antara Lembah Qi yang hijau dan subur sang
Bai Jia dengan dibantu oleh Dou Yin berhasil menghimpun banyak prajurit baru. Kali ini bukan karena paksaan dari istana, melainkan karena orang-orang Diyu sendiri yang ingin menjadi bagian dari pasukan Bai Jia. Bai Jia saat ini juga sudah memulai misi menurunkan ilmu dari kitab iblis kepada pasukannya, sesuai dengan yang sebelumnya ia bicarakan dengan Fei Yi.Tidak hanya itu, Bai Jia juga memperkenalkan banyak strategi perang kepada para jenderal. Semuanya Bai Jia lakukan demi mempersiapkan Diyu untuk menghadapi pasukan Rouku di masa mendatang.Bai Jia tahu bahwa pada akhirnya nanti Rouku akan menyerang Diyu. Sebab, menurut kisah turun-temurun, raja iblis hanya bisa dibangkitkan di tempat pertama kali ia diturunkan ke bumi, dan tempat itu adalah Diyu.“Ha!”“Dua!”“Ha!”“Tiga!”Bai Jia meninggalkan Dou Yin yang tengah melatih ilmu kunci pembuka Junxie-ku kepada para prajurit. Saat ini Dou Yin sudah berhasil memiliki tanda Junxie-ku di keningnya, jadi Bai Jia bisa sedikit lebih tenang
Setelah berhasil menduduki tahta tertinggi Shengren, kini Rouku mulai bersiap untuk menduduki kerajaan lain. Masih dengan menggunakan cara yang sama, Rouku akan menghasut para raja dan para petinggi di kerajaan-kerajaan lain. Menjadikan mereka sebagai pemimpin yang tidak bisa mengurus rakyatnya dan membuat mereka terlena akan duniawi hingga lupa pada tanggung jawabnya terhadap rakyat.Setelah kerajaan-kerajaan itu berada dalam kondisi yang tidak terurus, barulah nantinya Rouku akan memanfaatkan Shengren dan datang sebagai pahlawan. Dia akan membuat rakyat kerajaan-kerajaan tersebut membelot ke Shengren dan menjadi pengikutnya. Jika sudah begitu, maka Rouku akan lebih mudah mengambil alih kerajaan mereka.~Beberapa bulan kemudian~“Kaisar Rouku, ada orang dari kerajaan Beiye ingin bertemu.”Mengetahui hal itu, Rouku pun tersenyum senang. Rupanya, umpannya kini telah dimakan.Rouku pergi menemui orang dari Beiye terseb
Putri Yi Lin turun dari tandunya. Rouku menyambut kedatangan Putri Kerajaan Hua yang kini menjadi permaisurinya itu dan membawanya ke aula untuk menerima berkah pernikahan. Kerajaan Hua merupakan kerajaan yang cukup besar dan kuat. Rajanya sangat pandai menjaga rakyat dan wilayahnya. Pasukan yang dimiliki oleh Hua juga merupakan pasukan besar yang setara dengan pasukan Wuxia. Membuat Rouku berpikir bahwa, “Apabila aku bisa menguasai Hua, maka aku akan memiliki kekuatan yang sama besar atau bahkan lebih besar daripada Wuxia.”Pasukan kuat dari Hua ditambah perguruan-perguruan hebat dari Shengren rasanya akan cukup untuk melawan Wuxia dan Pagoda Sembilan Naga. Pada awalnya Rouku ingin menggunakan cara yang sama dengan yang sebelum-sebelumnya ia gunakan untuk menguasai wilayah kerajaan lain. Namun, di saat ia tahu bahwa Raja Hua hanya memiliki Yi Lin sebagai anak sahnya, Rouku akhirnya mengubah strategi.Kali ini Rouku akan menggunakan cara yang belum pernah ia gunakan sebelumnya. Kal
“Kau akan mendapatkan apa yang kau mau, permaisuriku.”BRUK!Usai menutup pintu kamar dengan kasar, Rouku lantas melepas tarikan dan cengkramannya pada Yi Lin. Berbeda dari sebelumnya, kini tatapan dan tutur kata Rouku pun perlahan berubah jadi lebih lembut.“Kamu telah salah paham, Permaisuri. Apa yang kulakukan semalam sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yue Er. Maaf untuk perlakuanku semalam! aku tahu aku jahat dengan meninggalkanmu seperti itu, tapi sungguh, aku sama sekali tidak berniat mencampakkanmu, aku ... aku hanya ... gugup.”Sorot mata Yi Lin perlahan menjadi teduh. Hatinya pun ikut melunak setalah mendengar alasan Rouku dengan tutur kata yang manis itu.Suasana panas tadi seketika mendingin ketika tangan Rouku menyentuh tangan Yi Lin. Satu kecupan Rouku labuhkan di punggung tangan sang istri dengan diikuti usapan-usapan lembut.Sentuhan yang mempertemukan kulit keduanya itupun mengalirkan sengatan li
Teriakan seorang pelayan menggemparkan Istana Hua di pagi hari. Ketika akan menyiapkan kebutuhan sang raja, dia justru terkejut mendapati rajanya sudah dalam keadaan tak bernyawa dengan mata melotot dan mulut menganga.Hari itu Hua berduka dan kabar tersebut segera tersebar ke seluruh wilayah. Putri Yi Lin dan Rouku juga langsung bergegas menuju Istana Hua untuk memberi penghormatan terakhir.Tujuh hari setelah kematian raja, Hua kembali mengumumkan wasiat dari mendiang. Di dalam surat wasiat itu, tertulis bahwa raja Hua telah mempercayakan kerajaannya kepada Rouku. Hal tersebut tentu tidak bisa diterima begitu saja oleh adik raja Hua yang secara aturan harusnya naik tahta menjadi raja, mengingat putri mahkota mereka, Yi Lin tidak menginginkan posisi itu.“Tidak bisa seperti itu!” teriak Anming, paman Yi Lin, “kalian tidak bisa membiarkan Hua jatuh ke tangannya,”—menunjuk Rouku—“tidak akan kubiarkan Hua jatuh ke tangan Shengren.”“Di sini Paman tidak memiliki hak apapun untuk memutus
Yi Lin menghentikan langkahnya begitu mendengar suara desisan. Namun, saat ia melihat ke sekeliling, rupanya tidak ada apapun.Yi Lin mencoba mengabaikan hal itu dan berpikir bahwa tadi hanya suara angin. Hanya saja, saat ia kembali berjalan, Yi Lin mendengar desisan itu lagi. Kali ini suaranya cukup jelas, terlebih yang sekarang ia dengar ialah penyebutan namanya.“Ada apa, Ratu?” tanya dayang yang mengiring.“Kalian ada yang memanggilku?”—Yi Lin justru balik bertanya.“Tidak, Ratu, tidak ada yang memanggil.”“Kau yakin?”Sejenak pelayan tadi melihat ke dayang lain dan juga pengawal, dan mereka sama-sama menggeleng. Si pelayan lanjut menjawab, “Tidak, Ratu.” Yi Lin pun berpikir, “Ah, mungkin perasaanku saja.”Pada akhirnya Yi Lin kembali melanjutkan perjalanannya kembali ke paviliun. Dia berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tersebut.Namun, di malam harinya, Yi Lin justru kembali mendengar suara tadi. Hanya, kali ini dia mendengarnya di alam mimpi.“Ratu Yi Lin, kau tidak panta
“Hiya!”“Hiya!”Saat ini tengah terjadi pertarungan di atas arena Istana Shengren. Para pendekar dari empat penjuru Shengren saat ini secara bergantian bertarung melawan para pendekar dari Hua.“Alangkah hebat jika kedua kekuatan negara bisa bersatu,” ucap Rouku yang didengar oleh para pemimpin dari setiap perguruan dan juga pemimpin pasukan Hua serta Shengren.“Benar, Kaisar!” sahut Xiu Min, ketua Perguruan Mudan, “bukankah begitu?”—lanjutnya sambil menatap kepada para petinggi perguruan dan jenderal.Semua ketua perguruan dan jenderal sebenarnya setuju dengan pendapat Rouku. Shengren dan Hua memiliki kekuatan yang berbeda tapi sama-sama kuat. Sepertinya memang akan menjadi hebat jika kedua kekuatan itu bersatu. Hanya saja, di dalam hati beberapa ketua, terlebih ketua Bunga Persik dan ketua Krisan Api, mereka sedikit kurang setuju dengan ide penggabungan Hua dan Shengren.Sejak awal Huo Zi dari Krisan Api memang sudah tidak suka dengan Rouku. Jadi, tentu dia tidak senang dengan sega