“Kau akan mendapatkan apa yang kau mau, permaisuriku.”BRUK!Usai menutup pintu kamar dengan kasar, Rouku lantas melepas tarikan dan cengkramannya pada Yi Lin. Berbeda dari sebelumnya, kini tatapan dan tutur kata Rouku pun perlahan berubah jadi lebih lembut.“Kamu telah salah paham, Permaisuri. Apa yang kulakukan semalam sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yue Er. Maaf untuk perlakuanku semalam! aku tahu aku jahat dengan meninggalkanmu seperti itu, tapi sungguh, aku sama sekali tidak berniat mencampakkanmu, aku ... aku hanya ... gugup.”Sorot mata Yi Lin perlahan menjadi teduh. Hatinya pun ikut melunak setalah mendengar alasan Rouku dengan tutur kata yang manis itu.Suasana panas tadi seketika mendingin ketika tangan Rouku menyentuh tangan Yi Lin. Satu kecupan Rouku labuhkan di punggung tangan sang istri dengan diikuti usapan-usapan lembut.Sentuhan yang mempertemukan kulit keduanya itupun mengalirkan sengatan li
Teriakan seorang pelayan menggemparkan Istana Hua di pagi hari. Ketika akan menyiapkan kebutuhan sang raja, dia justru terkejut mendapati rajanya sudah dalam keadaan tak bernyawa dengan mata melotot dan mulut menganga.Hari itu Hua berduka dan kabar tersebut segera tersebar ke seluruh wilayah. Putri Yi Lin dan Rouku juga langsung bergegas menuju Istana Hua untuk memberi penghormatan terakhir.Tujuh hari setelah kematian raja, Hua kembali mengumumkan wasiat dari mendiang. Di dalam surat wasiat itu, tertulis bahwa raja Hua telah mempercayakan kerajaannya kepada Rouku. Hal tersebut tentu tidak bisa diterima begitu saja oleh adik raja Hua yang secara aturan harusnya naik tahta menjadi raja, mengingat putri mahkota mereka, Yi Lin tidak menginginkan posisi itu.“Tidak bisa seperti itu!” teriak Anming, paman Yi Lin, “kalian tidak bisa membiarkan Hua jatuh ke tangannya,”—menunjuk Rouku—“tidak akan kubiarkan Hua jatuh ke tangan Shengren.”“Di sini Paman tidak memiliki hak apapun untuk memutus
Yi Lin menghentikan langkahnya begitu mendengar suara desisan. Namun, saat ia melihat ke sekeliling, rupanya tidak ada apapun.Yi Lin mencoba mengabaikan hal itu dan berpikir bahwa tadi hanya suara angin. Hanya saja, saat ia kembali berjalan, Yi Lin mendengar desisan itu lagi. Kali ini suaranya cukup jelas, terlebih yang sekarang ia dengar ialah penyebutan namanya.“Ada apa, Ratu?” tanya dayang yang mengiring.“Kalian ada yang memanggilku?”—Yi Lin justru balik bertanya.“Tidak, Ratu, tidak ada yang memanggil.”“Kau yakin?”Sejenak pelayan tadi melihat ke dayang lain dan juga pengawal, dan mereka sama-sama menggeleng. Si pelayan lanjut menjawab, “Tidak, Ratu.” Yi Lin pun berpikir, “Ah, mungkin perasaanku saja.”Pada akhirnya Yi Lin kembali melanjutkan perjalanannya kembali ke paviliun. Dia berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tersebut.Namun, di malam harinya, Yi Lin justru kembali mendengar suara tadi. Hanya, kali ini dia mendengarnya di alam mimpi.“Ratu Yi Lin, kau tidak panta
“Hiya!”“Hiya!”Saat ini tengah terjadi pertarungan di atas arena Istana Shengren. Para pendekar dari empat penjuru Shengren saat ini secara bergantian bertarung melawan para pendekar dari Hua.“Alangkah hebat jika kedua kekuatan negara bisa bersatu,” ucap Rouku yang didengar oleh para pemimpin dari setiap perguruan dan juga pemimpin pasukan Hua serta Shengren.“Benar, Kaisar!” sahut Xiu Min, ketua Perguruan Mudan, “bukankah begitu?”—lanjutnya sambil menatap kepada para petinggi perguruan dan jenderal.Semua ketua perguruan dan jenderal sebenarnya setuju dengan pendapat Rouku. Shengren dan Hua memiliki kekuatan yang berbeda tapi sama-sama kuat. Sepertinya memang akan menjadi hebat jika kedua kekuatan itu bersatu. Hanya saja, di dalam hati beberapa ketua, terlebih ketua Bunga Persik dan ketua Krisan Api, mereka sedikit kurang setuju dengan ide penggabungan Hua dan Shengren.Sejak awal Huo Zi dari Krisan Api memang sudah tidak suka dengan Rouku. Jadi, tentu dia tidak senang dengan sega
GREK...!Yi Lin memasuki ruang rahasia Rouku dan sangat syok melihat ada altar pemujaan iblis di sana. Di altar itu Yi Lin melihat tusuk rambut miliknya yang diletakkan di atas bara api.Yi Lin jatuh terduduk, kakinya lemas tidak bertenaga dan tangannya gemetar. Munafik jika Yi Lin tidak paham dengan apa yang terjadi. Hanya saja, dia masih sulit untuk percaya bahwa suaminya yang juga seorang kaisar ternyata adalah seorang pemuja iblis. Terlebih lagi, suaminya lah yang saat ini sedang mengguna-gunainya.“Apa yang kau lakukan di sini?” Yi Lin terlonjak kaget mendengar suara berat laki-laki yang ia kenal tersebut. Dia berbalik dan berusaha menjauh dari Rouku yang terus berjalan mendekatinya. Sialnya, kini punggung Yi Lin menabrak altar. Dia tersudut tidak bisa ke mana-mana lagi.GREP!“Ah!”Yi Lin berteriak kesakitan saat rambutnya ditarik oleh Rouku. Hal itu membuat Yi Lin mau tidak
“Oh iya, mengenai penyusup yang sebelumnya kau lihat di istana, menurutmu siapa dan dari mana dia berasal?” tanya Huo Zi pada Hua Lin. “Aku tidak tahu,”—Hua Lin mengeluarkan sebuah giok—“tapi aku menemukan ini di dekat dinding pagar tempat penyusup itu melompat.” Huo Zi mengerutkan dahi—“Ini ....” “Ya, ini giok milik prajurit Wuxia.” “Bagaimana prajurit Wuxia bisa masuk ke Shengren? dan, sampai ke istana?” “Dia mungkin tidak bisa masuk melalui Shengren, orang-orang kita sangat ketat menjaga, tapi Hua ... dia bisa saja masuk dari sana.” “Ah, benar,”—Huo Zi berpikir sejenak—“tapi, kurasa Hua juga tidak akan semudah itu dimasuki penyusup, ... oh, apakah ini berarti ada pengkhianat lain dia Hua Sheng selain kita?” Hua Lin menatap Huo Zi sinis. Dia sedikit tidak nyaman dengan sebutan pengkhianat yang ditujukan padanya, terlebih Huo zi begitu enteng mengucapkannya seolah tanpa beban. Beberapa hari kemudian~ Setelah mendapatkan kekuasan penuh Hua, Rouku kini tidak mau lagi
Setelah pertemuannya dengan sang ayah, Pangeran Yang Xi segera bersiap untuk melakukan perjalanan ke Hua Sheng. Sementara itu di sisi lain, Putra Mahkota Wuxia, Pangeran Wu Xi yang mengetahui adiknya dikirim oleh sang ayah ke Hua Sheng untuk melakukan diplomasi, tidak terima. Dia dengan tergesa-gesa menemui ayahnya, Mo Cheng.“Pangeran Mahkota, Wu Xi memberi hormat pada Kaisar!”“Ada apa, Pangeran Mahkota? apakah ada hal yang mendesak sampai membuatmu tergesa-gesa?” “Ayah, apa ayah sungguh mengirim Pangeran Yang Xi ke Hua Sheng untuk berdiplomasi?” tanya Wu Xi.Mo Cheng mengangguk dan berkata, “Benar, aku mengirim adikmu ke Hua Sheng untuk bertemu dengan Kaisar Rouku.”“Kenapa, Ayah?”Mo Cheng pura-pura tidak paham. “Kenapa apanya, Putra Mahkota?”“Ayah, Ayah tahu bahwa Yang Xi tidak terlalu pandai dalam hal ini—”“Tidak terlalu bukan berarti tidak pandai, Wu Xi,”—potong Mo Cheng—“adikmu itu seorang jenderal, dan seorang jenderal juga penting untuk memiliki kemampuan berbicara denga
“Jika aku jadi dirimu, aku tidak akan mau hanya dijadikan tameng untuk saudaraku yang lain. Pangeran, kau layak untuk diperlakukan lebih baik dari ini di Wuxia. Kau pantas mendapatkan lebih, tidak hanya menjadi Jenderal tapi juga menjadi calon kaisar.”“Rouku keparat!” gumam Yang Xi.Saat ini Yang Xi sudah dalam perjalanan kembali ke Wuxia. Namun, sejak tadi perkataan-perkataan Rouku masih saja menggema di dalam kepalanya.Kini dia telah membuktikan sendiri ucapan ayahnya, bahwa Rouku sangatlah licik dan juga manipulatif. Rouku bisa membolak-balikkan pikiran dan menyelipkan kebencian pada hati seseorang.“Benar-benar berbahaya.”SHUT!Beberapa anak panah melesat dan menancap ke tanah di depan jalur berkuda Yang Xi. Hal itu membuat Yang Xi sontak menarik tali kekang kudanya. NGI-NGIK ...! “Siapa yang berani menghalangi jalanku!”Tidak lama kemudian, muncul tiga orang yang langsung menyerang Yang Xi. Yang Xi yang tahu dirinya menjadi sasaran ketiga orang itu lantas melompat dari kudan