Kiara tengah asyik membersihkan kamarnya yang terlihat cukup merusak pemandangan. Kamar mirip kapal pecah itu sangat menyakiti matanya.
Pakaian kotor berserakan di lantai, selimut tidak tertata rapi. Lantai kamarnya bahkan terasa kasar karena debu yang menempel di kaki setiap ia berjalan di atasnya.
Kadang malas bersih-bersih, tapi melihat kamarnya yang tidak bisa dibilang sebagai kamar membuat Kiara risih. Tangannya akan dengan sendiri membersihkan semua debu dan merapikan semua yang tidak rapi meskipun ia sedang kelelahan. Kiara benar-benar menyukai kerapian.
“Hah, ini baju Tuan Ray! Kenapa banyak sekali? Bodoh, tak perlu aku pertanyakanpun aku harusnya sudah tahu. Ayolah Kiara, kau jangan munafik lagi!”
Kiara berbicara pada dirinya sendiri.
“Kau itu wanitanya Tuan Ray, Tuanmu yang tampan itu. Jika Tuan Ray meminta dirimu, kau tidak bisa menolaknya. Itu percuma, sadarlah! Hidupmu itu milik Tuan Ray! Meski kau merengek, menangis
“Kiara...” Panggil Ray pelan saat ia memasuki kamar Kiara.Kiara berdiri di balkon. Kenapa orang-orang di mansion ini suka sekali mengagetkannya sih?Kiara cukup kaget karena Ray memanggilnya di waktu seperti ini. Biasanya Ray akan menemuinya di waktu makan saja, makan pagi, siang, dan malam atau saat Ray membutuhkanya, itupun tidak mungkin siang karena Ray pasti akan sibuk di kantornya.Bukankah ini bukan waktunya makan? Satu hal yang ia lupa, Ray sudah pulang kerja dan entah kenapa Ray pulang kerja lebih awal. Bukankah saat ia tengah bersih-bersih, Ray mendatanginya untuk mengambil kunci? Kali ini apa yang Ray inginkan?Tidak mungkin itu lagi, kan?“A..ada apa? Apa Anda menginginkan saya untuk melakukan sesuatu untuk Anda?” Tanya Kiara.Kiara bersikap insecure setengah mati. Ia takut jika Ray meminta dirinya tidur dengannya lagi."..."Ray masih diam, ia meminta Kiara untuk duduk di sampingnya, di ranj
Dua minggu adalah waktu yang cukup untuk mengurus segala administrasi yang diperlukan untuk melanjutkan kuliah Kiara. Meski Kiara sempat berhenti kuliah, ia sangat beruntung karena berkat Ray ia bisa melanjutkan kuliahnya lagi. Bahkan ia optimis jika kuliahnya akan sangat menyenangkan, bukan hanya ia bisa kuliah lagi tapi ia juga akan kuliah satu kelas dengan Yuna.Tentu saja bukan hal mudah membuat Yuna yang dari Jepang bisa satu kelas dengan Kiara. Untuk ke sekian kalinya Ray menggunakan kekuasaannya untuk hal ini. Meski Ray tidak turun tangan sendiri, tapi melihatnya yang mau berepot-repot mengurusi orang lain adalah sesuatu hal yang cukup langka. Pasalnya, seumur hidupnya Ray tidak pernah mau mengurusi orang lain, apalagi hal merepotkan yang berhubungan dengan wanita.Mungkin Yuna pengecualian.Ray menyayangi adik angkatnya itu. Ia memanjakannya dengan caranya sendiri. Ia suka mengomel-omel pada Yuna, tapi banyak hal yang ia lakukan demi kebaikkan Yuna.
Meninggalkan Kiara dan Yuna yang tengah sibuk dengan kuliahnya, Ray kini tengah disibukan dengan data-data yang ia dapatkan dari Teha. Ia benar-benar serius mempelajarinya. Tak hanya itu, setiap sel saraf otak saling berhubungan untuk bekerja sama memikirkannya sebuah strategi, rencana yang akan ia lakukan untuk memuluskan segala ambisinya.Ambisinya kali ini harus ia wujudkan. Itu wajib dan keharusan!Menurutnya, jika ia bisa mewujudkan ambisinya yang satu ini semuanya akan terasa lebih baik. Ia akan merasa jika hidupnya itu bisa bahagia. Apa selama ini Ray merasa jika hidupnya tidak bahagia? Bahagia baginya adalah jika ia bisa mendapatkan kembali semua miliknya!“Pengacara sialan itu.” Geram Ray.“Ray, kau tak berniat menghabisinya, kan?” Tanya Teha. “Jika Ken tahu, ia akan menentangmu habis-habisan.”“Aku ingin sekali membunuhnya dengan brutal. Tak hanya pengacara sialan itu, tapi semua orang yang terlib
Para orang suruhan Ray menginkat pengacara Bayu di kursi yang ada di gudang itu. Ray duduk santai di sebuah kursi yang ada di depan tak jauh dari kursi tempat pengacara Bayu diikat.Di samping kanan dan kiri Ray telah berdiri beberapa orang dengan body atletis. Merekalah bodyguard dan pengawal Ray. Mereka juga merupakan orang suruhan, kepercayaan, dan mata-mata Ray. Mereka bahkan menjaminkan nyawa mereka demi kesetiaan mereka pada Ray.Apakah uang menjadi alasannya? Bukan hanya itu, keluarga Ray berjasa besar dalam keluarga mereka, dengan demikian tanpa keraguan mereka rela memberikan nyawa mereka untuk melindungi Ray.“Lepaskan saya! Lepaskan! Apa yang kalian inginkan dari saya? Uang? Berapapun yang kalian inginkan aku akan berikan!” Kata Pengacara Bayu. Ia mencoba melepaskan diri meski ia tidak bisa.“Cih, seluruh uangmupun tidak berarti untuk kami!”“Apa mau kalian, hah?”“Apa dosa terbesarmu?&rdq
Akhir-akhir ini Kiara merasa ada hal yang mengganjal di hatinya. Ia tidak tahu apa itu. Ia hanya merasa hatinya gundah tanpa alasan. Ia sering merasa kesal pada dirinya sendiri, tapi ia tidak tahu apa sebenarnya yang membuatnya kesal itu.Kiara hanya bisa marah-marah tidak jelas bahkan kadang ia meluapkannya kepada Yuna. Membuat Yuna bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Kiara. Apalagi, Kiara sering berubah-ubah moodnya. Kadang senang, tapi bisa berubah kesal dalam waktu yang sama.PMS ada di daftar paling atas kesimpulan yang bisa Yuna tangkap."Ini bocah kenapa coba? Bisa marah tiba-tiba tertawa, lalu terdiam dan melamun. Apa yang Kiara pikirkan? Menstruasinya tiba? Aku bahkan bisa lebih kesal dari itu. Maklumi saja deh, namanya juga cewek."...Semenjak Kiara kuliah, frekuensi ia bertemu dengan Ray semakin jarang. Apalagi sejak Ray mulai sibuk dengan pekerjaannya. Ia tidak bisa melihat Ray meski hanya sedetik
Kiara duduk di kursi taman mansion mewah Ray. Taman yang sangat indah dengan berbagai tanaman di sana. Bunga-bunga mekar dan beberapa di antaranya adalah bonsai dan tanaman buah. Yang membuat kesan mewah dan wow, taman besar dan luas itu dinaungi oleh rumah kaca.Sekaya apakah Tuan Mudanya itu?Sebuah rumah kaca yang sangat besar. Menaungi hampir semua taman penuh bunga itu. Di dalam taman rumah kaca itu, ada kursi dan meja ala Eropa yang saat ini tengah Kiara duduki.Ada secangkir teh dan kue kering di meja. Menemani kesendirian Kiara siang itu.Blubbb.. Bunyi takupan buku.Kiara sudah membaca habis sampai halaman terakhir novel yang direkomendasikan oleh Ray.***KIARA'S POVAku sudah selesai membaca novel rekomendasi dari Tuan Ray di sela waktu senggangku.Othello.Judulnya Othello. Salah satu karya terbaik William Shakespeare. Seorang novelis, actor, budayawan, dan sastrawan besar Inggris. Pria kel
Ray semakin sibuk dengan pekerjaannya. Ia mulai sadar jika sudah hampir tiga minggu tidak menemui Kiara. Ia hanya bertemu dengannya sekali saat ia memberikan buku kesukaan ibunya di perpustakaaan pribadinya. Munafik jika ia tidak merindukan Kiara. Ingin sekali ia menyentuh tubuh indah Kiara seperti biasanya. Ia ingin menjamahnya dan menunjukkan kekuasaannya.Seperti yang sudah-sudah dimana ia selalu berhasil menguasai jiwa dan raga Kiara. Membuat wanitanya itu tak berdaya dalam rengkuhan sayap kegelapannya."Sial, aku ingin menyentuhnya!"Ray tidak tahu bagaimana perasaan itu bisa muncul di dalam pikirannya. Merindukan seseorang? Itu sama sekali bukan gayanya. Dalam hidupnya, yang ia tahu ia hanya merindukan sosok keluarganya yang sudah lima belas tahun ini ia pendam. Hanya keluarganya yang sudah mati secara tragis itu yang selalu ia rindukan. Tidak ada yang lain.Tapi ini aneh, Kiara tidak bisa ia kesampingkan begitu saja. Hanya saja, saat ini ada pekerj
Ray masih ingin main-main. Ia belum berniat mengakhiri kesenangannya. Baginya, ini semua bukan apa-apa. Ini masih pemanasan. Akan ada hal gila lagi yang akan segera ia lakukan. Ia hanya perlu menunggu waktu yang sudah ia rencanakan tiba. Meski ia tidak tahu akan jadi seperti apa setelah itu. Tapi ia mencoba meyakinkan diri jika ia akan menang. "Apapun yang terjadi, aku akan menang!" Bagaimanapun ini adalah waktu yang Ray tunggu. Waktu yang tidak cepat buatnya untuk membalas dendam. Lima belas tahun itu sangat lama. Ia harus memanfaatkan dengan baik kesempatan yang Tuhan berikan kepadanya. Seminggu setelah mengancam hakim Lee, Ray kembali mencoba mempermainkan komisaris Ryan. Lawan Ray kali ini lebih tangguh dari sebelumnya. Ini karena komisaris Ryan adalah seorang anggota kepolisian. Sudah dipastikan jika ia memiliki skil bela diri yang cukup bagus meski usianya sudah lebih dari setengah abad. Sempat terjadi penembakan beberapa kali. Bukan Ray jika ia