Beranda / Rumah Tangga / ISTRIKU TAK SUKA DANDAN / Membawa Deswita Ke Rumah

Share

Membawa Deswita Ke Rumah

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-04 12:00:00

Aku langsung terdiam menikmati sarapan di depannya. Setelah selesai, dia menitipkan kotak bekal untuk kubawa ke kantor.

 

"Ini bekalnya, bang. Kalau tidak dimakan kasih OB kantor saja," ucapnya enteng.

 

"Jangan lupa bawa kotak bekalnya pulang." Astagfirullah,  ini aku yang pelit atau dia sih. Kotak bekal diharuskan bawa pulang.

 

"Jangan sampai kotak bekalnya hilang, ini kotak bekal limited edition." Diih, kotak bekal apa, sih, yang mahal. Akal-akalannya si Alya ini mah.

 

"Iya, cerewet!" ketusku.

 

"Biar aku tidak dianggap korupsi oleh manager bank, makanya kusiapkan bekal. Untuk nota belanja tiga puluh hari kedepan aku akan buat  rinciannya," jawabnya lagi.

 

Lebih baik aku segera ke kantor. Makin mumet aku di rumah olehnya. Seperti biasa tampilannya kembali lagi, celana training dan jilbab instan. Dan anehnya pakaiannya itu-itu saja bikin tidak ada selera menatapnya.

 

Aku berangkat dengan perasaan tak menentu. Mana saldoku berkurang dibuatnya. Aku seperti terhipnotis mentransfer uang ke rekeningnya. Entah apa salah dan dosaku bertemu dengan wanita yang tidak jelas rimbanya ini.

 

***

Sampai kantor semua seperti menungguku. 

 

"Pak Dave, pangling aku lihat istri pak Dave yang begitu cantik. Tutur bahasanya seperti orang kalangan bangsawan," ucap Dito menyambutku. Lagi-lagi si Alya jadi bahan pembicaraan.

 

"Tau darimana?"

 

"Tadi malam Sinta berkenalan dengannya, lesung pipitnya bikin candu pak lihatnya." Eh, kenapa mereka yang heboh.

 

"Bener pak, waktu bapak dekat dengannya kami nguping. Istri cantik begitu harusnya dipamerin pak Dave. Aku sampai kebawa mimpi."

 

"Hahaha ... sekalinya emak bedaster dandan buaya mati hidup kembali," bisik Fery. Eh, tau darimana coba si Fery ini.

 

"Sok tahu kamu, Fer."

 

"Tau lah aku 'kan penikmat komen emak-emak Kabeem."

 

"Hahaha ... ente kadang-kadang bikin hati snep." Si Fery justru tak dapat menahan tawanya. Satu kantor pun mulai ter Alya Alya dibuat. Memang sehebat apa si Alya ini.

 

Aku segera masuk ke ruangan. Mengecek semua pekerjaan hari ini. Kutaruh bekal yang dibuat Alya pagi ini. Bahkan bekal yang tidak seberapa harganya diperhitungkan. Kotaknya pun harus kubawa pulang kembali. Dikira enak kali masakannya. 

 

Entah mengapa pikiranku selalu ke Alya membayangkan pesonanya tadi malam membuatku sampai belum bisa melupakannya. Sesekali kupandang bekal yang dibawa, tak lupa kubayangkan transfer sembilan juta itu. Biasanya wanita-wanita atau para istri di sinetron lemah, kenapa Alya begitu kuat seperti tidak ada takutnya padaku. Ibaratnya, silahkan cari yang lain tak masalah bagiku. Aku dibuat dilema olehnya.

 

Di dunia ini yang paling kutakuti adalah ibuku. Sebisa mungkin aku selalu mengikutinya hingga dijodohkan dengan Alya pun aku terima begitu saja. Meski beliau tidak pernah protes jika tidak pernah kuberi uang belanja. Namun, sekarang ada personil baru yang mulai mempengaruhi pikiranku,o siapa lagi kalau bukan Alya. Ibu begitu menyayanginya entah darimana ibu mendapatkan wanita seperti Alya. Aku dibuat bertekuk lutut. Jika begini terus bisa-bisa kesehatanku terganggu dibuat oleh si Alya.

 

***

Tak terasa istirahat makan siang tiba. Seperti biasa si Fery selalu datang mengganggu. Kulihat bekal yang disiapkan Alya untukku. Namun, gengsi ini sudah di ubun-ubun.  

 

"Apa itu, Bro." 

 

"Bekal dari Alya."

 

"Serius? Ngiler, neh. Ingat gadis cantik yang buat, bikin makin lapar." Mulai dah si Fery.

 

"Makan aja, jan muji-muji dia terus, pen mual ane."

 

"Lah ente, istri cantik gitu dianggurin, payah banget jadi suami. Aku justru bersyukur jika istri biasa-biasa saja, nyambut pulang rumah dengan penuh senyuman. Si Dina makin menjadi-jadi dengan teman sosialitanya kemarin totok wajah uang ane tiga juta melayang." Eh, si Fery malah curhat.

 

"Cantik itu mahal. Tapi kalau suami banyak cicilan harusnya si Dina sadar diri, boro-boro mau masak. Ogah ma dia." Si Fery semakin banyak curhat bikin makin pening mendengarnya dikira aku akan kuluh mungkin sama si Alya.

 

Dengan semangat dia membuka bekal dari Alya. Aku hanya menatapnya dengan keheranan, dia lapar apa doyan? Ada rendang dibuat oleh Alya. Entah mengapa aku dibuat ikut lapar, tapi gengsi mengatakannya.

 

"Gila enak banget, Dave. Dapat darimana kamu bidadari seperti istrimu? Jarang-jarang aku makan masakan rumahan." Dia begitu semangat makan sambil muji si Alya.

 

"Eh, ente doyan apa lapar?" Jangan sampai bekal ini habis olehnya. Aku juga ingin mencicipi walau sedikit. Penasaran dengan bekalnya Alya. 

 

Astaghfirullah dia hanya menyisakan satu potong dan sedikit nasi. Pen ditabok si Fery ini.

 

"Makasih, bro. Besok aku mampir lagi. Mayan gratisan. Cita rasanya mengalahkan cafe di sebelah," ucapnya berlalu. 

 

Ya Ampun benar-benar si Fery, aku hanya di sisain sedikit saja olehnya.

 

Kuambil satu potong daging itu karena penasaran. Namun, lagi-lagi ada halangan Deswita datang ke ruangan.

 

"Pak Dave tidak makan siang?" tanyanya. Aku ingat janjiku ke Alya untuk bawa Deswita sore ini.

 

"Makan dimana?" aku menanyakannya sekalian ingin mengajaknya ke rumah.

 

"Kita coba cafe baru di sebelah. Masih tiga puluh menit lagi."

 

"Oke."

 

Akan kubuat si Alya perhitungan. Dia pikir wanita hanya dia saja, nyatanya Deswita begitu mengejarku meski dia tahu aku sudah beristri. Baru aku tahu ada cafe baru di sebelah kantor. Meski rendang buatan Alya masih dipikiranku. Namun, misi harus tetap dijalankan agar si Alya tidak semena-mena. 

 

"Des, aku mau ajak kamu sore ini ke rumah menemui istriku."

 

"Aku sangat menunggu hari ini tiba. Aku sudah sering dengar tentang istri pak Dave yang kusam dan jarang dandan itu."

 

"Iya, dia anti untuk sekedar memoles diri sedikit saja."

 

"Mungkin dikira tinggal di hutan kali, pak."

 

"Hahaha ... kamu bisa saja, Des."

 

"Berarti aku bisa menggantikan istri pak Dave, jadi satu-satunya di hati pak Dave. Aku akan tampil memukau hari ini," sambungnya penuh antusias.  Semoga saja si Alya tak banyak ulah. Aku justru yang deg-degan.

 

"Aku harap kamu bisa mengalahkan istriku yang jarang senyum itu. Ini karena aku menerima begitu saja perjodohan ini."

 

"Tenang saja, pak Dave. Aku sudah biasa mengalahkan gadis-gadis yang tidak jelas seperti itu." Deswita begitu semangat. Tak sabar rasanya menunjukkan semua ini ke Alya.

 

Selesai makan kami langsung kembali ke kantor. Rasanya tak sabar pmelihat reaksi Deswita bertemu Alya.

 

Sampai ke ruangan kulihat lagi bekal yang bersisa satu potong itu. Kuambil sedikit lalu kumakan. Rasanya benar-benar enak, pantas si Fery seperti tidak sadar diri makan masakan si Alya.

 

***

 

Menjelang pulang Deswita sudah siap. Dia bahkan merias diri sebelum berangkat denganku. Sudah tak sabar rasanya sampai rumah. 

 

Tak lama di perjalanan kami sampai ke rumah.

 

"Ini rumah pak Dave?" tanyanya. 

 

"Iya, ini rumah pribadiku."

 

"Rasanya ingin cepat-cepat tinggal disini." Walau kulihat si Deswita ini aneh dan sedikit matre, tapi kurasa itu wajar karena dia selama ini sangat menginginkanku.

 

Aku memencet bel, terdengar suara langkah dari dalam membuka pintu. Alya menggunakan tunik keluaran terbaru dengan pasmina digunakan. Dia tersenyum manis memyambut kami.

 

"Katanya istrinya dekil, pak. Itu sih mirip artis," bisik Deswita. Sial, bahkan Deswita sempat-sempatnya memuji si Alya. Aku dibuat tak berkutik dengan sikapnya Alya yang begitu manis sore ini. 

 

"Silahkan masuk, ini dengan Deswita, ya," sapanya ramah. Rumah bahkan disulap harum dan wangi. Kenapa aku deg-degan begini.

 

"Iya, aku Deswita."

 

"Ayo, bang. Ajak Deswita masuk," sapanya dengan lembut. Duuh jantungku entah mengapa berdetak lebih cepat.

 

Aku dan Deswita masuk, meski firasatku aneh. Namun, kutepis semuanya demi membuat Alya bertekuk lutut. 

 

Dia duduk dengan anggunnya,  tak ada sedikit pun raut wajah cemburu atau takut aku membawa Deswita. 

 

"Pantas suamiku tertarik, ternyata mbak Deswita begitu cantik." Dia memulai percakapan. Nampak jelas wajah Deswita yang terpesona dipuji.

 

"Biasa perawatan wajah dimana? Pasti mahal." Dengan santai si Alya bertanya. 

 

"Aku biasanya ke Spa yang bukan kawe-kawean."

 

"Berarti yang Spa terbaik, lah, ya di kota ini," jawab Alya. Dia terus menatapku tanpa berkedip.

 

"Berapa biayanya? Ini penting agar bang Dave bisa menyiapkan diri, takutnya jantungnya kumat kalau transfer uang," ucapnya enteng. Astaga si Alya ini.

 

"Sekitar dua belas juta, lah, setiap bulan untuk perawatan. Itu sudah lengkap dengan perawatan harian. Aku kalau yang bukan produk terkenal tidak cocok," jawab si Deswita. Dia tidak tahu jika aku menelan ludah mendengar ucapannya. Ha, dua belas juta sebulan? Gila! Bisa habis gajiku hanya membiayai skincare saja.

 

"Karena cantik itu mahal, ya, mbak," sambung Alya. Aku dibuat mati kutu.

 

"Asal jangan dikasih nafkah tiga puluh ribu saja, mbak. Bisa hitam kulit mbak dibuat," sambung si Alya mengejekku.

 

"Hahaha ... kalau aku laki modelan gitu  juga langsung ku gugat, mbak. Aku kan wanita yang hobi shopping masalahnya." Aku semakin menelan ludah. Dibuat tak berkutik.

 

"Bang Dave kok tegang begitu, santai saja. Punya istri cantik itu butuh modal, bang."

 

"Aku salut dengan mbak Alya yang santai suami bawa wanita ke rumah."

 

Alya lalu berbisik ke Deswita membuat wajah Deswita panik. 

 

"A ... n ... u." Deswita bahkan dibuat gagap. Entah apa yang dibisikkan.

 

"Pak Dave lebih baik cari saja wanita lain. Aku ... tidak ... bisa." Deswita terlihat panik seperti orang ketakutan.

 

"Maksudnya? Kamu mau nikah lagi Davee!!"

 

 Tiba-tiba ibu di depan pintu berteriak. Deswita ingin kabur, tapi ditahan oleh ibu. Aku gemetar, mati aku ketahuan oleh ibu.

 

"Ibu!"

 

Si Alya malah santai minum melihat aku akan dihajar oleh ibu. Deswita juga tak kalah gemetarnya.

 

Duh, bagaimana nasib kami!

 

 

 

Bab terkait

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Alya Bereaksi

    "Aku akan membawa Deswita ke rumah," ucapnya begitu enteng. Di dunia ini ada yang memiliki ego yang tinggi termasuk Dave Abimanyu. Kadang egonya yang tinggi membuat dia selalu memiliki alasan agar orang di dekatnya sedikit terluka.Aku yang tidak pernah merasakan cinta dan dekat dengan laki-laki menganggap hal itu justru lucu. Lebih tepatnya sifat ke kanak-kanakan. Kita lihat saja sampai kapan dia bertahan dengan egois yang dimiliki.Cukup diam saja memiliki laki-laki yang unik dan pelit ini. Sekelas manager bank begitu sangat perhitungan. Itu mungkin yang membuatnya cepat naik jabatan.Kadang keadaan membuat orang berubah. Aku tipe orang yang cuek, jika orang lain tidak suka tak perlu aku paksa untuk menyukaiku. Setiap orang berhak atas kenyamanan hidupnya dan aku tipe orang yang jika orang tidak suka aku tinggalkan. Kita perlu hidup aman dari orang-orang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Deswita Lari Terbirit-Birit

    Ibu dengan melotot mengintrogasi kami. Tangan Deswita terus gemetar, entah apa yang dibisikkan oleh Alya."Hei, Dave! Sepertinya kamu harus segera dikeluarkan dari daftar keluarga dan semua wasiat. Bisa-bisanya baru nikah satu Minggu kamu mau nikah lagi!" Ibu sudah seperti polisi dan kami tahanannya."Eh, kamu juga gatel sekali jadi wanita. Aku tahu tongkronganmu sering ke club malam. Iya 'kan?!"Deswita terus menunduk. Dia sama sekali tak berkutik, apalagi memandang Alya yang ada di sampingnya. Hebat sekali si Alya tanpa ada rasa empati dia santai minum segelas kopi dan cemilan yang dibuatnya. Bahkan bajunya terlihat rapi dan wangi padahal tadi pagi dia kembali ke asalnya menggunakan training dan jilbab instan."Ma ...af Tante, pak Dave memaksaku kesini. Biarkan aku pulang, tante." Deswita begitu gelagapan. Eh, maksdunya? Buk

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Apa Aku Mulai Menyukainya?

    Alya membawa bekal lalu duduk di sofa ruanganku. Kulihat Fery mengusir karyawan yang mengintip. Mati aku digosipin. Kenapa juga Deswita bisa nekat seperti tadi. Geli dan ngeri aku melihatnya."Lain kali kalau kencan jangan di ruangan kerja, ada banyak pasang mata yang harus kita jaga. Aku rasa seorang Dave Abimanyu telah berjuang mempertahankan posisi dan jabatannya untuk sampai sejauh ini." Dia dengan santai menasehatiku sambil membukakan bekal."Aku tidak ingin dicap sebagai istri yang korupsi makanya aku bawakan bekal," sambungnya lagi. Aku bahkan sampai dibuat terhipnotis olehnya."Makanlah ... biar kotak bekalnya aku bawa pulang, sekalian kotak bekal kemarin aku bawa juga."Setelah membukakan bekal dia duduk manis, selama nikah aku tidak pernah melihatnya bermain ponsel. Apa dia juga tidak punya ponsel? Kenapa semak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Alya Kamu Sungguh Terlalu!

    Alya melepas pelukanku. Sekarang baru terasa malunya, apa aku terlalu baper dengan kejadian hari ini hingga aku tak peduli dengan harga diriku. Alya memandangku dengan tatapan heran. Bukankah tadi adegan yang paling romantis antara suami istri."Sepertinya Abang perlu dirukiyah, aneh aku rasa." Dia menggelitik heran melihatku. Astaghfirullah itu murni Alya perasaanku padamu, masak tidak bisa dibedakan."Aku ke kamar dulu, Abang lanjutkan saja makannya. O, ya Jan lupa hapus dulu air matanya. Geli aku lihat," sambungnya. Duuh, mau ditaruh dimana wajahku ini, bisa-bisanya si Alya meledekku. Malunya minta ampun.Aku membasuh muka lalu secepat kilat ke kamar melihat Alya, entah mengapa aku takut dia pergi."Sebelum pergi temani aku makan dulu.""Aku sudah makan, bang. Sebelum kesini.""Temani aku. No debat!" Alya menghela nafas lebih dalam. Aduh, mengapa aku jadi begini, apa aku terlihat memalukan. Setelah mencari barang yang akan dibawa ke hotel, Alya menemaniku makan."Sendokin aku maka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Dilema

    Pak haji sudah siap ingin merukiyahku. Mati aku, bagaimana caranya menjelaskan bahwa itu hanya akal-akalan Alya saja."Maaf pak haji, sepertinya pak haji salah alamat, disini tidak ada namanya pak Dave." Dia melihatku dari atas sampai bawah."Ini memang anda pak Dave, bahkan foto baju yang pak Dave pakai dikirim oleh istri pak Dave." Astagfirullah Alya, bisa-bisanya dia memotretku."Aku kembaran pak Dave, oke? Tak ada paksaan bagi yang tidak ingin dirukiyah 'kan, pak haji.""Tapi ...."Secepat kilat aku menutup pintu agar pak haji pergi. Astaghfirullah ada-ada saja Alya ini, masak dia memanggil perukiyah ke rumahku. Alya bahkan mengirim foto dengan pakaian yang kugunakan.Malam ini aku tidur sendiri dengan banyak rasa di hatiku. Jengkel, mara

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Nirani Berani Ke Rumah

    "Mas Dave kenapa?" tanya Nirani heran yang melihatku melepas pelukannya dengan paksa."Istriku melihatmu memelukku.""Mas Dave sudah menikah?""Iya, baru sepuluh hari." Nirani menutup mulut tak percaya."Ini tidak mungkin, bukannya Mas Dave sangat mencintaiku?""Itu, dulu, Nirani. Sekarang aku mulai belajar menerima istriku." Aku melepas tangan Nirani lalu berlari mengejar Alya yang entah kemana rimbanya.Mengapa rasanya dadaku begitu sakit. Apa pernikahanku akan kandas? Alya tidak mungkin akan mempertahankanku. Apalagi ini yang sudah kedua kali aku menyakitinya.Meliha

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Alya VS Nirani

    "Aku telpon mas berapa kali, tapi tidak diangkat." Luar biasa sekali Nirani, ternyata dia lebih berani dari Deswita."Aku Nirani, mbak." Dia mengulurkan tangan ke Alya."Saya Alya. Maaf tangan saya bekas basuh kepiting agak amis," jawabnya santai. Aduh mengapa pula ini jantung terasa copot. Namun, si Nirani mentalnya sangat berani."Oh, gak masalah, mbak." Nirani berubah seratus delapan puluh derajat. Entah apa dia datang ke rumah, padahal aku sudah katakan padanya punya istri."Bang, ajak tamunya, aku siapkan minuman terlebih dahulu." Alya menuju ke arah dapur lalu berhenti di dekatku dan berbisik, "Abang cocok dengannya, semoga aku tidak khilaf menambah minumannya dengan sianida." Astaghfirullah Alya. Apa yang akan dilakukan Alya terha

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Alya VS Nirani 2

    "Nirani kamu membawa mobil?" tanyaku."Iya, mas.""Kalau tidak biar pulang dengan dokter ini saja.""Sorry, aku tidak bisa. Aku anti gonceng wanita sebelum nikah," jawabnya. Diiih, sok kecakepan sekali ini dokter."Kecuali kalau sama Alya, dia adalah cinta tak berbalasku," bisiknya padaku.Hebat sekali si Alya membuat banyak laki-laki mengejarnya."Aku permisi dulu, ya. Alya ... aku pamit."

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06

Bab terbaru

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Yang Penting Bersamamu

    Alya begitu sibuk di dapur menyiapkan si kecil makanan. Kadang dia menggendongnya sambil menggoreng. Bukan tak mau cari asisten rumah tangga, Alya ingin memberikan yang terbaik untuk laki-laki kecil kami yang bernama Althaf itu. "Duduk di sini, dulu, sayang." Alya begitu sibuk, kadang dia suka lupa makan. Itu yang membuatku tak tega melihatnya. "Sudah makan?" tanyaku. Dia menggeleng pelan. Aku langsung mengambiil Althaf, kesehatan Alya yang paling utama. Seringkali aku menegurnya agar tidak lupa untuk makan. "Jangan tidak makan, tubuh kita juga butuh nutrisi." Selama ada Althaf, Alya memang begitu sibuk. Tak jarang dia bisa hanya sekedar makan. Bayi yang beranjak semakin besar itu terlihat semakin sehat diasuh Alya. Semakin hari dia semakin menggemaskan. Kami dibuat semakin menyanyanginya. "Dia sudah berceloteh, Bang." "Alhamdulillah, apakah melelahkan, sayang?" tanyaku. Aku begitu menyanyangi Alya, hingga khawatir dia sakit atau tidak makan. Alya fokus menjaga kami, dia memili

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Takdirku Bersamamu

    Aku selalu yakin jika takdir itu selalu pada orang yang tepat. Selalu pada orang yang dipilih. Semesta seperti turut mendukung karena Tuhan selalu menggariskan pada orang yang tepat menurut-Nya. Iham langsung memberikan hasil tes DNA nya. Respon Alya seperti biasa. Dia tipe orang yang tidak begitu euforia terhadap sesuatu. Beda jauh denganku yang suka heboh sendiri. Apalagi kali ini takdirku dengannya tetap bersatu. "Kenapa bisa sekandung?" tanyaku penasaran."Aku dan Alya memiliki ayah yang sama." Alya tetap tenang tak ada sama sekali guratan terkejut di wajahnya."Ibunya Alya adalah cinta pertama ayahku."Lagi, aku memandang Alya yang nampak tenang. Dia sama sekali tak terkejut mendengar penuturan Ilham.“Al, kenapa kamu bisa setenang itu?”tanyaku lagi.“Karena waktu tes DNA aku dan papanya Ilham ke rumah sakit bersamaan," jawabnya santai. Astgafirullah, kembali aku elus dada. Ilham juga Nampak terkejut. Bisa-bisanya dia lebih tahu duluan.“Siapa yang mengarahkanmu untuk tes DNA

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   POV ILHAM

    POV ILHAMWanita idolaku itu selalu berdiam diri di sudut sekolah, entah bagaimana ceritanya dia masuk SMK yang sama denganku, aku dan dia mengambil jurusan yang berbeda, aku mengambil Desain. Sementara, dia mengambil teknik. Semua laki-laki di sekolaku memujinya, meski bar-bar dia tetap santun sesuai kodratnya sebagai perempuan. Itu yang membuat satu sekolah sungkan dengannya. Sampai menjelang kuliah tak ada laki-laki yang dekat dengannya. Aku menyukainya karena dia apa adanya, walau tak pernah kulihat dia dandan sedikit pun. Siapa lagi kalau bukan Alya Putri.Berkali-kali kudekat dengannya selalu ditolak entah apa salahku padanya. Segala hal kulakukan hanya demi dekat dengannya selalu dia buang muka.“Jangan pernah dekat denganku Ilham!” aku ditolak berkali-kali tanpa ampun sedikit pun.Apa aku begitu memuakkan baginya hingga dia sama sekali tidak melirikku. Aku begitu insecure dengannya.“Bagaimana, Bro. Apa dia bisa ditaklukkan?” tanya Fondy sahabatku. Hanya dia yang tahu bagaim

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Karena Kamu Adalah Jodohku

    Cukup lama aku memeluknya, merasakan cinta yang terus bersemi dan bermekar di hati ini. Cinta ini terus tumbuh tanpa bisa kutahan. "Bang, kapan selesainya kalau dipeluk terus?" tanya Alya menyadarkanku. Duh, sekarang terasa malunya. Aku membenci diriku yang mengatakan bahwa dia layak bahagia dengan yang lainnya, padahal aku sendiri begitu terluka. Lidah memang tak bertulang, gampang berucap sulit untuk dilakukan."Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulutku.Alya hanya membalas dengan senyuman. Dengan telaten dia menyiapkan sarapan untukku. Makanan yang disajikan simpel, tapi rasanya begitu enak di lidah. Namun, entah mengapa aku tak tertarik kali ini. Pikiranku isinya hanya Ilham dan Alya. Apa Ilham akan tetap berjuang atau sebaliknya. Aku membenci segala prasangka ini. "Makan yang banyak, ibu sedang sakit jangan sampai kita lemah," jelasnya.Benar, harusnya kata-kata itu diucapkan oleh suami. Namun, ini justru sebaliknya. Aku akui, aku memang lemah. "Terima kasih, Al." Aku menyan

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Adakah ruang untuk kita?

    Aku selalu berharap ada ruang untuk kita bisa bersama, merangkai rindu yang pernah hilang. Merangkai banyak cerita yang pernah sulit kita lalui, meski aku sadar diri untuk tidak berharap lebih dari dirimu. ~Dave_Abimanyu****"Kenapa senyum-senyum gitu, Bang?" tanya Alya."Aku bahagia, Al. Cinta yang kurasakan berbalas." Dia tersenyum, andai aku serakah mungkin aku langsung memeluknya. Namun, aku sadar diri bahwa luka yang kutoreh tidak sedikit. Harus diobati perlahan-lahan. "Ayo kita masuk, Bang. Angin malam tidak terlalu baik," ajak Alya. Aku hanya membalas dengan anggukan meski rasa canggung ini jangan ditanya.Aku memilih tidur di luar dengan pak Sahmat sementara Alya bersama bik Inah ada di dalam."Kenapa senyum-senyum gitu mas Dave. Ciyee, ada yang CLBK," kata pak Sahmat meledekku. Ada-ada aja pak Sahmat."Tipis harapan pak Mat," balasku. Meski begitu aku bahagia karena kami saling mencintai. Rasanya seperti jatuh cinta lagi seperti anak muda."Harapan itu selalu ada selagi ki

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Terbuka

    "Jangan siksa dirimu, Nak. Jika kamu tidak sanggup melanjutkan pernikahan dengan Dave, ibu terima apa pun keputusanmu," balas ibu."Iya, Bu. Istirahatlah," balas Alya sopan. Tidak mengiyakan atau menolak ucapan ibu, dia hanya membalas dengan senyuman.Aku benar-benar merasa tidak percaya diri. Sejauh apa pun aku melangkah dan kembali, tidak ada yang bisa memaksa keadaan. Begitu pun dengan Alya, dia berhak bahagia dengan siapa pun yang dia mau.Aku mundur teratur membiarkan ibu dengan Alya. Aku memang anak yang tidak berguna membiarkan ibu lebih merasa nyaman dengan Alya, dibandingkan dengan aku, anaknya.Ibu bahkan lebih fokus dengan Alya tanpa melihatku di sampingnya. Tangan Alya terus dipegang. Orang akan memperlakukanmu seperti caramu memperlakukannya. Ibu lebih nyaman dengan Alya, mengajaknya bicara dari hati ke hati.

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Harapan

    Terbuat dari apa hatimu yang begitu tenang, setenang air. _Dave"Tenanglah, do'a anak yang soleh itu sampai ke langit ketujuh," ucap Alya menasehatiku. Dia begitu tenang, sementara aku jangan ditanya debaran di dada ini."Ibu sakit sejak enam bulan yang lalu, beberapa kali ibu mengeluhkan kepalanya yang sakit." Alya menceritakanku dengan suara yang begitu tenang."Setelah diperiksa beliau hipertensi dan gula darahnya juga tinggi.""Tapi mengapa kalian tidak mengabariku?""Ibu yang minta, sebagian dari pikiran orang tua selalu tentang kenyamanan anaknya, meskipun mengabaikan diri sendiri. Ibu kulihat seperti itu, beda dari orang tua yang lainnya yang kadang egoisnya lebih tinggi, " sambung Alya. Seperti pukulan telak bagiku yang menelantarkan ibu."Sifat

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Keluarkan Bebanmu, Al

    Kamu tahu hal yang membuatmu dijauhi orang lain adalah kamu tidak bisa mengontrol ucapanmu, membiarkan setiap bait yang keluar dari mulutmu adalah bahwa apa yang kamu ucapkan semuanya benar, tanpa kamu sadari bahwa itu bisa melukai orang lain. ~Alya_Putri ***"Abang kira mudah menjadi aku?" Alya mulai membuka suaranya."Abang bahkan tahu prinsipku, jika harga diriku terluka dan ideologi tidak sama denganmu, maka jangan salahkan aku jika aku pergi meninggalkanmu." "Abang kira mudah begitu saja bagiku memaafkan, ha? Kurasa orang yang paling egois di sini itu adalah abang." "Menghilang, tapi memberi harapan." Lagi, dia menekan suaranya membuatku semakin bersalah.Kubiarkan dia mengeluarkan segala yang ada di hatinya, mungkin itu membuatnya lebih tenang. Cukup lama kami saling menatap, meski titik-titik air itu terus turun tanpa diminta. Aku bahkan menghapus air yang terus turun dari matanya. "Maafkan aku, Al.""Aku benci, Abang. Sangat benci!" teriaknya sambil menangis dan memukulku.

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Rindu ini menyiksa

    Pulang dari masjid ibu sudah bangun, wajahnya lebih segar mungkin efek obat yang diminum."Ibu ...." Aku mencium tangannya berkali-kali. Kali ini lebih terasa karena ibu lebih terlihat segar."Dave ...." Ibu terisak memelukku."Maafkan Dave, Bu." Ibu menggeleng. Kami menangis tersedu-sedu."Yang penting kamu sehat, Nak," ucap Ibu memelukku dengan erat."Alya mana? Apa Alya belum datang?" tanyanya. Maksud ibu?"Iya, Bu. Kan sudah ada Dave," jawabku. Namun, ibu menggeleng."Ibu maunya ada Alya di sini," balas ibu.Sekarang aku yang bingung mau jawab apa."Nanti Dave panggil Alya, ya," jawabku. Kenapa ibu sangat manja pada Alya."Hanya dia yang paham takaran makan minum ibu," ucap ibu.Aku semakin bingung dengan kondisi ibu. Apa selama ini Alya selalu dat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status