Share

LIMA

Author: mapoeri
last update Huling Na-update: 2023-04-15 00:05:39

Memiliki seorang anak adalah impian Sarala.

Sejak dulu, dia begitu menyukai anak-anak. Impiannya dari menjadi guru taman kanak-kanak sampai menjadi seorang ibu. Impian yang bagi orang lain terdengar sepele namun baginya itu adalah impian yang paling luar biasa.

Sarala hanyalah seorang biasa yang dibesarkan oleh keluarga baik-baik, dimana dia tumbuh dengan penuh kasih sayang sebagai seorang anak tunggal hingga akhirnya kecelakaan merenggut kedua orangtuanya. Impiannya menjadi seorang ibu adalah untuk membangkitkan lagi perasaaan rindu kepada ibunya yang tidak pernah dia alami selama bertahun-tahun setelah kepergian mereka.

“Bunda!” Pekik bocah berusia empat tahun itu, berlari memeluk kaki Sarala. Anak laki-laki dengan wajah yang tampan, pipi yang gembul, kulitnya begitu putih bersih, matanya bulat dan rambutnya hitam pekat.

Tampan.

“Dia siapa? Kenapa panggil saya bunda?” Tanyanya kemudian, menatap kearah Kelam serta ART mereka. Semua yang berada disana terkesiap.

Mereka sudah mendengar apa yang terjadi pada Sarala tapi melihatnya secara langsung tetap saja mengejutkan, wanita itu tidak mengenali darah dagingnya sendiri. Anak laki-laki kesayangannya.

“Bunda, ini Soga…” Kata bocah laki-laki itu, menatap Sarala dengan wajah kebingungan. Tidak ada pelukan balasan, tidak ada kecupan, tidak ada tangkupan di pipi dengan kedua tangan yang selalu bundanya lakukan.

“Soga, ikut papa dulu yuk.” Kelam menengahi, menggendong Soga yang kemudian menjerit, menangis karena begitu merindukan bundanya.

Kelam menggendong masuk, berusaha menahan Soga yang meronta di pelukannya. Anak itu masih menangis sampai mereka ke dalam kamar dan Kelam menurunkan anak itu dari gendongannya, dia berjongkok sampai tatapan mereka sejajar. Dia bisa melihat bagaimana mata bocah itu berair dan sembab, perlahan dia mengusap air mata itu.

“Soga, papa ‘kan sudah bilang, bunda lagi sakit…” Ujar Kelam, menggenggam kedua tangan mungil anak laki-lakinya.

Soga masih terisak, “Tapi, mau peluk bunda…” Katanya merengek, matanya menatap Kelam dengan penuh rasa melas membuat hati Kelam perih. Kata apa yang harus dia pakai untuk menjelaskan pada anak sekecil ini kalau ibunya tidak bisa mengingat siapa dirinya, kalau ibunya kehilangan ingatan mengenai siapa dirinya.

“Sabar dulu ya sayang, nanti kalau bunda sudah sehat, Soga boleh peluk bunda banyak-banyak.”

Soga memeluk Kelam, menangis dalam pelukan sang ayah.

Tidak ada kata yang pas untuk penjelasan pada anak sekecil ini, pemahaman mereka terlalu minim untuk mengerti apa yang terjadi.

“Bu Ala sedang tidur di kamarnya.” Kata Bi Isah pada Kelam yang kini berada di dapur, mengecek bahan makanan yang seharusnya tugas Sarala sehari-hari.

“Dia kaget gak bi lihat kamarnya?” Tanya Kelam sembari duduk di salah satu kursi, mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya.

“Kaget pak, katanya bagus banget, luas..”

Kelam mengangguk-angguk. Tentu saja, istrinyalah yang mendesain semua ruang dan sudut rumah ini dengan para arsitek pilihan. Sarala tidak suka rumah yang bertingkat, dia lebih suka rumah yang luas. Maka, Kelam mencari arsitek terbaik untuk mewujudkan hal itu. Rumah ini memiliki empat kamar, kamar Soga, dua kamar tamu, dan kamar mereka.

Kadang kala, kamar tamu itu diisi oleh Bi Isah atau Bi Miah ketika mereka sedang tidak berada di rumah khusus para ART yang tidak jauh juga dari rumah utama.

“Pak, bu Ala kapan ingat den Soga?” Tanya Bi Isah kemudian, membuat Kelam mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecil.

“Saya juga gak tahu bi, dokter gak kasih penjelasan. Katanya, biar Ala ingat sendiri.”

“Tapi pak, bu Ala terus-terusan minta ketemu sama mantan suaminya.”

Kelam memainkan gelas di tangannya, dia juga beberapa kali mendengar Sarala menangis karena ingin bertemu dengan Gandaria, merengek, memohon pada Bi Miah untuk membantunya menghubungi lelaki itu.

“Gak mungkin juga saya minta lelaki itu kesini bi..” Ujar Kelam.

Bi Isah mengangguk kecil, “Saya bingung harus jelasin apa lagi ke bu Ala kalau sekarang dia sudah gak sama suaminya yang dulu..”

Kelam mengamini di dalam hatinya, dokter mengatakan untuk perlahan memberitahu Sarala kalau sekarang dia bukan lagi berusia 20 tahun, dia sudah tidak lagi bersama mantan suaminya, hal yang terlihat begitu mudah tapi sulit dilakukan karena hal itu bisa mengguncang emosinya.

“Yang saya pikirin sekarang gimana kasih tahu dia kalau dia sedang hamil bi..”

“Aduh, benar juga ya pak… Ini sudah bulan kelima, nantinya bu Ala pasti ngerasain gerak adek bayi di perut.”

Masalah lain.

Apa yang harus Kelam katakan jika Ala bertanya mengenai kehamilannya.

Bi Isah menyimpan mangkok berisi bubur kacang hijau yang masih mengepul asapnya di depan Kelam, dia tahu benar kalau akhir-akhir ini majikannya kurang tidur dan juga selalu telat makan karena harus memikirkan banyak hal.

Kelam mengaduk bubur kacang itu dalam diam.

“Sebaiknya pak Kelam sudah sedikit-sedikit memberitahu bu Ala tentang itu pak.” Bi Isah melanjutkan, kini beliau duduk di samping Kelam yang tengah menyendokkan bubur masuk ke dalam mulut dan mengunyahnya. “Setidaknya, bu Ala gak begitu kaget kalau-kalau malahan dengar dari orang lain, atau nonton berita.”

Kelam masih terdiam, mengunyah bubur di dalam mulutnya.

“Saya masih mikirin cara yang tepat untuk kasih tau kalau dia sudah gak sama Gandaria lagi bi, penjelasan apa yang akan dia terima tentang itu. Kalau dia sama Gandaria sudah begitu lama usai karena hal menyakitkan. Saya cuma gak mau Ala ingat lagi.”

Dia tidak ingin Sarala tahu apa yang terjadi dengan pernikahan sebelumnya, namun dia mungkin harus melakukannya agar wanita itu tidak perlu lagi mencari Gandaria, mantan suaminya.

Suami yang memukulinya selama pernikahan dan berselingkuh, suami yang membuat hidupnya menderita selama lima tahun pernikahan. Berkedok bekerja untuk membahagiakan Sarala, Gandaria berselingkuh dengan banyak wanita, pergi ke club malam dan meniduri banyak wanita. Kelam tidak ingin memori buruk itu kembali kepada Sarala. Biarlah ingatan buruk itu menghilang bersama dengan memori kebersamaannya.

“Ingatan Ala sekarang masih ketika dia usia 20 tahun, bibi sendiri dengar gimana dia cerita tentang pernikahannya yang baru saja menginjak usia tiga bulan dengan mantan suaminya itu. Dia lagi di dalam momen bahagia.” Ucap Kelam, menelan kunyahan terakhir bubur kacang hijau yang mendadak terasa hambar di dalam mulutnya karena teringat cerita yang istrinya gaungkan berkali-kali mengenai si mantan suami.

Dia tidak ingin Sarala mengingat semuanya, dia hanya ingin Sarala mengingat hal-hal baik. Mengenai dirinya, mengenai Soga, mengenai buah hati mereka yang masih belum lahir dan juga mengenai keluarga kecil mereka. Keluarga kecil hangat yang mereka bangun bersama-sama karena cinta.

“Dia gak akan terima bi kalau pernikahan yang dia idam-idamkan dengan kekasih masa sekolahnya hanya bertahan selama lima tahun, saya gak mau Ala ingat apa yang terjadi dengan dia dan Gandaria sampai bikin dia trauma dulu.”

“Siapa yang trauma?”

tiba -tiba pertanyaan itu terdengar, Kelam dan Bi Isah menoleh dan mendapati Bi Miah tengah bersama Sarala.

“Siapa yang berpisah? Kenapa aku dan Ganda?!” Suaranya meninggi, Kelam dan Bi Isah serta Bi Miah menegang. Mereka masih terdiam ketika Sarala berteriak lagi,

“DIMANA GANDA?! AKU MAU GANDA!!!!!!!”

Kaugnay na kabanata

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   ENAM

    Sarala.Dia terisak, tangisnya masih terdengar, airmatanya terus mengalir. Dia menangis tersedu ketika tanpa sengaja mendengar percakapan kedua orang itu, Bi Isah dan Kelam. Dia mendengar percakapan mengenai dirinya dan Gandaria, mengenai perpisahan dan trauma. Mungkin karena kecelakaan yang menimpanya, sedikitnya dia tidak mengerti arah obrolan itu kemana.Dia hanya takut.Takut terjadi sesuatu pada Gandaria.Dia menatap kakinya yang masih tidak berdaya, masih tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Kemungkinan dia pulih seperti sedia kala begitu jauh dari kata ‘secepatnya’ seperti yang didengungkan oleh dokter sebelum kepulangannya.Sarala masih harus mengikuti banyak terapi sebelum akhirnya berjalan seperti sedia kala.Sedangkan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana menghubungi Gandaria yang seperti orang-orang ini bilang kalau pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis penting keluar negeri.Tempat yang asing dengan orang-orang asing yang tidak mampu Sarala ingat.Dia terisak la

    Huling Na-update : 2023-05-22
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   TUJUH

    Kelam.Semalaman Kelam memikirkan ucapan bi Isah, mengenai dia harus mendekati Sarala seperti dulu. Kelam tidak yakin dengan hal itu, mengingat bagaimana istrinya bersikap pada lawan jenis Kelam tidak yakin apakah dia bisa mendekati dan membantu wanita itu mengingat lagi siapa dirinya.Tapi, dia juga tidak bisa hanya berdiam diri dan menunggu.Sarala terus menerus menanyakan dimana Gandaria, suaminya. Melihatnya cukup menyakitkan, pria yang begitu dulu dia benci kini dia tanyakan lagi karena dalam ingatannya Gandaria dan dia masih saling mencintai.Melirik kearah jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 2 siang, Kelam berencana untuk makan siang diluar saja ketimbang memesan di aplikasi. Hari ini dia tidak memiliki jadwal rapat lagi sampai sore, biasanya dia akan janjian bertemu dengan Sarala beserta anak mereka Soga dan makan bersama-sama.Kini tidak bisa.Perubahan yang benar-benar membuat dirinya tidak nyaman, dia bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana pada istrinya sendir

    Huling Na-update : 2023-05-22
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DELAPAN

    Sarala.Dia merasakannya sejak awal, sejak matanya terbuka pertama kali setelah kecelakaan, dia merasakan sesuatu di dalam tubuhnya. Ada gerakan-gerakan samar yang semula dia pikir hanya ada di dalam pikirannya semakin lama semakin nyata.Setelah kepulangannya dari rumah sakit, gerakan itu semakin hari semakin terasa nyata. Dia yang tahu porsi makannya yang kecil, setiap hari selalu merasa lapar lebih cepat, selalu menginginkan makan-makanan manis padahal Sarala tidak menyukai minuman atau makanan yang terlalu manis.Melihat tubuhnya di kaca ketika dia duduk diatas kasur ataupun ketika dia sedang berada diatas kursi roda, dia bisa melihat dengan jelas perbedaannya.Bagaimanapun, dia seorang wanita.Ingatannya mungkin belum pulih sepenuhnya seperti yang dokter katakan karena dia tidak mengingat bagaimana kecelakaan terjadi, tapi dia tahu tubuhnya. Dia mengingat semuanya, mengenai tubuhnya, mengenai pernikahannya dengan Gandaria yang baru terjadi beberapa bulan lalu.Hari ini ketika dia

    Huling Na-update : 2023-06-03
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   SEMBILAN

    Pertemuan pertamanya dengan Sarala adalah ketika dia diminta untuk melanjutkan kelas bahasa Inggrisnya karena bisnisnya sudah begitu berkembang. Kelam tidak keberatan untuk melanjutkan kelas bahasa Inggris dan mengejar nilai toefl untuk mendapatkan sertifikat dan melancarkan bahasa Inggrisnya.Saat itu, usianya 29 tahun. Usia dimana sebagian teman-temannya sudah menikah, memiliki dua sampai tiga orang anak bahkan banyak juga yang sudah bercerai. Tapi Kelam masih menikmat kesendiriannya. Bukannya tidak mau memiliki seseorang di hidupnya, tapi dia sedang sibuk mempersiapkan masa depannya sendiri.Kelam bekerja lebih keras agar tidak melulu dikait-kaitkan dengan keluarganya yang sudah turun temurun memiliki kekayaan dan koneksi. Dia berusaha membangun segalanya sendirian meskipun tidak sedikit yang mencemoohnya karena dia lahir dari keluarga kaya.Ya, tidak bisa dipungkiri kalau dia memiliki koneksi.Tapi mempertahankan bisnis dan memiliki koneksi adalah dua hal berbeda maka dari itu dia

    Huling Na-update : 2023-06-11
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   SEPULUH

    Sarala.“Minggu ketiga ya..” Gumaman itu terlontar pelan ketika akhirnya Sarala menyelesaikan sesi terapinya, perlahan dia bisa menopang berat tubuhnya menggunakan dua kakinya. Dia juga sudah bisa berjalan meskipun harus dengan bantuan, dia memberikan banyak sekali kemajuan.“Semoga di minggu selanjutnya bisa jauh lebih baik ya..” Kata si terapis sebelum akhirnya pamit undur diri pada Sarala yang diantar bi Miah, dia masih duduk diatas roda. Bi Miah selalu mengantarnya kemanapun, dan dia bersyukur ada orang yang mau melakukan hal itu semua padanya.Akhir-akhir ini semenjak dia sadar kalau dirinya tengah mengandung, ada rasa bahagia yang tidak bisa dia utarakan. Dia selalu menikmati gerakan-gerakan dari si kecil di dalam perutnya, ini kali pertama dia hamil tapi entah kenapa dia merasa hal-hal seperti ini begitu familiar. Dia seperti pernah merasakan sebelumnya.Sarala juga menghabiskan waktunya bersama dengan orang-orang di tempat baru, di tempat yang sekarang dia tinggali. Orang-oran

    Huling Na-update : 2023-06-17
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   SEBELAS

    Kelam.Ada banyak hal yang Kelam benci di dunia ini, jika bisa diurutkan mungkin hanya beberapa yang termasuk membenci sesuatu karena alasan pribadi seperti membenci seseorang bernama Gandaria.Dia membenci Gandaria karena sikapnya pada Sarala ketika mereka bersama. Awalnya ketika Sarala jujur pada Kelam mengapa pernikahannya berakhir dia hanya mengatakan “Kita sudah gak cocok aja.”Setiap kali Kelam tanyakan jawabannya hanya berakhir disana, seperti sedang menutup kotak pandora Sarala tidak pernah ingin membukanya lagi sampai akhirnya dia bertemu dengan Gandaria. Pria itu tinggi, berwajah tampan dan juga arogan. Kelam mengenalnya karena urusan bisnis, saat itu Gandaria memegang dua bisnisnya untuk pengurusan pajak.“Pak Kelam sudah menikah?” Adalah pertanyaan yang pertama kali pria itu lontarkan kepada Kelam ketika mereka sedang makan siang bersama.“Belum, tapi sedang mempersiapkan.” Jawab Kelam kala itu.“Saya sudah pernah menikah tapi beberapa tahun lalu bercerai.” Ujar Gandaria,

    Huling Na-update : 2023-06-19
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUABELAS

    Sarala“Gandaria akan pulang dua minggu lagi.”Kata-kata itu terus terngiang di benak Sarala, dia mulai tidak sabar. Dia benar-benar ingin bertemu dengan Gandaria, dia ingin bertanya mengapa pria itu tidak meluangkan waktunya untuk sekedar menghubunginya padahal pria itu tahu dia mengalami kecelakaan yang membuatnya hampir lumpuh.Dia mulai bertanya pada bi Miah mengenai pakaian-pakaiannya yang dulu, melihat pakaian yang ada di lemari, dia tahu itu seleranya tapi bukan selera Gandaria. Selama ini dia memakai baju yang menjadi selera Ganda bukan dirinya.Dia sudah meninggalkan apa yang dia sukai sejak lama.“Ini semua baju-baju ibu, ibu yang beli dan pilih sendiri.” Jawab bi Miah.Ada jeda sebelum Sarala kemudian mengerenyitkan dahinya. Dia tidak pernah memilih dan membelinya bajunya sendiri, semua yang di lemarinya dibelikan oleh Gandaria, pria itu yang memilih dan membelinya tanpa bertanya apakah Sarala menyukai modelnya, warnanya, atau hal-hal lainnya.“Saya gak pernah beli baju sen

    Huling Na-update : 2023-07-02
  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   TIGABELAS

    “Soga alergi blueberry.”Kata-kata yang sampai hari ini terngiang di benak Kelam. Sarala tanpa sadar mengatakannya, dalam bawah sadar wanita itu dia masih mengingat mereka sebagai suami dan anaknya.Dia mengacak rambut, berada di dalam rumah kini jauh lebih menyesakkan. Tiap kali dia tanpa sengaja saling bertemu pandang dengan Sarala, wanita itu akan selalu memalingkan wajahnya. Wanita itu sangat menghindari berduaan dengan Kelam meskipun hanya mengobrol hal-hal tidak penting. Ketika meminum teh bersama juga dia meminta bi Miah maupun bi Isah berada disana meskipun agak jauh dari tempat keduanya.Sarala terlihat tidak nyaman berada di dekatnya.Dia menghela napas, mengecek ponselnya, sampai saat ini belum ada kabar dari Gandaria apakah pria itu mau melakukan

    Huling Na-update : 2023-07-03

Pinakabagong kabanata

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   TIGA PULUH

    Sarala dilarikan ke Rumah Sakit, setelah apa yang terjadi di pendopo dia kemudian berteriak-teriak kesakitan. Semua asisten rumah tangga merangsek pergi ke pendopo dan mendapati Kelam begitu panik.“Sudah pembukaan tiga, ditunggu ya.” Kata perawat yang mengecek masuk ke dalam kamar, Sarala sudah menjerit-jerit kesakitan.“Gak kuat! Mules banget! Gak kuat!” Keluhnya, napasnya memburu, keringatnya bercucuran padahal AC di ruangan begitu dingin.“Sabar dulu La, sabar ya,” Kelam berusaha menenangkan tapi dia juga jadi panik.Sarala meraung, menangis, untungnya tidak lama kemudian pembukaannya sudah lengkap. Dokter kandungan yang menanganinya masuk dan kemudian membantunya dalam proses persalinan, Kelam seperti biasa berada di ruangan itu juga sama seperti ketika Sarala melahirkan Soga.Sarala mengejan, membuang napas, mengejan lagi.“Sudah hampir keluar bu, sudah kelihatan ya kepalanya!” Kata dokter itu lagi, dia mengintruksikan Sarala untuk mengejan satu kali lagi.Dan suara melengking b

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH SEMBILAN

    Kelam bertemu dengan dokter yang menangani Sarala, sudah hampir empat hari istrinya berada di Rumah Sakit. Media sudah memberitakan hal itu kemana-kemana, media sosial penuh membicarakan hal itu karena tagline berita tersebut adalah Sarala mengalami komplikasi karena menjalani terapi.“Pak, kami akan konfirmasi pada media kalau bu Ala hanya kecapekan bukan karena komplikasi menjalani terapi.” Kata asistennya.“Ya, tolong diurus saja ya, saya juga bingung kenapa jadi terlalu jauh ini beritanya.” Kelam mengiyakan ucapan asistennya.Terkadang media suka sangat melebih-lebihkan yang tidak seharusnya. Dia dan Sarala bertemu dokter yang menangani wanita itu, dokter menjelaskan kalau ketika pingsan Sarala mengalami beberapa kali kontraksi dan diwajibkan untuk hanya diam diatas tempat tidur sampai usia kandungan dirasa cukup.“Dua bulan lagi bu Sarala diperkirakan akan melahirkan, jadi saya pikir sebaiknya tinggal di Rumah Sakit lebih baik.”Kelam menoleh kearah Sarala, ingin tahu pendapatnya

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH DELAPAN

    Soga berlari kecil memasuki lorong kamar rumah sakit. Sarala dipindahkan ke ruang VVIP oleh Kelam karena dia ingin privasi keluarganya terjaga, dia sudah mendengar kalau media satu persatu mendatangi rumah sakit ini. Mereka masih menyangka kalau Sarala mengalami kontraksi dini karena pengaruh dari terapinya.Kaki kecil mungil itu berlari dengan riang menghampiri ruangan kamar, dia begitu senang seperti rasanya ingin berjingkrak-jingkrak. Dengan cepat Soga membuka pintu kamar, “Bunda!!!” Pekiknya kencang, tersenyum lebar sambil berlari.“Aduh abang jangan lari-larian!” Kelam berusaha menghentikan si kecil Soga yang kini sudah merangsek dalam pelukan Sarala yang tengah duduk di kursi roda.“Bunda! Benar bunda minta ketemu abang?” Tanyanya, dia menatap Sarala dengan mata penuh binar.Sarala masih terasa canggung dipanggil ‘bunda’ oleh bocah itu, “Iya..” Jawabnya pelan, malu. Dia mengelus puncak kepala Soga yang sekarang tersenyum-senyum senang mendengar jawaban bundanya.“Papa! Bunda sud

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH TUJUH

    Sarala membuka matanya perlahan, sekitarnya terasa hening, dia menatap langit-langit. Jaraknya begitu jauh dari tempatnya tertidur, dia bukan sedang di kamar Gandaria maupun Kelam. Aroma ruangan ini begitu khas, dia menoleh dan mendapati infus terpasang di tangan kanannya. Rumah sakit. Setelah dia mendengar semua penjelasan asisten rumah tangga Gandaria dia menangis, tidak mampu menahan semua informasi yang dia terima beberapa hari terakhir. Orang yang seharusnya menyelamatkannya, memberikan dia tempat aman, nyaman, memberikan dia perlindungan juga orang yang menjelaskan apa yang terjadi padanya secara jujur ternyata, penipu. Dia menangis sampai isi kepalanya kosong, pandangannya gelap dan dia tidak tahu menahu apa yang terjadi. Dia meringis. Tidak ada orang di dalam ruangan, dia hanya sendirian bersama bayinya. Mengelus bayinya, Sarala merasa sangat bersalah. Lonjakan emosi yang tidak ada ujungnya, naik dan turun ini membuat bayinya juga ikut merasak

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH ENAM

    Kelam menghubungi Melati lewat asistennya, wanita itu sedang berada di Belgia namun kini sedang dalam perjalanan kembali ke Indonesia menggunakan jet pribadinya. Kelam tidak menyia-nyiakan waktu sedikitpun untuk menghancurkan Gandaria. Dia sudah terlalu lama menahan perasaan untuk menghancurkan lelaki itu karena Sarala selalu menahannya. Wanita yang dicintainya itu selalu berkata kalau dia dan Gandaria sudah menjadi masa lalu, dan dia tidak ingin sekalipun berhubungan lagi dengan pria itu. Dia ingin benar-benar menghapus memorinya dengan pria itu. Meskipun kenyataannya memorinya dengan Kelam yang menghilang tanpa sisa. Sejak malam Kelam terus menerus menyusun banyak rencana. Sejauh ini, dia tahu kalau Gandaria sama sekali tidak tahu kalau keluarga Melati adalah keluarga yang memiliki pengaruh cukup besar dalam perekonomian Indonesia, kemarin dia berbicara dengan Melati di telepon. “Aku gak bilang ke Gandaria seberapa besar kekayaan keluargaku, dan bagaimana keluarga Caraka. Aku p

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH LIMA

    Sedari tadi Sarala terus mengitari rumah, dia mengitari rumah itu dari ujung ke ujung. Ada banyak hal yang mengganggunya di rumah ini, dia sendiri tidak tahu itu apa tapi semuanya terasa mengganggu. Perasaan tidak familiar yang dia rasakan semenjak sampai ke rumah ini begitu mengganggunya.Dia pergi ke kebun belakang, memperhatikan tanaman-tanaman disana. Seingat Sarala, Gandaria tidak begitu telaten merawat tanaman. Tapi tanaman ini terlihat begitu rapi dan bersih, tadi dia bertanya pada ART katanya majikannya sendiri yang merawatnya.Sarala mengerenyit, ini terlalu rapi. Di dekat gudang penyimpanan juga ada beberapa perkakas, sarung tangan berwarna merah muda dengan celemek senada.Perasaannya tidak enak.Dia kemudian mengelilingi lagi rumah itu, menemukan sendal jepit berwarna kuning yang seolah-olah disimpan dengan asal-asalan. Gandaria tidak suka warna kuning.Dia membatin lagi dan lagi.Dia yakin ada sesuatu disini, dia semakin yakin dia koma begitu lama atau tidak mengingat ban

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH TIGA

    Sarala menatap Gandaria yang kini menghentikan mobilnya, dahi wanita itu berkerenyit. Dia tidak merasa mengenal tempat ini, dia tidak tahu ini dimana. Di samping mobil ini ada rumah dengan cat warna abu-abu, warna kesukaan Gandaria. Pagarnya tinggi, berwarna hitam. Rumah dengan bangunan dua lantai itu terlihat besar berbeda dengan rumah Kelam. “Ini..?” Sarala bersuara, menatap Gandaria yang tersenyum padanya. “Ini rumah kita.” Sarala terdiam, menoleh bingung ke arah rumah tersebut. “Bukan, rumah kita bukan disini.” Katanya bingung, dia menoleh kearah Gandaria yang masih tersenyum padanya. “Aku beli rumah ini dengan uangku sendiri, rumah yang dulu sudah kita jual.” Sarala tidak berkata apa-apa, dia merasa aneh. Kalau dalam ingatannya mereka baru menikah selama tujuh bulan, dalam rentang waktu itu apa yang terjadi sehingga rumah yang baru saja mereka tempati, yang mereka cicil dengan susah payah itu tiba-tiba dijual. Dan rumah ini jelas bukan rumah yang dibeli jadi, dengan hanya m

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH EMPAT

    Gandaria keluar dari kamarnya, dia masuk ke dalam kamar tamu yang biasanya dipakai oleh ARTnya jika sedang menginap. Di dalam kamar itu tersimpan banyak fotonya bersama Melati yang biasa terpajang di tembok dan setiap sudut rumah. Dia segera menelepon ARTnya untuk melenyapkan semua dan menaruh di dalam kamar tamu untuk sementara sebelum Sarala datang.Dia membuka ponsel. Tidak ada berita mengenai dirinya dan Sarala.Dia menghembuskan napas lega.Melati sedang tidak berada di Indonesia, dia sedang pergi ke Belgia mengurusi urusan bisnis keluarganya. Dia akan kembali seminggu lagi. Gandaria berpikir untuk membatalkan semua yang dia rencanakan.Dia benar-benar ingin kembali pada Sarala, membangun rumah tangga dari awal lagi dengan wanita itu. Cinta pertamanya.Jika dibilang cinta pertama mungkin terlalu berlebihan, toh semenjak SMP Gandaria sudah berpacaran dengan banyak anak-anak perempuan bahkan dari sekolah lain. Tapi ketika di SMA dan berpacaran d

  • ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA   DUAPULUH DUA

    Kelam memeluk Soga, menarik anak itu masuk ke dalam rumah. Dia sudah tidak mampu berkarta apapun lagi. Apa yang Sarala lakukan di hadapannya tadi sudah membungkam apa yang ingin dia katakan, dia bahkan tidak bisa mencegah keinginan wanita itu untuk pergi dari rumah dan ‘pulang’ ke tempat Gandaria.Dia mengutuk dirinya sendiri karena sudah bertindak gegabah, kebodohan yang tidak bisa diragukan karena sudah membawa masa lalu Sarala masuk ke dalam kehidupan rumah tangganya. Seharusnya dia tahu benar skenario ini akan terjadi, dia seharusnya tahu benar kalau sampai kapanpun Gandaria adalah orang paling bajingan yang pernah dia temui.Sarala sekali lagi dimanipulasi oleh pria itu.“Pa!Pa! Bunda pa! Soga mau bunda pa!!!!!” Soga memekik lagi, anak itu menangis cukup kencang sampai rasanya hati Kelam tidak mampu untuk menahannya. Dia ikut menangis, dia tidak sanggup. Kalau Sarala membuangnya, dia tidak masalah dengan hal itu tapi apa yang Gandaria lakukan juga menyakiti anak sulungnya.Dia ti

DMCA.com Protection Status