"Ayo, kita pulang," ajak Richard pada Alya.
Mereka tidak tahu kalau saat ini, bencana sedang menunggu mereka di halaman kampus. Baru saja mereka keluar dari gedung kampus, tiba tiba …CrootLemparan telur busuk mendarat di tubuh Alya dan juga Richard. Tak hanya itu, air comberan juga sukses mengguyur tubuh mereka hingga basah kuyup.Rasanya, Alya ingin muntah mencium bau telur busuk dan air comberan itu. Begitu juga dengan Richard."Hei, apa yang kalian lakukan?" teriak Richard penuh emosi.Namun, bukannya takut, para mahasiswa itu malah berteriak, "Pecat dosen mesum itu! Kami tidak sudi diajar olehnya. Bawa mereka ke ruang Dekan.""Hei, hentikan, jangan tarik-tarik! Aku bisa jalan sendiri," teriak Richard.Mereka tidak peduli dengan penolakan kedua pasangan itu. Para mahasiswa itu pun mengarak keduanya menuju ke ruang Dekan."Usir! Usir! Usir!" teriak para mahasiswa itu begitu mereka sudah sampai di ruangan Dekan.Mendengar suara gaduh di depan ruangannya membuat perempuan paruh baya itu keluar beserta dosen yang lain. "Ada apa ini?" tanya salah satu dosen itu."Mohon maaf Pak, Bu, kami ingin kedua dosen ini dikeluarkan dari kampus. Kami semua tidak sudi diajar oleh dosen berperilaku buruk seperti mereka," jawab salah satu mahasiswa itu."Kalian semua tenang. Jangan main hakim sendiri. Kami akan menindaklanjuti masalah ini. Lebih baik, sekarang, kalian bubar," titah salah satu dosen di sana.Ibu Dekan melihat keadaan Alya dan Richard yang bau dan amburadul."Lebih baik, Pak Richard dan Bu Alya membersihkan diri terlebih dahulu. Saya tunggu di sini," ujar Dekan bernama Sinta itu.Kedua orang itu pun mengambil baju mereka di mobil kemudian mandi dan berganti pakaian di toilet kampus. Richard dan Alya selalu menyediakan baju di mobil. Pasangan tidak resmi itu sering melakukan hubungan badan dimanapun mereka menginginkannya."Kak, kira-kira, kita bakalan dihukum apa ya sama Bu Dekan?" tanya Alya saat mereka selesai mandi."Aku tidak tahu, kita berdoa saja, semoga mereka mau memaafkan kita," jawab Richard."Ini semua gara-gara Mya. Kenapa juga wanita itu pakai menyebarkan video kita? Kalau memang dia ingin mendapatkan bukti supaya bisa pisah darimu, nggak usah pakai men-viralkan video kita," kesal Alya.Bukannya sadar akan kesalahannya, dia malah menyalahkan orang lain atas kejadian yang menimpanya.Richard mengerutkan keningnya. Kenapa Alya malah menyalahkan Mya. Padahal, ini semua juga ulah mereka."Sudah, jangan marah. Ayo kita ke ruangan Dekan," ajak Richard.Sesampainya di sana, Alya sudah mendapat tatapan horor dari Sinta. Wanita itu paling tidak suka dengan pelakor. Karena dia juga bercerai dari suaminya gara-gara pelakor."Saudara Richard. Anda sudah tahu dimana kesalahan Anda bukan?" tanya Sinta dengan ketus."Saya tahu, Bu. Untuk itu, saya mohon maaf, waktu itu saya khilaf Bu. Saya mohon kebijakan dari Ibu agar mau memaafkan kesalahan kami," pinta Richard dengan mengiba.Dekan itu menautkan alisnya mendengar ucapan Richard. Apa dia lupa dengan aturan kampus ini hingga dengan begitu mudahnya minta maaf?"Bapak Richard dan Ibu Alya, saya mohon maaf. Kalian telah melanggar aturan kampus dan juga perjanjian kontrak kerja. Dan lagi, apa yang kalian lakukan telah mencoreng nama baik kampus kita. Untuk itu, dengan berat hati, kami terpaksa memberhentikan kalian berdua," ujar Santi.Richard mengeraskan rahangnya, dia tidak terima diberhentikan begitu saja. Jadi dia mencoba sekali lagi untuk membujuk dekan.Dengan memasang wajah memelas, richard pun membuka kembali mulutnya."Bu ... Kami tahu kami salah. Namuan ... Apakah tidak ada keringanan dari pihak kampus pada kami?," tanya Richard sambil menatap dekan dengan tatapan memohon.BrakWanita paruh baya itu menggebrak meja karena kesal mendengar ucapan Richard."Kalian pikir, yang kalian lakukan itu sudah benar!! Video asusila kalian sudah viral di berbagai media sosial. Apa kalian pikir itu tidak mencoreng nama besar kampus kita!! Tidak ada keringanan untuk kalian! Sekarang, pergi kalian dari sini!!" hardik Sinta penuh amarah.Richard dan Alya hanya bisa pasrah mendengar keputusan Dekan. Kedua orang itu pun keluar dengan langkah gontai."Ini semua gara-gara Mya. Kalau saja dia tidak melakukan itu, kita pasti tidak akan dipecat dengan tidak hormat seperti ini," omel Alya."Sudah, tidak perlu menyalahkan orang lain. Aku masih bisa bekerja di perusahaan ayahku. Begitu juga denganmu," bujuk Richard.Dia tidak ingin menyalahkan istrinya karena memang dialah yang bersalah dalam hal ini. Dia menyesali kebodohannya yang tidak bisa menahan godaan Alya waktu itu. Mereka lalu pulang menuju ke rumah Richard. "Kak, apa yang akan kita lakukan setelah ini?" tanya Alya."Aku akan minta pekerjaan pada Papa. Setelah keadaan sudah tenang kembali, aku akan menikahimu," jawab Richard."Apa Mya setuju?" tanya Alya kembali."Sepertinya dia setuju. Mya sudah tidak punya siapa-siapa lagi saat ini. Dia tidak akan mungkin menuntut cerai. Lagian, dia tidak memiliki tempat tinggal lagi selain rumah kami," jawab Richard."Apa kamu yakin? Bukankah kata mahasiswa tadi Mya itu selebgram terkenal, dia pasti sudah kaya saat ini," sanggah Alya."Itu pasti bukan Mya istriku, mungkin, Mya yang lain," sahut Richard.Lelaki itu tidak percaya kalau Mya adalah selebgram. Seingat dia, Mya tidak pernah melakukan apapun saat menjadi istrinya. Jadi, tidak mungkin kalau itu Mya.Mereka sudah sampai di rumah Richard. Berkali-kali Richard membunyikan klakson. Namun, tidak ada satupun yang membukakan pintu."Kemana Bibi?" gumam Richard.Laki-laki itu pun melirik jam tangannya, hari masih siang. Kenapa rumahnya kosong? Apa Bibi pergi belanja?Richard akhirnya turun, berniat membuka pintu pagar rumahnya. Namun, dia kaget saat pagar dalam keadaan terkunci."Mya … buka pintunya!" teriak RichardNamun, tidak ada suara sahutan dari dalam, meski dia sudah berkali-kali meneriakkan nama sang istri.Lama menunggu di dalam mobil, Alya pun turun. "Telepon aja Kak," ujarnya.Richard menepuk dahinya, kenapa hal itu tidak terpikirkan olehnya? Lelaki itu pun mengeluarkan gawainya. Dia pun menghubungi sang istri. Namun, lagi-lagi dia harus dibuat kecewa saat yang terdengar hanya suara operator."Sial! Kemana Mya? Kenapa rumah dalam keadaan sepi? Apa dia sudah pergi dari rumah ini?""Kurang ajar si Mya! Sepertinya, dia niat banget ngunciin aku di luar," gerutu Richard sambil menendang pagar rumahnya."Coba Kakak telepon lagi," usul Alya.Richard pun memencet nomor sang istri. Namun, emosinya kembali memuncak saat nomor istrinya kembali tidak dapat dihubungi."Udah, Kakak antar aku pulang aja. Kakak kan bisa pulang ke rumah Mama," ujar Alya memberi solusi pada kekasihnya.Richard akhirnya mengantar kekasihnya pulang terlebih dahulu. Barulah setelah itu, dia pulang ke rumah orang tuanya.Sesampainya di rumah mamanya, Richard langsung menuju ke kamarnya karena lelah dan ingin mengistirahatkan hati dan tubuhnya. Kejadian di kampus tadi sungguh membuat dia malu dan kesal.Sementara itu di rumah Richard, Mya tersenyum tipis melihat usahanya pertamanya berhasil. Wanita itu pun menghubungi Kevin untuk segera melakukan serangan kedua."Besok pagi saja Mya, saat mereka sarapan, kita beri sedikit shock therapy untuk mereka," ujar Kevin memberi saran pada sahabatnya."Hah! A
"Ma, Mya baru saja menjanda. Akta cerainya saja belum keluar. Mana bisa menikah lagi," alasan Kevin."Lagian, kita juga baru jadian. Masa disuruh langsung nikah. Kita memang cocok sebagai sahabat, tapi …."Belum selesai Kevin berbicara, Denisa sudah memotong ucapannya. "Justru itu, kalau sebagai sahabat aja kalian sudah cocok, lalu buat apa menunggu waktu lebih lama lagi. Pokoknya, Mama tidak mau tahu, setelah masa iddah Mya selesai kalian harus segera menikah. TIDAK ADA BANTAHAN," Denisa sengaja menekan di akhir kalimat supaya sang putra tidak berubah pikiran lagi.Mya menaikkan dagunya seolah berkata, "Bagaimana ini?"Kevin hanya mengedikkan bahunya sebagai jawaban. Denisa lalu mengajak Mya makan malam. Dia bahkan mengambilkan makanan untuk Mya."Ma, nggak perlu repot begini. Mya bisa ambil sendiri," ujar Mya merasa sungkan."Tidak, Mama tidak repot kok. Malahan Mama seneng bisa berkumpul sama Mya lagi," sahut Denisa.Mereka makan dengan tenang. Denisa selalu menatap wajah putranya
"Kemana Kevin? Apakah sesuatu terjadi padanya?" gumam Mya khawatir.Mya akhirnya masuk ke ruang pengadilan dengan langkah gontai. Meski dia tidak membawa berkas apapun, setidaknya dia hadir sebagai penggugat di sana.Pengacara Richard tersenyum menyeringai saat melihat Mya hanya datang sendiri. Sudah bisa dipastikan, sidang akan ditunda atau mungkin, dibatalkan.Mya pun berbicara pada jaksa penuntut umum, jika pengacaranya tiba-tiba mengalami sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Dia memohon untuk menunda sidang pertamanya.Setelah jaksa membicarakannya dengan hakim, akhirnya, mereka menyetujui permohonan Mya. Wanita itu bernafas lega, setidaknya, gugatannya tidak dibatalkan oleh hakim.Hakim pun mengetuk palu, dengan putusan, sidang akan dilanjutkan kembali minggu depan.Selepas keluar dari ruang persidangan, pengacara Richard menghampiri Mya. Lelaki itu terlihat simpati pada Mya."Mya, kamu pulang sama siapa? Biar aku antar," ujarnya."Tidak perlu
"Tolong carikan aku pengacara lain. Kalau bisa, yang sekelas dengan pengacara kondang Tutompol," titah Mya.Mya kembali mengepalkan tangannya. "Jangan kalian pikir, dengan mencelakai Kevin, kalian akan terbebas dari tuntutan? Jangan harap," gerutu Mya.Bosan tidak melakukan apapun, wanita itu pun menyuruh anak buahnya untuk mengambil barang-barang yang akan dia endorse. Dia akan live di rumah sakit karena tidak mungkin meninggalkan Kevin seorang diri.Begitu semua barangnya sudah datang, Mya lalu menggerai rambutnya kemudian memulai live streaming. Background berwarna putih membuat para fans Mya menanyakan keberadaannya. "Karena banyak yang bertanya dimana gue sekarang? Gue akan jujur, kalau sekarang, gue ada di rumah sakit. Tapi tenang, bukan gue yang sakit. Gue hanya menemani teman yang sedang sakit saat ini," begitu suara Mya menyapu penggemarnya.Selesai live, Mya membuka media sosialnya. Betapa terkejutnya dia saat melihat berita kalau Richard dan juga Alya
“Richard, jawab dengan jujur! Untuk apa kamu mencelakai pengacara Mya? Apa benar kamu masih mencintainya?” tanya Alya penuh emosi.“Sayang, nanti aku jelasin duduk persoalannya. Aku lagi nyetir. Sepulang kita dari dokter, aku jelasin,” jawab Richard.“Minggirkan mobilnya! Atau aku akan lompat!” ancam Alya.Richard segera menepikan mobilnya. Dia tidak ingin sampai Alya kenapa-napa. Karena dia paham. Alya orangnya nekat, dia akan melakukan apapun supaya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.“Jelaskan!” titahnya.“Begini sayang, kamu tahu kan kalau sekarang Mya itu kaya raya. Sementara, perusahaan Papa saat ini sedang ada masalah. Dan aku butuh bantuan Mya untuk itu. Aku tidak mungkin minta bantuan Papa kamu, karena perusahaan Papa kamu saat ini pun sama kritisnya denganku. Kamu paham kan maksudku?” jelas Richard sambil memegang bahu sang kekasih.“Benar cuma karena itu? Bukan karena kamu masih menyayanginya kan?” tanya Alya khawatir.Richard mencium kepala sang kekasih. “Percayalah, a
“Mari kita bersenang-senang sayang. Rasanya, aku sudah lama tidak menyentuhmu,” ujar Richard dengan seringainya.Mya tahu, kalau malam ini, dia tidak akan bisa melarikan diri dari Richard. Dia pasrah, jika malam ini, dia harus memenuhi hasrat suaminya yang menggila ini. Meski rasa kesal dan benci mengingat tubuh suaminya yang juga dinikmati oleh wanita lain. Namun, apa daya, tubuhnya diikat oleh Richard.Tubuh Mya sudah polos saat ini, mata Richard berbinar saat melihat 2 aset milik istrinya yang terpampang indah di depannya. Lelaki itu pun mulai bermain dengan 2 aset itu. Membuat Mya sedikit lupa dengan rasa kesalnya tadi. Wanita itu bahkan meminta Richard untuk melakukan lebih padanya. Apalagi, Mya sudah lama tidak disentuh oleh Richard membuat hasrat wanita itu naik seketika hanya dengan sedikit sentuhan.Keduanya sudah berkabut gairah saat ini. Richard sudah siap dengan permainan inti. Tiba-tiba, dering ponsel Richard mulai mengusik keduanya. Tak ingin gagal mengeksekusi sang ist
“Pak, saya tidak mau tahu, pokoknya perceraian saya harus segera selesai. Saya sudah lelah dengan keluarga toxic itu,” ujar Mya pada pengacara barunya.“Tenang Mya, bukti yang kamu ajukan itu sudah cukup bagi hakim untuk mengabulkan gugatanmu,” terang pengacara itu.Kemarin saat dia ke rumah sakit. Papa Richard telah berpulang. Mya tidak mungkin meminta Richard untuk menandatangani surat itu di saat yang seperti ini. Mya langsung pergi sebelum mereka mengetahui kedatangannya.Seminggu setelah kematian papa Richard, sidang pertama gugatan perceraian Mya kembali digelar. Pengacara Richard mati-matian membela kliennya. Meski begitu, Richard tetap kalah, karena bukti yang dibawa Mya memang kuat. Setelah melalui sidang berkali-kali, ketuk palu hakim pun memutuskan Mya dan Richard resmi bercerai. Mya merasa lega, meski dengan proses yang rumit, akhirnya dia bisa terbebas dari Richard dan keluarga toxicnya. Mya pun segera menuju ke rumah sakit menemui Kevin.Lelaki itu masih belum sadar hi
“Dimana aku,” lirih Mya sambil memegang kepalanya yang terasa berat.Matanya masih belum jelas melihat kamar yang dia tempati saat ini“Kamu ada di rumah sakit sayang.”DegSuara itu … Mya sangat hafal dengan suara itu. Suara berat nan seksi yang sering terdengar saat mereka berbagi peluh bersama.Mya menolehkan wajahnya ke samping. Wanita itu kembali memalingkan wajahnya saat melihat mantan suaminya ada di sisinya.“Mau apa kamu kesini?” tanya Mya dengan ketus dan dingin.“Tentu saja menunggu istriku,” jawab lelaki itu tanpa dosa.“Mantan istri,” ralat Mya.“Sebentar lagi juga akan menjadi istriku kembali,” ujar Richard.“Aku tidak sudi kembali padamu. Andai tidak ada lelaki lain di dunia ini. Aku tidak akan kembali padamu. Kamu tahu, setiap kali kamu berdekatan denganku, selalu terbayang di pelupuk mataku saat kamu berada di atas tubuh wanita itu,” Mya mengungkapkan isi hatinya.Richard menundukkan kepalanya. “Maaf,” sesalnya.Sungguh, andai waktu bisa diulang, Richard tidak ingin j