Share

Rencana

Penulis: Noza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suasana ruang makan terdengar cukup ramai, mereka asyik saling berbincang.

"Kak Elsa rencananya berapa lama tinggal di Jakarta?" tanya Adit sambil menyuap makanan ke mulutnya.

"Selamanya," jawab Elsa.

Tiba-tiba semua yang mendengar itu berhenti makan dan bicara.

Elsa melihat ke semua orang yang ada di meja makan itu.

"Yang serius Kak Elsa?" tanya Adit.

"Serius Dek," kata Elsa.

"Terus kerjaan kamu di Jerman bagaimana?" tanya Sumi.

"Aku sudah resign, Bu," jawab Elsa.

"Kamu ngak bercandakan Elsa?" tanya Frans sambil memandang Putrinya dengan penasaran.

"Ngak Daddy, serius," kata Elsa dengan mengangkat dua jari membentuk huruf v.

"Kamu punya masalah di sana, Sa?' tanya Bandi.

Elsa menggelengkan kepalanya, "Ngak Yah, Elsa ngak punya masalah apa pun di sana."

"Lalu kenapa?" tanya ibu Sumi penasaran.

"Jangan bilang ada cowok berengsek seperti si iblis itu di sana?" Adit terdengar geram.

Elsa sekali lagi mengelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Ngak ada Dek, Cuma Kak Elsa hanya ingin kembali menetap kembali di sini," jawab Elsa sambil memandang satu persatu wajah mereka secara bergantian.

"Aku ingin kumpul bersama keluargaku di sini, apa pun yang terjadi, bolehkan?" kata Elsa lanjut.

Adit yang mendengar perkataan Elsa langsung memeluk pundak gadis itu.

"Tentu Kak, lebih dari boleh malah," kata Adit. "Karena kita kan satu keluarga."

Sumi, Bandi dan Frans mengangguk setuju.

Kemudian setelah selesai makan mereka semua berkumpul di ruang keluarga, meneruskan pembicaraan tadi.

"Terus kamu bakal kembali kerja di sini, Sa?" tanya Bandi sambil menghirup kopinya.

"Iya Yah, rencananya memang begitu," jawab Elsa.

"Mau melamar kerja di tempat semula?" tanya Sumi.

"Ngak Bu, aku akan cari tempat lainnya saja," jawab Elsa.

"Iya Kak, ngak usah balik kerja di sana tempat lain saja masih banyak," kata Adit.

"Nanti kalau balik ke sana bakal ketemu musuh dalam selimut lagi," kata Adit lagi terdengar kesal.

Elsa tersenyum kemudian mengangguk, "Aku sudah punya perusahaan yang di rekomendasikan sama bosku di Jerman."

"Benarkah?" tanya Sumi.

"Apa nama perusahaannya, Sa?" tanya Frans.

"Pasti perusahaan top ya Kak?" tanya Adit juga.

"Itu pasti, karena perusahaan Elsa di Jerman juga bukan perusahaan kaleng-kaleng," kata Bandi menimpali.

"Iya Sa, apa nama perusahaannya?" Ibu Sumi terdengar penasaran.

"RD konstruksi," jawab Elsa.

"Wah itu memang perusahaan terkenal Kak," kata Adit terdengar semangat.

"Daddy juga tahu tentang perusahaan itu," kata Frans.

"Memang perusahaan itu termasuk belum lama, tapi pemilik perusahaan itu termasuk yang paling hebat," kata Adit.

"Iya, atasan Elsa dan pendiri RD adalah teman baik," kata Elsa.

"Kalau begitu kapan melamar kerja di sana Kak? Nanti Adit antar," kata Adit terdengar bersemangat.

"Minggu depan," jawab Elsa.

"Kok Minggu depan?" tanya Adit lagi.

"Karena satu Minggu ini mau dihabiskan buat di manja sama Ibu, Ayah dan Daddy dulu," jawab Elsa.

"Manja ngak harus satu Minggu ini saja, sampai kapan pun boleh kan Elsa anak kesayangan ibu," kata Sumi sambil memeluk Elsa.

Adit yang melihat itu langsung mencibir perlakuan Ibunya itu, "Wah bakal jadi anak tiri teraniaya nih ceritanya."

Semua yang mendengar perkataan Adit langsung tertawa.

@@@@

Adit dan Elsa masih berbincang saat kedua orang tua Adit sudah pulang ke rumah mereka yang tepat bersebelahan dengan rumah Frans.

"Kak, benar yakin untuk kembali menetap di sini?" Adit mengulang pertanyaannya kembali.

"Sudah yakin 100 persen Dit," jawab Elsa.

"Berarti sudah move on?" tanya Adit.

"Sudah," jawab Elsa yakin.

"Kadang bicara tidak sesuai dengan hati Kak," kata Adit.

"Maksudmu?" tanya Adit.

"Maksudnya kalau sudah ketemu kembali nanti, semua akan berbeda lain di mulut lain di hati," kata Adit.

"Tenang Dek, Kak Elsa sudah sangat yakin akan hal itu makanya aku berani kembali ke sini," kata Elsa.

Adit memandang Elsa mencoba mencari kebenaran dalam wajah Elsa.

"Empat tahun cukup buat Kak Elsa untuk mengobati luka ini, kalau terus menerus terpuruk kasihan Daddy," kata Elsa terlihat merenung.

"Bagus itu Kak, karena mereka tak pantas mendapat kesedihan dan air mata dari Kak Elsa," kata Adit, Elsa paham dengan kata mereka yang dimaksud pemuda itu.

"Aku rasa apa yang terjadi sudah cukup memberikan aku pelajaran untuk lebih hati-hati dan tidak langsung percaya dengan sebuah hubungan," kata Elsa memandang Adit sambil tersenyum.

"Kalau begitu, bagaimana kita jalan-jalan dan bersenang-senang?" tanya Adit pada Elsa.

"Lho kamu ngak kerja?'" tanya Elsa balik.

"Belum Kak, ini masih off satu Minggu sebelum tugas ke luar kota nanti," jawab Adit.

"Kalau begitu ayo, kita keliling seperti dulu lagi," kata Elsa terlihat semangat dan senang.

Sementara mereka tak mengetahui kalau sepasang mata tua memperhatikan dan mendengar perbincangan Elsa dan adit diam-diam.

"Daddy harap kamu akan selalu berbahagia Sa, karena itu yang Daddy janjikan pada Ratih Ibumu sebelum dia meninggal," kata Frans sambil menuju ke kamarnya.

Kemudian Frans duduk di ranjang dan memandang bingkai foto di sana.

"Ratih, tolong doakan Elsa putrimu supaya dia bisa memperoleh kebahagiaan yang selama ini dia Inginkan. Karena dia pantas mendapatkan itu semua setelah penderitaannya selama ini," kata Frans lirih sambil mengusap bingkai foto yang berisi dua orang yang saling tertawa lepas.

@@@

Rama terlihat sedang serius melakukan pembicaraan dengan pria yang di hadapannya, saat HP-nya bergetar, menandakan ada panggilan masuk.

Saat melihat nama pemanggilnya, Rama Cuma bisa diam.

"Sebentar," kata Rama pada pria yang ada di hadapannya.

"Halo.."

[ "Rama, putraku yang tampan, jangan lupa nanti siang janji kencannya." ]

"Bu, apa ngak bisa beberapa hari lagi?"

[ "Oh tak bisa, ini semua sudah diatur dan kebetulan cewek itu hanya punya jadwal kosong hari ini." ]

"Kalau begitu, cari waktu lain buat ketemu Bu, bagaimana?"

[ "Ngak bisa, ngak bisa! Ibu sudah atur semuanya pokoknya harus ketemu hari ini." ]

Rama hanya diam, "Ya sudah Bu, nanti Rama datang."

[ "Nah begitu dong, Ibu senang dengarnya." ]

Rama mengakhiri pembicaraan lewat gawainya.

"Kok muka kamu jadi suntuk begitu?" tanya pria yang ada di hadapannya itu.

"Biasa Ibu, Danu," jawab Rama.

"Memang kenapa dengan Bude Tri?" tanya Danu.

"Maksa buat agar aku mau ketemu sama cewek," jawab Rama.

"Bagus itu, siapa tahu itu jodoh kamu," kata Danu.

"Belum tentu, kalau ngak cocok bagaimana?" tanya Rama.

"Belum ketemu sudah ngomong ngak cocok, dicoba kenal dululah Ram," saran Danu.

"Sebenarnya aku malas banget buat semua ini," kata Rama.

"Jangan begitu, kamu itu memang sudah waktunya memikirkan buat segera berumah tangga," kata Danu, Rama Cuma diam saja.

"Apa sih yang kamu tunggu, semua sudah kamu punya dan lagian umurmu itu tidak bisa dibilang muda lagi, Ram,"

"Buat apa kamu kerja keras dan menghasilkan banyak uang kalau akhirnya ngak ada yang menikmati?"

Rama masih diam mendengarkan apa yang di katakan oleh Danu.

"Kamu ngak kasihan sama orang tuamu, mereka itu sudah tua dan hanya punya anak tunggal, kapan lagi kamu bisa membahagiakan mereka kalau tidak sekarang?"Kalau memikirkan ngak cocok pasti sampai nanti juga ngak cocok, maka itu gunanya kamu kenal dan juga berusaha untuk dekat sama seseorang."

"Mungkin kamu ada benarnya juga," kata Danu pelan.

"Tentu saja aku benar, karena aku ini sudah berpengalaman, ngak seperti kamu mau kenal sama cewek saja takut," kata Danu tertawa.

Rama memandang tajam pada Danu, "Kamu olok-olok saya?"

"Aku bicara kenyataan saja, atau jangan-jangan memang selama ini kamu takut sama perempuan ya Ram?" Danu semakin tertawa melihat wajah serius Rama.

Kemudian Rama berdiri, "Kamu mau saya pecat jadi CEO perusahaan ini?"

Danu mendengus kasar mendengar perkataan Rama, "Kamu ngak bisa main pecat, saya juga pemilik saham perusahaan ini."

Sambil berjalan menuju pintu Rama berkata dengan cukup jelas. "Tetap saja saya pemegang saham terbesar perusahaan ini Danu, dan saya punya hak opsi untuk melengserkan kamu."

"Saya Cuma bercanda Rama!" kata Danu.

"Saya juga bercanda buat memecat kamu jadi CEO," kata Rama sambil keluar dari ruang kerja Danu.

Bab terkait

  • ISTRI UNTUK RAMA   Kembali bertemu, tapi tak mengenali

    Rama mengetuk-ngetuk meja restoran tempat dia duduk menunggu dengan tidak sabar, beberapa kali dia melihat pada HP-nya.Lebih dari 40 menit dia menunggu, tapi wanita yang dikatakan Ibunya akan datang belum juga kelihatan.Dia juga sudah menghabiskan dua cangkir kopi, sambil sesekali melihat pada gawainya untuk melihat beberapa pesan masuk.[ Cewek itu pakai baju biru, kulitnya putih badannya tinggi ][ Ibu sengaja ngak kirim fotonya biar kamu penasaran, tapi dia sudah tahu siapa kamu ][ Sudah Ibu kasih lihat foto kamu sama dia, cewek itu pasti suka sama kamu Karena kamu itu kan anak Ibu yang paling ganteng 😘]Pesan Ibunya terlalu berlebihan menurut Rama, dan hasilnya dia menjadi kesal sendiri karena menunggu.Beberapa kali dia melihat ke arah pintu masuk di restoran berharap ada wanita muda berbaju biru masuk.Dia hampir putus asa karena menunggu dan bermaksud pergi meninggalkan restoran saat melihat pintu restoran itu terbuka.Seorang gadis cantik dengan pakaian mididress

  • ISTRI UNTUK RAMA   pertemuan pertama versi elsa

    Elsa berjalan masuk ke dalam restoran lebih dulu karena Adit sedang mencari tempat parkir. Dengan menggunakan mididress tanpa lengan berwarna biru muda, membuat lengan putih mulus Elsa terlihat. Dia mengikat rambut panjangnya menjadi satu dengan asal dan sedikit berantakan. Setelah lebih dari tiga jam berkeliling Jakarta melihat berbagai perubahan yang terjadi setelah lebih dari 4 tahun dia tinggalkan untuk pergi ke Jerman. Restoran itu terlihat belum begitu ramai, karena mungkin belum tiba waktunya jam makan siang. Elsa menunggu Adit dengan berdiri di dalam restoran. "Ayo Kak kita cari tempat duduk," rangkul Adit dibahu Elsa. Adit terlihat sangat protektif padanya, selama beberapa hari pemuda itu mengajak Elsa keliling tidak di biarkan nya ada orang asing apalagi makhluk bernama pria bisa berkenalan dengannya. Alasan Adit simpel saja, siapa tahu pria itu adalah penipu atau iseng saja. Mereka duduk berhadapan setelah memilih menu yang mereka inginkan, Adit asyik menelepon ses

  • ISTRI UNTUK RAMA   Tekad menemukan

    Ternyata yang menepuk bahu Tri adalah suaminya, pria dengan rambut berwarna perak itu tersenyum."Ibu di sini lagi ngapain kok pakai bisik-bisik segala di HP?" Tanya suaminya."Ngak ngapa-ngapain sih Pak cuma lagi ngomong sama Risma," sahut Ibu Tri."Tapi kenapa mesti bisik-bisik apa ada rahasia?" tanya suaminya lagi."Ngak ada rahasia Pak."Wajah Ibu Tri berubah serius dia merenggut dia menarik nafas berat dan kemudian menghembuskannya dengan kasar."Kenapa lagi?" suaminya mengerti Kalau seperti itu biasanya Ibu Tri sedang kesal."Kita gagal dapat mantu." kata Ibu Tri terlihat kesal"Kok gagal dapat mantu?" tanya suaminya"Perempuan yang dikenalkan oleh Risma ternyata tidak sesuai harapan," kata Ibu Tri."Tidak sesuai harapan bagaimana?" tanya suaminya lagi."Pokoknya ya ngak sesuai," kata Ibu Tri kesal dan suaminya tak ingin mendesak lagi dengan pertanyaan lainnya.Mereka berdua diam cukup lama tapi kemudian suaminya melihat Ibu Tri tersenyum sendiri."Kok senyum-senyum

  • ISTRI UNTUK RAMA   kembali bertemu

    Tidak terasa waktu terus bergulir Elsa sudah siap untuk segera kembali beraktivitas dan bekerja. Hari ini sesuai dengan rencana Elsa akan segera memenuhi panggilan kerja dari tempat perusahaan dia melamar pekerjaan. Dia mematut diri di depan cermin sambil melihat apakah sudah pantas pakaian yang ia kenakan. Setelah merasa cukup dia pun pergi ke ruang makan dan di sana sudah menunggu Frans juga Adit. “Wah Ka Elsa cantik banget, padahal cuma mau wawancara kerja saja tuh,” kata Adit menggoda. Elsa tersenyum mendengar godaan itu, “Ya lah Dek, masa mau wawancara penampilannya berantakan.” “Adit senang Kak Elsa dipanggil kerja di perusahaan itu,” kata Adit, “Karena Adit tahu perusahaan itu termasuk yang paling top sekarang.” “iya sih, ini berkat rekomendasi dari perusahaan Kak Elsa di Jerman kemarin,” terang Elsa. “ya itu bagus, Daddy berdoa semoga kamu diterima di sana,” kata Frans. “Terima kasih Daddy atas doanya,” kata Elsa. “Ya sudah Elsa berangkat dulu takut macet di jalan na

  • ISTRI UNTUK RAMA   Rama yang aneh

    Rama keluar dari ruang kerja Danu dan berjalan menghampiri Elsa. “Ikut saya,” perintah Rama dan Elsa pun mengikuti langkah pria itu. Tidak ada pembicaraan antara keduanya selama dalam perjalanan menuju ruang yang dituju. Dari jarak yang cukup dekat seperti sekarang Elsa bisa mengamati pria itu dengan cermat, usia Rama mungkin sudah 38 atau lebih, tampak sekali kedewasaan dalam sikap dan pembawaannya. Dengan kacamata di wajahnya memberikan kesan terlalu serius dan bukan orang yang murah senyum. Dengan tinggi tubuh 165 cm dan menggunakan hak 5 cm Elsa sudah termasuk wanita yang bertubuh tinggi tapi masih kurang tinggi saat berjalan di samping Rama karena dia hanya sebahu pria itu. Kemudian mereka sampai pada ruangan yang dituju. Elsa bisa melihat ruangan kerja yang nyaman ada sekat ruang masing-masing dari kaca gelap untuk para pekerja yang terkesan luas. Elsa bisa melihat ada dua orang pegawai berada si sana, yang begitu melihat Elsa langsung tersenyum lebar dan berdiri mengham

  • ISTRI UNTUK RAMA   bertemu mantan

    Elsa masih benar-benar terkejut karena ternyata klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja adalah Ikbal. “Sa, apa kabarmu?” Ikbal kembali mengulang pertanyaannya, pandangannya kembali beralih pada Elsa. “Baik,” jawab Elsa pelan. “Jadi kamu yang merancang gambar untuk gedung baru perusahaanku?” tanya Ikbal lagi dan Elsa hanya mengangguk kan kepalanya. “Kapan kamu mulai bekerja dengan Mas Rama, Sa?” tanya Ikbal lagi. Elsa merasa jengah dengan begitu banyak pertanyaan Ikbal sementara Rama hanya melihat pada Elsa yang terlihat mulai tak nyaman. “Duduklah Bal,” kata Rama menyuruh Ikbal untuk duduk, karena pria itu masih berdiri terpaku melihat Elsa. Ikbal melihat pada Rama, “Mas, kenapa tidak bilang kalau Elsa bekerja di perusahaan tempat Mas bekerja sih?” Rama hanya menarik napas dan memandang Ikbal, “Aku rasa kita di sini untuk membahas pekerjaan bukan membahas Elsa.” Melihat tatapan Rama membuat Ikbal terlihat segan, “Baiklah.” Kemudian Ikbal duduk di had

  • ISTRI UNTUK RAMA   simalakama

    Setelah sampai di kantor Rama segera bergegas meninggalkan Elsa dan langsung menuju ruang kerja Danu. Danu sedikit terkejut karena Rama masuk tanpa mengetuk pintu dan menutupnya dengan membanting cukup keras. “Lain kali kalau kau berani ikut campur urusan pribadiku dan mencoba untuk memberi tahukan tentang apa yang terjadi dan apa yang aku lakukan dikantor ini, aku akan benar-benar mengajukan untuk melengserkan dari kedudukanmu yang sekarang!” kata Rama dengan keras dan memberikan ultimatum pada Danu. Danu yang mendengar itu langsung berdiri, “Dia menerorku dan kalau aku tak memberikan jawaban yang memuaskan dia akan terus bertanya seperti biasa.” Rama bersedekap dada, “Kau itu temanku apa sekutu Ibuku?” “Temanmu! Tapi aku juga tidak akan berani menghadapi Ibumu!” sahut Danu. “Kau pria dewasa dan umurmu sudah lebih 40 tahun, dan kau masih takut dengan Ibuku?” tanya Rama tak percaya menyipitkan matanya menatap Danu. “Apa kau sendiri berani menentang Ibumu?” tanya Danu dan pertan

  • ISTRI UNTUK RAMA   bertemu sahabat lama

    Lusi merasa sangat kecewa dengan sikap acuh tak acuh Elsa. Padahal mereka dulu sangat akrab hanya karena dia dianggap ikut menyembunyikan soal hubungan Ivy dan Ikbal dia jadi dibenci bukan hanya Elsa tapi juga pria yang ia cintai Adit. “Kau lihat Lusi, sekarang dia jadi wanita yang sombong,” kata Ivy mencibir. “Wajar dia bersikap begitu, karena kita berdua terutama dirimu sudah menyakiti dan mengkhianati dirinya bersama Ikbal,” kata Lusi sambil pergi meninggalkan Ivy. Ivy dan Lusi masih saling mendiamkan tanpa adanya pembicaraan apa pun selama di mobil yang dikendarai Ivy. Lusi dengan pikirannya yang mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Flashback “Hai kamu karyawan baru di sini ya?” Lusi menyapa gadis yang ada duduk di sampingnya, gadis itu menganggukkan kepalanya. “Namaku Lusi aku juga baru diterima di sini aku bagian divisi HRD,” kata Lusi mengulurkan tangannya. “Aku Elsa, baru diterima bekerja sebagai arsitek di sini,” Elsa menyambut uluran tangan Lusi. “Wah hebat

Bab terbaru

  • ISTRI UNTUK RAMA   Abang tega

    “Kita jalan-jalan yuk,” ajak Rama pada Elsa. “Mau jalan ke mana?” tanya Elsa. “Ngak tahu,” jawab Rama. “Ya sudah, kita pergi sekarang nanti kalau sudah di jalan baru kita putuskan mau ke mana,” ucap Elsa, “Abang tunggu di sini Elsa ganti baju dulu.” Elsa sangat senang akhirnya setelah berminggu-minggu tidak pergi ke mana pun, dia bisa menikmati untuk bisa pergi keluar. Rama mengajaknya pergi ke sebuah pameran yang ada di kota ini. “Kita jalan-jalan di sini,” ajak Rama sambil mengulurkan tangannya. Elsa menerima uluran tangan Rama dan pria itu menautkan jari-jari mereka seperti sepasang kekasih. Stand kuliner adalah yang banyak mereka datangi, apalagi Elsa sudah lama tidak memakan beberapa jajanan yang dia suka. “Coba ini Bang,” Elsa mengulurkan sendok yang berisi potongan kue ke dekat mulut Rama. Pria itu sedikit ragu untuk menerimanya, tapi akhirnya dia membuka mulut dan menerima suapan dari Elsa. Setelahnya Elsa pun menyuapkan potongan kue lain ke mulutnya dengan memakai

  • ISTRI UNTUK RAMA   tanya dan jawab

    Rama melambaikan tangan ketika sudah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Bapaknya.“Kok kamu ngak bilang kalau mau pulang hari ini Ram?” tanya Ibu Tri melihat pada Rama yang duduk di kursi belakang.“Rencana sih dua hari lagi Bu, tapi begitu kerjanya selesai hari ini Rama langsung ke pikiran langsung mau pulang,” sahut Rama menjelaskan.“Mungkin feeling sama situasi di sini ya Ram?” tanya Ibu Tri lagi.“Ya,” sahut Rama singkat.“Untung tadi Elsa ngak marah, kamu itu hampir bikin ibu kehilangan calon mantu kesayangan,” sungut ibunya.“Ya kalau ngak Elsa ngak jadi, kan masih ada calon satunya,” ucap Bapaknya.“Calon yang mana maksud Bapak?” tanya Ibu Tri.“Itu cewek yang foto bareng Rama,” sahut Bapak Rama.“CK, cewek yang suka pakai baju seksi itu?” sahut Ibu Tri.Bapak Rama menganggukkan kepalanya,” Iya.”“Ngak mau, cewek ngak sopan begitu ngak pantes jadi calon mantuku,” sahut Ibu Tri ketus.“Ram, Ibu mau tanya...” perkataan Ibu Tri terhenti saat melihat Rama y

  • ISTRI UNTUK RAMA   kangen

    Rama berkali-kali melirik bergantian, pada Elsa yang duduk tak jauh darinya dan pada enam pasang mata yang ada di belakangnya.Rama tak berhenti mengusap wajah juga lehernya.Rasa kebas masih terasa di kaki juga badannya karena pekerjaan dan penerbangan yang dia lakukan dalam satu hari ini.Sementara Elsa yang duduk cukup jauh dari Rama hanya melirik pria itu dari sudut matanya sambil menundukkan wajah dengan jari yang terpilin di pangkuan.“kamu sudah sehat Sa?” Rama membuka pembicaraan.Elsa hanya menganggukkan kepalanya masih dengan menunduk.“Maaf tadi Abang ngak bermaksud...” ucapan Rama terhenti karena batuk yang coba di tahannya.Rama mengeluarkan sapu tangan dari arah kantong celananya.Elsa mengangkat wajahnya dan melihat kalau sapu tangan itu terlihat agak kotor.Gadis itu baru menyadari saat melihat wajah Rama secara dekat seperti ini.Wajahnya sangat terlihat kusam, lelah dan juga lingkar yang jelas tanda hitam di sekitar matanya.“Mau ke mana Sa?” tanya Rama s

  • ISTRI UNTUK RAMA   pulang

    Kemarahan Sumi dan juga Ibu Tri kepada Lukman juga Ikbal gara-gara membuat Elsa pingsan, membuat kedua pria itu diusir dan dilarang untuk datang.Elsa segera di bawa ke rumah sakit, takut sesuatu yang buruk terjadi karena gadis itu cukup lama pingsan.“Mas Ikbal lebih dulu yang memukul,” ucap Elsa lirih dengan wajah sedikit bengkak, saat dia sudah sadar.“Tapi tetap saja seharusnya mereka tidak berkelahi di dekatmu, keterlaluan!” omel Sumi, “Tuh Mba ajari keponakannya, kok bikin rusuh di rumah orang!”“Ck, tenang saja nanti Mbak bakal marahin dia nanti,” sahut Ibu Tri sambil mengambil telepon genggamnya dan tidak lama terdengar omelan panjang lebar darinya.“Bu, Elsa mau pulang saja ngak usah nginap di sini,” ujar Elsa pada Sumi.“Tapi Sa..”“Elsa takut tinggal di rumah sakit lagi,” sela Elsa.“Tunggu Daddymu dan Ayah datang ya, baru kita pulang,” sahut Sumi yang mengerti ketakutan Elsa.“Abang susah banget sih di hubungi,” Adit masuk dengan bersungut.“Mungkin Abang masih s

  • ISTRI UNTUK RAMA   adu jotos tak jelas!

    Ibu Tri merenggut saat mendengar tuduhan Sumi pada Rama. “Jangan asal bicara ya, cah gantengku itu tidak mungkin selingkuh,” bantah Ibu Tri sambil menatap Sumi tajam. “Lho Mbak ngak percaya, coba Adit mana foto Rama sama cewek seksi kemarin,” Sumi mengulurkan tangannya meminta agar Adit memberikan hape miliknya. Adit hanya mengaruk kepalanya, ini kalau sudah berurusan dengan Ibu-ibu yang suka ikut campur urusan anaknya. “Mana!” Sumi terlihat tak sabar. “Iya sebentar Bu,” ucap Adit sambil mengeluarkan hapenya dan memberikan pada ibunya. “Nah ini buktinya,” ujar Sumi sambil memperlihatkan hape adit pada Ibu Tri. Segera Ibu Tri melihat pada gambar yang ada di sana dan langsung mencebikan bibirnya. “Hanya gambar seperti itu tidak membuktikan kalau cah gantengku pacaran sama perempuan itu,” cibir Ibu Tri. “Lho ini kan jelas kalau Rama di sana sama perempuan lain, mereka pacaran,” tegas Sumi tak mau kalah. “Sumi coba perhatikan baik-baik,” Ibu Tri menunjuk gambar pada gawai itu, “

  • ISTRI UNTUK RAMA   seperti LDR

    Elsa merenung, untuk apa dia begitu marah pada Rama tadi sampai harus menangis dan mengatakan pria itu jahat dan pembohong, sangat kekanak-kanakan.“Huf, Abang pasti marah sama aku,” pikir Elsa, “Aku marah-marah ngak jelas seperti tadi.”Dia memandang telepon genggamnya, melihat beberapa notifikasi pesan masuk.(“Sa, Abang minta maaf kalau ada salah sama kamu ya.”)(“Abang sibuk banget sampai sering lupa menghubungi kamu.”)(“Abang usahakan untuk segera menyelesaikan semua kerjaan di sini, biar bisa cepat pulang.”) (“Jangan marah ya Sa, Abang mohon sekali lagi minta maaf🙏🙏 kalau memang Abang ada salah.”)Elsa membaca pesan itu, sungguh hati gadis itu menjadi tidak nyaman dengan pesan yang di kirim Rama padanya.Permohonan maaf dari Rama untuk kesalahan yang sebenarnya tidak di lakukan pria itu.Padahal sah-sah saja kalau Rama berselfi atau swafoto dengan orang lain sekalipun itu dengan perempuan cantik seksi menggoda seperti Nindya.Untuk apa marah? Hak apa marah? Elsa

  • ISTRI UNTUK RAMA   "Maafkan Abang Sa!"

    Baiklah! Baiklah! obrolan berlangsung panas, apalagi kalau para pria membicarakan soal wanita seksi.“Ck...ck...” terdengar decak kagum dari mulut Adit dan membuat Elsa kesal melihatnya.Adit yang baru datang ikut bergabung dengan Elsa, Alfa juga Steven.“Bodinya memang seksi abis,” Adit terus memandangi gambar dari ponsel Alfa, “Aku mau follow dia.”“Wuih, yang follow dia banyak sampai satu juta lebih,” Steven ikut membuka tautan media sosial.“Dia sudah follow back aku!” Adit terlihat kegirangan karena begitu cepat mendapat tanggapan.“Sama Dit!” seru Steven dan kembali tos para pria di lakukan.“Kerja di mana di Mas?” tanya Adit.“Oh itu, perusahaan besar,” sahut Alfa menyebutkan nama perusahaan itu.“Dia ini termasuk orang kepercayaan Pak Bram, waktu aku ikut rapat dengan bos waktu itu,” lanjut Alfa bercerita sambil mengunyah makanan.“Orangnya memegang asli cantik dan bodinya, beuh,” Alfa terus berceloteh mengacungkan dua jempol jarinya, “Semolohoy.”Tangan Alfa memben

  • ISTRI UNTUK RAMA   story

    Bunyi mesin EKG terdengar pelan, pria tua yang berbaring itu terlihat seperti tidur dengan tenang.Mesin bantu pernapasan terpasang dengan beberapa selang yang menempel di tubuhnya.“Bagaimana keadaan tuan Haris?” pria dengan berjas hitam itu memperhatikan Haris yang berbaring tanpa daya.“Kondisinya masih kritis, tapi sepertinya dia berusaha untuk bertahan,” ujar pria dengan menggunakan baju OK putih.“Aku rasa tuan Haris punya alasan untuk bertahan.”“Apa Anda tak menghubungi keluarganya, siapa tahu...”“Tidak, karena justru itu akan membuat nyawa tuan Haris dalam bahaya lagi.”“Tapi...”“Dia sudah memberi amanat, kecuali kalau dia sudah mati baru dia ingin ada keluarga yang berada di sampingnya.” “Itu aneh.”“Ya, tuan Haris memang aneh.”“Tapi saya akui, dia pria tua yang kuat walaupun nyaris saja suntikan itu mengenai jantung dan pembuluh darahnya.”“Itu benar.”“Apakah rekaman cctv yang saya berikan sudah ada titik terangnya?”“Belum, karena sepertinya orang ini p

  • ISTRI UNTUK RAMA   kangen dan rindu

    Cafe itu masih sunyi, hanya beberapa pengunjung yang terlihat. Dua orang saling duduk berhadapan di pojok ruangan, sambil sesekali memperhatikan orang yang keluar masuk di cafe itu dan terlihat sedang terlibat pembicaraan serius. “Sebaiknya kau hentikan dulu rencanamu itu.” “Apa hentikan?” “Ya hentikan saja.” “Kau pikir aku akan hidup tenang selama keturunan Ratih masih hidup?” Terdengar helaan nafas panjang, “Kau bisa menundanya dulu.” “Aku sudah menyusun semuanya dan dalam waktu kami akan menjalankannya.” “Jangan sekarang, apa kau tahu polisi sudah melakukan penyelidikan dan beberapa orang sudah di curiga.” “Mungkin saja beberapa orang itu tidak termasuk aku.” “Jangan terlalu percaya diri, mungkin sekarang kau tidak termasuk yang di curiga tapi tidak mungkin semakin lama arahnya akan ke sana.” “Ha...ha...ha..! “Apa yang membuatmu tertawa? Apa kau pikir semua ini lucu?” terdengar nada tersinggung dari lawan bicaranya. “Lucu, sangat lucu.” “Bagian mana yang kau anggap lu

DMCA.com Protection Status