Beranda / Romansa / ISTRI UNTUK RAMA / pertemuan pertama versi elsa

Share

pertemuan pertama versi elsa

Penulis: Noza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Elsa berjalan masuk ke dalam restoran lebih dulu karena Adit sedang mencari tempat parkir.

Dengan menggunakan mididress tanpa lengan berwarna biru muda, membuat lengan putih mulus Elsa terlihat.

Dia mengikat rambut panjangnya menjadi satu dengan asal dan sedikit berantakan.

Setelah lebih dari tiga jam berkeliling Jakarta melihat berbagai perubahan yang terjadi setelah lebih dari 4 tahun dia tinggalkan untuk pergi ke Jerman.

Restoran itu terlihat belum begitu ramai, karena mungkin belum tiba waktunya jam makan siang.

Elsa menunggu Adit dengan berdiri di dalam restoran.

"Ayo Kak kita cari tempat duduk," rangkul Adit dibahu Elsa.

Adit terlihat sangat protektif padanya, selama beberapa hari pemuda itu mengajak Elsa keliling tidak di biarkan nya ada orang asing apalagi makhluk bernama pria bisa berkenalan dengannya.

Alasan Adit simpel saja, siapa tahu pria itu adalah penipu atau iseng saja.

Mereka duduk berhadapan setelah memilih menu yang mereka inginkan, Adit asyik menelepon seseorang tentang masalah pekerjaan.

Elsa juga asyik melihat gawai miliknya saat dia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya.

Elsa mengangkat wajahnya dan dia melihat seorang pria berumur akhir tiga puluhan berkacamata sedang melihat padanya dengan pandangan intens.

Mata Elsa pun langsung ikut terpaku dengan mata pria itu, hingga sepersekian detik dan entah kenapa ada rasa mengenal pria itu tapi dimana.

Apalagi kemudian pria itu tersenyum tipis padanya dan tiba-tiba membuat Elsa sedikit malu karena senyum itu, dia pun menundukkan kepalanya dan tersipu sendiri mungkin pria menyadari tatapan Elsa yang sama intens dengan pria itu.

"Kak Elsa senyum sama siapa?" tanya Adit.

Dan kemudian Adit melihat arah pandangan Elsa, di sana Adit melihat seorang pria dewasa sedang memperhatikan Elsa.

Adit memicingkan matanya dan kemudian dia melototi pria itu. "Jangan dilihati Kak, dia itu pasti pria tua yang suka menggoda gadis-gadis muda seperti Kak Elsa."

Elsa hanya mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada Adit.

"Sepertinya Kak Elsa kenal sama pria itu Dit, Cuma lupa di mana makanya waktu dia senyum Kak Elsa balas juga," terang Elsa.

"Kan seperti pernah kenal, belum tentu pria itu memang Kak Elsa kenal," kata adit. "Hati-hati Kak sekarang jaman orang bisa menipu hanya dengan melihat pada mata saja."

"Itu berlebihan sekali, masa ada yang seperti itu?" tanya Elsa.

"Ya adalah Kak, namanya hipnotis atau sirep," kata Adit.

"Kak Elsa tahu Dit, tapi masa pria itu mau melakukan hal seperti itu di depan umum?"

Tanya Elsa.

"Ya kenapa ngak bisa, biasanya pria seperti itu suka ada peletnya juga," kata Adit membuat Elsa terkejut.

Elsa sesekali memperhatikan penampilan pria itu walaupun, dia bukan pria yang tampan, penampilannya juga biasa saja tapi ada kharisma tersendiri dari kesederhanaan pria itu.

Tidak lama Elsa melihat pada pria itu, dia terkejut karena seorang wanita dengan pakaian minim dan seksi berdiri di hadapan pria itu, dan tidak lama wanita itu duduk di hadapan pria itu.

"Apa itu pacarnya?"

"Seksi sekali."

"Wah bodinya goal banget, ternyata pria itu memang ada peletnya."

"Tuh kan Adit juga bilang apa, penampilan pria itu boleh menipu tapi kelakuannya kita ngak tahu?"

Elsa hanya diam mendengarkan perkataan Adit, sementara Adit terus memperhatikan pria yang duduk bersama gadis berpakaian seksi itu.

Elsa sesekali melihat pada mereka sambil sesekali menyuap makanan ke mulutnya.

Elsa melihat kalau pria dan wanita itu terlibat pembicaraan yang serius.

Tidak lama Elsa melihat perempuan seksi itu bangkit dari duduknya begitu juga dengan pria itu dan siap untuk pergi.

Pria itu pergi dan berjalan ke arah Elsa.

Pandangan mereka kembali bertemu dan Elsa hanya bisa terpaku melihat mata pria itu.

Setelah pria itu berlalu pergi Elsa pun merenung sepertinya dia benar-benar mengenal pria itu tapi entah di mana.

Sepanjang jalan pulang Elsa terus memikirkan mata pria itu sepertinya dia sangat mengenal mengingatkannya pada seseorang yang dulu pernah dekat dengannya.

"Seperti Bang Madan," batin Elsa dan dia kemudian mengingat pria bernama yang biasa dia panggil Bang madan.

"Tapi itu bukan Bang Madan " Elsa terus membatin sangat yakin.

walaupun lama tak bertemu Elsa pasti akan mengingat dengan pasti siapa yang biasa dia panggil Bang madan.

Tiba-tiba kenangan lama kembali muncul di kepalanya, banyak kejadian lama yang berputar terulang kembali.

"Kak Elsa ngelamunin apa sih?" tanya Adit penasaran.

Elsa sedikit terkejut dan lamunannya Buyar dengan pertanyaan adit.

"Ngak ada kok Dit, Kak Elsa cuma capek setelah keliling tadi," kata Elsa berbohong.

hingga malam saat Elsa sedang beristirahat di tempat tidurnya wajah pria itu masih di ingat olehnya.

"Siapa dia, kok ke ingat terus wajahnya?"

Elsa kemudian mengingat kalau dia punya foto bersama Bang Madan, dia mencari ke beberapa laci di kamarnya

Dan akhirnya dia menemukan apa yang dia cari, beberapa lembar foto lama yang masih dia simpan.

Di foto itu terlihat seorang pria gemuk tinggi besar dengan jambang penuh di wajah sedang berdiri di samping Elsa sambil mengangkat alat pancing berisi seekor ikan besar.

Dan beberapa lembar lagi dengan pose yang berbeda, kemudian Elsa melihat ujung gambar yang sengaja dia sobek.

Elsa mengingat siapa dalam gambar itu ia sobek dan juga ia hancurkan tidak tersisa semua kenangan akan orang itu lagi.

Hanya foto Bang Madan dia tidak buang, mengingat betapa baik pria bertubuh tambun itu karena Elsa sudah mengganggap pria itu seperti kakaknya sendiri.

Terakhir kali dia bertemu dengan bang Madan saat resepsi pernikahan kekasihnya dengan sahabat baiknya sendiri.

Bagaimana Bang Madan berusaha untuk menguatkan hatinya dan mencoba memberikan pengertian bahwa kekasih yang dia cintai dan sedang bersanding di pelaminan itu tidak pantas untuk membuatnya menangis dan sedih.

Beberapa hari kemudian Elsa berangkat ke Jerman dan saat dia akan berpamitan dengan Bang Madan pria itu sedang melakukan perjalanan dinas ke Papua untuk mengawasi proyek pembangunan pabrik tambang disana.

"Kira-kira Bang Madan di mana ya?"

"Masih ngak badannya gendut seperti dulu?"

"Apa dia sudah nikah?"

"Apa Abang Madan masih ingat sama aku ngak ya?"

"wajahnya masih brewokan ngak ya?"

banyak pertanyaan berputar di kepalanya, mengingat tentang Bang Madan.

Sementara di tempat lain Rama melakukan hal yang sama memikirkan gadis yang dia foto tadi sambil merebahkan diri di ranjang.

"Kapan Elsa kembali ke Indonesia?"

"Kenapa dia tidak pernah mengabari sama sekali?"

"Apa Elsa sudah melupakan saya? Apa Karena dia tidak ingin memiliki pertemanan yang berhubungan dengan Ikbal?"

Rama memandang langit kamar tidurnya, dan terlihat lelah untuk terus bertanya dalam hatinya.

@@@

Tri tampak sedang berbicara dengan berbisik di gawai miliknya.

"Jadi yang ini juga gagal ya?"

"Kenapa bisa dia di kenalkan dengan perempuan seperti itu sih?"

"Sudah bude bilang Risma, Kangmas mu itu orangnya paling anti sama cewek model begitu!"

"Masa toh ya kamu suruh keponakan teman mu yang pakai baju kurang bahan di jodohkan sama Rama."

"Bude juga ngak suka sama cewek tadi, apalagi saat kita memata-matai tadi ketauan banget itu cewek sombong amit."

"Ngak cocok jadi mantu bude."

"Eh tapi kamu lihat tidak cewek cantik pakai baju daster panjang ngak pakai lengan?"

"Rama sepertinya suka sama cewek model begitu!"

"Coba kamu cari, siapa tahu ketemu seperti itu."

"Kalau bisa sih cewek itu aja, habis Bude lihat dia senyum terus sama itu cewek."

"Aduh Bude kok jadi penasaran, siapa cewek itu yang bisa bikin kangmas mu itu bisa tersenyum padahal kan Rama itu orangnya kaku banget."

Tepukan dibahu membuat wanita yang sedang berbicara sambil berbisik di hp nya menjadi terkejut dan dia segera menoleh.

"Kebiasaan, suka banget bikin jantungan!'

"Emang mau saya cepat mati."

Bab terkait

  • ISTRI UNTUK RAMA   Tekad menemukan

    Ternyata yang menepuk bahu Tri adalah suaminya, pria dengan rambut berwarna perak itu tersenyum."Ibu di sini lagi ngapain kok pakai bisik-bisik segala di HP?" Tanya suaminya."Ngak ngapa-ngapain sih Pak cuma lagi ngomong sama Risma," sahut Ibu Tri."Tapi kenapa mesti bisik-bisik apa ada rahasia?" tanya suaminya lagi."Ngak ada rahasia Pak."Wajah Ibu Tri berubah serius dia merenggut dia menarik nafas berat dan kemudian menghembuskannya dengan kasar."Kenapa lagi?" suaminya mengerti Kalau seperti itu biasanya Ibu Tri sedang kesal."Kita gagal dapat mantu." kata Ibu Tri terlihat kesal"Kok gagal dapat mantu?" tanya suaminya"Perempuan yang dikenalkan oleh Risma ternyata tidak sesuai harapan," kata Ibu Tri."Tidak sesuai harapan bagaimana?" tanya suaminya lagi."Pokoknya ya ngak sesuai," kata Ibu Tri kesal dan suaminya tak ingin mendesak lagi dengan pertanyaan lainnya.Mereka berdua diam cukup lama tapi kemudian suaminya melihat Ibu Tri tersenyum sendiri."Kok senyum-senyum

  • ISTRI UNTUK RAMA   kembali bertemu

    Tidak terasa waktu terus bergulir Elsa sudah siap untuk segera kembali beraktivitas dan bekerja. Hari ini sesuai dengan rencana Elsa akan segera memenuhi panggilan kerja dari tempat perusahaan dia melamar pekerjaan. Dia mematut diri di depan cermin sambil melihat apakah sudah pantas pakaian yang ia kenakan. Setelah merasa cukup dia pun pergi ke ruang makan dan di sana sudah menunggu Frans juga Adit. “Wah Ka Elsa cantik banget, padahal cuma mau wawancara kerja saja tuh,” kata Adit menggoda. Elsa tersenyum mendengar godaan itu, “Ya lah Dek, masa mau wawancara penampilannya berantakan.” “Adit senang Kak Elsa dipanggil kerja di perusahaan itu,” kata Adit, “Karena Adit tahu perusahaan itu termasuk yang paling top sekarang.” “iya sih, ini berkat rekomendasi dari perusahaan Kak Elsa di Jerman kemarin,” terang Elsa. “ya itu bagus, Daddy berdoa semoga kamu diterima di sana,” kata Frans. “Terima kasih Daddy atas doanya,” kata Elsa. “Ya sudah Elsa berangkat dulu takut macet di jalan na

  • ISTRI UNTUK RAMA   Rama yang aneh

    Rama keluar dari ruang kerja Danu dan berjalan menghampiri Elsa. “Ikut saya,” perintah Rama dan Elsa pun mengikuti langkah pria itu. Tidak ada pembicaraan antara keduanya selama dalam perjalanan menuju ruang yang dituju. Dari jarak yang cukup dekat seperti sekarang Elsa bisa mengamati pria itu dengan cermat, usia Rama mungkin sudah 38 atau lebih, tampak sekali kedewasaan dalam sikap dan pembawaannya. Dengan kacamata di wajahnya memberikan kesan terlalu serius dan bukan orang yang murah senyum. Dengan tinggi tubuh 165 cm dan menggunakan hak 5 cm Elsa sudah termasuk wanita yang bertubuh tinggi tapi masih kurang tinggi saat berjalan di samping Rama karena dia hanya sebahu pria itu. Kemudian mereka sampai pada ruangan yang dituju. Elsa bisa melihat ruangan kerja yang nyaman ada sekat ruang masing-masing dari kaca gelap untuk para pekerja yang terkesan luas. Elsa bisa melihat ada dua orang pegawai berada si sana, yang begitu melihat Elsa langsung tersenyum lebar dan berdiri mengham

  • ISTRI UNTUK RAMA   bertemu mantan

    Elsa masih benar-benar terkejut karena ternyata klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja adalah Ikbal. “Sa, apa kabarmu?” Ikbal kembali mengulang pertanyaannya, pandangannya kembali beralih pada Elsa. “Baik,” jawab Elsa pelan. “Jadi kamu yang merancang gambar untuk gedung baru perusahaanku?” tanya Ikbal lagi dan Elsa hanya mengangguk kan kepalanya. “Kapan kamu mulai bekerja dengan Mas Rama, Sa?” tanya Ikbal lagi. Elsa merasa jengah dengan begitu banyak pertanyaan Ikbal sementara Rama hanya melihat pada Elsa yang terlihat mulai tak nyaman. “Duduklah Bal,” kata Rama menyuruh Ikbal untuk duduk, karena pria itu masih berdiri terpaku melihat Elsa. Ikbal melihat pada Rama, “Mas, kenapa tidak bilang kalau Elsa bekerja di perusahaan tempat Mas bekerja sih?” Rama hanya menarik napas dan memandang Ikbal, “Aku rasa kita di sini untuk membahas pekerjaan bukan membahas Elsa.” Melihat tatapan Rama membuat Ikbal terlihat segan, “Baiklah.” Kemudian Ikbal duduk di had

  • ISTRI UNTUK RAMA   simalakama

    Setelah sampai di kantor Rama segera bergegas meninggalkan Elsa dan langsung menuju ruang kerja Danu. Danu sedikit terkejut karena Rama masuk tanpa mengetuk pintu dan menutupnya dengan membanting cukup keras. “Lain kali kalau kau berani ikut campur urusan pribadiku dan mencoba untuk memberi tahukan tentang apa yang terjadi dan apa yang aku lakukan dikantor ini, aku akan benar-benar mengajukan untuk melengserkan dari kedudukanmu yang sekarang!” kata Rama dengan keras dan memberikan ultimatum pada Danu. Danu yang mendengar itu langsung berdiri, “Dia menerorku dan kalau aku tak memberikan jawaban yang memuaskan dia akan terus bertanya seperti biasa.” Rama bersedekap dada, “Kau itu temanku apa sekutu Ibuku?” “Temanmu! Tapi aku juga tidak akan berani menghadapi Ibumu!” sahut Danu. “Kau pria dewasa dan umurmu sudah lebih 40 tahun, dan kau masih takut dengan Ibuku?” tanya Rama tak percaya menyipitkan matanya menatap Danu. “Apa kau sendiri berani menentang Ibumu?” tanya Danu dan pertan

  • ISTRI UNTUK RAMA   bertemu sahabat lama

    Lusi merasa sangat kecewa dengan sikap acuh tak acuh Elsa. Padahal mereka dulu sangat akrab hanya karena dia dianggap ikut menyembunyikan soal hubungan Ivy dan Ikbal dia jadi dibenci bukan hanya Elsa tapi juga pria yang ia cintai Adit. “Kau lihat Lusi, sekarang dia jadi wanita yang sombong,” kata Ivy mencibir. “Wajar dia bersikap begitu, karena kita berdua terutama dirimu sudah menyakiti dan mengkhianati dirinya bersama Ikbal,” kata Lusi sambil pergi meninggalkan Ivy. Ivy dan Lusi masih saling mendiamkan tanpa adanya pembicaraan apa pun selama di mobil yang dikendarai Ivy. Lusi dengan pikirannya yang mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Flashback “Hai kamu karyawan baru di sini ya?” Lusi menyapa gadis yang ada duduk di sampingnya, gadis itu menganggukkan kepalanya. “Namaku Lusi aku juga baru diterima di sini aku bagian divisi HRD,” kata Lusi mengulurkan tangannya. “Aku Elsa, baru diterima bekerja sebagai arsitek di sini,” Elsa menyambut uluran tangan Lusi. “Wah hebat

  • ISTRI UNTUK RAMA   akhirnya Elsa tahu siapa Rama

    “Brak!” Terdengar bantingan barang yang kemudian diikuti tarikan nafas kasar dari seseorang, dia terlihat sangat kesal sambil memandang tajam pada pria yang berdiri di hadapannya. “Apa hanya ini info yang bisa kamu dapat?” orang itu sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke meja. “Hanya memang itu saja yang bisa saya dapatkan saat sekarang ini,” imbuh pria itu. “Sudah berapa lama gadis ini pulang?” tanya orang itu. “Dia pulang sekitar satu bulan yang lalu,” jawab pria itu. “Apa kau mengawasi semua apa saja yang dia lakukan?” tanya orang itu. “Tentu saja saya mengawasinya, dari dia datang kembali sampai sekarang termasuk pekerjaannya,” jawab pria itu. Orang itu memegang beberapa lembar foto dan dia tersenyum miring. “Wajahnya benar-benar mirip ibunya sangat persis, dia seperti Ratih yang kedua.” “Laporkan apa saja yang gadis itu lakukan, terutama jika dia bertemu kembali dengan Feri.” “Baiklah saya akan melakukannya,” kata pria itu. Kok boleh pergi sekarang,” orang itu memberi kode

  • ISTRI UNTUK RAMA   calon siapa?!

    Elsa datang ke kantor lebih lambat, karena dia langsung pergi meninjau lokasi pembangunan renovasi gedung yang sedang di kerjakan oleh perusahaannya. Tapi saat sampai di kantor dan Elsa akan pergi ke ruang kerja Rama, dia mendengar suara perdebatan dua orang laki-laki. “Mas, ngak punya hak untuk menghalangi aku untuk mendekati Elsa!” “Kamu harus ingat statusmu Ikbal, kau sudah menikah!” “Kalau aku sudah menikah kenapa? Bukan berarti aku tidak bisa mendekati Elsa lagi!” “Kamu itu keterlaluan, kamu pikir Elsa itu perempuan yang bisa kamu permainan kan!” “Aku tidak pernah berpikir untuk mempermainkan Elsa, aku mencintainya!” “Tapi dengan statusmu itu, kau akan menempatkan Elsa pada posisi yang sulit!” “Aku akan berusaha agar Elsa tak mendapatkan kesulitan apa pun selama dia berada di dekatku!” “Kau pikir aku tidak tahu seperti apa Ivy istrimu itu?! “Ivy tak perlu tahu sekarang, nanti setelah aku berpisah dengannya baru dia aku beritahu.” “Kau akan menceraikan Ivy?” “Jika Elsa

Bab terbaru

  • ISTRI UNTUK RAMA   Abang tega

    “Kita jalan-jalan yuk,” ajak Rama pada Elsa. “Mau jalan ke mana?” tanya Elsa. “Ngak tahu,” jawab Rama. “Ya sudah, kita pergi sekarang nanti kalau sudah di jalan baru kita putuskan mau ke mana,” ucap Elsa, “Abang tunggu di sini Elsa ganti baju dulu.” Elsa sangat senang akhirnya setelah berminggu-minggu tidak pergi ke mana pun, dia bisa menikmati untuk bisa pergi keluar. Rama mengajaknya pergi ke sebuah pameran yang ada di kota ini. “Kita jalan-jalan di sini,” ajak Rama sambil mengulurkan tangannya. Elsa menerima uluran tangan Rama dan pria itu menautkan jari-jari mereka seperti sepasang kekasih. Stand kuliner adalah yang banyak mereka datangi, apalagi Elsa sudah lama tidak memakan beberapa jajanan yang dia suka. “Coba ini Bang,” Elsa mengulurkan sendok yang berisi potongan kue ke dekat mulut Rama. Pria itu sedikit ragu untuk menerimanya, tapi akhirnya dia membuka mulut dan menerima suapan dari Elsa. Setelahnya Elsa pun menyuapkan potongan kue lain ke mulutnya dengan memakai

  • ISTRI UNTUK RAMA   tanya dan jawab

    Rama melambaikan tangan ketika sudah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Bapaknya.“Kok kamu ngak bilang kalau mau pulang hari ini Ram?” tanya Ibu Tri melihat pada Rama yang duduk di kursi belakang.“Rencana sih dua hari lagi Bu, tapi begitu kerjanya selesai hari ini Rama langsung ke pikiran langsung mau pulang,” sahut Rama menjelaskan.“Mungkin feeling sama situasi di sini ya Ram?” tanya Ibu Tri lagi.“Ya,” sahut Rama singkat.“Untung tadi Elsa ngak marah, kamu itu hampir bikin ibu kehilangan calon mantu kesayangan,” sungut ibunya.“Ya kalau ngak Elsa ngak jadi, kan masih ada calon satunya,” ucap Bapaknya.“Calon yang mana maksud Bapak?” tanya Ibu Tri.“Itu cewek yang foto bareng Rama,” sahut Bapak Rama.“CK, cewek yang suka pakai baju seksi itu?” sahut Ibu Tri.Bapak Rama menganggukkan kepalanya,” Iya.”“Ngak mau, cewek ngak sopan begitu ngak pantes jadi calon mantuku,” sahut Ibu Tri ketus.“Ram, Ibu mau tanya...” perkataan Ibu Tri terhenti saat melihat Rama y

  • ISTRI UNTUK RAMA   kangen

    Rama berkali-kali melirik bergantian, pada Elsa yang duduk tak jauh darinya dan pada enam pasang mata yang ada di belakangnya.Rama tak berhenti mengusap wajah juga lehernya.Rasa kebas masih terasa di kaki juga badannya karena pekerjaan dan penerbangan yang dia lakukan dalam satu hari ini.Sementara Elsa yang duduk cukup jauh dari Rama hanya melirik pria itu dari sudut matanya sambil menundukkan wajah dengan jari yang terpilin di pangkuan.“kamu sudah sehat Sa?” Rama membuka pembicaraan.Elsa hanya menganggukkan kepalanya masih dengan menunduk.“Maaf tadi Abang ngak bermaksud...” ucapan Rama terhenti karena batuk yang coba di tahannya.Rama mengeluarkan sapu tangan dari arah kantong celananya.Elsa mengangkat wajahnya dan melihat kalau sapu tangan itu terlihat agak kotor.Gadis itu baru menyadari saat melihat wajah Rama secara dekat seperti ini.Wajahnya sangat terlihat kusam, lelah dan juga lingkar yang jelas tanda hitam di sekitar matanya.“Mau ke mana Sa?” tanya Rama s

  • ISTRI UNTUK RAMA   pulang

    Kemarahan Sumi dan juga Ibu Tri kepada Lukman juga Ikbal gara-gara membuat Elsa pingsan, membuat kedua pria itu diusir dan dilarang untuk datang.Elsa segera di bawa ke rumah sakit, takut sesuatu yang buruk terjadi karena gadis itu cukup lama pingsan.“Mas Ikbal lebih dulu yang memukul,” ucap Elsa lirih dengan wajah sedikit bengkak, saat dia sudah sadar.“Tapi tetap saja seharusnya mereka tidak berkelahi di dekatmu, keterlaluan!” omel Sumi, “Tuh Mba ajari keponakannya, kok bikin rusuh di rumah orang!”“Ck, tenang saja nanti Mbak bakal marahin dia nanti,” sahut Ibu Tri sambil mengambil telepon genggamnya dan tidak lama terdengar omelan panjang lebar darinya.“Bu, Elsa mau pulang saja ngak usah nginap di sini,” ujar Elsa pada Sumi.“Tapi Sa..”“Elsa takut tinggal di rumah sakit lagi,” sela Elsa.“Tunggu Daddymu dan Ayah datang ya, baru kita pulang,” sahut Sumi yang mengerti ketakutan Elsa.“Abang susah banget sih di hubungi,” Adit masuk dengan bersungut.“Mungkin Abang masih s

  • ISTRI UNTUK RAMA   adu jotos tak jelas!

    Ibu Tri merenggut saat mendengar tuduhan Sumi pada Rama. “Jangan asal bicara ya, cah gantengku itu tidak mungkin selingkuh,” bantah Ibu Tri sambil menatap Sumi tajam. “Lho Mbak ngak percaya, coba Adit mana foto Rama sama cewek seksi kemarin,” Sumi mengulurkan tangannya meminta agar Adit memberikan hape miliknya. Adit hanya mengaruk kepalanya, ini kalau sudah berurusan dengan Ibu-ibu yang suka ikut campur urusan anaknya. “Mana!” Sumi terlihat tak sabar. “Iya sebentar Bu,” ucap Adit sambil mengeluarkan hapenya dan memberikan pada ibunya. “Nah ini buktinya,” ujar Sumi sambil memperlihatkan hape adit pada Ibu Tri. Segera Ibu Tri melihat pada gambar yang ada di sana dan langsung mencebikan bibirnya. “Hanya gambar seperti itu tidak membuktikan kalau cah gantengku pacaran sama perempuan itu,” cibir Ibu Tri. “Lho ini kan jelas kalau Rama di sana sama perempuan lain, mereka pacaran,” tegas Sumi tak mau kalah. “Sumi coba perhatikan baik-baik,” Ibu Tri menunjuk gambar pada gawai itu, “

  • ISTRI UNTUK RAMA   seperti LDR

    Elsa merenung, untuk apa dia begitu marah pada Rama tadi sampai harus menangis dan mengatakan pria itu jahat dan pembohong, sangat kekanak-kanakan.“Huf, Abang pasti marah sama aku,” pikir Elsa, “Aku marah-marah ngak jelas seperti tadi.”Dia memandang telepon genggamnya, melihat beberapa notifikasi pesan masuk.(“Sa, Abang minta maaf kalau ada salah sama kamu ya.”)(“Abang sibuk banget sampai sering lupa menghubungi kamu.”)(“Abang usahakan untuk segera menyelesaikan semua kerjaan di sini, biar bisa cepat pulang.”) (“Jangan marah ya Sa, Abang mohon sekali lagi minta maaf🙏🙏 kalau memang Abang ada salah.”)Elsa membaca pesan itu, sungguh hati gadis itu menjadi tidak nyaman dengan pesan yang di kirim Rama padanya.Permohonan maaf dari Rama untuk kesalahan yang sebenarnya tidak di lakukan pria itu.Padahal sah-sah saja kalau Rama berselfi atau swafoto dengan orang lain sekalipun itu dengan perempuan cantik seksi menggoda seperti Nindya.Untuk apa marah? Hak apa marah? Elsa

  • ISTRI UNTUK RAMA   "Maafkan Abang Sa!"

    Baiklah! Baiklah! obrolan berlangsung panas, apalagi kalau para pria membicarakan soal wanita seksi.“Ck...ck...” terdengar decak kagum dari mulut Adit dan membuat Elsa kesal melihatnya.Adit yang baru datang ikut bergabung dengan Elsa, Alfa juga Steven.“Bodinya memang seksi abis,” Adit terus memandangi gambar dari ponsel Alfa, “Aku mau follow dia.”“Wuih, yang follow dia banyak sampai satu juta lebih,” Steven ikut membuka tautan media sosial.“Dia sudah follow back aku!” Adit terlihat kegirangan karena begitu cepat mendapat tanggapan.“Sama Dit!” seru Steven dan kembali tos para pria di lakukan.“Kerja di mana di Mas?” tanya Adit.“Oh itu, perusahaan besar,” sahut Alfa menyebutkan nama perusahaan itu.“Dia ini termasuk orang kepercayaan Pak Bram, waktu aku ikut rapat dengan bos waktu itu,” lanjut Alfa bercerita sambil mengunyah makanan.“Orangnya memegang asli cantik dan bodinya, beuh,” Alfa terus berceloteh mengacungkan dua jempol jarinya, “Semolohoy.”Tangan Alfa memben

  • ISTRI UNTUK RAMA   story

    Bunyi mesin EKG terdengar pelan, pria tua yang berbaring itu terlihat seperti tidur dengan tenang.Mesin bantu pernapasan terpasang dengan beberapa selang yang menempel di tubuhnya.“Bagaimana keadaan tuan Haris?” pria dengan berjas hitam itu memperhatikan Haris yang berbaring tanpa daya.“Kondisinya masih kritis, tapi sepertinya dia berusaha untuk bertahan,” ujar pria dengan menggunakan baju OK putih.“Aku rasa tuan Haris punya alasan untuk bertahan.”“Apa Anda tak menghubungi keluarganya, siapa tahu...”“Tidak, karena justru itu akan membuat nyawa tuan Haris dalam bahaya lagi.”“Tapi...”“Dia sudah memberi amanat, kecuali kalau dia sudah mati baru dia ingin ada keluarga yang berada di sampingnya.” “Itu aneh.”“Ya, tuan Haris memang aneh.”“Tapi saya akui, dia pria tua yang kuat walaupun nyaris saja suntikan itu mengenai jantung dan pembuluh darahnya.”“Itu benar.”“Apakah rekaman cctv yang saya berikan sudah ada titik terangnya?”“Belum, karena sepertinya orang ini p

  • ISTRI UNTUK RAMA   kangen dan rindu

    Cafe itu masih sunyi, hanya beberapa pengunjung yang terlihat. Dua orang saling duduk berhadapan di pojok ruangan, sambil sesekali memperhatikan orang yang keluar masuk di cafe itu dan terlihat sedang terlibat pembicaraan serius. “Sebaiknya kau hentikan dulu rencanamu itu.” “Apa hentikan?” “Ya hentikan saja.” “Kau pikir aku akan hidup tenang selama keturunan Ratih masih hidup?” Terdengar helaan nafas panjang, “Kau bisa menundanya dulu.” “Aku sudah menyusun semuanya dan dalam waktu kami akan menjalankannya.” “Jangan sekarang, apa kau tahu polisi sudah melakukan penyelidikan dan beberapa orang sudah di curiga.” “Mungkin saja beberapa orang itu tidak termasuk aku.” “Jangan terlalu percaya diri, mungkin sekarang kau tidak termasuk yang di curiga tapi tidak mungkin semakin lama arahnya akan ke sana.” “Ha...ha...ha..! “Apa yang membuatmu tertawa? Apa kau pikir semua ini lucu?” terdengar nada tersinggung dari lawan bicaranya. “Lucu, sangat lucu.” “Bagian mana yang kau anggap lu

DMCA.com Protection Status