Share

Bertemu Lagi

Penulis: Intan Resa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-11 07:38:23

Aku menyajikan minuman dan kue untuk Ibu dan Bapak yang sedang mengobrol dengan bersuka cita bersama dokter Endru dan Bu Tyas.

Sejak aku resmi bercerai, Ibu dan Bapak sangat bersemangat. Mereka semakin senang saat dokter Endru mengabarkan akan datang beberapa hari lagi. Aku gelisah hingga sekarang orang yang ditunggu mantan mertuaku telah ada di depan mata.

Dokter Endru sesekali melirik padaku dan mengajak bicara Dimas. Sejak pria berkemeja garis-garis itu datang, ia begitu bahagia. Mungkin karena merindukan sosok seorang ayah yang perhatian, Puspita, Dimas dan Wandi antusias saat dibawakan bermacam mainan. Aku merasa seperti disogok melalui anak-anak.

Aku berhutang budi pada mereka, tapi apakah aku harus berkorban perasaan? Pernikahan tidak sekadar hubungan sebulan dua bulan, melainkan seumur hidup. Tapi jika aku menolak, banyak hati yang kecewa.

Aku bimbang.

"Duduk di sini, Nak. Sejak tadi kamu pura-pura sibuk saja," ujar Ibu sambil mengulum senyum.

Aku tersenyum hambar dan dudu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI SEMPURNAKU   Tangisan Rindu

    "Ibu, Bapak, Puspita, Wandi, Dimas!" panggil Nurul membuat jantungku hampir copot. Belum usai keterkejutanku bertemu dengannya, yang lainnya juga ternyata ada di sini. Entah apa yang membawa mereka ke panti asuhan ini. Tergopoh-gopoh Ibu dan Bapak menyongsong wanita yang tetap cantik itu, sementara aku panik. Entah mau bersembunyi di mana.Detak jantungku berpacu lebih cepat, was-was seperti buronan yang tertangkap polisi. Peluh membasahi pelipis dan bajuku pun dibanjiri keringat. Aku ingin menghilang dari sini, tapi tak punya daya. Aku bukan Yaqin yang dulu. Aku tidak berdaya, hanya insan lemah yang akan menyusahkan orang-orang yang kusayang. "Ada apa, Nur? Kamu bikin kaget Bapak sama Ibu saja. Kamu baik-baik saja, kan, Nak?" tanya Ibu dengan raut cemas. Beliau masih cantik meskipun sudah menua. Perhatian beliau masih sama seperti dulu saat aku memperkenalkan Nurul sebagai calon menantu.Aku melirik dengan ekor mata dan terasa berkaca-kaca saat wanita yang melahirkanku begitu khaw

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • ISTRI SEMPURNAKU   Bolehkah Aku Menyusahkanmu

    "Iya, kami udah sampai, Nad, tapi belum ketemu sama orangnya," jelasku pada Nadia melaui sambungan telepon. "Hati-hati, ya, Mas. Aku merindukanmu. Kamu harus pulang ke rumah sebelum maghrib. Aku mau buatkan makanan spesial untukmu," balas wanita yang akrab disapa Bunda oleh anak-anakku. "Iya, Mas juga merindukanmu," bisikku, lalu menutup telpon. Takut kalau Nurul cemburu dan justru itu bisa memperngaruhi kesehatannya. Aku mau memutar badan saat ponselku bersering lagi, ada panggilan masuk dari bosku. Aku begitu antusias saat mendengar kabar gembira dari bos. "Baik, Pak. Makasih telah mempercayakan saya untuk proyek besar ini. Bapak memang orang baik, sangat peduli dengan karyawan biasa seperti saya. Saya akan segera ke sana," ujarku, mengakhiri perbincangan melalui ponsel dengan atasan. Berita ini sangat bagus karena aku memang butuh biaya banyak. Aku punya dua istri dan tiga anak yang merupakan tanggung jawabku. Aku tidak mau kalau Nadia terlalu banyak mengeluarkan uang untuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • ISTRI SEMPURNAKU   Lamaran

    "Tidak usah dengarkan dia, Nurul. Jangan sampai hatimu merasa terpaksa mengiyakan keinginan anak ini. Dia pergi dan meninggalkan luka untuk kita semua. Sekarang Bapak adalah orang tuamu, jadi turuti perkataan Bapak," tegas pria yang memiliki andil menghadirkan aku ke dunia ini. Matanya berkaca-kaca, tapi tetap menampilkan ketegasan di hadapan semua orang. Bapak, orang yang sangat membelamu sejak dulu. Sekarang beliau begitu marah kepadaku. "Kamu memang gak punya malu, ya, Qin. Baru pertama berjumpa setelah sekian tahun, kamu berani mengajaknya dalam kesusahan. Bikin malu saja. Orang mengajak bahagia saja, masih ada susahnya juga. Apalagi niatnya mau menyusahkan Nurul."Ibu pun ikutan bicara. Nurul masih saja bungkam. Jika memang dia menolakku, aku sudah siap. Aku hanya mengekspresikan rasa yang ada dalam hati ini. Aku butuh dia. Dia, wanita sempurna di hatiku dan selamanya akan begitu."Aku ingin tanya satu hal, boleh?" tanya Nurul. Aku mengangguk pasti. Mendengar suaranya saja s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • ISTRI SEMPURNAKU   Selesai

    Yaqin menautkan jemarinya yang dingin saat berkali-kali menghapal ijab qobul sebelum pengantin wanitanya datang."Kayak baru pertama kali mau ijab qobul aja, Mas. Keringatan gitu. Santai saja dong," ledek Pandi, calon suami sang pemilik panti. Ia menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Yaqin yang ia dengar kabar pernah beristri dua. "Ini jauh lebih mendebarkan, Pan. Sebentar lagi kamu juga akan merasakan hal yang sama saat mau menikahi Isma," balas Yaqin. Pandi tersenyum dan melirik calon istrinya sekilas. Mereka ikut bahagia melihat kisah cinta yang tak biasa itu. Tak berapa lama, rombongan pengantin sudah datang. Sengaja tak menggelar acaranya di hotel agar anak-anak panti ikut menyaksikan acara bahagia itu. Pandi yang merupakan pengusaha sekaligus youtuber terkenal sudah menyiapkan tim untuk mengabadikan kisah mengharukan ini. Mengabarkan pada dunia bahwa pasangan ini layak disebut sebagai pecinta sejati. Kesalahpahaman yang sempat memisahkan, tapi kalau sudah ditakdirkan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • ISTRI SEMPURNAKU   Melihat Aktivitas Istri

    ISTRI SEMPURNAKU"Pita! Cepat mandi, Nak! Mama lagi suapin adek. Wandi! Cepat susun mainannya, Nak!"Suara istriku bergema dari arah dapur. Sepertinya Nurul tak mendengar suara kenderaan roda empatku berhenti di halaman, karena biasanya dia langsung menyambut dan mencium tanganku dengan takzim.Hari ini aku memang sengaja pulang lebih cepat untuk melihat aktivitas istriku. Setiap aku pulang, semuanya sudah bersih dan dia juga berdandan menyambutku. Tiada pernah ia bercerita kalau anak-anak kami begitu menyibukkannya setiap hari.Aku masuk tanpa mengucapkan salam dan kebetulan pintu rumah terbuka sedikit.Pandanganku nanar menatap anak kedua kami yang berusia tiga tahun. Semua mainan berserakan di lantai karena anak lelaki kami itu sangat aktif."Mandinya yang bersih, Nak!" seru istriku lagi. Ia menyusul ke kamar mandi untuk melihat anak perempuan kami yang berusia lima tahun. Dapat kulihat dengan jelas, dia masih menggendong bayi tujuh bulan kami yang belepotan bubur nasi. Dari ruang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • ISTRI SEMPURNAKU   Belanja Online

    "Kenapa gak jadi pingsan, Bang? Nanti ceritain ya gimana rasanya pingsan," ujar istrikuWaduh? Aku lupa mau pingsan. Eh, emang bisa direncanakan ya? Coba dulu akh. Aku merebahkan kepala di paha Nurul, istri sempurnaku."Pingsan dulu akh," ujarku sambil memejamkan mata.Nurul terpingkal-pingkal hingga kepalaku pun ikut berguncang. Hal sederhana seperti ini saja, dia sudah tertawa bahagia. Kupandangi dengan seksama gurat kelelahan di wajahnya yang tirus. Aku mulai menyadari kalau wanitaku tidak secantik dulu. Ia mencoba menyembunyikan kelelahannya di balik senyum dan tawa di hadapanku.Aku harus mengembalikan bentuk tubuhnya yang ideal agar istriku kembali percaya diri. Aku tidak malu bagaimanapun keadaan Nurul karena dia begini sebab melahirkan tiga buah hati kami yang berjarak lumayan rapat. Tapi aku mulai sadar kalau dia pun ingin dimanjakan dan merindukan bentuk badannya yang dulu. Badannya tidak melebar, tapi bobot tubuhnya yang berkurang. Mungkin semua itu tidak bisa didapatkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • ISTRI SEMPURNAKU   Salah Terka

    "Kenapa, Bang? Mau pingsan lagi?" cecar Nurul.Aku nyengir. Jangan sampai Nurul mengira kalau suaminya ini gak ikhlas belanjaain dia."Enggak kok, Dek? Abang gak berbakat untuk pingsan. Talenta Abang cuma membahagiakan keluarga," balasku sambil menjawil dagunya."Mending Abang ganti baju dulu, ya. Karena Adek bercahaya dan juga menghangatkan, Abang sampai lupa kalau celana Abang basah saat mandiin Wandi," ujarku sambil nyengir."Oh iya, ganti baju aja, Bang. Kelamaan nanti bisa masuk angin," balasnya tanpa menoleh dari layar ponsel.Aku menghela napas panjang. Apapun yang dibelikan istriku, pasti karena memang perlu. Dia bukan istri yang boros meskipun jabatanku sudah bagus. Dia juga tidak lupa diri dengan keadaan kami yang dulunya hanya manusia biasa dan sekarang telah menjadi … sama aja sih sebenarnya. Masih tetap manusia biasa yang mendapatkan sekelumit nikmat dari Yang Maha Kaya.Teringat akan firman Allah dalam surah Ibrahim ayat 7 yang artinya:'Dan ingatlah ketika Tuhanmu memak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • ISTRI SEMPURNAKU   Membantu Menenangkan Anak

    "Makasih, ya, Dek, kamu sudah maafkan Abang. Lain kali Abang tidak akan terlalu laju, " ujarku, masih merasa bersalah. Nurul tertawa sekilas, menggenggam jemariku dengan erat. "Aku beruntung punya suami kayak Abang. Pengertian banget. Jarang ada suami sebaik Abang di dunia ini. Stoknya terbatas. Jaga hati Abang, ya, jangan sampai diincar pelakor," balasnya. Aku tertawa. Ucapan istriku berlebihan. Aku bukanlah pria tampan dan punya banyak uang berlebih. Aku cuma karyawan di perusahan orang lain dengan gaji yang cuma cukup membiayai keluarga dan sedikit menyimpan untuk tabungan masa depan. Aku tak punya modal untuk berfoya-foya dengan para pelakor yang biasanya mengincar harta korbannya, lalu mencampakkan setelah ia tak mendapatkan apa yang ia inginkan.Semoga hidup kami jauh dari hal-hal seperti itu. Cinta segitiga yang akan menyakiti salah satu pihak. Ya Allah, tetapkan hatiku agar selalu berada di dalam jalanMu. "Dek, pernah gak Adek marahi anak-anak?" tanyaku penasaran karena mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20

Bab terbaru

  • ISTRI SEMPURNAKU   Selesai

    Yaqin menautkan jemarinya yang dingin saat berkali-kali menghapal ijab qobul sebelum pengantin wanitanya datang."Kayak baru pertama kali mau ijab qobul aja, Mas. Keringatan gitu. Santai saja dong," ledek Pandi, calon suami sang pemilik panti. Ia menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Yaqin yang ia dengar kabar pernah beristri dua. "Ini jauh lebih mendebarkan, Pan. Sebentar lagi kamu juga akan merasakan hal yang sama saat mau menikahi Isma," balas Yaqin. Pandi tersenyum dan melirik calon istrinya sekilas. Mereka ikut bahagia melihat kisah cinta yang tak biasa itu. Tak berapa lama, rombongan pengantin sudah datang. Sengaja tak menggelar acaranya di hotel agar anak-anak panti ikut menyaksikan acara bahagia itu. Pandi yang merupakan pengusaha sekaligus youtuber terkenal sudah menyiapkan tim untuk mengabadikan kisah mengharukan ini. Mengabarkan pada dunia bahwa pasangan ini layak disebut sebagai pecinta sejati. Kesalahpahaman yang sempat memisahkan, tapi kalau sudah ditakdirkan be

  • ISTRI SEMPURNAKU   Lamaran

    "Tidak usah dengarkan dia, Nurul. Jangan sampai hatimu merasa terpaksa mengiyakan keinginan anak ini. Dia pergi dan meninggalkan luka untuk kita semua. Sekarang Bapak adalah orang tuamu, jadi turuti perkataan Bapak," tegas pria yang memiliki andil menghadirkan aku ke dunia ini. Matanya berkaca-kaca, tapi tetap menampilkan ketegasan di hadapan semua orang. Bapak, orang yang sangat membelamu sejak dulu. Sekarang beliau begitu marah kepadaku. "Kamu memang gak punya malu, ya, Qin. Baru pertama berjumpa setelah sekian tahun, kamu berani mengajaknya dalam kesusahan. Bikin malu saja. Orang mengajak bahagia saja, masih ada susahnya juga. Apalagi niatnya mau menyusahkan Nurul."Ibu pun ikutan bicara. Nurul masih saja bungkam. Jika memang dia menolakku, aku sudah siap. Aku hanya mengekspresikan rasa yang ada dalam hati ini. Aku butuh dia. Dia, wanita sempurna di hatiku dan selamanya akan begitu."Aku ingin tanya satu hal, boleh?" tanya Nurul. Aku mengangguk pasti. Mendengar suaranya saja s

  • ISTRI SEMPURNAKU   Bolehkah Aku Menyusahkanmu

    "Iya, kami udah sampai, Nad, tapi belum ketemu sama orangnya," jelasku pada Nadia melaui sambungan telepon. "Hati-hati, ya, Mas. Aku merindukanmu. Kamu harus pulang ke rumah sebelum maghrib. Aku mau buatkan makanan spesial untukmu," balas wanita yang akrab disapa Bunda oleh anak-anakku. "Iya, Mas juga merindukanmu," bisikku, lalu menutup telpon. Takut kalau Nurul cemburu dan justru itu bisa memperngaruhi kesehatannya. Aku mau memutar badan saat ponselku bersering lagi, ada panggilan masuk dari bosku. Aku begitu antusias saat mendengar kabar gembira dari bos. "Baik, Pak. Makasih telah mempercayakan saya untuk proyek besar ini. Bapak memang orang baik, sangat peduli dengan karyawan biasa seperti saya. Saya akan segera ke sana," ujarku, mengakhiri perbincangan melalui ponsel dengan atasan. Berita ini sangat bagus karena aku memang butuh biaya banyak. Aku punya dua istri dan tiga anak yang merupakan tanggung jawabku. Aku tidak mau kalau Nadia terlalu banyak mengeluarkan uang untuk ke

  • ISTRI SEMPURNAKU   Tangisan Rindu

    "Ibu, Bapak, Puspita, Wandi, Dimas!" panggil Nurul membuat jantungku hampir copot. Belum usai keterkejutanku bertemu dengannya, yang lainnya juga ternyata ada di sini. Entah apa yang membawa mereka ke panti asuhan ini. Tergopoh-gopoh Ibu dan Bapak menyongsong wanita yang tetap cantik itu, sementara aku panik. Entah mau bersembunyi di mana.Detak jantungku berpacu lebih cepat, was-was seperti buronan yang tertangkap polisi. Peluh membasahi pelipis dan bajuku pun dibanjiri keringat. Aku ingin menghilang dari sini, tapi tak punya daya. Aku bukan Yaqin yang dulu. Aku tidak berdaya, hanya insan lemah yang akan menyusahkan orang-orang yang kusayang. "Ada apa, Nur? Kamu bikin kaget Bapak sama Ibu saja. Kamu baik-baik saja, kan, Nak?" tanya Ibu dengan raut cemas. Beliau masih cantik meskipun sudah menua. Perhatian beliau masih sama seperti dulu saat aku memperkenalkan Nurul sebagai calon menantu.Aku melirik dengan ekor mata dan terasa berkaca-kaca saat wanita yang melahirkanku begitu khaw

  • ISTRI SEMPURNAKU   Bertemu Lagi

    Aku menyajikan minuman dan kue untuk Ibu dan Bapak yang sedang mengobrol dengan bersuka cita bersama dokter Endru dan Bu Tyas.Sejak aku resmi bercerai, Ibu dan Bapak sangat bersemangat. Mereka semakin senang saat dokter Endru mengabarkan akan datang beberapa hari lagi. Aku gelisah hingga sekarang orang yang ditunggu mantan mertuaku telah ada di depan mata.Dokter Endru sesekali melirik padaku dan mengajak bicara Dimas. Sejak pria berkemeja garis-garis itu datang, ia begitu bahagia. Mungkin karena merindukan sosok seorang ayah yang perhatian, Puspita, Dimas dan Wandi antusias saat dibawakan bermacam mainan. Aku merasa seperti disogok melalui anak-anak. Aku berhutang budi pada mereka, tapi apakah aku harus berkorban perasaan? Pernikahan tidak sekadar hubungan sebulan dua bulan, melainkan seumur hidup. Tapi jika aku menolak, banyak hati yang kecewa. Aku bimbang. "Duduk di sini, Nak. Sejak tadi kamu pura-pura sibuk saja," ujar Ibu sambil mengulum senyum. Aku tersenyum hambar dan dudu

  • ISTRI SEMPURNAKU   Surat Cerai

    "Kalian tidak malu menangis di sini? Orang-orang yang lewat bisa heran melihat kelakuan kalian. Pita saja tahu kalau mau menangis itu bukan di ruang terbuka. Ayo kita nangis di dalam saja," ujar Bapak, menyusut sudut mata dengan telunjuk. Sindiran halus yang mengena ke hati. Aku melonggarkan pelukan di bahu Ibu mertuaku dan mengusap mata dengan kasar. Kenapa kami malah terlena dalam kesedihan? Putriku lagi butuh penjelasan. Aku bersegera masuk dan mengetuk pintu kamar putriku. Kulihat gadis kecil sainganku itu sedang telungkup di atas ranjangnya. "Sayang, kamu kenapa menangis sih?" tanyaku sambil mengusap-usap rambutnya yang lurus sebahu. Gadis berwajah manis itu duduk dan menghadapku. Dengan jempol kanannya, ia mengusap pipiku. "Ibu sama Nenek menangis gara-gara Pita, ya, Ma. Maafkan Pita telah nakal," ujarnya sambil mencium tanganku. Ah, putri solehaku. "Ibu yang harusnya minta maaf karena tidak bisa bahagiain Pita," balasku. "Enggak, Bu. Pita janji tidak akan marah-marah l

  • ISTRI SEMPURNAKU   Anakku bukan Yatim

    Suara klakson mobil menjeda suasana keharuan yang menyelimuti keluarga kami. Bapak berdiri dan bergegas keluar. Aku tidak tahu siapa tamu yang datang. Apa mungkin itu Bang Yaqin? Entah kenapa hati ini masih mengharapkan kedatangannya karena mencari kami, lalu berlutut dan memohon agar kami bersatu lagi dalam pernikahan yang sakinah. "Mobil si Mamat sudah datang. Kalian berangkat sekarang sama Ibu, Nur. Bawa yang perlu-perlu saja nantinya. Lemari, springbed dan sofa gak usah dibawa. Rumah kita tidak akan muat," ujar Bapak. Aku membuang napas teratur, menata hati yang sempat berharap hujan turun di saat kemarau hati.Aku harus mengikhlaskan kalau memang jalan hidup kami sudah berbeda. Kami masih di dunia yang sama dengan hembusan angin yang mungkin tak jauh berbeda, tapi visi dan misi kami sudah berbeda. Itu sebabnya kami tidak tinggal seatap lagi. "Ayo, Nurul. Kenapa malah bengong?" sentak Ibu. Aku tersenyum hambar dan mengikuti Ibu, mengambil tas dan pamit ke Bapak mau rumah lama

  • ISTRI SEMPURNAKU   Hikmah di Balik Musibah

    "Ibu malu sama kamu, Nur. Sholat shubuh saja Ibu biasanya kesiangan. Malas bangun karena tidak ada yang buru-buru mau kemana. Padahal Ibu ini sudah bau tanah. Entah berapa tahun lagi kesempatan di dunia ini yang tersisa," celetuk Ibu dengan mata berembun. Aku tersenyum dan mengusap pundak wanita yang menganggapku sebagai putrinya. Beliau tidak segan mengakui kekurangannya, padahal saat berkunjung ke rumah kami dulu, Ibu sangat cepat bangun. Aku lah yang segan jadinya jika masih pulas di saat mertua sudah sibuk di dapur. "Maut tidak memandang usia maupun sehat, Bu. Banyak orang muda dan juga tidak punya penyakit yang tiba-tiba dipanggil menghadap Sang Pencipta. Nurul ini pernah hampir putus asa karena sakit yang tiada kunjung sembuh dan berharap kalau Allah mencabut nikmat hidup dari dunia ini. Tapi ternyata Allah memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri. Jadi tidak ada kata terlambat, kita sama-sama memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Ibu juga jangan pernah bilang lagi ba

  • ISTRI SEMPURNAKU   Semangat Baru

    "Nurul, kan? Istrinya Yaqin?" tanya seorang ibu yang kebetulan lewat."Iya, Bu," balasku sambil menyunggingkan senyum. Aku tidak terlalu kenal dengan warga sini karena beberapa bulan setelah menikah, Bang Yaqin mengajakku tinggal di kontrakan sederhana sebelum akhirnya bisa membeli rumah. "Ibu dengar kamu lumpuh, sekarang udah sehat, ya?" tanyanya lagi."Iya, Bu. Atas izin Allah.""Alhamdulillah. Ibu tinggal dulu, ya," pamitnya dengan seulas senyuman aneh sambil melihatku dari kepala sampai kaki."Kita masuk, Nur. Kamu tidak usah heran kalau orang sini sangat ingin tahu masalah tetangganya. Ada yang benar-benar peduli, tapi sebagian cuma mencari informasi untuk digosipkan. Bapak harap kamu bisa menyesuaikan diri," ujar Bapak.Aku mengangguk paham. Tidak jauh beda kehidupan masyarakat sini dengan tempat tinggalku, walaupun lebih dekat dengan kota.Aku menatap sekeliling, mencari keberadaan hewan berbulu dan bisa terbang itu. Setahuku, Bapak sangat hobi memelihara burung hingga tidak a

DMCA.com Protection Status