Kembali menuju kediaman Braga Mansion, yang letaknya di sekitar Menteng, Jakarta Pusat, bangunan megah Braga Mansion ini memiliki luas tanah sekitar 5000 meter persegi, dengan bangunan empat lantai, di dalamnya menggunakan lift, dan ac central, sudah kebayang kan besar dan megahnya rumah keluarga Braga. Cat warna putih yang membuat Braga Mansion mudah dikenali , karena hanya Braga Mansion yang paling termegah bangunannya.
Braga saat ini sudah berada di dalam rumahnya, lalu dia memanggil Alfons , untuk mengantarkan sebuah paket untuk Gaby.
"Alfons...cepat datang ke sini ya.
"Hmm ya boss, ada yang bisa saya bantu?"
"Tolong kamu antarkan paket ini ke rumahnya Gaby ya, dan ingat kalau dia menanyakan siapa yang mengirim, katakan dari Bram. Kalau dia bertanya dimana Bram saat ini, bilang saja, suatu saat kalau sudah tidak sibuk akan menemuinya, ingat ya Alfons jangan sampai salah bicara, jangan kamu buka identitasku sekarang ya.
"Hmm boss, sejujurnya terus terang saja sama nona Gabriela, kalau boss adalah Bram yang selama ini dia tunggu kedatangannya.
"Alfons, aku sebenarnya juga sudah sangat merindukannya, ingin memeluknya, namun kesibukan saat ini belum bisa untuk itu, kau tahu sekarang aku memegang gelar miliarder termuda, dan aku juga ingin menguji dulu seberapa besar kesetiaan Gabriela padaku, walaupun sebenarnya aku selalu tahu dia selalu mencintaiku dalam nama Bram.
"Jujur boss, saya ikut merasakan apa yang boss rasakan, boss sebenarnya ingin santai kan dan ingin punya banyak waktu untuk nona Gabriela, namun karena semua kesibukan dan kesuksesan boss saat ini, yang membuat boss menyembunyikan jati diri boss sama nona Gabriela.
"Hmm ya apalagi aku Alfons, saat kemarin aku satu mobil dengannya, dia bilang tidak akan pernah menggantikanku dengan orang lain, bahkan sikapnya dingin dengan pria lain, padahal aku ini Bram, aku sangat bahagia, 19 tahun kami berpisah, ternyata dia masih setia menungguku Alfons.
"Boos kalau tidak salah ibunya nona Gabriela kan kerjanya di Hotel milik boss juga kan?".
"Ya aku sudah tahu dari dulu, makannya aku mengangkatnya menjadi manajer di Hotel itu, kinerjanya bagus dan jujur, dari pada manajer sebelumnya.
"Lalu kapan boss akan berterus terang kepada nona Gabriela, kalau boss sebenarnya Bram yang selama ini dia nantikan kedatangan.
"Huhh nanti menunggu waktu yang tepat Alfons, aku ingin saat nanti dia menjadi milikku lagi, aku ingin quality time sama dia, teriris hati ini Alfons, saat dia bilang, "aku selalu menunggu kedatangan kak Bramku, yang berjanji kembali 19 tahun , namun tak datang juga, dan tidak pernah membalas chat dan mengangkat telefonnya". Itu yang dia katakan, saat mendengarnya , aku ingin sekali memeluknya erat, namun aku tahan karena aku masih banyak kesibukan bisnis.
"Ya saran saya sich boss, sekali-kali telfonlah, jangan biarkan dia sedih boss, setidaknya boss walau belum siap membuka indentitas boss, boss membahagiakan dia dengan membalas chat dan telefonnya.
"Hmm ya baiklah, nanti kalau kau sudah antarkan paketnya, kasih kode padaku ya, kirim chat kalau kau sudah tiba di rumahnya, dan itu sudah aku berikan nama Bram.
"Baik boss Braga, namun kalau dia ingin menemui boss di rumah boss yang lama bagaimana?"
"Hmm bilang saja aku sudah pindah, ke luar negeri.Ya sudah jalan sekarang.
"Baik boss."Alfons ...sebentar jangan lupa kamu pakai masker dulu, jangan sampai dia tahu wajahmu ya. Karena suatu saat aku akan membawanya ke sini, jadi dia tidak boleh tahu dulu, kalau kau bekerja padaku.
"Baik boss.
"Okay hati-hati ya bawa paketnya, pakai mobil lain ya, jangan mobil yang dia kenal. Gaby itu selalu mengingat apapun yang aku kenakan.
"Baik boss, saya pakai mobil Jepp BMW saja.
"Jangan...pakai mobil biasa saja, Camry saja kamu bawa ya.
"Baik boss.
Dua puluh menit kemudian, Gabriela sudah selesai membereskan rumah, tiba-tiba ada suara bell di rumahnya, lalu dia keluar dan menemui orang yang menekan bell itu.
"Hmm iya pak, maaf mau mencari siapa ya?"
"Nona ini ada titipan.
"Okay..dari siapa pak ya?"
"Dari tuan muda Bram, baik saya pamit dulu ya nona.
"Ehh tetapi ...yah sudah pergi lagi, baru saja mau aku tanya dimana Bram.
Baru saja Gaby ingin membuka kado itu, tak lama dia duduk ponselnya berbunyi, dan saat melihat ponselnya dia bercucura air mata, "Bram calling".
"Halo....My princess, bagaimana suka tidak hadiahnya?"
"Hikkssss....hiksssss, kak Bram kemana saja , kenapa bukan kakak yang mengantar kadonya.
"Heiii ssshhh. Kenapa kamu sedih, nggak suka ya sama kadonya.
"Aku kangen sama orangnya, bukan kadonya, kak Bram kenapa sekarang tidak peka sich, aku mau kak Bram datang.
"Hehehehee cuupss, my princess maafkan aku ya , akhir-akhir ini bisnisku full, aku sibuk sekali, jangan pernah berpikir yang tidak-tidak ya, aku tetap memprioritaskanmu, selalu di hati ini, bukannya aku tidak mau datang, ini saja aku masih sibuk, makannya aku kirimkan kado sebagai permintaan maafku, karena selama 19 tahun sudah tidak menghiraukanmu, kau tahu keadaanku sekarang sulit, mau santai saja aku tidak bisa.
"Hikkssss.....hikssss, aku merindukanmu kak Bram, aku lagi bete banget sama Braga Ueda.
"Hahhaa Braga Ueda siapa itu, aku baru dengar, siapa dia my princess.
"Entahlah pria sok kegantengan, sok kaya.
"Hahaha kamu ini, yang penting aku kan yang masih jauh lebih ganteng.
"Ya lah 1000 persen.
"Hehehee, ya sudah jangan bete lagi dong ya, kan aku sudah sempatkan waktu menelfonmu, sebenarnya aku sangat kenal dengan Braga Ueda, dia itu relasiku saat ini, dia baik koq orangnya.
"Ahh bodo amat, aku nggak mau bahas dia , sekarang bagaimana, kak Bram apa sudah datang ya, ada di rumah yang dulu kan?"
"Hmm rumah yang dulu kan rumah dinas My princess, rumahku di luar kota dan di luar negeri. Aku janji kalau semua urusanku sudah selesai, dan aku bisa santai, aku akan menemuimu ya, nanti kita keliling dunia, aku janji.
"Jangan berjanji dulu, kalau nanti kak Bram tidak bisa menepatinya.
"Kalau sampai aku tidak bisa menepati, biarlah aku celaka dan tidak selamat.
"Apaan sich bicara begitu , aku tidak mau sampai kak Bram kenapa-kenapa, kak video call lah, aku kangen.
"Hmm maafkan aku, saat ini aku sedang dalam bisnis, aku harus profesional, aku harap kamu mengerti ya.
"Ya sudah, maaf aku hanya kangen kak Bram.
"Hmm ia kah, kangen mau apa sich, mau peluk ya.
"Iya pake banget...
"Hehehee, ya nanti kalau semua urusan bisnisku sudah senggang, aku janji akan menjemputmu, dan memelukmu. Sudah ya jangan nangis lagi my princess, besok mau dibelikan apa sayang.
"Hmm belikan apa ya, tidak usah. Yang terpenting kak Bramku sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan, itu kado terindah untukku.
"Ssshh sudah my princess jangan nangis ya, aku tidak akan kemana-mana, suatu saat akan indah untuk kita ya. Ya sudah aku mau lanjut ada meeting dulu ya, kamu kalau ada apa-apa berkabar saja ya.
"Ya sudah hati-hati ya kak Bram.
"Okay my princess, jangan sedih lagi ya, kalau kamu sedih, nanti aku kerja tidak tenang.
"Ya aku janji.
"Nah gitu dong, baru my princessku. Kirimkan photomu yang sekarang ya, buat obat kangen.
"Ya kak Bram juga kirimkan ya.
"Hahaha aku tidak ada photo, nanti saja kalau ketemu ya. Ya sudah kirimkan photomu ya sekarang.
"Ya kak.
"Okay see you my princess.
"See you too my Hero.
"Heehehe, ya sudah jangan nakal ya, jaga selalu hatimu untukku.
"Ya kakak Bram juga ya.
"Aku selalu mencintaimu dari dulu hingga selamanya.
"Amin.
Akhirnya mereka berdua saling menutup telfon, dan Braga meneteskan air matanya, karena dia saat ini sudah membohongi Gabriela, kalau Braga dan Bram adalah orang yang sama.
"Hikkssss...maafkan aku Gaby my princess, aku belum bisa memberitahukanmu kalau Bram adalah Braga Ueda, aku sayang banget sama kamu, sabar dan tenanglah, suatu saat aku akan berterus terang kalau Braga Ueda sebenarnya adalah Bram yang selama ini kau nantikan, terima kasih ternyata kau selalu mencintaiku, kau memang untukku, setelah aku percaya, karena kau yang paling mengerti perasaanku."Gumam Braga
Menuju bandara Soekarno Hatta, hari ini Rachel kembali ke Indonesia, setelah meneruskan S2nya di Amerika Serikat, kedatangan Rachel kali ini adalah untuk melepas rasa rindunya kepada Braga Ueda, Rachel Wu nama lengkapnya, dia adalah anak dari relasi keluarga Braga, umur Rachel saat ini sudah 27 tahun, ayah Rachel bernama Michael Wu pengusaha property terbesar di Asia Tenggara, sementara ibunya Rachel bernama Fanny Sebastian seorang pengusaha butik ternama, namun ibunya sudah meninggal saat Rachel berumur 10 tahun, kedua orang tua Braga dan Rachel telah sepakat menjodohkan mereka berdua, namun Braga alias Bram tidak pernah menyukai Rachel apalagi sampai mencintainya, karena Bram hanya mencintai Gabriela alis Gaby.Salah satu pengawal Rachel yang bernama Lucky, memberikan kabar pada Alfons mengenai kedatangan Rachel ke Indonesia. Ya Alfons dan Lucky saling mengenal karena mereka masing-masing orang lama yang sama-sama menjaga kedua keluarga ini, Lucky adalah orang kepercayaan k
Kembali ke Braga Mansion, tak lama ada sebuah Jeep Rubicon Merah tiba di Braga Mansion, dan ternyata itu Rachel. Rachel telah tiba di Braga Mansion, dengan sifat manja dan angkuhnya. Dia turun dari mobil dan memasuki Braga Mansion. Melihat kedatangan Rachel , Alfons segera menemui Rachel yang sudah memasuki halaman utama Braga Mansion."Alfons... heii mana Braga, bilang aku datang, cepat."Hmm maaf nona Rachel, boss Braga belum kembali dari luar negeri."Heiii Alfons, panggil aku nyonya Rachel Braga, jangan nona, karena sebentar lagi, aku dan Braga akan menikah, so mana Braga, jangan berbohong, dia ada kan di dalam?"Tanya Rachel"Saya berani sumpah, boss Braga belum kembali dari luar negeri , nyonya Rachel."Alfons rupanya kau mau cari masalah ya sama aku, kau tahu aku tinggal pencet satu nomor saja, nasib keluargamu ditanganku."Maaf nyonya Rachel, saya berani bersumpah, memang boss Braga tidak ada di sini, kenapa nyonya jadi bawa-bawa keluarga
Sementara di tempat lain, saat Gaby membuka kado dari Bram, dia seperti mendengar suara mobil, dan benar ada sebuah mobil Jeep Grand Ceerokee, Gaby ingat itu adalah mobil Bram yang dulu biasa dipakai hanya saja ini model terbaru, lalu Gaby keluar dan melihat ke arah pagar rumahnya, lalu ada seorang pria berambut cepak dengan tinggi sekitar 185 kulit putih, kemudian lelaki itu berdiri persis di depan rumahnya Gaby."Hmm ya maaf anda cari siapa ya?" "Maaf apa benar ini rumah nona Gabriela Orlando, saya kebetulan diutus dari boss Bram, nama saya Eric, dan saya adalah pengawal baru untuk nona Gabriela, ini boss Bram mau bicara di telfon. "Ya Halo kak Bram, ada apa?'"Heii My Princess, itu orang suruhanku namanya Eric, dia mulai hari ini dan selama dua minggu ke depan yang akan menjagamu, kemana pun kamu mau pergi ya, aku sedang ada urusan di England dulu selama dua minggu ya."Ohh ya sudah kak Bram, ya okay, lalu dia tidur dimana?""Hahaha, tidak usah kaw
Kembali menuju kediaman Rachel, di area perumahan mewah Sunter, Jakarta Utara. Tiga puluh menit perjalanan dari Braga Mansion, akhirnya dengan hati yang masih kesal, Rachel tiba di rumahnya, yang juga lumayan besar daerah Sunter, Jakarta Utara. Rachel lalu turun dengan wajah kesal sambil menghentakkan kakinya ke lantai, ayah Rachel yang melihat tingkah laku anaknya, menegurnya, ayah Rachel sedang membaca surat kabar, di ruang keluarga. "Heiii anak papi yang super cantik kenapa wajahnya ditekuk kayak baju kusut gitu, gimana apa Braga ada di rumah, kalian sudah saling melepas rindu ya. Cerita dong sama papi."iih papi, anaknya lagi kesel juga, boro-boro aku ketemu Braga, dia masih di luar negeri ternyata pi, dan dia sudah marahin aku, karena aku sudah kasar sama bibi Runy pembantunya keluarga Braga."Hmm kamu ini sich, papi sudah bilang, jaga dong sikap kamu, ingat ya, target kita satu, harta keluarga Braga, jangan sampai kamu gagal merebut hati Braga, apa susahnya sic
Kembali ke kediaman Braga, di salah satu apartemennya. Di wilayah Pakubuwono Residence, setelah selesai mandi. Braga alias Bram, segera merapikan penampilannya, karena ingin video call dengan Gaby, sang princess masa kecilnya. Braga mencopot kumis dan jenggot palsunya, tak lama dia menelfon Gaby dengan video call. Dengan wajah tampannya dia tersenyum lebar saat Gaby mengangkat telfonnya, dan akhirnya mereka saling video call, Gaby bahagia namun meneteskan air matanya."Heiii Gaby, kenapa lagi sayang, kan sudah video call ini kita, koq masih nangis."Hikkssss...hikkkksss, iih kak Bram kenapa nggak pernah peka sich."Ya wajar aku lagi banyak kerjaan sayang, kenapa sich, apa kamu kangen aku peluk ya, sabar kan tiga bulan lagi aku datang, kita jalan-jalan ya. Hmm aku sibuk demi kamu dan masa depan kita agar selalu makmur hingga selamanya keturunan kita. Hmm makanannya sudah datang belum?"Makananya belum datang. Ya wajarlah kak Bram, 19 tahun kita berpisah, kakak bar
Kembali ke kediaman Rachel, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.00, Rachel dan ayahnya rencananya akan berbelanja di Braga Mall. Ya Braga Mall ini adalah Mall milik keluarga besar Braga, Mall yang paling mewah di sekitar Jakarta Utara, Rachel dengan setelan baju rok pendeknya dan baju lengan buntungmya terlihat sangat elegan dengan berlian di lehernya, dan sepatu, tas branded miliknya. "Papi ayo sudah jam enam sore lho, kapan mau jalan ini, Braga Mall nanti keburu tutup."Heii tenang saja, papi kan punya kartu khusus yang keluarga Braga kasih, jadi kita bebas mau jam berapa saja berbelanja, memangnya kamu tidak tahu ya, Braga Mall sekarang buka selama 24 jam lho, jadi mau jam berapa saja bisa tetap berbelanja, karena banyak pengunjungya."Wow.. masa sich papi, aku baru tahu, ya sudah jalan sekarang yuk."Okay, tetapi kamu saja yang menyetir mobilnya ya, papi kalau malam tidak terlalu jelas matanya."Ya papi, mana kuncinya sini."Ini kuncinya, tet
Setelah selesai menerima telfon dari pak Sudewo salah satu tukang kebun Braga Mansion, Braga langsung segera menelfon Rachel, dengan wajahnya yang sangat kesal, melihat tingkah Rachel yang tidak pernah bisa berubah. Di sisi lain Rachel yang sedang menuju Braga Mall, tiba-tiba dia tersenyum melihat ponselnya bergetar dan melihat nama "Braga My Love calling"."Drrrtttt....drrttttt"ponsel Rachel bergetar"Halo...iya Braga sayang, heii ada apa kamu telfon aku hmm, kangen ya sama aku , aku tahu kamu pasti akhirnya menyesalkan karena sudah marah-marah masalah bibi Runi itu."Hmm aku malas basa –basi denganmu, kamu lagi dimana sekarang Rachel?""iihh Braga, kamu kenapa ketus sekali sama aku sich, hmm aku lagi menuju Braga Mall. Mau belanja aku sudah lama tidak belanja."Okay sekarang putar balik mobilmu, aku tunggu di Braga Mansion, ada yang mau aku bicarakan penting, ingat dalam waktu 30 menit kamu belum sampai, aku tidak akan pernah mentorerir. Cepat datang
Setelah selesai mengantarkan minuman untuk Rachel, akhirnya bibi Runi kembali menuju dapur, karena mau menyiapkan makan malam untuk Braga dan para pengawal Braga Mansion, Alfons yang masih berjaga di dapur, melihat tingkah Rachel dari kejauhan, dia hanya menggelangkan kepalanya, wanita secantik dan sepintar Rachel tidak disangka akan memiliki sikap yang tidak bisa memanusiakan manusia. Alfons lalu memberikan pengertian kepada bi Runi untuk selalu sabar menghadapi Rachel."Hmm bi Runi, yang sabar ya, memang nyonya Rachel begitu, sudah dari dulu, bawelnya tidak tahan, saya kalau dah lihat dia datang, lebih memilih diam, tetapi bi Runi tidak perlu cemas, saya sudah kirim videonya saat bi Runi disiram air jeruk, jadi bi Runi tidak usah takut sama dia ya."Justru saya bingung, koq bisa tuan muda Braga mau ya dijodohin sama nyonya Rachel yang sikapnya kasar, padahal setahu bibi Runi, tuan muda pernah cerita sudah punya kekasih, namun masih di rahasilakan identitasnya."Hmm