Share

17. Cerita Pilu Khalisa

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 20:00:44

“Ya ampun, Lisa ... ini rumah apa istana?” pekik Linda dengan tatapan takjub.

“Gubuk cintaku dan Mas Atmaja,” jawab Lisa dengan nada centil.

“Ceile, bucin amat sama om-om.”

Khalisa tergelak dan mulai menggandeng lengan Linda agar mengikuti langkahnya.

“Ayo, ih. Masuk dulu!”

“Ya ampun, Lisa... luas bener ini rumah. Kalau main petak umpet di sini pasti yang nyari tim SAR.”

Celetukan Linda semakin membuat Khalisa tergelak.

Di dalam, lagi-lagi Linda berzikir tak henti-henti. Matanya menyapu tiap sudut bangunan yang indah dan wah dengan barang-barang yang tentu harganya tak murah.

“Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallahu wallahu akbar. Serasa masuk surga aku, Lis. Eh, tapi aku belum mati, kan, ini?”

“Otewe kayaknya.”

“Lambemu, Lis! Pake bismillah kalo ngomong. Minimal pakai filter.”

Khalisa benar-benar terhibur dengan ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   18. Cerita Pilu (2)

    “Tolong ... tolong ...! Mmffh!”Lisa hanya bisa bersembunyi di balik pohon besar kala melihat ibunya meronta dengan mulut dibekap. Tak ada yang mendengar karena kiri kanan hanya tetumbuhan yang menjulang tinggi. Tubuh Lisa bergetar hebat. Matanya pun mulai panas. Ia tak tahu harus bagaimana. “Pintar juga kau bersembunyi, Rika. Cepat katakan di mana ponakanku?”Sang residivis dengan sebuah tato di dekat lehernya itu bertanya sembari mengarahkan sebuah pisau lipat di depan wajah Rika. Seolah-olah ia mengancam agar Rika tak berteriak atau melakukan perlawanan. “Kau dan istrimu sama-sama jahat, Suryo. Kau! Mbak Rukmi! Kalian manusia titisan iblis!”Plak! “Aaargh!” Rika memekik.Suami Rukmi dan Tatang tertawa. Sungguh, tawa keduanya serupa kidung kematian bagi Khalisa. Ia ingin keluar dan menolong sang ibu, tetapi Lisa tahu bahwa yang mereka inginkan adalah dirinya. “Aku tak butuh tanggapanmu tentangku, Adik ipar.”“Tak sudi aku menganggapmu sebagai abang ipar, Suryo! Kau jahat! Kau JA

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   19. Kepulangan Atmaja

    “Halo, Cantik! Bagaimana kabarmu? Kamu terlihat makin sehat, cantik, dan ... lucu,” ucap Deva dengan satu jari mengelus bulu halus si hamster. Di hari libur begini, ia ingin sedikit bermain dengan hewan kecil yang selalu membuatnya tersenyum dan terhibur dengan tingkah polahnya. Walau Dalion selalu mencibir, tetapi Deva tak peduli. Ia memang menyukai hamster. Hewan mungil yang tak disukai oleh Lisa, tapi karenanya Deva malah terhibur. Deva segera membersihkan kandang si Zoono dan meletakkan si pemilik kandang ke sebuah kardus lebih dulu. Bik Darsih yang memerhatikan dari arah dapur hanya tersenyum. Deva duduk di gazebo dekat kolam renang. “Suka heran sama orang cakep. Kegemarannya aneh-aneh,” celetuk Wati. “Aneh gimana maksud kamu, Ti?”“Ya, aneh, Bik. Harusnya, tuh, Den Deva pelihara kucing angora atau anjing bichon begitu. Lucu juga, loh, Bik. Kayak si Vivi.”“Vivi? Siapa itu Vivi?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   20. Gara-Gara Zoono

    “Assalamu’alaikum, Bik.”“Waalaikumsalam, Tuan,” jawab Bik Darsih dengan tersenyum sopan. Pak Bahrul pun berdiri di samping tuannya sembari memegang besi koper. “Lisa sudah tidur?”“Sepertinya belum, Tuan. Nyonya belum makan mal—““KYAAA ...!”Suara teriakan yang cukup melengking membuat Atmaja, Bahrul, dan Bik Darsih kompak terkejut dan mendongak. Pasalnya suara terdengar dari arah lantai dua. “Lisa?” Dengan cepat Atmaja mengayun langkah menaiki anak tangga. Bik Darsih dan Bahrul pun menyusul, takut ada apa-apa. “Lisa, tenang, Lis! Nanti Zoono terinjak!” ucap Deva yang mulai ikut panik. “Tikus ini membuatku geli, Deva. Hus! Hus! Keluar!” Lisa semakin panik karena hewan kecil itu juga bingung dan kuku kecilnya malah tersangkut di bordiran mukena yang Lisa kenakan. Deva mendekat dengan niatan ingin menenangkan ibu sambungnya itu. Namun, Khalisa yang semakin panik malah langsung melompat ke tubuh Deva. Deva pun kaget mendapat serangan mendadak yang cukup menguntungkannya. Ia ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   21. Konsultasi

    “Semua sehat dan baik, Pak, Bu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” ucap seorang dokter paruh baya.Khalisa menoleh ke samping di mana sang suami duduk bersebelahan dengannya. Senyum keduanya pun mengembang sempurna. Dengan sayang Atmaja makin mengeratkan genggaman tangannya di bawah meja. “Nanti saya resepkan vitamin paling bagus untuk dikonsumsi berdua, ya. Ibu masih sangat muda, dan suami masih sangat prima. Insya Allah kabar bahagia itu akan segera datang. Jangan lelah berdoa dan berikhtiar,” lanjut sang dokter sembari tersenyum hangat dan tangan kembali menuliskan sebuah resep. Melihat wajah penuh antusias istrinya, Atmaja juga tak sabar ingin segera membuat Khalisa hamil. Rasanya ia ingin memperpanjang masa libur dan menyerahkan urusan perusahaan pada Deva saja. Walau nantinya bukan ia yang akan mengandung, tetapi kualitas benihnya juga harus baik. Ia tak boleh stres dan harus sehat. Dalam perjalanan pulang, tak henti-h

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   22. Jangan, Ya, Dek, Ya.

    “SHIT!”Deva langsung melempar ponselnya ke tembok setelah mendengarkan suara-suara horor di seberang sana hingga beberapa detik. Ponselnya langsung hancur saking kuatnya lemparan. Kalau dia tahu ayahnya sedang mantap-mantap, tentu Deva tak akan meneleponnya. “Va, aku langsung balik ke kant—”Dali yang baru keluar dari toilet ruangan Deva langsung tertegun dan menghentikan kalimatnya yang hendak pamit. Pandangannya langsung turun pada benda pintar milik sahabatnya yang kini sudah hancur. “Kamu kenapa, Va?” lanjutnya dan langsung menghampiri Deva. Sementara Deva kembali duduk di sofa dengan kepala menengadah dan mata terpejam. Sungguh, ia begitu sakit mendengar suara seksi dan merdu milik Lisa yang kini sudah menjadi milik papanya. “Va?”“Tolong panggilin asisten Papa, Dal. Suruh ke sini!” jawab Deva tanpa membuka mata.Tak tahu apa yang sudah terjadi, Dalion hanya mengangguk dan segera memanggil nomor Hafid. Tak berapa lama, pria yang baru dipanggil ayah itu datang. “Pak Deva man

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   23. Hand Signal

    “Heh! Kamu jangan mempermalukan saya, ya! Itu om-om udah bayar mahal ke saya. Kamu juga udah saya kasih uang cukup banyak, kan? Kenapa malah mengecewakan, HAH?”Gadis jelita yang masih tampak ranum itu menunduk dengan air mata berjatuhan. Sungguh, ia tak mau Tuhan murka padanya. Namun, kenapa semesta begitu jahat? Air matanya terus berjatuhan mengingat sang ibu yang harus segera dioperasi. Biaya yang mahal membuat gadis lulusan SMA itu memilih jalan yang salah. “HEH! Enggak usah nangis!” hardik wanita paruh baya dengan lipstik merah menyala. Sementara teman sang gadis sedikit menyikut lengan temannya itu. Dengan sedikit kasar, wanita paruh baya meraih dagu si gadis agar tatapannya tak terus menunduk. “Lihat mata saya!”Dengan sedikit takut, si gadis menatap wanita yang akrab di panggil Mami tersebut. “Cepat kembali ke dalam dan puaskan tamu saya!”Si gadis hanya diam dengan perasaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   24. Sang Mucik@ri

    Bukannya langsung menerima tawaran Deva, si botak yang masih sadar walau sudah mabuk itu tak mau melepas si gadis begitu saja. “Apa buktinya jika dia adikmu, hah? Bisa saja kau memang menginginkannya tapi tak mau antri. Makanya ngarang cerita.”“Tutup mulutmu, Pak Tua! Jangan pernah hina adikku!” balas Deva dengan tatapan tak suka. Entah kenapa ia mendadak begitu mendalami peran pura-puranya. “Kalau memang kau kakaknya, ke mana saja kau sampai tak tahu adikmu mau menjual diri demi biaya operasi ibunya? Atau jangan-jangan ... kau juga tak tahu jika ibu kalian sedang berjuang antara hidup dan mati? Kakak apa kau? Kakak gadungan? Hah?!”Deva sedikit kelabakan dengan pernyataan si botak. Ia bingung harus bagaimana. “Kak, Kakak ke mana saja selama ini? Sekar sama Ibu nungguin Kakak pulang.” Tiba-tiba saja si gadis bersuara. “Kakak kenapa enggak ngabarin kalau udah pulang dari Hongkong? Ibu sakit keras, Kak.”Deva menatap mata si gadis. Entah kenapa hatinya terenyuh ketika si gadis menye

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   25. Menikah Tanpa Cinta

    Berkali-kali Hafid memanggil nomor Kadeva. Sejak subuh tadi nomor putra sang bos tak bisa dihubungi. Padahal pagi ini ada meeting direksi. Hafid sudah mengingatkannya kemarin, tetapi ia perlu kembali mengingatkan takut-takut bos magang itu lupa. “Duh ... ke mana ini Pak Deva? Jangan sampai dia enggak datang.” Hafid berbicara sendiri dengan terus berusaha menghubungi Deva. Namun, lewat panggilan seluler pun hanya suara operator yang menyapa. Nomor yang dituju sedang tidak dapat dihubungi. Saat Hafid masih bingung, tiba-tiba suara karyawan lirih menyebut nama bos besar dengan ucapan selamat pagi. “Selamat pagi, Pak Maja.”“Pagi.”“Pagi, Pak Maja.”“Pagi.”Hafid berdiri dari tempat duduknya dan melihat Atmaja berjalan hendak menuju ruangannya. Hafid pun tersenyum lebar dan segera menghampiri sang bos. “Selamat pagi, Pak Maja,” sapa Hafid semringah. “Pagi, F

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   41. Dua Sahabat

    Sudah tiga hari semenjak perdebatan bersama papanya di ruang perawatan Lisa, Deva tak mau menghubungi Atmaja selain urusan pekerjaan. Sebagai anak satu-satunya, Deva tahu dan paham apa yang diinginkan sang papa. Setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Namun, dari semua perlakuan Atmaja yang dingin tapi tetap peduli, Deva cukup sanksi dengan kemarahan papanya kala itu. “Apa Papa benar-benar tak merestui pernikahanku dengan Sekar?” bisiknya pelan pada diri sendiri. Deva mulai dilema. Walau awalnya ia pun hanya ingin membantu Sekar, tetapi perlahan cinta itu pun mulai datang. Terlebih saat puncak pertengkaran Deva dengan papanya terjadi, ia cukup stres sampai akhirnya Sekar menawarkan diri bak charging energi. Sekar telah menyerahkan diri layaknya seorang istri yang tak menolak saat dig@uli. Deva pun makin merasa terikat kala gadis itu sudah tak gadis karena ulahnya. Ya, tentu bukan ulah kenakalan anak muda yang dulu pernah Deva lakukan dengan Khalisa. T

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   40. Tak Sesuai Harapan

    Ruang perawatan Lisa masih terasa sesak oleh ketegangan yang tak terucap. Atmaja akhirnya duduk di sofa ruangan dengan ekspresi wajah keras, tatapan matanya lurus ke arah Deva yang juga duduk di samping Sekar. Sementara Lisa masih terus berbaring dengan posisi setengah menyandar di brankar yang sudah di-setting kenyamanannya. Ia menatap suaminya, Deva dan Sekar dengan rasa ingin tahu bercampur simpati. Suara detak jam dinding terasa semakin kencang di tengah keheningan yang menyesakkan.Di ruangan yang sama, dua pria tua dengan pakaian sederhana—Wak Tarom, penghulu, dan Wak Hasan, saksi pernikahan Deva dan Sekar—ikut duduk di sofa terpisah, menunggu percakapan yang tampaknya semakin memanas.“Jadi, kamu nikahin gadis ini ... karena apa?” Suara Atmaja akhirnya pecah, menatap Deva dengan mata yang menyala. “Aturan desa? Dengar, Nak! Kamu, Kadeva Raja Arkananta, anak yang Papa didik buat berpikir rasional, malah terjebak sama aturan yang bodoh begitu?”Deva mencoba tetap tenang, meski j

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   39. Pertemuan di Rumah Sakit

    “Jadi istri Om Maja itu seusia Mas Dali sama Mas Deva?” tanya Kanina antusias. Dali mengangguk sembari mengunyah potongan daging yang masuk ke mulutnya. “Kamu baru tahu?”Gadis cantik dengan outfit modis itu hanya mengangguk sembari memainkan sedotan dengan ujung jari. “Cuma tahu kalau istri baru Om Maja masih muda. Lagian Tante Lisa, kan, pakai cadar kalau ketemu banyak orang. Jadi aku belum pernah tahu semuda dan secantik apa Lisa Atmaja itu,” tuturnya panjang lebar. “Cantik. Dia cukup cantik.”“Mas Dali udah tahu?”Dali kembali mengangguk sembari menyeruput es selasihnya. “Tahu, soalnya Deva, kan ....” Kalimat Dalion menggantung. Hampir saja ia kelepasan berbicara kalau Lisa itu mantan kekasih dari anak tunggalnya Atmaja Gandhi. “Soalnya Mas Deva kenapa, Mas?” Kanina mengejar kalimat Dali yang tak diteruskan oleh sang pria. “Amm ... soalnya Deva sama aku, kan, cukup dekat. Aku beberapa kali juga tahu wajah istrinya Om Maja karena di dalam rumah dia enggak pakai cadar. Cuma,

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   38. Kejutan

    “Mas?”“ Lisa? Kamu sudah bangun?”Khalisa tersenyum dan mulai menarik tubuhnya ke atas untuk sedikit bersandar. Atmaja sigap dan memencet tombol di samping bed, menyesuaikan tinggi yang istrinya inginkan. “ Sudah?”“Sudah, Mas. Terima kasih.”Atmaja tersenyum dan mulai duduk di sisi ranj@ng perawatan sang istri. “Mas, aku minta maaf. Aku dan Deva beneran udah selesai, Mas. Kita ... kita enggak ada apa-apa lagi.”Atmaja menghela napas panjang. Sejujurnya ia belum mau membahas hal ini. Selain kondisi Lisa yang harus ia utamakan, Atmaja juga merasa sudah ditipu. Entah, siapa yang menipu dan ditipu. Atau mungkin ia yang tak terlalu peduli dengan kisah asmara putra semata wayangnya? “Sayang, Mas cukup percaya denganmu, tapi ... Mas ragu dengan Deva. Dia itu mewarisi gen-ku. Apa yang dia mau akan dia kejar sampai dapat.”“Tapi aku tetap milih kamu, Mas. Walau misal kamu akan melepasku demi Deva, aku tak mau!”Ada getar di antara setiap kata yang terlontar. Bahkan mata itu terlihat nanar

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   37. Pagi yang Baru

    “Sialan! Benar-benar sialan!”Akhirnya Tatang Kurnia dan Suryo berhasil dibekuk oleh polisi di tempat yang berbeda. Keduanya tak ada perlawanan saat polisi menyampaikan surat penangkapan atas kasus Bu Rika dan juga Khalisa. Awalnya Tatang yakin saja jika dia bersikap kooperatif semuanya akan mudah. Toh, dia yakin seyakin-yakinnya jika Deva tak punya bukti kuat. Namun, sayang seribu sayang, Tatang dan Suryo menganga lebar saat rekaman suara keduanya kembali diperdengarkan. Pengakuan Tatang saat mengingatkan kejahatannya bersama Suryo. Tatang tak bisa berkutik. Entah siapa dalang di baliknya dan bagaimana semua bisa didapat dengan begitu mudah. “Satu masalah belum selesai, malah aku harus mendekam di sini! Aagrh!” Tatang meninju angin dengan kemarahan yang tertahan dari kemarin. “Siapa yang ngerekam omongan kita, ya, Bang?”“Ya mana aku tahu!”“Padahal kita ngomongnya juga bisik-bisik, kan?”“Udahlah! Enggak usah ngira-ngira terus. Pusing aku!” jawab Tatang dan mulai duduk lesehan d

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   36. Terbuai Oleh Mimpi

    Bu, Sekar kangen ....Gadis cantik berambut hitam legam itu mulai menggerakkan pena di atas kertas buku diary. Maafin Sekar yang belum bisa berkunjung ke makam Ibu lagi. Sekar ingin tetap dekat dengan pusaramu, Bu. Berkunjung tiap kali rindu sambil melantunkan surah Yasin dan tahlil sebagai pemenang kalbu, tapi ... ada panggilan lain yang harus Sekar penuhi, Bu. Angin berembus pelan dari jendela kamar yang Sekar buka. Belaian udara lembut seolah-olah menyentuh pipinya yang basah oleh air mata. Rasanya baru kemarin tangan lembut Ibu membelai rambutku, memberikan petuah-petuah yang kini terus bergema di hatiku. Aku kangen, Bu. Peran baru ini tak semudah yang Ibu sampaikan kala itu. Ibu selalu bilang, bahwa bakti seorang perempuan setelah menikah adalah kepada suaminya. Dakwah utama seorang istri adalah memuliakan suami. Kata-kata itu kini terasa lebih berat, karena aku harus berbakti pada suami, tapi tak dianggap selayaknya istri. Berat, Bu, berat. Apalagi aku harus meninggalkan pus

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   35. Istri?

    “Jadi wajahmu bonyok begini gara-gara salam olahraga dari Om Maja, Va?”Deva mengangguk pelan dan menyentuh ujung bibirnya yang masih terasa nyeri. Dali melihat sekilas ekspresi Kadeva dan kembali fokus menyetir. “Kamu udah ngaku semuanya?”“Iya.”“Gila! Berani juga kamu, Va.”“Apa aku harus terus-terusan nyembunyiin semuanya dari papa, Dal? Cepat atau lambat semua bakal terbuka. Dan aku enggak mau kalau Papa sampai tahu dari orang lain.”“Tahu dari siapa?”“Ya bisa aja dari kamu.”“Sialan! Kamu nuduh aku kang cepu?” Kadeva hanya mengembuskan napas sebagai respons. “Hari ini aku udah niat buat melebur semuanya, Dal. Aku mau belajar nge-ikhlasin Lisa buat Papa. Tapi timing-nya kurang pas. Papa mergokin kami yang lagi pelukan di dekat kolam renang. Padahal niatku enggak gitu. Lisa tiba-tiba aja pucat pas aku bilang dia harus mau speak up soal kasusnya itu. Aku udah berhasil ngumpulin bukti dan tinggal ngebujuk dia aja buat datang ke kantor polisi.”“Terus, terus?”“Ya terus Papa curi

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   34. Pertengkaran

    Sore yang hangat mendadak panas seketika. Panas karena dua pria berbeda generasi saling tatap dengan arti masing-masing. Wajah teduh Atmaja berubah dingin, tetapi wajah Deva terlihat tenang walau tidak dengan hatinya. Sementara Khalisa semakin dilanda ketakutan bertubi-tubi. Respons tubuhnya ketika mendengar nama Suryo dan Tatang disebut membuat ia lemas dan cemas seketika. Dan tentu ia butuh charging energi. Deva ada di hadapan dan bisa memberi sedikit kekuatan. Namun, rasa-rasanya semesta tak mengizinkan. Suaminya datang dan melihat Lisa sedang didekap oleh Deva. “Apa kalian sudah saling akrab jauh sebelum aku tahu sesuatu?”Pertanyaan Atmaja membuat Kadeva memejam sesaat, begitu pun denga Khalisa.“Pa, apa yang Papa lihat enggak sama dengan apa yang Papa pikirkan, Pa.”“Oh, ya? Tolong jelaskan sekarang juga sebelum Papa membVnuhmu, Nak.”Kalimat Atmaja memang datar, tetapi cukup menakutkan bagi siapa pun yang mendengar. Bik Darsih buru-buru masuk dan mencari keberadaan Bahrul. Ia

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   33. Puncak Tertinggi

    “Bik!”Bik Darsih menoleh. “Eh, Aden? Tumben ke dapur? Perlu sesuatu?” Deva menggeleng. Ia semakin mendekat pada pelayan senior yang sudah ikut mengasuh dirinya sejak remaja tersebut. Bahkan, Deva sudah menganggap Bik Darsih sebagai ibunya sendiri. Tanpa izin, Deva langsung menubruk tubuh wanita paruh baya itu. Bik Darsih terkejut saat putra majikannya sangat erat memeluk dirinya. “Deva kangen Mama, Bik. Deva kangen Mama,” ucapnya sedikit serak. Dapat Bik Darsih rasakan tubuh putra tuannya sedikit bergetar. Deva menangis. Air matanya pun mulai membasahi baju Bik Darsih di bagian bahu.“Aden? Aden baik-baik saja?” balas Bik Darsih dengan tangan mulai mengusap-usap punggung Deva. Deva menggeleng. “Aku pernah melakukan dosa dengan kekasihku dulu, Bik. Mama kolaps sampai akhirnya meninggal gara-gara denger percakapan Deva yang udah ngerusak anak gadis orang. Mama minta Deva buat nikahin dia walau dulu dia enggak sampai hamil. Itu pesan Mama sebelum pergi. Tapi ... tapi saat ini, di

DMCA.com Protection Status