"Apa yang terjadi semalam?" Gumam Daniel setelah membuka matanya pagi itu. Sedikit demi sedikit kepingan demi kepingan mulai kembali terlintas jelas di ingatan pemilik Noel Corporation itu.Yang ia ingat adalah semalam ia mabuk di klub dengan beberapa teman dekatnya karena suasana hatinya sedang buruk setelah pertengkarannya dengan istrinya Helen Noel. Bagaimana ia harus menahan rasa marah dan kecewanya pada sang istri tercinta karena telah bermain api dengan pria lain selain dirinya, dan yang semakin membuatnya murka Helen secara terang-terangan mengakuinya dengan tanpa rasa bersalah.Apakah ini karma? Karena ia telah mengecewakan hati istrinya itu sehingga ia harus mengalami rasa sakit seperti ini? Istri yang dicintai sekaligus dibanggakan telah bercinta dengan pria selain dirinya. Bukankah itu adalah sebuah pengkhianatan atas nama cinta yang selama ini di bangun atas sebuah pernikahan?Ia ingin marah pada Helen, tapi tak bisa karena ia sendiri telah menyadari jika dialah yang memul
Mansion Noel'sHelen Noel merasa gelisah karena sejak pertengkarannya dengan Daniel malam itu, suaminya tak kunjung pulang ke mansion, dan ia semakin yakin jika Daniel pulang ke villa blue moon, tempat madunya berada. Ia merasa marah dan ingin berteriak saat ini, karena ia sangat frustasi harus menerima kenyataan jika hubungan Daniel dan mantan sekretarisnya itu semakin dekat. Walaupun ia yakin hati Daniel masih untuknya, namun keberadaan Lucy Watts yang tengah hamil pewaris dari keluarga Noel tetap sebuah ancaman bagi dirinya.Wanita itu dalam segi fisik bukanlah tandingannya, namun Helen mengakui jika Lucy memiliki kelebihan yang tak ia miliki yaitu kehamilannya itu sendiri. Bukanlah gayanya untuk melabrak wanita itu ataupun memakinya secara langsung karena jika ia melakukannya itu sama saja menurunkan derajatnya sendiri. Oleh karena itu Helen harus memikirkan cara yang lebih halus agar wanita itu menghilang dari kehidupan Daniel Noel.Pikiran buruk sempat terlintas dalam benak Hele
Hari itu untuk pertama kalinya Daniel menemaniku memeriksakan kandunganku ke dokter. Entah ada apa dengannya tiba-tiba bersikeras kali ini untuk memeriksa kandungan ke dokter kandungan bersama. Aku yang tak mampu menolak keinginannya kali ini hanya bisa menurutinya. Ketika aku masuk ke ruangan dokter, dokter Smith tersenyum melihatku datang, senyumannya bertambah lebar saat ia melihat aku tak datang seorang diri seperti biasa. "Selamat siang, Dokter," sapaku seraya tersenyum tipis dengan sedikit canggung karena ini untuk pertama kalinya aku datang bersama dengan Daniel. "Selamat siang, Mrs. Watts. Suatu kejutan Anda kali ini datang dengan suami," balasnya menyapa dengan senyuman ramahnya padaku. "Selamat siang Tuan, saya senang bisa bertemu dengan anda hari ini. Perkenalkan saya dokter Smith yang biasa memeriksa Mrs. Lucy Watts," Sapa dokter Smith kembali pada Daniel yang ada di sampingku kemudian mereka berdua pun berjabat tangan. Kulihat Daniel hanya tersenyum tipis dengan wajah
Sejak kepulanganku dari rumah sakit, aku tak bisa berhenti untuk gugup dan berdebar sepanjang waktu. Bagaimana tidak, ini adalah pertemuanku yang pertama kali dengan keluarga besar Daniel Noel. Bagaimana reaksi mereka nanti jika aku, mantan sekretarisnya adalah istri kedua Daniel, yang tiba-tiba muncul dan hamil besar? Aku tak bisa membayangkan itu semua, karena itu jelas aku sangat gugup malam ini. Malam itu, Daniel dan aku pun mulai bersiap ke mansion keluarga besar Noel. Malam ini aku sengaja mengenakan gaun panjang selutut warna soft yang tak mencolok mata, namun tetap elegan, dengan make up peach senada dengan warna gaun. Rambut panjang coklatku yang ikal kubiarkan tergerai begitu saja. Kulihat Daniel pun sudah siap dengan penampilannya yang santai tapi tetap berkelas. Ia menatapku yang sudah selesai berdandan di dalam kamar. "Kau sudah siap?" tanyanya memastikan. "Sudah," jawabku singkat dengan pandangan mata gugup. "Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat," perintahnya sera
"Apa Mom mempersulitmu tadi?" tanya Daniel padaku di dalam perjalanan pulang dari mansion keluarga Noel. "Sama sekali tidak, beliau adalah wanita yang bijaksana," jawabku jujur. "Aku pikir dia akan membencimu karena masa lalunya tapi sejak awal aku yakin dia tak akan menolak kehadiranmu," tutur Daniel dengan tanpa ekspresi, ia mengucapkannya dengan pandangan ke depan tanpa melihat ke arahku yang duduk di sampingnya. Aku tak berani berkomentar apa pun karena kupikir ini adalah pembicaraan yang sangat sensitif, yang pasti sekarang aku tahu Daniel memiliki trauma buruk di masa lalu dalam keluarganya, dapat kulihat dari sikapnya pada sang ayah tadi tentang menyinggung masa lalu mereka. "Besok aku akan pulang ke mansionku, kau jagalah dirimu baik-baik," ucap Daniel kembali. "Baik," jawabku singkat dan patuh, dapat kulihat dari sudut mataku Daniel menatapku penuh arti, namun aku mencoba bersikap tak memperdulikannya terlalu jauh. Sepanjang malam sesampainya di villa kami berdua pun men
"Kenapa Anda memberikan informasi ini pada saya, Nyonya?" Willyam Dormen bertanya penasaran pada Helen Noel ketika istri Daniel Noel itu menghubungi dan mengajak bertemu empat mata, siang itu di sebuah cafe beberapa blok dari perusahaan di mana Willyam bekerja."Tentu saja karena aku berada sama di posisimu seperti sekarang, dikhianati!" tukas Helen."Aku sudah memberikan informasi ini padamu, untuk selanjutnya kau sendirilah yang menentukannya. Yang pasti Daniel Noel bukanlah lawan yang seimbang untukmu, dia punya banyak kuasa untuk menghancurkan seseorang. Jadi aku membantumu agar kau memiliki celah untuk bisa menyelesaikan urusanmu dengan Lucy Watts,"tutur Helen tegas."Aku masih tak menyangka jika Lucy hamil dengan bosnya sendiri," Willyam berkata lirih dengan tatapan kosong. "Jika kau masih mencintainya bawa pergi wanitamu itu jauh-jauh dari hidupku dan suamiku! Kau tidak mau bukan, dia menjadi istri dari Daniel Noel, suamiku?" Helen mencoba memancing Willyam yang tampak ragu."
"Aku mau di bawa ke mana?!" aku bertanya ketakutan ketika pria asing yang menemuiku dengan tiba-tiba di taman membawa paksa aku ke dalam mobil miliknya.Suasana taman yang memang sepi membuatku tak bisa berbuat banyak untuk meminta tolong, apalagi dengan ancaman pistol yang ada di tubuhku membuat nyaliku menjadi menciut untuk melarikan diri ataupun berteriak meminta tolong.Di dalam mobil pria asing itu menyuruhku mengendarai mobil miliknya dan mengikuti instruksinya dengan menodongkan pistol itu di bawah tubuhku di sebelah kursi pengemudi."Jangan banyak tanya! Cepat kemudikan mobilnya ke tempat yang aku tunjukkan! Jika kau mencoba macam-macam, aku tak segan menembakkan pistol ini tepat di perutmu sekarang!" ancamnya keras."Aku mohon jangan sakiti aku, aku sedang hamil...," mohonku ketakutan, tak terasa air mata mulai menetes di kedua pelupuk mataku karena situasi yang mengejutkan ini."Aku bilang jangan banyak omong! Tetap konsentrasi mengemudi dan ikuti instruksiku!!" perintah pri
Daniel Noel tak bisa berhenti gelisah sejak ia mendapatkan kabar dari Marcell sang penjaga villa Blue Moon yang ia perintahkan untuk menjaga Lucy Watts, jika Willyam Dormen, mantan kekasih istri keduanya itu datang dan menemui Lucy ke villa Blue Moon semalam. Ia marah dan murka setelah tahu hal itu, apalagi setelah tahu Lucy Watts diam-diam pergi dari villa tanpa seizinnya. Sudah bisa ditebak jika kepergian Lucy adalah berhubungan dengan Willyam Dormen. Mereka berdua bertemu diam-diam di belakangnya. Suami mana yang tidak murka jika mengetahui sang istri pergi diam-diam untuk menemui pria lain di belakangnya? Karena itu, Daniel menyuruh Marvel untuk menyelidiki sekaligus mencari di mana keberadaan Lucy sekarang. "Kau sudah menemukannya?!" Daniel bertanya tak sabaran melalui sambungan teleponnya. "Maaf, Tuan. Keberadaan Nyonya Lucy tidak bisa terlacak, sepertinya sekarang Nyonya berada di suatu tempat yang jauh dan terasingkan," sahut Marvel sang peretas. "Sialan!! Apa gunanya aku
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi