Aku membuka mata ini yang masih terasa berat karena rasa sakit dan tak nyaman masih jelas terasa di seluruh bagian tubuhku. Dan yang pertama yang kulihat adalah pria itu, mimpi terburukku. Daniel Noel, seorang presdir sekaligus CEO Noel Corporation yang merupakan atasanku sendiri.Ia duduk setengah terbaring di sisi ranjang di sebelahku. Kepalanya menunduk dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.Satu dalam pikiranku. Apakah ia menyesali perbuatannya padaku?"Apakah aku menyakitimu semalam, Lucy?" tanyanya setelah menyadari aku sudah terbangun dan menatapnya penuh arti. Tatapan kami bertemu selama beberapa saat, entah kenapa bayangan semalam membuatku sesak dan merasa sakit di hatiku.Hening.Aku enggan menjawabnya, pertanyaan yang aneh dan lucu. Menyakiti? Tentu saja perbuatannya semalam sangat menyakitiku!"Maafkan aku Lucy Watts, aku tahu kesalahanku. Maafkan aku karena telah melibatmu dalam situasi seperti ini. Semalam seseorang telah memberikanku obat perangsang di klub. Aku
Mansion Noel'sDaniel Noel tampak berbaring di ranjang mewah king size miliknya, pandangan tak lepas memperhatikan sang istri, Helen Noel yang sejak tadi sibuk memainkan ponselnya dengan penuh semangat. Sesekali senyum mengembang di wajah cantiknya yang sempurna. Sudah hampir 2 jam ia sibuk memainkan jemari lentiknya di benda pipih berteknologi canggih itu seolah ia melupakan keberadaan sang suami yang sejak tadi sengaja diam dan tak berkomentar."Akan sampai kapan kau akan sibuk dengan duniamu itu hingga sampai melupakanku, Helen?" Daniel akhirnya buka suara, merasa kesal karena sikap cuek sang istri tercinta."Astaga, sayang. Aku sedang sibuk membalas komentar para fansku karena ini sangat penting untuk promosi film terbaruku." Sahut Helen dengan pandangan tak lepas di layar ponselnya."Aku tahu kau sangat sibuk dengan duniamu itu. Tapi bukan berarti kau harus melupakan kalau kau masih memiliki seorang suami bukan?" seloroh Daniel dengan gerakan rahang kaku. Kali ini ia benar-benar
Noel Corporation, Los Angeles. "Apa jadwal hari ini, Lucy?" Daniel Noel bertanya padaku saat aku masuk ke dalam ruangannya. "Siang ini Anda ada jadwal pertemuan dengan Mr. Oliver Milles, kemudian selanjutnya hari ini akan ada kunjungan dari salah satu investor kita dari Norwegia, Mr. Tobias Hakon,” jelasku datar. "Tobias Hakon? Investor yang selalu bersikap arogan itu?" Daniel bertanya dengan kedua mata menyempit. "Benar, Sir,” jawabku menjawab singkat tanpa ekspresi. "Apa kau punya alasan agar aku bisa menghindarinya?" tanyanya dengan ekspresi enggan, karena aku tahu dia sangat tak menyukai investor mesum itu. "Tidak ada, Sir, jika Anda menolak bertemu beliau akan mengancam Anda dengan menolak kerja sama dengan perusahaan ini seperti yang pernah dilakukannya beberapa bulan yang lalu,” aku menjawab serius. "Tsk, kau tahu aku tak takut dengan sebuah ancaman, Lucy. Aku hanya mempertimbangkannya karena dia adalah investor yang sudah cukup lama bekerja sama dengan Noel Corp. Selebih
"Aku menawarkan agar kau menjadi wanitaku, Lucy Watts. Jika kau mau kehidupanmu akan jauh lebih baik dari sekarang. Aku akan memberikan apa yang kau minta, menjadi wanitaku itu berarti kau tak perlu susah payah bekerja keras sebagai sekretaris Daniel Noel lagi, bagaimana apakah kau tertarik?" tuturnya penuh percaya diri. "Maaf, Mr. Hakon. Saya sudah memiliki kekasih dan hubungan kami sudah cukup serius," jawabku tegas. "Benarkah? Bagiku itu tidak masalah, karena menjadi wanitaku itu bukan berarti harus menjadi kekasih. Kau hanya tinggal menyetujuinya saja maka kita akan mulai berkencan malam ini." Astaga, pria ini memang sudah benar-benar gila dan tidak waras! Aku tak habis pikir otak mesumnya sungguh membuatku muak dan ingin segera pergi! "Dengan sangat menyesal saya menolak tawaran Anda, Mr. Hakon karena maaf saya bukan wanita yang seperti yang Anda pikirkan. Sepertinya sudah cukup saya berada di sini, saya mohon pamit dan permisi," aku menyahut dengan menahan perasaan dongkol, s
Di sebuah villa mewah di Laurel Canyol, yang sengaja di sewa Tobias Hakon, sang asisten pribadi kepercayaannya yang tak lain adalah Kenneth Done membawa Lucy Watts yang telah tak sadarkan diri karena dalam pengaruh obat bius yang diberikannya ketika dalam perjalanan. Sebenarnya Kenneth merasa berat hati harus sampai melakukan hal itu, namun perintah dari sang atasan baginya adalah prioritas utamanya. Karena jauh dalam hatinya, ia cukup mengagumi sosok Lucy Watts yang memang menarik dan memiliki pesona tersendiri. Dan karena hal itu juga yang membuat Tobias Hakon tergila-gila pada seorang Lucy Watts yang bagi bosnya itu adalah sebuah tantangan karena wanita itu berkali-kali menolak pesona sang casanova dari Norwegia. "Baringkan dia di sana, Kenneth! Bagus sekali, tugasmu luar biasa. Aku akan memberikanmu bonus yang besar setelah ini," ucap Tobias dengan senyuman kepuasan "Terima kasih Mr. Hakon, saya hanya melaksanakan perintah Anda sebaik mungkin." Kenneth menyahut datar setelah itu
Dua minggu berlalu setelah kejadian pelecehan yang dilakukan Tobias Hakon, sampai sekarang Willyam pun tak tahu dengan kejadian buruk yang menimpaku karena aku memang sengaja menyembunyikannya. Hal itulah yang membuatku semakin merasa bersalah padanya karena harus menyembunyikan dua peristiwa malam menyakitkan dalam hidupku dalam hitungan minggu. Entah kenapa aku pun merasakan hubungan kami merenggang karena kesibukan kami berdua. Willyam yang merupakan seorang manager di salah satu perusahaan properti di Los Angeles memiliki kesibukan yang cukup padat. Namun, setiap malam jika ia tidak lembur dengan pekerjaannya, Willyam selalu menyempatkan diri untuk menjemputku pulang. Akan tetapi, sudah lebih dari satu minggu ini ia tidak melakukannya. Kami pun jarang bertemu dan hanya berkomunikasi lewat via chat saja. Aku rasa memang dia sedang sibuk dengan pekerjaannya akhir-akhir ini, itu yang selalu aku pikirkan agar aku selalu berpikir positif dan tak terlalu jauh berpikir. [ Maaf sayang,
Noel Corporation "Apa kau baik-baik saja, Lucy? Wajahmu tampak pucat, jika kau belum sehat sebaiknya kau jangan memaksakan diri," Sarah bertanya cemas, ia adalah teman satu kantorku di bagian tim keuangan. Hubungan kami berdua pun cukup dekat lebih dari teman satu kantor biasa karena selama tiga tahun aku bekerja di Noel Corp. Kami berdua cukup banyak menghabiskan waktu bersama atau sekedar sharing masalah pribadi. "Aku baik-baik saja, Sarah," sahutku lirih. "Apa kau yakin?" tanyanya sekali lagi padaku. "Iya, mungkin karena ini efek kurang tidur saja," aku menjawab yakin seraya tersenyum tipis. "Baiklah kalau begitu, ayo ke kantin! Ini sudah jam makan siang," ajak Sarah padaku. "Okay baiklah, aku ambil ponselku dulu sebentar." Kemudian kami berdua pun berjalan menuju ke kantin yang ada di lantai 10 gedung ini. "Bagaimana kabar hubunganmu dengan Will? Apakah baik-baik saja, Lucy? Karena sudah satu minggu lebih dia tak terlihat menjemput pulang akhir-akhir ini?" Sarah bertanya se
Setelah tahu jika Lucy Watts sedang hamil, dan usia kandungannya pun baru 8 minggu. Ingatan malam panas itu pun kembali terbayang kembali. Bukankah tepat kurang lebih di bulan itu pun ia adalah pria pertama yang menyentuh dan menjebol segel yang di miliki sang sekretaris? Lalu mungkinkah itu adalah anaknya? Darah dagingnya sendiri? Namun, status Lucy yang memiliki seorang kekasih membuatnya ragu akan hal itu. Daniel Noel merasa tidak yakin 100% jika anak yang dikandungnya adalah anak dari benihnya. Hanya ada satu jawaban, ia harus menanyakan secara langsung pada Lucy akan keraguannya. Daniel pun menghampiri Lucy yang masih tak sadarkan diri di ruangan pasien. Menatap lekat-lekat sosok wanita yang telah mengabdi padanya selama 3 tahun bersamanya di perusahaan, dan selama itu pun, ia tidak pernah merasa kecewa dengan kinerja Lucy Watts. Bagi dirinya Lucy Watts adalah wanita pekerja keras, disiplin dan berprinsip tinggi. Secara pribadi Daniel mengakui jika ia mengagumi sekretarisnya it
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi