Aneisha tak menyangka jika saat ini dirinya mulai merasakan sesuatu yang tak biasa dalam hatinya.Ketika Tuan Zu menanyakan tentang perasaannya kepada dirinya."Kau belum menjawabku Ana, apa diriku saat ini bisa meresahkan hatimu?" Tanya Tuan Zu dengan mengangkat dagunya dengan satu jarinya.Blush .....Seketika wajah Aneisha langsung memerah ketika Tuan Zu kini mulai mengarahkan kedua mata elangnya menyorot wajahnya."Katakan Ana? Meskipun aku tau bahasa tubuhmu mengatakan bahwa kau saat ini memang memiliki rasa kepadaku. Namun, aku ingin mendengar itu dari mulutmu" ucap Tuan Zu menatap sendu wajah Aneisha."Apakah tak cukup dengan bahasa tubuhku saja untuk bisa memberikan jawaban atas pertanyaanmu, Tuan Zu? Kenapa kau selalu memaksakan kehendakmu," balas Aneisha dengan malu-malu."Kau pandai sekali memberikan jawaban, apa susahnya jika kau mengatakan kalau kau saat ini sudah jatuh hati kepadaku? Apa yang membuatmu ragu untuk mengatakan 'aku mencintaimu, Tuan Zu' bukankah dengan begi
Setelah kegiatan panasnya berbagi peluh kenikmatan, Tuan Zu yang saat itu sedikit merebahkan tubuhnya yang masih lemas di pembaringan bersama Aneisha, kini mulai beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandinya."Tuan Zu, kau mau kemana?" tanya Aneisha dengan suara manjanya."Aku harus membersihkan tubuhku Ana, aku akan terlambat jika tidak segera mandi sekarang," jawab Tuan Zu.Aneisha lalu mengganti posisinya menjadi duduk dengan menutupi tubuhnya dengan selimut.Tuan Zu lalu mendekati dirinya dan sekarang diapun perlahan-lahan mulai mencium bibirnya dan kemudian menatap wajah Aneisha."Ada apa Ana?" tanya Tuan Zu menatap teduh manik netranya."Tidak Tuan Aku han ____"CupKembali Tuan Zu melumat bibir Aneisha hingga basah dan kemudian dia sapu bibir basahnya dengan ibu jarinya."Aku akan segera pulang, aku harus bekerja Ana, sudah lama aku tidak terlalu fokus pada pekerjaanku." Ujar Tuan Zu dengan menyapu lembut wajah Aneisha.Aneisha mengangguk menatap wajah Tuan Zuan yang k
Setelah Tuan Zu berangkat ke kantornya, terlihat ketiga istri Tuan Zu sedang berkumpul di sebuah ruangan untuk membicarakan tentang rencana untuk menyingkirkan Aneisha secepatnya."Kalian lihat sendiri bukan? Betapa Tuan Zu memberikan tempat yang terbaik untuk Aneisha," Kata Lilian dengan nada sedikit marah."Lalu bagaimana kita harus menyingkirkan wanita itu dari sini? Aku tak mau jika Tuan Zu akan semakin sayang dengan dirinya," sahit Cellyn dengan nada mulai cemas."Dua hari lagi ulang tahun Tuan Zu saat itulah banyak para tamu undangan yang akan hadir, kita akan lakukan rencana untuk menyingkirkan Aneisha dengan cara membuat dirinya memperlakukan dirinya sendiri, bagaimana?" ucap Lilian dengan tersenyum smirk."Bagimana caranya kita memperlakukan dirinya? Kita bahkan tidak bisa mendekati dirinya lagi," balas Jenny dengan nada mulai kesal."Kalian serahkan semua ini kepadaku, aku akan membuat sesuatu yang tak terduga nantinya." Jawab Lilian dengan menenggak wine yang sudah dituang
Bugh ...bugh ....bugh .....Seketika pukulan pengawal tersebut langsung mendarat di wajah dan perutnya.Arsen langsung tersungkur dan tak lama kemudian pengawal tersebut langsung menarik Aneisha ke arah mereka."Jangan berani-beraninya Tuan Muda Arsen mengganggu Nyonya Muda Zu, atau Tuan Muda Arsen akan saya adukan kepada Tuan Zu," ancam pengawal tersebut dengan menatap penuh wajah Arsen.Arsen terlihat sedang tertawa sumbang dia mulai menghapus darah yang ada di sudut bibirnya dengan menatap nanar wajah Aneisha yang saat ini tengah ketakutan tak mengatakan apapun saat itu.Kedua pengawal tersebut lalu membawa Aneisha masuk ke dalam rumahnya dan meminta para pengawal lain untuk ikut mengawal Aneisha.Saat itulah Arsen langsung bergegas menuju ke kamarnya dengan perasaan mulai tak karuan.Arsen langsung membuka pintu kamar dengan kasar.Braaaakk!Arsen lalu masuk dan meninju cermin yang ada di depannya dengan keras.Pyaaaaar!Seketika kaca itupun langsung pecah dan serpihannya jatuh di
Entah mengapa Tuan Zu saat itu tiba-tiba marah kepada dirinya. Tuan Wu yang tak tau akan apa yang dipikirkan oleh Tuan Zu saat ini mulai membatin sendiri dengan perubahan sikap Tuan Zu kepasa dirinya saat ini."Ada apa Zu? Kenapa kau sepertinya sedang marah, apa kau saat ini ada masalah?" tanya Tuan Wu dengan baik-baik."Kau jangan berpura-pura baik kepadaku Wu, mengapa kau begitu tega ingin membawa Aneisha saat itu," geram Tuan Zu dengan wajah marah."Apa maksud ucapanmu?" tanya Tuan Wu tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Zu."Kau yang mengirim anak buahmu ke rumahku dan hendak membawa Aneisha pergi dari sana, bukan?" tuduh Tuan Zu"Kau sudah gila? Aku bahkan tidak mengenal siapa Aneisha. Kau jangan membual Zuan," jawab Tuan Wu dengan wajah bingungnya."Kau tidak usah berpura-pura tidak mengenali istriku, apa kau tertarik dengan istri ke empatku, hingga kau ingin menculik dirinya saat berada di sebuah taman sendiri?" "Apa? Aku tertarik dengan istrimu? Dan aku ingin menc
Aneisha tampak shock ketika Tuan Zu berbagi peluh di dalam kamar mandinya.Entah mengapa tiba-tiba hatinya benar-benar sangat marah ketika melihat Tuan Zu dengan istrinya yang lain berbagi peluhndi kamar mandinya kala itu.Tubuh Aneisha tiba-tiba mulai kehilangan keseimbangannya menahan rasa sakit dihatinya.Tuan Zu yang melihat Aneisha menangis, berusaha untuk menjelaskan kepada Ana."Ana, aku kira dia adalah dirimu." Jelas Tuan Zu dengan melilitkan handuknya ke tubuhnya saat itu.Aneisha menatap nanar wajah Tuan Zu, terlihat dia hanya terbengong ketika Tuan Zu saat ini berusaha untuk menjelaskan itu kepada Aneisha.Aneisha yang sudah tak tahan mrlihat mereka langsung keluar dari kamarnya dsn berlari menuju ke arah taman dengan menangis.Melihat Aneisha yang saat itu tak bisa menahan cemburunya dengan cepat Tuan Zu langsung membalikkan tubuh wanita yang saat itu masih terus memunggunginya."Jenny." Lirih Tuan Zu dengan mencengkram lengan kecil Jenny dengan keras."S-sakit Tuan Zu," li
Arsen kesal sendiri saat mendengar apa yang dikatakan oleh Jenny saat itu, darahnya tiba-tiba mulai mendidih. Saat itu Jenny tampak kesulitan ketika dirinya hendak berdiri saat dia terjatuh tadi."Aduh, kakiku sakit," rintihnya dengan memegangi kakinya yang tadi sempat terkilir.Arsen seketika membalikkan tubuhnya dan menaruh attensinya ke arah Jenny."Ada apa? Kenapa dengan kakimu?" tanya Arsen dengan melirik ke arah wajah Jenny yang saat ini terlihat merintih kesakitan."Kakiku terkilir, hiks," rengek Jenny dengan menangis.Arsen yang saat itu akan menuju ke arah dapur akhirnya mewurungkan niatnya untuk pergi ke sana."Mari aku bantu." Ucap Arsen dengan menggendong tubuh Jenny menuju ke kamarnya.Beberapa menit kemudian, Arsenpun tiba di depan pintu kamar Jenny dan menurunkan tubuhnya di depan pintu kamarnya."Masuklah, maaf aku tidak sengaja menabrakmu tadi," ucap Arsen dengan nada penuh penyesalan.Jenny yanng saat itu merasakan kakinya masih belum bisa berjalan, meminta Arsen unt
Beberapa menit kemudian, Aneisha dan Tuan Zu akhirnya berada di puncaknya bersama-sama lalu dan Tuan Zu langsung limbung di dekat tubuh Aneisha.Aneisha terlihat lelah dengan dada sudah mulai naik turun, disebelahnya terlihat Tuan Zu tampak memejamkan kedua matanya karena lelah.Aneisha lalu beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari peluh kenikmatan bersama dengan Tuan Zu.Setelah dia membersihkan tubuhnya, Aneisha keluar dari balkon kamar tidurnya lalu berdiri di sana.Saat itu dia melihat ke bawah, terlihat kolam renang di sana tampak begitu sepi. Tak lama kemudian, Aneisha melihat Arsen yang saat itu hendak berenang di kolam sana. Aneisha mengira jika saat itu Arsen tak melihatanya. Namun, ternyata dia salah. Arsen nyatanya melihat kehadiran Aneisha di atas balkon kamar tidurnya. Ia lalu menatap Aneisha dan mengedipkan sebelah matanya.Seketika Aneisha membalikkan badannya dan merasakan deguban jantungnya semakin mengeras."Y