ISTRI GLOWING SUAMI KELING 22
"Mbak, apa kabar?" sapa Jaka dari ambamg pintu ruang tamu rumah Ibunya.Wulan yang sedang mengobrol dengan sang pujaan hati alias mantan suaminya menoleh, tersenyum mengangguk. Lalu berdiri menyalami Jaka yang sudah mendekat dan mengulurkan tangan."Alhamdulillah, baik. Udah lama ya, nggak ketemu. Lho, istri dan anakmu tak diajak?" tanya Wulan karna tak mendapati istri dan anak Jaka setelah lelaki itu masuk rumah. Justru mantan ibu mertuanya yang melenggang masuk begitu saja dengan wajah ketus, seolah tak ada orang di ruang tamu."Di rumah, Mbak. Alika lagi tidur, jadi Risma nungguin," jawab Jaka tersenyum menutupi apa yang sebenarnya terjadi."Duduk, Mbak!" Jaka mempersilahkan tamu kakaknya itu duduk kembali. Jaka pun ikut duduk di sofa single berhadapan dengan mereka."Ibu, kok nggak keluar-keluar dari tadi," gumam Jaka pelan yang masih bisa didengar Wulan juga Joni.Joni mendengus pelan,ISTRI GLOWING SUAMI KELING 23CeklekRisma masuk rumah begitu saja tanpa mengucap salam seperti biasa. Padahal dia tau suaminya ada di rumah, terlihat dari motor yang terparkir di samping rumah. Jujur, hatinya masih kesal."Sudah pulang, Dek?" sapa Jaka tersenyum ramah sambil berjalan menghampiri istrinya yang baru saja masuk rumah.Risma yang baru menutup pintu, berbalik dan mendongak, menatap datar suaminya. Tanpa menjawab langsung melenggang masuk begitu saja. Sedangkan Alika tertidur dalam gendongannya.Jaka memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya. Bingung bagaimana cara membujuk istrinya. Dia lalu menghela nafas kasar dan menyusul istrinya ke dalam."Semua gara-gara, Ibu!" lirihnya sambil berjalan.Risma sendiri masuk ke kamar. Perlahan menidurkan putrinya di kasur. Dia meletakkan dengan pelan agar tidur Alika tidak terganggu.Jaka lebih memilih menunggu di ruang tengah. Ingin mengajaknya bicara, tapi
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 24"Pakde, silahkan diminum tehnya, mumpung masih hangat," ucap Risma seraya menaruh nampan berisi dua cangkir teh di atas karpet. Bude Narti menyusul membawa gorengan yang tadi dibawanya dari rumah."Nggak di rumah, nggak di sini sama aja, gorengane Bune," cibirnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang istri.Risma meringis, sedikit sungkan karna tak ada apa-apa untuk disuguhkan saat ada tamu datang. Kebetulan memang hari ini rencananya akan ke pasar. Siapa sangka sudah kedatangan tamu duluan. Alhasil hanya menyuguhkan apa yang ada.Tak mungkin juga meninggalkan tamunya begitu saja di rumah, lalu dia pergi ke pasar. Andai ada suaminya di rumah pun, sungkan jika ingin ke pasar, kecuali hanya ke warung. Sedangkan tukang sayur pasti hanya tinggal sisa-sisa dagangan saja jika sudah jam delapan. Hanya ada sisa ikan kemarin di kulkas."Dari rumah jam berapa tadi, Bude?" tanya Risma mengalihkan bahasan seraya
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 25"Risma, ambil nasi, ikan bakarnya sudah mateng!" titah Pakde Burhan sembari berjalan masuk rumah dengan kedua tangan memegang piring berisi ikan bakar. Alika mengekor di belakangnya."Oalah, Pak ... tadi kan udah sarapan," sergah Bude Narti."Nggak apa, Bude. Kan habis perjalanan jauh, pasti laper lagi," ujar Risma menatap Bude Narti dengan seulas senyum lalu beranjak dari duduknya.Pakde Burhan duduk di tempatnya semula setelah meletakkan piring berisi ikan bakar buatannya. Aromanya memang menggugah selera."Itu, gimana ceritanya, ikan bisa gosong sebelah?" Bude Narti menunjuk ikan yang paling pinggir di piring."Itu bukan gosong, tapi kematengan," bela Pakde Burhan."Nek, aku mau makan lagi, ya, disuapin!" pinta Alika yang duduk dipangkuan Bu Dewi."Iya. Tadi emang belum makan?" tanya Bu Dewi sembari mengecup pucuk kepala cucunya."Udah, tapi laper lagi," jawab Alika, tangannya mengusap-usap perut sambil nyengir menatap neneknya.Bude Narti memperhatika
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 26Akhirnya sepakat, lamaran dilakukan esok hari. Joni langsung menghubungi Wulan agar di sampaikan pada orang tuanya. Buah tangan pun cukup membeli saja di pasar agar tidak ribet. Walau Bu Dewi setengah hati, tapi tetap merestui.Jaka bisa kerja lebih dulu, karna acaranya jam tujuh malam. Risma pun bisa ke pasar dulu, juga menjait furing untuk tas pesanan pelanggannya. Sedangkan Joni memilih mengambil cuti."Wi, itu gula sampai meleleh di lemari, kamu beli dari kapan?" tanya Bude Narti yang tidak sengaja melihat isi lemari dapur adik iparnya, penuh dengan kebutuhan dapur."Ohh ..., itu dari Jaka. Dia kalau gajian suka beliin, katanya kalau ngasih duit nggak seberapa malu, jadi dibeliin keperluan rumah. Kadang sabun mandi, detergent, pasta gigi, kadang juga kue," terang Bu Dewi dari kursi meja makan.Bude Narti lalu melihat lihat aneka perabotan yang dikumpulkan Bu Dewi dari dia masih pengantin baru. Banyak seka
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 27Setelah salat magrib semua berkumpul di ruang tamu. Kecuali Bu Dewi yang sedari tadi masih belum keluar kamar. Aneka kue, juga jajanan pasar sudah ditata sedemikian rupa dalam beberapa wadah. Ditambah hiasan pita juga plastik parsel bening menambah cantik kue-kue itu.Risma sengaja mandi juga bersiap dari rumah mertuanya, agar tak bolak balik dan menghemat waktu. Sedangkan baju dan yang lainnya dibawakan Jaka setelah pulang kerja dan mampir kerumah dulu untuk mandi dan bersiap.Joni keluar lebih dulu untuk mengambil mobil yang akan digunakan untuk acara lamarannya. Sedangkan Pakde Burhan juga Bude Narti memilih menunggu di kursi teras. Alika sendiri tak pernah jauh dari kakeknya. Risma dan Jaka lebih memilih menunggu di ruang tamu."Pinjem mobil siapa, Jon?" tanya Pakde Burhan dari kursi teras, setelah Joni keluar dari mobil yang ia kendarai. Alika, duduk anteng dipangkuannya."Mobil temen, Pakde!" sahut Joni
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 28"Satu bulan lagi? Yang benar saja," protes Bu Dewi."Ibu ini aneh, kemarin-kemarin susah dimintai restu, marah-marah Mas Joni bawa Mbak Wulan ke rumah takut zina katanya. Giliran udah ngasih restu mau cepet-cepet nikah biar nggak timbul fitnah apalagi sampai zina diprotes juga. Heran deh," sahut Jaka yang duduk di bangku belakang bersama istrinya."Barangkali ada yang buat kamu kepikiran, Wi? Coba ngomong dari sekarang biar nggak jadi masalah nanti," ucap Bude Narti mencoba tak memojokkan adik iparnya itu, walaupun sedari tadi dia sendiri sudah mengelus dada melihat tingkahnya."Semua kan butuh persiapan, butuh biaya," balas Bu Dewi ketus."Nggak perlu khawatir soal uang." Joni yang fokus menyetir akhirnya menyahut."Aku sudah ada. Semua kebutuhan biar aku yang tanggung. Asal nggak menuruti gengsi dan ego Ibu insyaallah cukup. Yang penting sah dan selametan sederhana. Meski sederhana tapi nggak malu-
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 29"Ini cincin untuk kamu, Jon. Dan ini untuk Jaka." Bu Dewi menyerahkan cicin pernikahannya yang sudah sejak lama dia simpan. Masing-masing satu untuk Joni dan Jaka. Joni mendapatkan cincin Bu Dewi, sedangkan Jaka mendapat cicin mendiang bapaknya.Jaka dan Joni yang duduk bersisian saling pandang. Lalu menatap cicin yang berada di telapak tangan mereka. Belum begitu faham dengan maksud sang ibu memberikan cincin itu kepada mereka."Anggap saja itu bukti rasa tanggung jawabku sebagai ibu pada kalian. Gunakan untuk modal usaha, atau kalian berikan pada istri kalian. Terserah." Bu Dewi menghela napas berat sebelum melanjutkan ucapannya. "Ibu sadar selama ini tidak pernah membantu kalian sejak kalian memutuskan menikah, padahal anak lelaki itu milik ibunya. Harusnya ibu juga bertanggung jawab saat kalian dalam kesusahan dan masalah, tapi ibu malah menambah masalah."Bu Dewi menunduk tajam, tak sanggup untuk melihat anak-ana
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 30Waktu terus bergulir begitu cepat. Tanpa terasa seminggu lagi acara pernikahan Joni. Kali ini Bu Dewi lebih antusias dari biasanya. Meski hanya sederhana tapi Bu Dewi mempersiapkan sebaik mungkin.Risma ikut senang dengan perubahan ibu mertuanya itu. Ya ... walau belum sepenuhnya, tapi ucapan pedasnya sudah turun level. Hampir setiap hari dia membantu apa saja yang bisa dilakukan. Seperti hari ini, Risma membantu membuat peyek kacang juga rebon untuk isi toples dan acara selametan."Itu bumbu buat peyeknya diulek yang halus, Ris!" titah Bu Dewi sambil memasukkan kue kering ke dalam toples."Ya, Bu.""Daun jeruknya jangan lupa iris tipis.""Iya." Risma hanya menjawab singkat tanpa menoleh karena sedang fokus pada ulekan."Santennya pakai kelapa tua, jangan pakai santan instan, kurang gurih nanti.""Ya.""Minyaknya pakai yang baru. Kamu ambil di lemari.""Iyaaa."
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 30Waktu terus bergulir begitu cepat. Tanpa terasa seminggu lagi acara pernikahan Joni. Kali ini Bu Dewi lebih antusias dari biasanya. Meski hanya sederhana tapi Bu Dewi mempersiapkan sebaik mungkin.Risma ikut senang dengan perubahan ibu mertuanya itu. Ya ... walau belum sepenuhnya, tapi ucapan pedasnya sudah turun level. Hampir setiap hari dia membantu apa saja yang bisa dilakukan. Seperti hari ini, Risma membantu membuat peyek kacang juga rebon untuk isi toples dan acara selametan."Itu bumbu buat peyeknya diulek yang halus, Ris!" titah Bu Dewi sambil memasukkan kue kering ke dalam toples."Ya, Bu.""Daun jeruknya jangan lupa iris tipis.""Iya." Risma hanya menjawab singkat tanpa menoleh karena sedang fokus pada ulekan."Santennya pakai kelapa tua, jangan pakai santan instan, kurang gurih nanti.""Ya.""Minyaknya pakai yang baru. Kamu ambil di lemari.""Iyaaa."
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 29"Ini cincin untuk kamu, Jon. Dan ini untuk Jaka." Bu Dewi menyerahkan cicin pernikahannya yang sudah sejak lama dia simpan. Masing-masing satu untuk Joni dan Jaka. Joni mendapatkan cincin Bu Dewi, sedangkan Jaka mendapat cicin mendiang bapaknya.Jaka dan Joni yang duduk bersisian saling pandang. Lalu menatap cicin yang berada di telapak tangan mereka. Belum begitu faham dengan maksud sang ibu memberikan cincin itu kepada mereka."Anggap saja itu bukti rasa tanggung jawabku sebagai ibu pada kalian. Gunakan untuk modal usaha, atau kalian berikan pada istri kalian. Terserah." Bu Dewi menghela napas berat sebelum melanjutkan ucapannya. "Ibu sadar selama ini tidak pernah membantu kalian sejak kalian memutuskan menikah, padahal anak lelaki itu milik ibunya. Harusnya ibu juga bertanggung jawab saat kalian dalam kesusahan dan masalah, tapi ibu malah menambah masalah."Bu Dewi menunduk tajam, tak sanggup untuk melihat anak-ana
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 28"Satu bulan lagi? Yang benar saja," protes Bu Dewi."Ibu ini aneh, kemarin-kemarin susah dimintai restu, marah-marah Mas Joni bawa Mbak Wulan ke rumah takut zina katanya. Giliran udah ngasih restu mau cepet-cepet nikah biar nggak timbul fitnah apalagi sampai zina diprotes juga. Heran deh," sahut Jaka yang duduk di bangku belakang bersama istrinya."Barangkali ada yang buat kamu kepikiran, Wi? Coba ngomong dari sekarang biar nggak jadi masalah nanti," ucap Bude Narti mencoba tak memojokkan adik iparnya itu, walaupun sedari tadi dia sendiri sudah mengelus dada melihat tingkahnya."Semua kan butuh persiapan, butuh biaya," balas Bu Dewi ketus."Nggak perlu khawatir soal uang." Joni yang fokus menyetir akhirnya menyahut."Aku sudah ada. Semua kebutuhan biar aku yang tanggung. Asal nggak menuruti gengsi dan ego Ibu insyaallah cukup. Yang penting sah dan selametan sederhana. Meski sederhana tapi nggak malu-
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 27Setelah salat magrib semua berkumpul di ruang tamu. Kecuali Bu Dewi yang sedari tadi masih belum keluar kamar. Aneka kue, juga jajanan pasar sudah ditata sedemikian rupa dalam beberapa wadah. Ditambah hiasan pita juga plastik parsel bening menambah cantik kue-kue itu.Risma sengaja mandi juga bersiap dari rumah mertuanya, agar tak bolak balik dan menghemat waktu. Sedangkan baju dan yang lainnya dibawakan Jaka setelah pulang kerja dan mampir kerumah dulu untuk mandi dan bersiap.Joni keluar lebih dulu untuk mengambil mobil yang akan digunakan untuk acara lamarannya. Sedangkan Pakde Burhan juga Bude Narti memilih menunggu di kursi teras. Alika sendiri tak pernah jauh dari kakeknya. Risma dan Jaka lebih memilih menunggu di ruang tamu."Pinjem mobil siapa, Jon?" tanya Pakde Burhan dari kursi teras, setelah Joni keluar dari mobil yang ia kendarai. Alika, duduk anteng dipangkuannya."Mobil temen, Pakde!" sahut Joni
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 26Akhirnya sepakat, lamaran dilakukan esok hari. Joni langsung menghubungi Wulan agar di sampaikan pada orang tuanya. Buah tangan pun cukup membeli saja di pasar agar tidak ribet. Walau Bu Dewi setengah hati, tapi tetap merestui.Jaka bisa kerja lebih dulu, karna acaranya jam tujuh malam. Risma pun bisa ke pasar dulu, juga menjait furing untuk tas pesanan pelanggannya. Sedangkan Joni memilih mengambil cuti."Wi, itu gula sampai meleleh di lemari, kamu beli dari kapan?" tanya Bude Narti yang tidak sengaja melihat isi lemari dapur adik iparnya, penuh dengan kebutuhan dapur."Ohh ..., itu dari Jaka. Dia kalau gajian suka beliin, katanya kalau ngasih duit nggak seberapa malu, jadi dibeliin keperluan rumah. Kadang sabun mandi, detergent, pasta gigi, kadang juga kue," terang Bu Dewi dari kursi meja makan.Bude Narti lalu melihat lihat aneka perabotan yang dikumpulkan Bu Dewi dari dia masih pengantin baru. Banyak seka
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 25"Risma, ambil nasi, ikan bakarnya sudah mateng!" titah Pakde Burhan sembari berjalan masuk rumah dengan kedua tangan memegang piring berisi ikan bakar. Alika mengekor di belakangnya."Oalah, Pak ... tadi kan udah sarapan," sergah Bude Narti."Nggak apa, Bude. Kan habis perjalanan jauh, pasti laper lagi," ujar Risma menatap Bude Narti dengan seulas senyum lalu beranjak dari duduknya.Pakde Burhan duduk di tempatnya semula setelah meletakkan piring berisi ikan bakar buatannya. Aromanya memang menggugah selera."Itu, gimana ceritanya, ikan bisa gosong sebelah?" Bude Narti menunjuk ikan yang paling pinggir di piring."Itu bukan gosong, tapi kematengan," bela Pakde Burhan."Nek, aku mau makan lagi, ya, disuapin!" pinta Alika yang duduk dipangkuan Bu Dewi."Iya. Tadi emang belum makan?" tanya Bu Dewi sembari mengecup pucuk kepala cucunya."Udah, tapi laper lagi," jawab Alika, tangannya mengusap-usap perut sambil nyengir menatap neneknya.Bude Narti memperhatika
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 24"Pakde, silahkan diminum tehnya, mumpung masih hangat," ucap Risma seraya menaruh nampan berisi dua cangkir teh di atas karpet. Bude Narti menyusul membawa gorengan yang tadi dibawanya dari rumah."Nggak di rumah, nggak di sini sama aja, gorengane Bune," cibirnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang istri.Risma meringis, sedikit sungkan karna tak ada apa-apa untuk disuguhkan saat ada tamu datang. Kebetulan memang hari ini rencananya akan ke pasar. Siapa sangka sudah kedatangan tamu duluan. Alhasil hanya menyuguhkan apa yang ada.Tak mungkin juga meninggalkan tamunya begitu saja di rumah, lalu dia pergi ke pasar. Andai ada suaminya di rumah pun, sungkan jika ingin ke pasar, kecuali hanya ke warung. Sedangkan tukang sayur pasti hanya tinggal sisa-sisa dagangan saja jika sudah jam delapan. Hanya ada sisa ikan kemarin di kulkas."Dari rumah jam berapa tadi, Bude?" tanya Risma mengalihkan bahasan seraya
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 23CeklekRisma masuk rumah begitu saja tanpa mengucap salam seperti biasa. Padahal dia tau suaminya ada di rumah, terlihat dari motor yang terparkir di samping rumah. Jujur, hatinya masih kesal."Sudah pulang, Dek?" sapa Jaka tersenyum ramah sambil berjalan menghampiri istrinya yang baru saja masuk rumah.Risma yang baru menutup pintu, berbalik dan mendongak, menatap datar suaminya. Tanpa menjawab langsung melenggang masuk begitu saja. Sedangkan Alika tertidur dalam gendongannya.Jaka memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya. Bingung bagaimana cara membujuk istrinya. Dia lalu menghela nafas kasar dan menyusul istrinya ke dalam."Semua gara-gara, Ibu!" lirihnya sambil berjalan.Risma sendiri masuk ke kamar. Perlahan menidurkan putrinya di kasur. Dia meletakkan dengan pelan agar tidur Alika tidak terganggu.Jaka lebih memilih menunggu di ruang tengah. Ingin mengajaknya bicara, tapi
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 22"Mbak, apa kabar?" sapa Jaka dari ambamg pintu ruang tamu rumah Ibunya.Wulan yang sedang mengobrol dengan sang pujaan hati alias mantan suaminya menoleh, tersenyum mengangguk. Lalu berdiri menyalami Jaka yang sudah mendekat dan mengulurkan tangan."Alhamdulillah, baik. Udah lama ya, nggak ketemu. Lho, istri dan anakmu tak diajak?" tanya Wulan karna tak mendapati istri dan anak Jaka setelah lelaki itu masuk rumah. Justru mantan ibu mertuanya yang melenggang masuk begitu saja dengan wajah ketus, seolah tak ada orang di ruang tamu."Di rumah, Mbak. Alika lagi tidur, jadi Risma nungguin," jawab Jaka tersenyum menutupi apa yang sebenarnya terjadi."Duduk, Mbak!" Jaka mempersilahkan tamu kakaknya itu duduk kembali. Jaka pun ikut duduk di sofa single berhadapan dengan mereka."Ibu, kok nggak keluar-keluar dari tadi," gumam Jaka pelan yang masih bisa didengar Wulan juga Joni.Joni mendengus pelan,